Disbud Gelar Pawiyatan Aksara di 30 Kampung

Kraton-Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogya kembali menggelar pawiyatan aksara serentak di 30 kampung yang digelar mulai hari ini 20 Februari hingga 5 Maret 2024.

Kepala Disbud Kota Yogya, Yetti Martanti mengatakan kegiatan pawiyatan aksara ini berupaya untuk mewariskan tradisi tulis-menulis menggunakan aksara Jawa dari generasi ke generasi. 

"Ini adalah upaya konkret untuk menjaga agar pengetahuan tentang aksara Jawa tidak hilang begitu saja," katanya di Pendopo Suryo Puri, Kadipaten, Selasa (20/2/2024).

Menurutnya aksara Jawa tidak hanya sekadar sistem penulisan, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Yogyakarta. Untuk itu, lanjutnya, kegiatan pawiyatan aksara, menjadi salah satu upaya yang sangat penting dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya aksara Jawa.

Diharapkan dengan menjaga keberlangsungan kegiatan pelestarian dan pengembangan aksara Jawa di kota Yogya, masyarakat tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga memperkaya kehidupan budaya dan intelektual mereka sendiri. 
 

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara.

"Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam memastikan bahwa aksara Jawa tetap hidup dan relevan dalam konteks modern, utamanya di wilayah Kota Yogya," bebernya.

Sementara itu Plt Kepala Bidang Sejarah Permuseuman Bahasa dan Sastra Disbud Kota Yogya, Susilo Munandar menuturkan dalam acara tersebut pihaknya turut menggandeng beberapa komunitas sastra diantaranya Jawacana, Jawara Aksara, Sega Jabung, Dwijo Aksara, Banyu Mangsi, Geng Kobra, Jangkah, Geber Jawa, Iqro Hanacaraka, Kluwak.

Kegiatan ini menyasar semua usia, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Di setiap kampung terdapat satu rombongan belajar yang terdiri dari 25-30 orang peserta. 

"Lokasi pelaksanaan di setiap kampung berbeda-beda, ada yang di balai RT/RW, rumah warga, pendopo, masjid, dan sebagainya," katanya.

Sementara untuk teknis pembelajarannya terdapat dua metode. Metode pembelajaran untuk anak-anak mengenal aksara Jawa dengan gembira melalui permainan dan mewarnai. Sedangkan untuk usia remaja atau dewasa membaca aksara Jawa secara manual dan digital melalui ponsel atau laptop.

"Masing-masing akan melaksanakan pawiyatan sebanyak 2 kali pertemuan. Target kedepan akan menjangkau ke 169 kampung se-Kota Yogya," jelasnya. (Han)