Kirab Budaya Bakdo Kupat Pandeyan

Kampung Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta setiap tahunnya selalu mengadakan Kirab Budaya “Bakdo Kupat” setelah hari raya Idul Fitri. Kirab tersebut sebagai sebuah sajian seni budaya yang diadakan bertepatan dengan silaturahmi warga pada bulan Syawal.

Kirab Bakdo Kupat dilakukan dengan mengarak gunungan ketupat, sayur mayur, palawija, dan hasil bumi lainnya sebagai simbol memaafkan dan rasa syukur pada Tuhan. Gunungan ini menjadi rebutan warga, kemudian seluruh warga makan bersama sebagai wujud kebersamaan.

Ketua panitia acara tersebut, Sujito mengatakan acara tersebut adalah Sebagai bentuk rasa syukur. “Kupat inikan simbol saling memaafkan setelah menjalankan sebulan puasa.” katanya dilokasi, Minggu, (16/7).

Menurutnya  Hampir 90 persen warga Kampung Pandeyan terlibat dalam kegiatan ini. Selain itu juga dijadikan sebagai bentuk syawalan dan silaturahmi antar warga Pandeyan dan sekitarnya.

Selain itu dengan kirab juga membuktikan bahwa Kampung Pandeyan terbuka akan suasana heterogen. Salah satu kontingen kirab ini juga menghadirkan perwakilan agama di Yogya.

“Latar belakang yang berbeda ini justru menjadi tonggak kuat pemersatu, toleransi dan solidaritas di kota ini” ungkapnya.

Ada yang berbeda pada acara Bakdo Kupat di tahun ini, kali ini terdapat selongsong kupat yang berisikan uang yang diisi oleh warga sekitar. Kupat berisi uang tersebut akan diperebutkan warga di halaman Masjid Ibrahim, Kampung Pandeyan

“Pada acara tersebut ada 1.000 kupat, yang 200 kupat sungguhan, dan yang 800 itu ada yang berisi uang dan ada yang kosong” katanya.

Pukul 15.00 WIB iring-iringan sudah mulai berkumpul, bergada lombok abang bertugas mengawal gunungan, sedangkan bergada lombok hijau menjadi pengawal kampung Pandeyan.

Kemudian disusul oleh warga pendeyan terdiri dari anak-anak, muda-mudi dan tokoh-tokoh dan warga Pandeyan. Ada juga drumband dari SD Sang Timur. Rombongan terakhir ditutup oleh Ular Naga dan Barongsai.

“Atraksi barongsai juga ditampilkan mengingat terdapat pegiat kesenian barongsai di Pandeyan dan diajak untuk berpartisipasi” tambahnya.

Kirab berjalan 2,5 km dengan area sekitar Kampung Pandeyan. Diawali dari Jalan Pandeyan menuju Jalan Babaran, lalu Jalan Batikan menuju ke selatan dan masuk kampung Pandeyan. Kirab berakhir di Masjid Ibrahim dengan dibagikannya ribuan ketupat dan sayur lodeh kepada warga yang hadi

Berdasarkan sejarah, Pandeyan merupakan lokasi para pande besi yang membuat alat untuk persenjataan maupun pertanian semasa Kerajaan Mataram. (Han)