Sosialisasi Ketahanan Ekonomi dan Sosial Tahun 2023

Perkembangan Dunia saat ini begitu pesat, perubahan stabilitas ekonomi serta krisis di Negara dari belahan Dunia lain kini dapat memberikan pengaruh terhadap stabilitas ekonomi di belahan Dunia lain dalam sekejap, bahkan keputusan-keputusan ekonomi yang didasari hubungan diplomatik seperti embargo terhadap Negara penghasil komoditas bahan mentah, bisa saja menciptakan kelangkaan serta krisis parah di Negara lain yang menjadi mitra dagang Negara tersebut, yang pada akhirnya mempengaruhi beragam inflasi keuangan Negara-Negara yang perekonomiannya memiliki kaitan erat dengan Negara-Negara lain yang menjadi mitra ekonominya, tanpa terkecuali Indonesia.

Selain dari pengaruh ekonomi global, secara kondisi Nasional juga kita ketahui bersama bahwa tahun 2023 ini merupakan tahun politik, dimana tantangan ekonomi dan pasar akan semakin meningkat seiring permintaan berbagai komoditas penting mulai dari bahan bakar, sandang, Sembako, dan berbagai komoditas lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan belanja Kampanye politik, serta mobilisasi masyarakat yang diprediksi akan terjadi sejak sebelum masa Kampanye hingga sesudah Pemilu yang merupakan tantangan yang harus kita hadapi sebagai salah satu upaya kita dalam menjaga proses demokrasi. Untuk itu, dalam upaya strategi ketahanan ekonomi dan sosial di Kota Yogyakarta, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan kegiatan "Sosialisasi Ketahanan Ekonomi dan Sosial Tahun 2023" yang telah berlangsung pada hari Kamis (25/5) pukul 09.00 s/d 11.45 WIB di @HOM Premiere Timoho By Horison (Jalan Ipda Tut Harsono Nomor 24, Umbulharjo, Kota Yogyakarta) dihadiri oleh Komunitas Malioboro Yogyakarta dengan jumlah lebih kurang 40 orang.

Para narasumber kegiatan ini yakni Bapak Kristian Oentoro, S. Ds, M. Ds (Tenaga Ahli Pariwisata Kota Yogyakarta / UKDW Yogyakarta) dan Bapak Nugraha Wahyu Winarna, SP, M. Sc (Paniradya Kaistimewan DIY). Berbelanja telah berubah menjadi faktor penentu yang mempengaruhi pilihan tujuan, komponen penting dari keseluruhan pengalaman perjalanan, menjadi motivasi utama perjalanan. Wisatawan yang mewakili sumber pendapatan signifikan bagi perekonomian Nasional baik secara langsung maupun melalui banyak keterkaitan dengan sektor lain dalam perekonomian. Berdasarkan hasil survey , Tujuan belanja Wisatawan Nusantara lebih cenderung untuk diberikan sebagai suvenir / cinderamata (50%). Daya beli sebagian besar Wisatawan di kawasan Malioboro dalam berwisata belanja berkisar antara Rp. 50.000,- s/d Rp. 250.000,- (62%).

 Studi Kasus wisata belanja di Malioboro 61% sering berkunjung, 74,9% menawar dan hanya 50,5% membeli produk kerajinan. Bapak Kristian Oentoro, S. Ds, M. Ds menyampaikan bahwa Pemahaman terhadap preferensi konsumen menjadi penting dalam pengembangan ekonomi kreatif, terutama kualitas produk dan layanan di kawasan wisata belanja di Malioboro. Dalam pemaparan materi oleh oleh Bapak Nugraha Wahyu Winarna, SP, M. Sc (Paniradya Kaistimewan DIY), Pengaturan Keistimewaan DIY bertujuan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan demokratis, ketenteraman dan kesejahteraan masyarakat, menjamin kebhinneka tunggal ikaan, dan melembagakan peran dan tanggung jawab Kasultanan dan Kadipaten dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan warisan budaya Bangsa. Pengaturan tersebut berlandaskan asas pengakuan atas hak asal-usul, kerakyatan, demokrasi, kebhinneka tunggal ikaan, efektivitas pemerintahan, kepentingan Nasional, dan pendayagunaan kearifan lokal. Status istimewa yang melekat pada Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan bagian integral dalam sejarah pendirian Negara-Bangsa Indonesia. Pilihan dan keputusan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Adipati Pakualam VIII untuk menjadi bagian dari Republik Indonesia, serta kontribusinya untuk melindungi simbol Negara-Bangsa pada masa awal kemerdekaan telah tercatat dalam sejarah Indonesia.