Pemkot Yogya-BBPOM Komitmen Tingkatkan Pengawasan Obat dan Makanan

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menerima kunjungan kerja Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta. Dalam kunjungan itu kedua belah pihak berkomitmen untuk saling berkoordinasi meningkatkan pengawasan terkait keamanan obat dan makanan di Kota Yogyakarta.

“Prinsip perlindungan konsumen atau masyarakat terkait keamanan makanan dan obat menjadi prioritas kami,” kata Sekda Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya yang menerima kunjungan kerja BBPOM Yogyakarta, di Balaikota Yogyakarta Senin (10/5/2021).

Menurutnya Kota Yogyakarta yang memiliki industri makanan maupun obat tradisional seperti jamu skala rumah tangga memerlukan penanganan khusus untuk memenuhi keamanan dan standar teknis. Oleh sebab itu dalam pengawasan dan edukasi keamanan makanan dan obat akan memerlukan koordinasi lintas sektor.

“Maka yang harus akan diperkuat koordinasi lintas sektor. Kami akan koordinasi bagaimana menyusun peta jalan pengawasan lintas sektor terkait makanan dan obat,” paparnya.

Selain itu, pihaknya menyatakan akan melakukan koordinasi lintas sektor terkait kebijakan program dan anggaran yang afirmatif terhadap perlindungan masyarakat terkait keamanan makanan dan obat. Misalnya melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan serta Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Yogyakarta.

Selama ini Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga melakukan pembinaan pada para pelaku produsen makanan skala rumah tangga untuk mengurus izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Hal itu agar makanan yang diproduksi sesuai standar, aman dan higienis.

“Sektor makanan dan obat tradisional (jamu) menjadi peluang mesin pembangunan di Yogyakarta dari sektor pariwisata. Misalnya gerakan produk oleh-oleh makanan untuk memenuhi dari sisi izin PIRT,” terang Aman.

Sementara itu Kepala BBPOM Yogyakarta Dewi Prawitasari mengajak Pemkot Yogyakarta untuk melakukan pengawasan bersama terkait keamanan obat dan makanan. Baik dari sisi produsen hingga perdagangan produk di pasaran. Termasuk melakukan edukasi keamanan obat dan makanan di masyarakat.

“Kami ingin bersama Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan (Pemkot Yogyakarta) sama -sama melakukan pengawasan. Harapannya ada fasilitator-fasilitator untuk keamanan pangan yang dilatih,” jelas Dewi.

Pihaknya menegaskan pengawasan bersama penting agar komprehensif karena selama ini masih ditemukan produk makanan yang tidak memenuhi keamanan pangan. Dicontohkan makanan kerupuk ‘gendar’ dari hasil sampling di beberapa pasar di DIY ditemukan mayoritas mengandung boraks yang dalam jangka panjang bisa membahayakan bagi kesehatan. Untuk mengatasi itu BBPOM akan mengadakan program aksi gendar bebas boraks di DIY pada Juni 2021.

“Kami edukasi masyarakat terkait penggunaan tepung kanji sebagai pengganti bleng untuk membuat gendar. Target kami ada 1000 duta di DIY untuk edukasi itu ke masyarakat,” ucapnya.(Tri)