NAMA PAHLAWAN SERBUAN KOTABARU, DIABADIKAN JADI NAMA PENGGAL JALAN

Serbuan Kotabaru merupakan wujud persatuan dan kesatuan seluruh elemen dan komponen pemuda , kelaskaran dan Masyarakat Yogyakarta dalam mendukung dan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan RI. Tepat Tujuh Puluh Dua Tahun lalu, sebuah peristiwa besar yang tercatat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan NKRI terjadi pada Tanggal 7 Oktober 1945 yang dikenal dengan serbuan Kotabaru melawan tentara pendudukan Jepang yang masih bertahan di Yogyakarta setelah Indonesia Memproklamirkan kemerdekaan dan kekalahan Jepang di Perang Dunia II,  hal ini disampaikan Wakil Walikota Yogyakrta, Heroe Poerwadi, saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan serangan Kota baru di Komplek Kompi Kotabaru Sabtu (07/10).

Saat ini jaman telah berubah, globalisasi telah membawa kehidupan masyarakat yang cenderung pragmatis dengan perubahan yang cepat dan kecenderungan untuk melihat masa kini saja. Sebagian masyarakat kini terkadang mengabaikan dan lupa akan pengorbanan para pendahulu, termasuk memahami sejarah suatu peristiwa akibat maraknya modernisasi yang berkembang. Oleh karenanya, peringatan ini menjadi momentum yang sangat tepat untuk merefleksiksn makna perjuangan merebut kemerdekaan dan dan membangkitkan semangat cinta tanah air dan kehidupan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Saya berharap peringatan ini dapat menggugah rasa Nasionalisme, mencintai Kota Yogyakarta dan Indonesia, sebagai penghormatan atas perjuanga para Pahlawan Bangsa. Jangan samapai nilai-nilai Patriotisme, nasionalisme, jiwa Gotongroyong, kebersamaan, dan nilai-nilai luhur yang dicontohkan para pejuang pendahulu, semakin terkikis oleh Jaman dan jangan sampai generasi kita sekanga Buta sejarah”, kata Heroe.

Ditambahakan Heroe, dengan mengenang para pendahulu akan perjuangannya maka sewajarnya generasi sekarang memberikan penghormatan dengan berbagai prestasi yang ditorehkan untuk negeri ini, sehingga tidak hanya diketahui apa, siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana tentang penyerbuan tanggal 7 Oktober 1945 di Kotabaru, namun harus juga mewarisi watak kepribadian dan kepemimpinan bangsa yang sesuai dengan jiwa, semangat dan nilai kejuangan para Kusuma Bangsa khususnyayang gugur di Kotabaru pada 7 Oktober 1945.

Upacara yang diwarnai dengan Penyalaan Obor semangat di tetenger serangan Kotabaru ini juga dijelaskan jumlah para pejuang yang gugur dalam medan juang serbuan Kotabaru. “Peristiwa Serbuan Kotabaru ini ditandai dengan menyerahnya tentara Jepang kepada pejuang Indonesia serta berhasil menguasai seluruh persenjataannya,  Dalam penyerbuan ini menelan korban sebanyak 53 orang, gugur 21 orang, dan luka-luka 32 orang, sedangkan di pihak Jepang tentara yang tewas berjumlah 27 orang. Adapun nama-nama yang gugur dalan serbuantersebut adalah, Trimo, Djuwadi, Faridan M. Noto, Soeparmo, Soemardjo, Mohammad Saleh, Djasman, Djohar Nur Hadi, Bagong Ngadikan, Sabirin, Amat Djazuli, Oemoem Kalipan, Atmosukarto, Sudjijono, I Dewa Nyoman Oka, Sarwoko, Soebarman, Muhammad Wardani,  Soeroto, Abubakar Ali, dan Soepadi. Guna mengenang kebesaran para Pejuang serbuan Kota Bari ini, diabadikan namanya sebagai nama jalan di wilayah Kotabaru”, katanya. (And)