Tombak  Kyai Wijaya Mukti Milik Pemkot Jogja dijamasi

Pusaka tombak Kyai Wijaya  Mukti milik Pemerintah Kota Yogyakarta, dikeluarkan dari ruangan Walikota Yogyakarta untuk dilakukan perawatan  atau dalam tradisi  Jawa disebut di-jamasi. Ritual jamasan  digelar di halaman Air Mancur Balaikota Kamis pahing (09/10) pagi.

Tombak Kyai Wijaya Mukti dijamasi (dicuci) oleh Plt. Asisten Sekda bidang Kesra, Muh. Sarjono, SH. Pertama tombak Kyai Wijaya Mukti diolesi dengan jeruk nipis pada bagian mata tombak untuk membersihkan karat pada besi, lalu disiram air dan dikeringkan  dengan kawul. Mata tombak yang sudah bersih kemudian diberi warangan (arsenik) dan dioles minyak cendana. Selain pusaka kyai Wijaya Mukti ikut pula dijamas pusaka milik karyawan.

Tombak Kyai Wijaya Mukti merupakan pemberian Kraton Ngayogyakarta, diserahkan oleh Sultan HB X (Gubernur DIY) bertepatan hari jadi Kota Yogyakarta 7 Juni 2000 lalu. Tombak Pusaka itu dibuat pada tahun 1921 pada masa pemerintahan HB VIII. Pusaka tersebut sebelumnya disemayamkan di Bangsal Pracimosono Kraton Ngayogyakarta. Tombak Kyai Wijaya Mukti memiliki panjang keseluruhan 3 meter dengan pamor "wos mutah wengkon" dengan "dhapur kudhuping gambir", dan "landean" sepanjang 2,5 meter terbuat dari kayu walikun.

KRT. Gondo Hadiningrat, ketua penghageng Abdi dalem DIY  yang juga penghageng Tepas Panitra Pura menjelaskan pada setiap bulan Suro semua pusaka terutama dari Kraton Yogyakarta akan dibersihkan, termasuk tombak Kyai Wijaya Mukti milik Pemkot Jogja.  Pembersihan atau jamasan ini bertujuan untuk memelihara benda pusaka agar tetap awet dan tidak rusak.

KRT. Gondo menambahkan  makna filosofis dari kegiatan jamasan ini adalah membersihkan segala hal yang kurang baik atau negatip dan melestarikan kebaikan terutama dalam segi pelayanan kepada masyarakat. “Supaya bisa melaksanakan apa yang diharapkan dari  pemerintah, memberikan pelayanan , memberikan keteladanan pada masyarakat. Sehingga mencapai harapan  untuk kesejahteraan masyarakat yang lebih luas,” ujar KRT. Gondo.

Usai upacara penjamasan pusaka , peserta diajak untuk makan bersama (kenduri) sebagai perlambang menjunjung tinggi nilai kebersamaan. Jamasan ini dihadiri oleh para kepala OPD dan Asisten Sekda. (@mix)