Tambah Usia, UPT Pasty Terus Tingkatkan Pelayanan

Keberadaan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasty) di kawasan Dongkelan telah memasuki tahun ke-6. Seiring bertambahnya usia, para pedagang dan Unit Pengelolaan Teknis (UPT) Pasty bertekad terus meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Hal tersebut disambut baik oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti.

Haryadi mengatakan Pasty akan tetap dipertahankan sebagai pasar di tengah taman sehingga bisa menjadi arena rekreasi atau pasar wisata bagi seluruh pengunjung baik keluarga dan pelajar.

"Pasty tak hanya sebagai kegiatan ekonomi bisnis saja, namun juga bisa menjadi objek wisata sekaligus wahana pendidikan bagi seluruh pengunjung. Dengan demikian konsep pasar di tengah taman ini harus dipertahankan. Caranya, para pedagang bersepakat kompak menjaga lingkungan pasar agar selalu nyaman dikunjungi," tandas Haryadi di lokasi, Selasa (19/1)

Selain itu, lanjut Walikota, untuk menjadikan Pasty makin menarik para pedagang pun diberdayakan khususnya di bidang seni budaya. Pembenahan fisik dikembangkan, pemeliharaan fasilitas rutin dilakukan setiap hari.

“Termasuk keamanannya juga harus disiagakan selama 24 jam” ujarnya.

Sementara itu menurut kepala UPT Pasty, Bakoh Tupon Langkir Hadi, dalam penataanya, terdapat beberapa zona berdasarkan jenis dagannnya, mulai dari zona sangkar burung, makanan hewan baik basah maupun kering, zona ikan, zona burung, zona reptil dan binatang kaki empat, serta zona tanaman, dan zona kuliner.

"Di sini ada sekitar 400 pedagang," ujar Bakoh.

Meskipun burung adalah hewan yang banyak diperdagangkan,lanjutnya,  tetapi berbagai unggas dan hewan peliharaan lain seperti hamster, kelinci, ikan, anjing, hingga tokek, dan ular pun tersedia.

Semuanya diletakan dalam kandang maupun sangkar yang berwarna-warni. Tak heran, ada banyak orangtua yang mengajak anak-anaknya untuk mengunjungi tempat ini.

Beberapa di antara mereka memang berniat ingin membeli satwa, namun banyak juga yang hanya ingin mengenalkan jenis hewan kepada anak-anak mereka. Pihak pengelola pasar juga menyiapkan beragam fasiltas penunjang mulai fasiltas pelatihan dan lomba burung kicau, ikan hias.

"Konsep dari PASTY ini adalah pasar di dalam taman, jadi sebisa mungkin kami membuat suasananya nyaman bagi para pengunjung," ujar Bakoh.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini PASTY telah menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Yogyakarta.

Banyak rombongan anak sekolah yang mendatangi PASTY untuk berekreasi sekaligus belajar.

Salah satu pemilik kios ayam hias di PASTY, Suyono menuturkan, selain jualan, ia memberikan konsultasi bagi pelanggan soal cara memelihara ayam. "Karena pedagang di sini ramah dan jualannya lengkap, pengunjung selalu ramai," ujarnya.

Tidak hanya para pecinta binatang yang memadati PASTY, tapi juga anak-anak kecil. Selain berburu hewan favorit, anak-anak bisa bermain sekaligus belajar spesies hewan di sini.

Memang, di sini terdapat kandang besar semacam etalase. Di situ, beberapa hewan istimewa dipajang seperti kura-kura raksasa dan ular piton seberat 100 kg. "Ini menjadi tontonan menarik. Bahkan, ada pengunjung yang menawar ular itu Rp 25 juta," kata Rusditanto, pemilik kios Los Buris.

Ramainya pengunjung tentu membawa berkah bagi para pedagang. Rusditanto mengaku, bisa mengantongi omzet Rp 15 juta per bulan. Suyono menambahkan, setiap bulan, ia bisa meraih omzet Rp 9 juta. Bahkan, ketika musim liburan, atau ada jenis ayam atau burung yang sedang naik daun, omzetnya bisa melambung hingga Rp 25 juta.

Sementara Sri Mulyani yang jualan tanaman hias mengaku bisa meraup omzet Rp 10 juta-Rp 30 juta per bulan. (Han)