Kricak Ikuti Gelar Potensi Kelurahan Budaya di Bantul

Kelurahan Kricak menjadi salah satu wakil Kota Yogyakarta  yang diundang dalam Gelar Potensi Budaya di Lapangan Paseban, Bantul pada  Minggu lalu. Selain Kelurahan Kricak, wakil dari Kota Yogyakarta yang turut hadir adalah kelurahan Terban. Gelaran Potensi Budaya ini juga diikuti oleh 12 Desa Budaya yang berasal dari Kabupaten Bantul.

Acara dimulai sejak pagi hari dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Riantono dengan membunyikan alat musik othok-othok. Turut hadir pula Kepala Dinas Pariwisata DIY serta aparat desa maupun kelurahan budaya yang ikut pada acara tersebut. Gelar Potensi Budaya ini merupakan even tahunan Dinas Kebudayaan DIY yang akan diadakan di 4 kabupaten/kota se-DIY. Acara tersebut dimulai di kabupaten Bantul dan akan berakhir di kabupaten Gunungkidul.

Gelar Potensi Desa/Kelurahan Budaya menampilkan beragam kesenian dan upacara adat. Selain itu juga disediakan stand untuk menampilkan hasil kerajinan dan makanan khas desa/kelurahan budaya yang tampil di lapangan Paseban.

Menurut Lurah Kricak, Agata Wulandari, Kelurahan Kricak menampilkan kesenian bertema “ Kirab Budaya Kricak Lor Negoro “. “Dalam kirab itu, mengkolaborasikan seni pertunjukan, dolanan anak, dan upacara adat yang masih langgeng dilaksanakan oleh masyarakat Kricak. Namun, kirab itu juga dipadukan dengan sebuah narasi kehadiran turis manca yang seolah-olah hadir menikmati acara kirab tersebut,” jelas Agata.

Tema kirab Kricak Lor Negoro berasal dari salah satu penggalan tembang macapat berjudul Bapak Pucung.  Yang menggambarkan lokasi kampung (kelurahan) Kricak yang berada di utara negoro (keraton).

Dalam kirab yang ditampilkan Kelurahan Kricak, dimulai dengan anak-anak yang sedang bermain jaranan dari pelepah pisang dan penjual jamu gendong, lalu diikuti dengan penampilan kelompok Kudho Satriyo.

Diakhir kirab, terlihat sosok Pangeran Diponegoro yang turut mengikuti kirab. Sosok Pangeran Diponegoro tidak dapat dilepaskann dari bagian cerita sejarah Kelurahan Kricak. Mengingat, di RW 02 Kricak terdapat lumpang (tempat minum) kuda milik Pangeran Diponegoro yang hingga sekarang masih dapat dilihat bukti fisiknya. (Kurniawan Sapta Margana)