FKY Ke-28 Kota Yogyakarta Diharap Mampu Angkat Dunia Wisata dan Perekonomian

Festival Kesenian Yogyakarta tingkat Kota Yogyakarta, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta Dra. Rr. Titik Sulastri, Jumat,(02/09/2016). FKY ke-28  tahun 2016 digelar di dua tempat berbeda yakni di Plaza Pasar Ngasem Taman Sari Yogyakarta dan Tman Parkir Abu Bakar Ali Malioboro Yogyakarta. Untuk tingkat kota Yogyakarta FKY digelar mulai tanggal 02 -06 Septenmber 2016.

Titik Sulastri dalam sambutannya mengatakan  tahun 2016 ini FKY  memasuki usia ke-28. Selama  28 tahun ini pula FKY tetap eksis sebagai “etalase seni”, dalam format festival dan telah dikenal secara luas sebagai “rumah” segala event seni dan budaya, di Yogyakarta.

Sebagai event seni dan budaya yang menasional dan menjadi favorit masyarakat dari berbagai penjuru daerah maupun internasional, FKY menjelma sebagai ruang yang memberikan 2 kemanfaatan bagi masyarakat, yakni profit dan non profit.

“Sebagaimana kita ketahui, kegiatan FKY melalui kegiatan Pasar Seni, berkontribusi dalam memberikan dampak ekonomi bagi para pelaku industry kecil dan menengah. Selain itu dari sisi non profit, FKY juga dapat memberikan manfaat psikologis, yakni sebagai ruang rekreasi untuk menikmati berbagai hal yang berkaitan dengan seni pertunjukan, tradisi dan budaya,” imbuhnya.

Menurut Titik,  FKY sebagai ajang kreasi dan ekspresi para seniman merupakan bentuk nyata dari upaya pelestarian dan pengembangan kesenian sebagai jati diri  budaya bangsa. Pada saat ini dan waktu ke depan nanti, indikasi yang paling menonjol adalah terjadinya arus keterbukaan seluruh aspek kehidupan dari ekonomi, politik hingga budaya yang semakin mengglobal. Dalam kondisi seperti ini, dampak yang secara langsung dan cepat kita rasakan adalah pengaruh pada aspek kebudayaan kita. Upaya membetengi diri dari pengaruh negatif globalisasi adalah dengan memperkuat akar budaya bangsa, sehinggga sebagai suatu bangsa kita tidak kehilangan akar jati diri di dalam menghadapi era keterbukaan global

Sebagai salah satu destinasi wisata utama, Yogyakarta memiliki segudang potensi yang sangat mendukung. Beragam jenis kesenian, adat istiadat dan tradisi, menjadi pesona yang mampu menarik wisatawan untuk  mengunjungi Yogyakarta. Hal tersebut secara langsung sangat berpengaruh terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat, mengingat seni merupakan bagian tak terpisahkan dari ekonomi masyarakat Yogyakarta.

FKY ini diharapkan mampu menampilkan profil kesenian di Yogyakarta khususnya, maupun dari daerah-daerah lain, sekaligus menghadirkan peran serta masyarakat dalam mengangkat sektor kepariwisataan menjadi lokomotif perekonomian daerah. “Dengan pengelolaan yang profesional,  diharapkan ke depan akan menjadi event yang senantiasa ditunggu masyarakat lokal maupun regional bahkan dari berbagai belahan dunia sekaligus menjadi ikon Pariwisata Yogyakarta. Untuk ini maka perencanaan pemasaran dan promosi dari FKY harus juga disusun dengan baik dan melibatkan pelaku industri,”ujar Sekda.

Titik berharap juga  FKY ini dapat berjalan dengan lancar, semakin mempertegas predikat Kota Budaya dan Pariwisata dan tentu saja mampu menghidupkan perekonomian masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Tema yang diusung FKY ke-28 tahun 2016 ini adalah Masa Depan, Hari ini Dulu. Hari pertama (02/09)   FKY ke-28 di kota Yogyakarta di Plaza Pasar Ngasem diisi dengan  Workshop Lukis serta penampilan tari Edan-edanan yang membuka upacara  Pembukaan. Kemudian dilanjutkan dengan  Kidung Macapat, Tari  Mulat Sarira, tari Kebyar, tari garapan dari Mahasiswa yang tergabung dalam Melanesia, Musik Instrumen Darmo Budoyo dan sajian Band The scenario dan Brian dan Bridal.

Sedangkan lokasi Taman Parkir Abu BAkar Ali lantai 3 ditampilkan acara  berupa Gelar Tikar  Communitea, pemutaran film dokumenter, gelar sastra"Senja bersastra di Malioboro". (@mix)