Bausasran Siap Dikembangkan Sebagai Kampung Ekowisata

 

Memiliki 13 Kelompok Tani dan 12 Kelompok Bank Sampah, Bausasaran kian hijau dengan landscape lorong sayur yang hampir bisa ditemui di sejumlah gang.

Dengan modal itu, Bausasran didorong sebagai kampung ekowisata yang nantinya bisa memberikan dampak bagi warganya.

Ide tersebut mendapat sambuatan hangat dari Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi. Menurutnya, dengan lahan yang terbatas bukan berarti menghambat proses pertanian di perkotaan.

“Sekarang menanam aneka sayur tidak lagi harus dilakukan di lahan yang luas. Ada banyak media tanam yang bisa digunakan dan hasilnya pun maksimal. Menanam sayur bisa dilakukan di lorong-lorong jalan seperti ini,” kata Heroe saat menutup KKN Fakultas Bioteknologi dan Bisnis UKDW di Bausasaran, Sabtu (15/2/2020).

Dia menambahkan seluruh jenis tanaman sayur yang kerap dikonsumsi sehari-hari seperti cabai, selada, tomat, sawi, kangkung, bayam, seledri hingga terung bisa dibudidayakan di kampung sayur.

“Yang perlu diupayakan adalah keberlanjutan dari budi daya sayur di pekarangan dan harapannya, kegiatan seperti ini bisa diperluas lagi sehingga masyarakat benar-benar memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri,” ujarnya.

Pihaknya menyebut konsep gandeng gandong seperti yang tengah dilakukan Bausasaran dengan Fakultas Bioteknologi dan Bisnis UKDW ini harus terus dikembangkan di seluruh wilayah Kota Yogyakarta.

“Inilah yang harus kita dorong, agar semua bisa maju bersama, antara kampung pemerintah dengan masyarakat salah satunya dengan KKN,’ ucapnya.

Ketua Kelompok Tani Bustan Adi Sumartina mengatakan, warga Bausasaran mempunyai antusias yang sangat besar untuk mendorong kampung sayur di Bausasaran, selain menanam sejumlah pelatihan juga terus digalakkan.

“Dengan adanya KKN ini konsep Ekowisata Bausasaran juga akan semakin dimatangkan,” ucapnya.

Sejumlah terobosan hasil warga dengan program KKN UKDW untuk mendorong ekowisata yakni diantaranya palatihan pembuatan pupuk organik, katalog gemah ripah, lorong sayur, kolam terapi ikan, pelatihan marketing.

“Selain itu, kelompok bank sampah juga terus kami dorong untuk pendukung kampung sayur atau kelompok tani,” imbuhnya.

Para aktivis bank sampah juga tengah mengadakan sejumlah inovasi, seperti pelatihan membat sabun dari limbah minyak yang diikuti oleh seluruh anggota dari 12 kelompok bank sampah yang ada. (Tam