Saresehan Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan YME Kota Yogyakarta

Indonesia merupakan Negara majemuk yang dihuni oleh bermacam Suku, Agama dan Penghayat Kepercayaan. Kemajemukan Indonesia tampak dari puluhan ribu Pengahayat Kepercayaan yang telah berkembang serta eksis di Indonesia sejak lama, yang di antaranya sudah terdaftar maupun belum terdaftar. Sejarah mencatat bahwa para Leluhur Bangsa Indonesia yang mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa juga memiliki beragam ritual serta cara beribadah yang beragam dengan bentuk kepercayaan masing-masing, baik berdasarkan klan hingga adat budaya tertentu. Indonesia sendiri menjamin kebebasan beragama sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang serta berlandaskan Pancasila untuk mewujudkan negara demokrasi yang berkeadilan, namun dalam prosesnya demokrasi saat ini terkhusunya pada tahun-tahun politik, beragam tantangan bersama untuk mengatasi ragam dinamika yang terjadi untuk mewujudkan pesta demokrasi yang meriah namun tetap sejuk dan menyenangkan.

Pemerintah Kota Yogyakarta melalui peran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta turut berpartisipasi dalam mengawal demokrasi melalui pembangunan perdamaian dalam keberagaman berkeyakinan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang demokratis dan berkeadilan untuk semua, dengan didasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Pada hari Selasa 23 Mei 2023 pukul 13.20 s/d 15.30 WIB di Pendopo Padepokan Sumarah (Jalan Setiaki Nomor 8, Wirobrajan, Kota Yogyakarta) telah berlangsung kegiatan "Saresehan Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan YME Kota Yogyakarta" dihadiri lebih kurang 40 orang. Harapannya, kegiatan Sarasehan bagi Penghayat Kepercayaan di Kota Yogyakarta ini dapat menjadi wadah penampung inspirasi sekaligus aspirasi melalui diskusi bagi ragam perbedaan diksi tanpa memaksakan adanya persamaan, melainkan sinergi ide-ide dalam mewujudkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Narasumber dalam kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Tri Agus Inharto, SH (Ketua Bawaslu Kota Yogyakarta) dan Bapak M. Hardjo Soedarjono, SH, M. Kn (MLKI Kota Yogyakarta). Mengawali sambutan oleh Ketua Presidium MLKI Kota Yogyakarta, Bapak R. Edi Suyudono menyampaikan Bakebangpol Kota Yogyakarta selalu bersama MLKI untuk saling silaturahmi antar Kadang Penghayat. Sampai saat ini di MLKI Kota Yogyakarta ada 15 Paguyuban yang tercatat.

Kemudian, dalam menjelang tahun politik yakni Pemilu dan Pilkada tahun 2024 mendatang, Bapak R. Edi Suyudono (Ketua Presidium MLKI Kota Yogyakarta) memberikan materi terakit pentingnya pengawasan dalam pemilu untuk mencegah konflik politik yang merugikan banyak orang. Karena itu, masyarakat pun harus jeli melihat kondisi politik saat ini sebab beragam metode kampanye yang dilakukan untuk menjerumuskan pada unsur negatif dengan isu SARA dan hoax yang beredar terutama di media sosial.

Secara kelembagaan MLKI sebagai Ormas tidak berafiliasi dengan salah satu Partai Politik. “penghayat kepercayaan wajib dalam kesehariaannya melakukan sikap perilaku untuk terwujudnya HAMEMAYU HAYUNING PRIBADI, HAMEMAYU HAYUNING SASAMA, dan HAMEMAYU HAYUNING BAWANA yang artinya Sikap perilaku aplikatif keseharian selalu berupaya untuk mewujudkan ketenteraman lahir batin, keguyubrukunan lahir batin, tepa salira, keayomayemtentreman dalam hidup sosial kemasyarakatan,  tetulung sepi ing pamrih, kewelasasihan terhadap sesama, ngedohi sikap-sikap pendhakon, menjaga harmonisasi dalam rangka paseduluran sak lawase, dan sikap-sikap budi luhur lainnya yang bayak tersurat maupun tersirat dalam ajaran kepercayaan”, ungkap Bapak M. Hardjo Soedarjono, SH, M. Kn (MLKI Kota Yogyakarta) dalam materi yang dibawakannya.

Dengan terjaganya kesadaran menghayati arti dan makna atas kepercayaan tergadap Tuhan YME serta sikap perilaku keseharian aplikatif tersebut diyakini dapat menetralisir dampak negatif dari perhelatan Pemilu mendatang. Terakhir, Bapak M. Hardjo Soedarjono, SH, M. Kn memberi pesan bahwa jangan jadikan SARA sebagai alat dalam memecah belah bangsa Indonesia.