ULD Gelar Workshop Kurikulum untuk Pengawas dan Kepala Sekolah

Yogyakarta – UPT Layanan Disabilitas (ULD) Bidang Pendidikan dan Resource Center menggelar Workshop Adaptasi Kurikulum untuk pengawas dan kepala sekolah di Kota Yogyakarta. Workshop ini sebagai salah satu pendukung berjalannya pendidikan inklusi untuk Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) di sekolah.

Kepala ULD Drs. Aris Widodo, M.Pd., mengatakan kegiatan ini penting diberikan kepada para pengawas dan kepala sekolah. Sebab, kata dia, para pengawas dan kepala sekolah berhubungan langsung memantau adaptasi kurikulum untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di sekolah-sekolah.

“Pengawas dan kepala sekolah dapat memonitor Guru Pendamping Khusus (GPK) dan guru kelas demi berjalannya pendidikan inklusi,” tutur Aris saat sambutan di acara Workshop Adaptasi Kurikulum, Selasa, 24 Januari 2023.

Aris menuturkan ULD, sebagai pelaksana teknis layanan pedidikan untuk PDBK, bertugas memfasilitasi kegiatan pendidikan inklusi yang ada. Salah satunya, yaitu terkait Workshop Adaptasi Kurikulum ini.

“Kami itu pendukung pengawas dan kepala sekolah. Tugas kami memfasilitasi agar kegiatan pendidikan inklusi ini tetap berjalan,” ucap Aris.

Workshop Adaptasi Kurikulum ini berlangsung pada 24-26 Januari. Workshop ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan SD Negeri Ngupasan Yogyakarta dengan jumlah peserta 60 orang yang terdiri dari pengawas dan kepala sekolah. Adapun, pengisi materi yakni dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNY Dr. Sukinah, M.Pd, serta dua psikolog ULD Raras Pramudita, M.Psi., Psikolog, dan Itsna D. Layyinatus. S, M.Psi., Psikolog.

Menurut Aris, implementasi pendidikan inklusi salah satunya adalah terkait adaptasi kurikulum. Dalam mendidik ABK, para pendidik termasuk sekolah perlu tahu apa yang cocok untuk diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan inklusi. Misalnya saja, apakah untuk seorang siswa ABK dibutuhkan perubahan kurikulum atau perubahan strategi belajar.

“Semisal tingkat IQ anak itu rata-rata normal, maka strategi belajar yang diubah. Jika IQ di bawah rata-rata, maka kurikulum yang diubah,” tutur Aris.

Aris mengatakan penguasaan karakter anak juga sangat diperlukan dalam menjalankan pendidikan inklusi. Dengan melihat karakter ini, penentuan strategi belajar akan lebih mudah diterapkan.

“Semua tergantung kebutuhan, kurikulum atau strategi belajar yang diubah. Kuncinya semua nanti ada pada asesmen siswa tersebut,” kata Aris.

Syafiul Hadi