Walikota Cup 2015: Ajang Kompetisi Dan Pelestarian Burung Kicau di Jogja

Satwa unggas utamanya burung dengan berbagai jenis, telah dikenal mempunyai pesona dan daya tarik tersendiri. Tidak hanya bagi para penggemar ataupun kolektor, namun secara umum masyarakat suka mendengar kicau alami satwa ini. Tak heran sejak dahulu burung menjadi sahabat manusia dan menjadi klangenan bagi para pangeran dan bangsawan.

Saat ini kegemaran memelihara jenis unggas yang satu ini, khususnya burung berkicau tidak lagi menjadi monopoli kaum bangsawan atau orang berduit saja, namun telah berkembang menjadi hobby yang mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat umum. Selain sebagai sarana relaksasi, melepaskan stress, memelihara burung berkicau juga dapat menjadi usaha dengan keuntungan yang menjanjikan dibandingkan dengan jenis hobi lainnya. Kini, minat masyarakat pada burung berkicau dengan berbagai jenis sekarang ini cukup besar.

Seperti yang tampak pada suasana di Halaman Balaikota Yogyakarta, Minggu (18/10) yang siang itu begitu meriah. Adalah para pecinta burung yang ketika itu berteriak-teriak sahut-sahutan dibarengi dengan tepuk tangan karena menyemangati burung-burungnya yang dipertandingkan. Ya, kemeriahan tersebut merupakan bagian dari Lomba Burung Berkicau Walikota Cup 2015.

Padahal salah satu aturan utama dari lomba tersebut adalah non-teriak. Jadi, peserta pemilik burung hias dilarang mengeluarkan suara atau bunyi gaduh lain untuk memancing burungnya agar berkicau. Jika peserta masih membandel, maka panitia berhak untuk mendiskualifikasi burung yang bertanding tersebut.

Burung Yang Dilombakan

Animo masyarakat pecinta burung begitu tinggi, dilihat dari jumlah peserta tanding. Tidak kurang 500 peserta mengikuti gelaran lomba yang baru pertama kali dihelat tersebut.

Jenis burung yang dilombakan terdiri dari berbagai macam, seperti Love Bird, Pleci, Cucak Hijau, Anis Merah, Kenari Standart, Ciblek, Pentet, Murai Batu, sampai Kenari.

Burung-burung tersebut dilombakan dengan memperebutkan hadiah uang jutaan rupiah dan tropi untuk juara satu, dua dan juara tiga.

Dalam event yang masih termasuk dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Kota Yogyakarta ke-259 itu, panitia akan memperlombakan tiga kelas, yakni kelas utama Wali Kota, kelas Pamong Praja, dan kelas Rakyat.

Kepala Disperindagkoptan Kota Yogya, Suyono, dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dari diselenggarakannya lomba burung berkicau ini adalah selain untuk menjadi wadah pecinta burung untuk berkompetisi juga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari burung kicau tersebut.

"Event lomba burung berkicau ini juga diharapkan sebagai upaya pelestarian burung dengan harapan agar tidak mengalami kepunahan. Selain itu agar potensi penularan penyakit melalui hewan peliharaan terutama burung menjadi kecil, karena pemeliharaannya terjaga dengan baik," ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Walikota Haryadi Suyuti menyampaikan harapannya bahwa ajang seperti ini hendaknya diadakan secara rutin.

“Ajang lomba yang positif ini adalah sebagai sarana bagi para pecinta burung berkicau untuk berkompetisi, namun juga sebagai wadah untuk pelestarian burung kicau di Yogyakarta,” tuturnya.

Selepas itu, Walikota secara resmi meresmikan lomba ini yang ditandai dengan menggantungkan burung dari salah satu peserta lomba, yang disambut oleh tepuk tangan riuh dari seluruh peserta lomba. (cok)