Waspada DBD, Gencarkan PSN dan 3M Plus

UMBULHARJO - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menghimbau warga Kota Yogyakarta untuk rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus. 

Sebab saat ini Kota Yogyakarta mengalami kenaikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dimana hingga bulan April 2024 kasus DBD di Kota Yogyakarta sebanyak 99 kasus. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2023 sebanyak 86 kasus.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu. Ia berharap, seluruh tenaga kesehatan untuk menggiatkan edukasi kesehatan publik sekaligus mengajak masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri.

“Secara umum memang sedikit naik kasus DBD di Kota Yogyakarta dibandingkan dengan tahun 2023. Kasus DBD pada bulan Januari ada 12 kasus, bulan Februari 27 kasus, Maret 33 kasus dan pada bulan April menurun menjadi 27 kasus. Semoga angka kasus akan terus menurun dengan masyarakat melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menguras, menutup dan mendaur ulang barang  (3M plus) ,”ujarnya.

Salah satu pasien terlihat sedang berkonsultasi dengan dokter di Puskesmas Kraton mengenai penyakit yang diderita.

Tambahnya, PSN bisa dilakukan warga dengan menguras, menutup dan mendaur ulang barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Tak hanya itu, untuk menanggulangi adanya nyamuk aedes aegypti,  warga juga dapat menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk bahkan menggunakan obat anti nyamuk dan upaya lain untuk meminimalisir potensi adanya perkembang biakan jentik nyamuk.

Tips pencegahan DBD yang bisa dilakukan dirumah secara mandiri.

Menurutnya, langkah yang dilakukan saat ini belum maksimal dalam memberantas DBD. Karena Kota Yogyakarta belum memiliki standar nasional angka bebas jentik (abs) dari Kementerian Kesehatan.

“Sebenarnya penyebab utama meningkatnya DBD adalah mobilitas masyarakat itu sendiri. Namun karena keterbatasan kami yang belum memenuhi standar nasional atas ABJ dimana standar dengan nilai 95, Kota Yogyakarta memiliki nilai 70-80 maka peran PSN ini menjadi efektif dan efisien untuk mengurangi jentik nyamuk,”jelas Endang saat diwawancarai di ruang kerjanya, Senin (6/5).

Kegiatan kader DBD dalam melakukan pencegahan dan penelusuran nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta.

Ia menyebutkan, sampai saat ini kasus DBD yang banyak ditemui berada di Kelurahan Pandeyan dan Kelurahan Pakuncen.

Pihaknya berharap, adanya penyebaran nyamuk ber wolbachia sebanyak 83  persen di Kota Yogyakarta juga dapat menekan angka kasus DBD.

“Walaupun naik tahun ini, kasus DBD di Kota Yogyakarta tidak terlalu banyak. Saya berpesan, jangan mengandalkan penyebaran nyamuk ber wolbachia tapi rutin lakukan PSN. Sehingga Kota Yogyakarta menjadi kota yang bersih dan sehat,”ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Sub Baagian Tata Usaha Puskesmas Kraton Yogyakarta, Agung Suryanto Budiraharjo menyebutkan, kasus Demam Dengue (DF) atau demam berdarah di wilayahnya juga mengalami peningkatan. 

Umumnya, demam berdarah akan dimulai dengan demam tinggi hingga 40 derajat celcius yang biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Pada fase ini juga disertai dengan nyeri pada tubuh, termasuk otot, tulang, sendi, tenggorokan, kepala. Selain itu, akan muncul juga bintik-bintik kemerahan di kulit selama fase ini.

Harapannya, warga dengan sigap memeriksakan penyakitnya jika dirasa memiliki ciri" penyakit DE.

Pihaknya mengungkapkan, sejak awal tahun 2024, ditemukan kasus DF sebanyak sembilan kasus, satu diantaranya berdomisili luar kota. Selain itu, untuk Demam Berdarah Dengue (DHF) ada tiga kasus.

“Semoga dengan kasus DBD yang ada saat ini, masyarakat ikut berperan aktif dalam pencegahan demam berdarah dengan PSN 3M Plus. Sehingga peran masyarakat sangatlah penting dalam menekan angka DBD di Kota Yogyakarta,”ujarnya.

Selaras dengan Puskesmas Kraton Yogyakarta, Kepala Puskesmas Kotagede II, Yusnita Susila Astuti mengungkapkan, rutin mengajak warga melakukan PSN bersama tim penanggulangan DBD.

“Kami melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) 1x24 jam setelah menerima Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) untuk mencegah penularan dan penyebaran DBD. Selain itu, kami juga melakukan larvasidasi dengan membagikan abate pada tempat-tempat yang terdapat genangan air dan punya potensi untuk tempat berkembang biak nyamuk serta membagikan leaflet pencegahan DBD pada warga,”ungkapnya. (Hes)