Sulam Wayang Seni Sulam Yang Hanya Ada Di Yogya

Membuat gambar wayang hiasan dengan cara disulam bukan pekerjaan mudah, bahkan terbilang rumit. Sebab perlu ketelitian tersendiri sehingga hasilnya tetap sesuai pakem. Namun hal ini bisa dilakukan para ibu-ibu anggota Paguyuban Pecinta Sulam Yogyakarta.

"Untuk membuatnya juga butuh waktu lama. Satu gambar wayang pengerjaannya bisa sampai tiga bulan. Untuk membuat gambar tangannya saja bisa sampai sehari," kata Sutanti salah satu anggota paguyuban tersebeut.

Sutanti saat kami temui di kediamannya di Rukun Warga (RW) 08 Cokrokusuman, Kelurahan Cokrodiningratan. Disana ia menunjukkan hasil karya sulamnya. Bukan sembarang sulam, karena hasil karya sulam yang ia tunjukkan tampilannya begitu rapat, padat dan bermotif indah.

“Ada semar, petruk, arjuna, dan lainnya. Disulam di atas kain katun, kanvas, dan kain yang biasa dijadikan bahan gordyn. Untuk arjuna, masa pembuatannya kira-kira tiga bulan. Saya tak hanya menyulam dan terus menyulam, melainkan ada proses konsultasi. Sedikit-sedikit konsultasi,” ucapnya.

Hasil sulam wayang tersebut, ia pelajari dari sebuah kursus rutin, dengan mentor seorang guru menyulam dan wayang. Ia baru mulai perjalanan sebagai penyulam wayang dalam kurun waktu dua tahun belakang.

Sutanti mengatakan, sulam wayang, merupakan salah satu karya seni asli dari Kota Yogyakarta, yang kini tak lagi banyak yang mengetahui dan menggelutinya. Ia memulai sesegera mungkin mempelajari teknik dan semua motif wayang dari sang guru, yang sudah lanjut usia.

“Kalau saya tidak segera belajar, siapa lagi nanti yang bisa meneruskannya. Dan saya juga ingin mengkadergenerasi penerus,” tuturnya.

Dalam jangka waktu dua tahun tadi, ia baru bisa menyelesaikan 16 motif. Karena menurutnya, tidak mudah, dan amat butuh kesabaran. Bila mulai merasakan lelah, Sutanti memilih untuk tidur sejenak di sela-sela kegiatannya menyulam. Motif apapun, ia yakin bisa membuatnya. Asal sabar dan pantang menyerah untuk mencoba.

Ia berniat untuk melestarikan sulam wayang. Meski saat ini ia sudah bisa membuat beragam motif, kedepan ia akan fokus memperdalam sulam wayang. Sulam yang hanya dibuat dengan motif tokoh dunia pewayangan.

Sutanti menyatakan, sudah ada wacana bahwa Cokrokusuman akan dijadikan sebagai kampung sulam wayang. Saatini, selain bros dan pajangan dinding, ia juga menjual hasil karya sulamnya dalam bentuk kerudung dan pakaian.

Saat ditanya, apabila ada seseorang yang ingin membeli sulam hasil karyanya, ia bersikukuh belum ma umembuka harga. Saat kembali dirayu, akhirnya ia membuka suara. “Untuk yang arjuna harganya berkisar antara Rp10.000.000 sampai Rp15.000.000,” katanya tersipu.

Yang membedakan antara sulam wayang satu dan lainnya, adalah kualitas benang. Kalau benangnya berkualitas buruk, maka warna benang akan mudah luntur. “Kalau mencuci, jangan disikat,” tandasnya. (Han)