Wakil Walikota Resmikan Kampung Kumendaman sebagai Rintisan Kampung Ramah Anak dan Lansia

Warga kampung Kumendaman kelurahan Suryodiningratan kecamatan Mantrijeron  mendeklarasikan diri sebagai rintisan kampung Ramah Anak dan Manula. Mereka bersepakat menjadikan kampungnya ramah, aman dan nyaman  bagi anak-anak dan para manusia usia lanjut (Manula). Deklarasi ini dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta Drs. Heroe Poerwadi, MA, Kapolres Kota Yogyakarta, Tommy Wibisono, Kapolres Sleman, Forkompica Mantrijeron, dan semua Kapolsek dari 14 kecamatan di kota Yogyakarta.

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan Kota Yogyakarta sekarang ini sedang berbena diri ke arah Jogja untuk semua (city for all). Semua yang dimaksud Heroe adalah siapa saja yang berada di Kota yogyakarta, harus bisa menikmati kota Jogja. “Siapa saja, bukan saja kita yang sehari hari bekerja, tetapi mereka yang memang hidup di Jogja baik itu anak-anak apalagi manula, penyandang disabilitas. Siapapun harus bisa menikmati Yogyakarta,”ujar Heroe di Pos Ronda RW 06 Kumendaman, Sabtu,(11/11/2017). 

Dalam kerangka itu, lanjut Heroe, Kota Yogyakarta disebut sebagai kota Inklusi . Kota inklusi adalah kota dimana setiap orang mendapatkan kesempatan untuk mengakses semua pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah maupun pelayanan  yang dilakukan oleh fasilitas publik.

Hereo menyatakan apresiasi dan kegembiaraaanya atas kebulatan tekad warga kampung Kumendaman memberanikan diri menjadi rintisan kampung ramah anak dan kampung ramah manula. “Saya gembira karena pada malam hari ini Kampung Kumendaman terutama RW. 06 memberanikan diri menjadi kampung rintisan, kampung ramah anak dan kampung ramah manula,” tambahnya.

Heroe berharap agar warga kampung Kumendaman, khususnya  RW.06 dapat menata lingkungannya sedemikian rupa agar lingkungan yang ada_bentuk jalan serta  bangunan dan lain sebagainya_ dimungkinkan bisa digunakan dalam kondisi apapun bagi anak anak apalagi manula.

Wakil Walikota berharap warga Kumendaman juga memperhatikan sisi sosialnya yakni memberi kesempatan kepada anak-anak untuk tumbuh dan berkembang sebagaimana yang seharusnya dinikmati oleh anak-anak. “ Jangan sampai ana-anak tidak memperoleh kesempatan untuk bermain, dan bersosialisasi. Tidak punya kesempatan untuk mengekspresikan apa yang  menjadi harapan, keinginan dan cita-citanya. Ini yang harus disiapkan oleh teman –teman di RW.06,” tambah Wawali.

Menurutnya, yang harus dilakukan adalah menciptakan lingkungan yang membuat anak merasa aman dan nyaman, termasuk kaum manula.  Wawali  mengatakan hal itu  karena  dirinya didapuk oleh Asosiasi Pemerintah Kota  se-Indonesia sebagai ketua Pokja Kota Inklusi. “Jadi, saya yang oyak oyak (kejar) kota lain untuk meneruskan (program) ini. Kebetulan kampung kampung di kota Yogyakarta sudah mendorong untuk menjadi kota inklusi. Itu akan menjadi kebanggaan kita semua ketika Jogja bisa menjadi teladan bagi kota-kota yang lain,” imbuhnya bangga. Wawali berharap hal ini dapat bermanfaat bagi lingkungan RW.06 dan menyebar di RW lain di kota Yogyakarta.

Sementara itu , Ketua RW 06 Kumendaman, Triyono Risdianto menjelaskan pengurus berusaha untuk menciptakan Kampungnya ramah terhadap anak dan manula dengan menyiapakan fasilitas bermain yang positip bagi anak. Mereka juga mendeklarasikan kampungnya bebas asap rokok. Hali itu memberikan jaminan kesehatan bagi mereka yang tidak merokok.

Selain itu, Kampung Kumendaman juga dilengkapi dengan sistem keamanan mandiri berbasis teknologi informasi CCTV. Hal itu juga untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi  warganya dan mereka yang berada di wilayah Kumendaman. Karena dengan CCTV semua aktivitas warga dapat terpantau dan juga menghindarkan tindakan-tindakan melanggar hukum.

Sistem keamanan mandiri berbasis teknologi informasi CCTV (Closed-Circuit Television (CCTV) itu juga diresmikan oleh Kapolresta  Yogyakarta, AKBP. Tommy Wibisono.(@mix)