Inovasi Pemkot Yogya Dalam Merawat dan Melestarikan Pasar Tradisional dengan Sistem Belanja Daring

Tak ingin pasar tradisional ditutup saat pandemi covid 19, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogyakarta manfaatkan sistem belanja dalam jaringan (online) untuk membantu pedagang pasar tradisional menjual barang dagangan.

Kepala Disperindag Kota Yogya, Yunianto Dwi Sutono mengatakan keadaan saat ini merupakan keadaan yang sulit. Menurutnya ada dua pertimbangan yang bisa diambil agar pasar tradisional tetap aman tidak terpapar covid 19.

"Pertama kalau harus ditutup sosial ekonomi akan terdampak, setiap harinya keadaan normal ada lebih dari 30 ribu orang yang tergantung pada pasar tradisional itu meliputi pedagang, suplayer, buruh gendong, dan lainnya," katanya, Kamis (9/4/2020).

Ia mengatakan atas pertimbangan tersebut dipilihlah langkah yaitu merawat dan melestarikan pasar tradisional di tengah pandemi covid 19 dengan memanfaatkan belanja dalam jaringan.

Tidak lupa para pedagang dan masyarakat yang berkunjung ke pasar tradisional diberikan pengeritian untuk selalu menjaga kebersihan, menjaga kesehatan, selalu jaga jarak antara satu dengan lainnya.

"Tentu yang kami pilih adalah pilihan kedua, untuk menjaga stabilitas ekonomi sosial di Kota Yogyakarta. Hampir seluruh pasar di Kota Yogyakarta sudah ada wastafel total ada 75 wastafel, lalu alat cuci tangan portabel, dan kami selalu lakukan edukasi masyarakat untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan bersih," ucapnya.

Transaksi daring sendiri akan disiapkan di enam pasar tradisional yaitu Pasar Beringharjo, pasar Demangan, pasar Kotagede, pasar Legi Patangpuluhan, pasar Kranggan, dan pasar Sentul.

“Keenam pasar tradisional tersebut merupakan pasar yang memang memiliki persediaan bahan kebutuhan pokok yang lengkap. Lokasinya pun tersebar sehingga bisa memenuhi permintaan dari berbagai sudut Kota Yogyakarta,” katanya.

Disperindag Kota Yogya, katanya, mengusahakan cara transaksi yang simpel melalui media sosial atau bahkan melalui pasar digital (marketplace atau e commerce). Untuk e-commerce kami lakukan komunikasi intensif dengan pihak ketiga yaitu gojek dan titipku.com.

Untuk pemesanan melalui Gojek, masyarakat hanya tinggal membuka aplikasi GoShop kemudian di halaman GoShop akan muncul banner update harga di enam pasar tradisional tersebut.

“Setelah itu masyarakat tinggal menentukan pasar mana yang akan dipilih melalui menu pencarian pasar, usai menentukan pasar mana yang akan dituju, driver gojek akan menuju pasar tersebut dan bertemu dengan runner (petugas pasar)” katanya.

Kemudian, lanjut Yunianto, petugas pasar akan melakukan pembelanjaan didalam pasar dan ketika sudah selesai, petugas pasar akan kembali ke driver sekaligus untuk proses pembayaran,

“Driver akan menerima kuitansi pembelanjaan resmi dari Disperindag Kota Yogya” jelasnya.

Para pedagang nantinya tidak perlu membuka akun atau mendaftar terlebih dahulu tetapi pedagang tinggal memperbaharui harga dan siap untuk melayani para driver ojek yang belanja di pasar tradisional.

"Harapan kami dalam minggu ini dapat segera dilaunching layanan tersebut, rencananya kurang lebih ada 6 pasar yang siap untuk melayani pasar daring ini. Pedagang tidak perlu ribet mendaftar hanya updat harga dan melayani saja, nanti yang belanja ada driver ojek online," jelasnya.

Pihaknya juga akan mengedukasi para ojek online yang berbelanja ke pasar agar selalu menjaga kesehatan, menjaga kebersihan. Dengan adanya layanan ini physical distancing dapat tetap dilakukan sehingga dapat mencegah covid 19 menular. (Han/Wsp)