Optimalisasi Peran Keluarga Cegah Tindak Pidana Perdagangan Orang

Tim Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO) laksanakan rapat perdana pada hari Rabu (19/05/2021). Rapat dilaksanakan di Ruang Rengganis, Gedung TP PKK. Acara diikuti oleh perwakilan dari Yayasan SAMIN, Polresta Yogyakarta, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), DP3AP2KB selaku penggagas serta SKPD Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta lain yang terkait.

Agenda diisi dengan diskusi tentang peran serta institusi-institusi yang tergabung dalam upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang, terutama di lingkup Kota Yogyakarta. Salah satu narasumber yang hadir dari Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA), Enik Hambanari, mengutarakan beberapa kasus yang pernah terjadi merupakan pola-pola pengulangan.

Enik menjelaskan, “Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pola asuh dan ketahanan keluarga. Kasus-kasus yang terjadi kalau diamati sebenarnya memiliki pola pengulangan yang bersumber pada dua hal tersebut.”

Selain pengamatan terhadap kasus-kasus yang terjadi sebelumnya, Nono Karsono sebagai perwakilan dari Yayasan SAMIN juga menambahkan pentingnya kajian analisis terhadap bidang hukum. Perlu ada indikator yang menjadi pembeda antara kasus perdagangan orang dengan kasus-kasus lain seperti eksploitasi ekonomi dan masalah keluarga.

“Masalah bisa melibatkan unsur seksualitas dan ketidakadaan sumber-sumber edukasi mengenai hal tersebut. Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan mengintegrasikan forum-forum anak sebagai upaya pencegahan,” ujarnya.

Hal tersebut diamini oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak (PPHA), Sri Isnayanti Sudiasih, dari DP3AP2KB. Sumber edukasi primer terkait permasalahan ini berada pada basis keluarga. Bidang PPHA akan bekerja sama dengan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM).

“Optimalisasi peran keluarga dan masyarakat menjadi tanggung jawab bersama. Kalau anak-anak membutuhkan teman bercerita, kita juga sudah siap lewat telepon sahabat anak di 0811 2848 404. Bahkan bila diperlukan penanganan psikolog, kita juga menyiapkan psikolog klinis di PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga) yang siap mendampingi,” tutur Isnayanti. (Fjr)