Rejowinangun Masuk Empat Besar Kelurahan Terbaik Se-Jawa Bali

Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri, Kelurahan Rejowinangun masuk sebagai empat besar kelurahan terbaik dari tujuh Propinsi yang ada di wilayah Jawa dan Bali. Ini menjadikan Rejowinangun bersama tiga kelurahan lainnya di wilayah Jawa dan Bali bersaing memperebutkan posisi Kelurahan terbaik pertama dalam Lomba Desa dan Kelurahan yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri. Sehubungan dengan raihan tersebut, Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti mengaku merasa bangga. Dikatakan oleh Walikota, keberhasilan Kelurahan Rejowinangun tak lepas dari berbagai inovasi yang dilakukan serta partisipasi aktif dari masyarakat di kelurahan yang terletak di bagian Tenggara Kota Yogyakarta ini “Saya merasa sangat bangga akan prestasi ini, keberhasilan ini menambah lagi prestasi yang pernah diraih oleh Rejowinangun. Hal ini tak lepas dari berbagai inovasi yang dicetuskan lurah serta partisipasi luar biasa dari masyarakat” Tutur Walikota ketika menerima Tim Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan dari Kemedagri, Kamis (21/7) siang di halaman Kantor Kelurahan Rejowinangun.

Lebih lanjut Walikota mengatakan bahwa dalam sistem pemerintahan di Kota Yogyakarta, kelurahan menduduki posisi penting. Menurut Walikota, kelurahan berperan sebagai tulang punggung pemerintahan sehingga keberhasilan pembangunan serta pelayanan publik di Kota Yogyakarta tak lepas dari peran kelurahan “Kelurahan merupakan core business dari pemerintahan di Kota Yogyakarta karena kelurahan merupakan  pusat pelayanan masyarakat secara langsung. Keberhasilan kelurahan dalam memberikan pelayanan dan perlindungan pada masyarakat akan menopang keberhasilan pembangunan kota” Lanjut Walikota.

Sementara itu, dikatakan oleh Lurah Rejowinangun, Retnaningtyas, berbagai inovasi di kelurahan yang dipimpinnya tersebut tidaklah dibangun secara instan namun sudah dikembangkan sejak tahun 2010. Diakui oleh Retna, potensi yang ada di Rejowinangun sebenarnya tidak ada yang istimewa, namun dengan inovasi sistem cluster serta pendampingan yang berkesinambungan, potensi-potensi tersebut terus tumbuh dan berkembang “Inovasi andalan kami adalah sistem cluster di mana kami membagi wilayah Rejowinangun menjadi lima cluster yang berbeda, yakni cluster budaya, kerajinan, herbal, argro, dan kuliner. Sistem cluster tersebut menjadikan masyrakat bisa lebih fokus dalam mengembangkan potensinya dan dana yang diberikan pemerintah menjadi lebih terkonsentrasi” Katanya.

Selain sistem cluster yang terbukti mampu mengembangkan potensi serta menumbuhkan ekonomi masyarakat Rejowinangun, hal lain yang ditonjolkan oleh Rejowinangun adalah pelayanan publik serta ketahanan pangan “kami juga mendorong masyarakat untuk menanam berbagai tanaman pangan di pekarangannya, ternyata hal tersebut mampu berkembang hingga bisa memiliki nilai ekonomi . Selain itu,di bidang pelayanan kami memiliki Sistem Informasi Kampung yang berbasis RT” Jelas Ratna.

Dari hasil tinjauan lapangan, Tim Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan Kemendagri yang terdiri dari lima anggota ini menyatakan apresiasinya terhadap  berbagai inovasi yang ada di Rejowinangun, selain itu Tim juga terkesan dengan keterlibatan masyarakat dalam berbagai kegiatan yang ada “Partisipasi masyarakat yang luar biasa ini tentu tak lepas dari guyubnya Lurah yang mau terjun secara langsung di tengah-tengah masyarakat. Apa yang ada di Rejowinangun sudah sangat komplit, terus terang kami bingung mencari celah kekurangan kelurahan ini” Seloroh pimpinan rombongan peninjau, Ratna Andriani, SH.

Dalam tinjauan ini, tim diajak mengunjungi tiga titik. Titik pertama, yakni Kantor Kelurahan Rejowinangun, tim disuguhi berbagai sampel potensi yang ada serta melihat kelengkapan administrasi pelayanan. Titik kedua dan ketiga, yakni kampung herbal dan kampung kuliner, tim dipersilahkan melihat secara langsung kondisi kelurahan Rejowinangun. (ams)