Kini Kota Yogya Miliki Jalur Wisata Sepeda

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya membangkitkan ekonomi masyarakat yang ada di Kota Yogya, salah satunya pada hari ini di resmikan jalur wisata sepeda Kota Yogyakarta.

Pada kesempatan tersebut Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti didampingi Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi serta jajaran Pemkot Yogya berkesempatan mencoba jalur tersebut.

Menurut Walikota, banyak potensi perkampungan di Kota Yogya yang belum banyak dikenal masyarakat luas, dengan adanya jalur wisata sepeda ini diharapkan potensi-potensi yang ada wilayah dapat terangkat.

“Dengan terangkatnya potensi tersebut semoga dapat menambah perekonomian warga di sepanjang jalur tersebut dan menurunkan angka kemiskinana di Kota Yogya” jelasnya di Bendung Lepen, Jumat (25/9/2020).

Ia mengungkapkan sebagaimana di Kota Yogyakarta, tren sepeda saat ini sedang naik daun. "Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa saat ini banyak menikmati aktivitas di luar rumah dengan bersepeda, kesempatan baik ini harus kita manfaatkan" jelasnya.

Jika para pesepeda itu dapat diarahkan untuk melintasi ruang terbuka hijau yang ada di pinggir sungai, maka juga dapat berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat di sana.

"Saya kira, jalurnya cukup aman dan menyenangkan untuk disusuri. Bahkan banyak hal baru yang bisa dinikmati, ternyata ada beberapa yang sama sekali belum tahu potensi yang ada di kampung-kampung," katanya.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta menjelaskan jika jalur wisata sepeda di Kota Yogya di bagi menjadi lima rute, rute pertama adalah rute dengan tema romansa kota lawas sepanjang 13,33 KM.

"Rute ini mulai dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menuju jalan Jendral Sudirman, jalan Sajiono, Juandi, Ipda Tut Harsono, Kusumanegara, kemudian menuyusui Kotagede, dan berakhir di Bendungan Lepen" jelasnya.

Rute ini, katanya, para pesepeda bisa menemukan Kraton Mataram Islam yang pertama di Kotagede. Masjid Mataram, pemakaman Raja-raja Mataram, serta kampung-kampung tua bekas peninggalan raja Mataram Panembahan Senopati serta bangunan eksotik, Kraton lama di Kotagede.

"Selain itu di rute ini bisa menjumpai pengrajin perak yang terkenal di Kotagede, industri dan oleh-oleh kawasan khas Yogyakarta seperti yangko, roti kembang waru, sirup yang melegenda sampai produk coklat yang cukup banyak tersedia disana.

Bisa juga menyusui sungai, melihat eksotisme jalan-jalan pinggir sungai sambil bersepeda melihat kehidupan orang-orang Jogja yang ramah. Bisa kulineran di pinggir sungai. Bisa naik perahu menyusuri sungai sampai di bendung Lepen. Di rute ini juga bisa ditemukan batik motif Jogjakarta dan modern. Sesuai namanya, maka sensasi kota lama di Yogya akan terasa dan tidak akan terlupakan," katanya.

Untuk rute dua adalah rute tilik jeron beteng sepanjang 8,68 KM. Rute ini mulai dari Pasar Pakuncen, menyusuri kampung Ketanggungan, Sindurejan, Suryodiningratan, Magangan dan finish di Plaza Ngasem.

"Ini adalah rute menyusuri situs Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yaitu Kraton yang saat ini masih hidup dan dihormati, dimana yang menjadi Raja adalah Sri Sultan Hamengkubuwono X. Disamping itu para pesepeda juga bisa mengulik tentang potensi di sekitar Kraton, Tamansari, Alun-alun, dan sebagainya," jelasnya.

Di rute ini juga para pesepeda diajak menelusuri sungai Winongo sisi selatan. Ketemu kampung Patangpuluhan yang juga sebagai pusat budaya, kerajinan dan kuliner, juga bisa melihat bendung Tanjung, mino julantoro yang juga menawarkan aroma desa di kota Yogyakarta. Menjadikan kawasan jadoel di kota Yogyakarta pada sensasi yang berbeda.

Rute tiga adalah rute jajah kampung susur sungai, rute ini sepanjang 6,55 KM, di mulai dari jalan Jendran Sudirman, menuju jalan Gondolayu, lalu menyusuri kampung Karangwaru, kampung Bener dan berakhir di Museum Pengeran Diponegoro.

"Potensi seni budaya seperti Jathilan dan atraksi rakyat Jogja sampai menyusuri kampung sayur yang hijau di kota Yogya. Kerajinan, kuliner, oleh-oleh juga bisa didapat di rute ini. Di rute ini juga para pesepeda akan di suguhkan suasana sungai di tengah kota dengan pemandangan yang menyegarkan mata. Kalau menyusuri dihari minggu juga akan bertemu pasar minggon code dipinggir sungai dengan aneka kuliner masyarakat setmpat," bebernya.

Sementara untuk rute 4 adalah jajah kampung 2 sepanjang 6,52 KM, rute ini menawarkan eksotisme bangunan kuno peninggalan Belanda yang masih banyak ditemukan di Kota Yogyakarta mulai dari museum wiratama, bengkel kereta balai yasa hingga makam wijaya brata.

"Para pesepeda juga bisa menemukan kampung kerajinan Jogja sentra jumputan, wayang karakter bahkan juga cosplay yg sudah dijual hingga manca negara," ujarnya 

Sedangkan Rute lima adalah rute taman pintar sepanjang 6,17 Km. Rute ini adalah rute yang membawa perjalanan dari Taman Pintar yang berada di pusat Kota menuju selatan, yang berakhir di Giwangan yang nantinya akan menjadi taman Pintar 2.

"Rute ini melewati sungai Code sisi selatan, memasuki Prawirotaman yang dikenal sebagai kampung turis, dengan pasar Prawirotaman yang sebentar lagi menjadi hub untuk ekonomi kreatif dan area Co working space. Di Keparakan para pesepeda bisa menjumpai aneka oleh-oleh dari kuliner, kerajinan kulit sendal, kaos, tas sampai batik dan lurik. Tentu saja juga kampung kuliner pinggi sungai Code,"ungkapnya

Untuk memudahkan para pesepeda, ia mengatakan perlunya mengakses Jogja Smart Service (JSS) sebagai petunjuk rute dan kebutuhan lain, maupun terkait informasi dan aduan masyarakat seputar Kota Yogyakarta.

"Supaya tidak bingung, khususnya wisatawan luar daerah bisa cari tahu seputar Kota Yogyakarta dari JSS, termasuk rute sepeda wisata ini akan muncul di aplikasi," katanya

Selain untuk meningkatkan perekonomian warga, bersepeda juga sangat baik untuk kesehatan dalam keadaan apa pun, terlebih di masa pandemi seperti sekarang.

"Sepeda menjadi salah satu gaya hidup sehat yang begitu populer saat ini. Sepeda adalah salah satu olahraga yang mengasikkan," jelasnya.

Namun demikian, ia mengingatkan dalam bersepeda masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Selain itu, juga harus mematuhi rambu lalu lintas.

"Mulai dari kesiapan sepeda, menggunakan helm, memakai masker, menjaga jarak, tetap rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer sampai dengan mematuhi rambu lalu lintas, dan yang terpenting adalah terus memperbarui lokasi tujuan bersepeda," tuturnya. (Han)