Hikmah dan Tata Cara I’tikaf di Bulan Ramadhan

I’tikaf adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan, terutama di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Ibadah ini dilakukan dengan cara berdiam diri di masjid dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak ibadah, dan menghindari kesibukan duniawi.
I’tikaf memiliki keutamaan besar karena merupakan amalan yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah ﷺ. Beliau tidak pernah meninggalkannya, terutama di bulan Ramadhan. Dalam hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
"Rasulullah ﷺ melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkannya. Kemudian istri-istrinya melakukan i’tikaf setelah beliau wafat." (HR. Al-Bukhari No. 2026 dan Muslim No. 1172)
Tata Cara I’tikaf Sesuai Sunnah
1. Niat I’tikaf
Seperti ibadah lainnya, i’tikaf harus diawali dengan niat yang ikhlas hanya untuk Allah SWT. Niat ini tidak perlu diucapkan secara lisan, tetapi cukup di dalam hati.
Nabi ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya." (HR. Al-Bukhari No. 1 dan Muslim No. 1907)
2. Berdiam Diri di Masjid
I’tikaf harus dilakukan di masjid, sebagaimana firman Allah SWT:
Para ulama sepakat bahwa i’tikaf harus dilakukan di masjid, terutama masjid yang digunakan untuk shalat berjamaah agar pelaksanaan shalat fardhu tetap terjaga.
3. Memperbanyak Ibadah
Saat i’tikaf, seseorang dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti:
· Membaca Al-Qur’an
· Shalat sunnah
· Berzikir dan beristighfar
· Berdoa, terutama di malam Lailatul Qadar
· Merenungi makna kehidupan dan mendekatkan diri kepada Allah
4. Menghindari Perbuatan yang Tidak Perlu
Orang yang beri’tikaf harus menjauhi perbuatan yang bisa mengurangi pahala i’tikaf, seperti:
· Berbicara sia-sia atau gosip
· Menghabiskan waktu dengan hal duniawi yang tidak bermanfaat
· Meninggalkan masjid tanpa alasan yang diperbolehkan
5. Tidak Keluar dari Masjid Kecuali untuk Keperluan Darurat
Selama i’tikaf, seseorang tidak boleh keluar dari masjid kecuali untuk keperluan yang diperbolehkan, seperti:
· Buang hajat
· Mandi atau berwudhu
· Makan jika tidak ada makanan di dalam masjid
Jika seseorang keluar dari masjid tanpa alasan yang dibolehkan, maka i’tikafnya batal.
6. Waktu Pelaksanaan I’tikaf
I’tikaf dapat dilakukan kapan saja, tetapi yang paling utama adalah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah ﷺ senantiasa beri’tikaf pada waktu tersebut dengan harapan mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
"Rasulullah ﷺ melakukan i’tikaf pada setiap Ramadhan selama sepuluh hari. Pada tahun wafatnya, beliau melakukan i’tikaf selama dua puluh hari." (HR. Al-Bukhari No. 2040)
Hikmah I’tikaf
1. Menjauhkan Diri dari Kesibukan Duniawi
I’tikaf memberikan kesempatan bagi seorang muslim untuk menjauhkan diri dari hiruk-pikuk dunia dan fokus hanya kepada Allah SWT. Ini adalah waktu terbaik untuk refleksi diri dan meningkatkan kualitas ibadah.
2. Meningkatkan Kualitas Ibadah
Dalam i’tikaf, seseorang memiliki lebih banyak waktu untuk membaca Al-Qur’an, berzikir, dan shalat malam. Ini membantu meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Mempersiapkan Diri untuk Malam Lailatul Qadar
I’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan memungkinkan seseorang untuk lebih fokus dalam mencari Lailatul Qadar. Malam ini lebih baik daripada seribu bulan, sehingga sangat dianjurkan untuk mengisinya dengan ibadah.
Allah SWT berfirman:
"Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3)
4. Melatih Kesabaran dan Kesungguhan dalam Beribadah
I’tikaf membutuhkan kesabaran dan komitmen. Seseorang harus menahan diri dari gangguan duniawi dan berusaha memaksimalkan ibadahnya. Ini adalah latihan spiritual yang sangat berharga.
5. Meneladani Sunnah Rasulullah ﷺ
Melakukan i’tikaf berarti mengikuti jejak Rasulullah ﷺ yang senantiasa melaksanakannya setiap tahun. Ini adalah bukti cinta kita kepada Nabi dan keinginan untuk menjalankan sunnahnya.
6. Meningkatkan Hubungan dengan Allah SWT
I’tikaf adalah momen untuk memperbaiki hubungan dengan Allah. Dengan lebih banyak beribadah dan berdoa, seseorang akan merasakan ketenangan hati dan kedekatan yang lebih dalam dengan-Nya.
I’tikaf adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, terutama di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dengan niat yang ikhlas dan tata cara yang benar, seseorang dapat memperoleh banyak manfaat seperti meningkatkan kualitas ibadah, menjauhkan diri dari duniawi, dan meraih malam Lailatul Qadar.
Hikmah dari i’tikaf sangatlah besar, di antaranya adalah memperkuat hubungan dengan Allah, melatih kesabaran, dan meneladani sunnah Rasulullah ﷺ. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk menjalankan i’tikaf dan Allah menerima amal ibadah kita. Aamiin.
*Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id
Editor : Ashifuddin Fikri
Writer : Nur Isnaini Masyithoh