TPID Siapkan Strategi Pengendalian Inflasi Jelang Ramadhan-Idul Fitri

 

Umbulharjo - Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menyiapkan strategi pengendalian inflasi daerah menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)  Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H. Salah satunya dengan mengadakan High Level Meeting (HLM) TPID Kota Yogyakarta untuk meningkatkan koordinasi dan strategi pengendalian inflasi daerah di Ruang Yudistira Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Senin (4/3).

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Ibrahim menjelaskan inflasi di Kota Yogyakarta bahwa pada Februari 2024, realisasi inflasi Kota Yogyakarta tercatat sebesar 0,33 persen (mtm) sehingga secara tahunan sebesar 2,83 persen (yoy). Inflasi tersebut didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau, transportasi dan perawatan pribadi.

 

“Terkhusus tahun 2024 terdampak el nino yang menyebabkan pergeseran musim tanam dan akhirnya musim panen mengakibatkan potensi kenaikan inflasi pada komoditas pangan, untuk itu gerakan pasar murah memang penting untuk terus kita lakukan meskipun tidak cukup itu saja, harus dilengkapi dengan instrumen lainnya,”kata Ibrahim.

 

Pihaknya menjelaskan dampak subsidi harga beras yang berkisar tiga terhadap harga pasar hanya berlangsung dalam jangka pendek sekitar enam hari. Setelahnya, dampak subsidi berangsur mengecil dan hilang. Meski demikian, Ibrahim menegaskan bahwa gerakan pasar murah tetap harus dilakukan, menurutnya hal tersebut mampu membantu masyarakat yang keberatan dengan harga beras yang tinggi.

 

“Terkait HBKN Ramadhan, ada komoditi lain yang perlu diperhatikan yaitu tarif angkutan udara di tiket ekonomi. Harus kita cek di travel agent, apakah memberikan harga sesuai dengan standar yang ditentukan pemerintah,” tambahnya.

 

Beberapa komoditas pangan memiliki kontribusi besar dan frekuensi tinggi terhadap pembentukan inflasi DIY, seperti beras, gula pasir, daging ayam ras, aneka bawang, telur, dan aneka cabai. Adapun diantara komoditas tersebut, beras menempati Kuadran I yang mencerminkan tingkat inflasi dan persistensi yang tinggi.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani mengungkapkan pihaknya telah melakukan pemantauan harga bahan pangan setiap harinya untuk mengendalikan harga pangan di pasaran.

 

“Selanjutnya kami juga melaksanakan pemantauan pasokan penyediaan komoditas beras di bulog, distributor, toko-toko modern dan pedagang pasar bahwa stok beras kita tercukupi untuk menghadapi Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1445H,” kata Ambar.

 

Ambar juga menegaskan, meski operasi pasar murah belum berdampak yang signifikan. Pihaknya akan tetap melakukan operasi pasar dengan konsisten.

 

“Untuk tahun 2024 kita telah menganggarkan sekitar satu milyar yang akan kita intervensi  nanti selama satu tahun 514 ton dikali dua ribu rupiah untuk distribusi dan rencana kami akan dilakukan di enam pasaraya dan 14 kemantren,”  ungkapnya.

 

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan pengendalian harga dan persediaan bahan pangan di pasaran akan terus dipantau agar masyarakat tidak kesulitan dalam mendapatkan barang.

 

“Pengendalian inflasi dalam menyambut HBKN Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H saya yakin dapat kita laksanakan terlebih banyak pihak yang turut terlibat dalam upaya-upaya yang dilakukan,” ujarnya. (Chi)