Depo Purawisata Bersih, Pemkot Percepat Pengosongan Sampah

 

 

Mergangsan - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya mengosongkan depo-depo sampah besar guna mempercepat penyelesaian permasalahan sampah di kota. Langkah ini menjadi prioritas hingga libur Lebaran mendatang, terutama untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kawasan wisata.

 

Salah satu depo yang menjadi perhatian adalah Depo Sampah Purawisata yang berada di Jalan Brigjen Katamso. Saat ini, depo tersebut telah dibersihkan, dan harapannya tetap terjaga dengan baik.

 

“Depo yang ada Jalan Brigjen Katamso alhamdulilah sudah bersih ya, saya kita toh nanti kalau dipakai untuk menaruh lagi harapan saya lagi tidak sampai numpuk. Misalnya hanya satu, dua, atau tiga truk disini (Depo) segera dibawa keluar. Seperti itu kan bagus jadi tidak menimbulkan dampak ke lingkungan,” ujar Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo saat mengunjungi depo sampah di Jalan Brigjen Katamso, Kamis (6/3).

 

Pengosongan depo jalan Brigjen Katamso

 

Pihaknya menegaskan bahwa depo sampah tidak boleh menjadi tempat penumpukan yang berlarut-larut. Ia berharap sampah yang masuk ke depo dapat segera diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau dikelola dengan sistem yang lebih ramah lingkungan.

 

Ia juga mengingatkan para petugas penjaga depo untuk selalu memastikan agar sampah tidak menumpuk dalam jumlah besar, sehingga kebersihan dan kenyamanan lingkungan tetap terjaga.

Penyiraman depo sampah

 

Secara terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, menjelaskan bahwa pengosongan depo sampah dilakukan secara bertahap sesuai kuota yang diberikan oleh Balai DLHK.

 

"Kemarin kami telah mengosongkan Depo Kotabaru di dekat RRI, kemudian Depo Purawisata. Saat ini, sudah mulai berproses pengosongan di Depo Taman Sari, selanjutnya Depo Ngasem, dan lokasi-lokasi lain yang berdekatan dengan tempat wisata akan dijadwalkan berikutnya," ujar Haryoko.

 

Ia menambahkan bahwa total sampah yang dialokasikan untuk dipindahkan ke TPST Piyungan mencapai 4.000 ton yang merupakan sampah tidur atau sampah yang telah lama mengendap di depo. Jumlah ini belum termasuk sampah harian yang terus bertambah setiap hari.

Kondisi Depo Purawisata Jalan Brigjen Katamso

"Untuk sampah harian, kami lakukan di tempat pengolahan sampah milik Pemkot Yogyakarta yang terus beroperasi," tambahnya.

 

Haryoko menyebutkan Pemkot Yogyakarta saat ini mengoperasikan empat Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) di Nitikan, Kranon, Karangmiri, dan Siti Mulyo. Setiap TPS dilengkapi dengan mesin Gibrik dan RDF (Refuse Derived Fuel) untuk mengelola sampah secara lebih efektif. Mesin RDF berperan dalam mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif, yang kemudian dimanfaatkan dalam industri semen. Proses ini merupakan hasil kerja sama antara Pemkot Yogyakarta dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Cilacap.

 

“Untuk penambahan incinerator masih berproses. Kami rasa saat ini, semua program pengelolaan sampah telah berjalan on the track (sesuai rencana), dan diharapkan dapat segera diselesaikan guna mendukung sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” tambahnya. (Chi)