Puluhan Penyandang Disabilitas Diberikan Pelatihan

Sebanyak 80 penyandang disabilitas di Kota Yogya mendapatkan pelatihan kewirausahaan dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogya. Pelatihan yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan keterampilan pada masyarakat agar mampu produktif meskipun dalam keterbatasan.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogya. Christina Lucy Irawati mengatakan kegiatan pelatihan yang diberikan kepada penyandang disabilitas untuk kemandirian usaha di antaranya  adalah pelatihan membuat bakpia.

"Mereka tidak hanya kita latih keterampilan saja, namun juga kita bekali dengan modal kerja awal sesuai jurusan mereka. Harapannya mereka bisa berusaha sendiri-sendiri sesuai dengan keterampilan yang mereka kuasai," katanya di ruang Yudistira, Kamis (19/10).

Ia berharap pelatihan kewirausahaan ini menjadikan para difabel tidak lagi bergantung terhadap lowongan pekerjaan disebuah perusahaan, tetapi bisa menciptakan lapangan kerja sesuai dengan keahlian mereka masing-masing.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen kuat Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta untuk mewujudkan kepedulian, kesejahteraan dan pemberdayaan bagi penyadang disabilitas dalam segala bidang.

Ia mengatakan, pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada penyandang disabilitas untuk kemandirian usaha di antaranya pelatihan desain grafis, komputer, pelatihan mengolah kulit menjadi barang kerajinan bahkan ada pijat untuk tuna netra.

"Mereka tidak hanya kita latih keterampilan saja, namun juga kita bekali dengan modal kerja awal sesuai jurusan mereka. Harapannya mereka bisa berusaha sendiri-sendiri sesuai dengan keterampilan yang mereka kuasai," katanya.

Ia menjelaskann jika Pemkot Yogya memiliki komitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dengan pendekatan berbasis komunitas pada lima kelompok masyarakat rentan, yakni, Perempuan, Anak, Lansia, Penduduk Miskin, dan Penyandang Disabilitas.

“Kelima kelompok masyarakat rentan tersebut senantiasa kita dorong untuk berpartisipasi terlibat dan terwakili dalam setiap proses pembangunan, mendapatkan akses kesetaraan kesempatan terhadap pemanfaatan sumber daya baik fisik maupun non-fisik, serta mendapat manfaat dan ikut menikmati hasil pembangunan” katanya.

Tak sampai disitu, lanjutnya, dalam aspek pendidikan, Pemkot Yogya juga telah memiliki UPTD ULD (Unit Layanan Disabilitas) yang menjadi rujukan atau Resource Center bagi para guru, siswa, pemerhati pendidikan, maupun masyarakat umum yang membutuhkan informasi/konsultasi maupun assesment serta dapat menjawab segala kebutuhan yang berkaitan dengan pendidikan inklusi di Kota Yogyakarta.

Salah satu peserta pelatihan Kuswantoro Erick Setiawan, menyatakan merasa senang dengan pelatihan membuat bakpia. Pelatihan semacam ini dipandang mampu memberi peluang usaha baru bagi penyandang disabilitas yang hingga kini masih cukup kesulitan dalam mencari pekerjaan.

“Saya itu sangat senang sekali terutama bagi anak-anak atau temen-temen yang belum mempunyai usaha. Mereka datang ke sini dengan cara berlatih ini semoga bisa membuka usaha sendiri,” terangnya. (Han)