Tekan Angka Penderita Tuberculosis, Pemkot Luncurkan TOSS TB

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan Yogyakarta meluncurkan buku saku penyakit TB untuk masyarakat bernama TOSS TB (Temukan Obati Sampai Sembuh TB). TOSS TB digadang menjadi media sosialisasi kepada warga Yogyakarta.

“Hadirnya buku panduan TB ini adalah sumber terpercaya dan akurat yang dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat sehingga dapat mencegah informasi simpang siur dan kedepan tidak ada lagi rasa malu, minder ketika mengidap penyakit TB,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, minggu (22/10).

Di Yogyakarta penanggulangan TBC menjadi prioritas kedua setelah Demam Berdarah Dengue (DBD). Namun Ia mengakui masih ada beberapa penderita yang enggan melaporkan karena masih adanya stigma buruk di masyarakat dalam memandang penderita TB.

“Sehingga masih ada label tersendiri di masyarakat mengenai penderita TB, yang hal ini menyebabkan penderita enggan melapor, merasa malu sehingga penanggulangan akan semakin sulit,” ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia Kisworini menuturkan, buku saku tersebut akan disalurkan ke kader-kader kesehatan tiap kecamatan hingga kelurahan.

Harapannya, pengetahuan terkait TB bisa diakses seluruh masyarakat sheingga meningkatkan penemuan kasus baru.

“Peran serta masyarakat belum optimal, karena pengetahuan tentang TB masih belum merata di seluruh wilayah. Selain itu, banyak kasus TB yang belum terdiagnosa,” tuturnya.

Berdasarkan data kumulatif sejak 2012 hingga saat ini, terdapat sebanyak 24 pasien TB warga Kota Yogyakarta yang dinyatakan kebal obat.

Sedangkan angka temuan penderita TB baru di Kota Yogyakarta hingga Juni tercatat sekitar 600 orang dari target nasional 1.111 orang. “Kami mengerahkan kader untuk menyisir orang-orang yang tinggal di sekitar penderita TB untuk menemukan kasus baru,” katanya.

Ia mengingatkan, bahwa gejala penyakit tuberculosis tidak selalu ditandai dengan batuk tetapi penderita juga bisa mengalami gejala lain seperti keringat berlebih saat tidur, berat badan berkurang dan badan terasa lemah.

Jika ada tanda-tanda seperti itu, sambung Fita, maka segera datang ke puskesmas untuk menjalani pemeriksaan dan pengobatan. Pemerintah akan memberikan reward bagi pasien yang sembuh dan pendamping yang mendampingi mereka mengonsumsi obat. (Tam)