Karyawan Swasta di Malioboro Ikuti Dialog Interaktif Bahaya Narkoba

Sejumlah karyawan Swasta di lingkungan Malioboro yang meliputi juru parkir, satpam, pedagang kaki lima, tukang becak, serta pegawai hotel mengikuti dialog interaktif mengenai Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Acara yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Yogyakarta bekerjasama dengan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Malioboro ini diselenggarakan di Aula Sapta Pesona, Dinas Pariwisata Propinsi DIY pada hari Kamis (13/8) pagi.

Diungkapkan oleh Kepala UPT Malioboro, Syarif Teguh, Malioboro sebagai kawasan publik yang berpredikat sebagai sentra pariwisata dan ekonomi merupakan daerah yang rawan dari peredaran narkoba, maka perlu adanya peran serta aktif dari masyarakat yang kesehariannya bergelut di wilayah Malioboro untuk turut menjadi agen pemberantasan Narkoba. “Walaupun sejauh ini, laporan mengenai penyalahgunaan narkoba di Malioboro cukup minim, namun kita harus tetap waspada dengan bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba, ini demi menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Malioboro” Demikian ungkap Syarief di sekitar 50 peserta dialog.

Ditambahkan oleh Syarief, saat ini Narkoba sudah menjadi musuh negara, perlu adanya inisiatif dari masyarakat sendiri untuk melaporkan jika melihat ada penyalahgunaan narkoba “Jangan takut melaporkan jika ada warga, teman, atau saudara yang kena narkoba. Mereka adalah korban, jadi tidak akan dibawa ke ranah hukum namun akan direhabilitasi” Pungkas Syarief

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNK Yogyakarta, Susilo Budi Santoso yang pada kesempatan itu hadir sebagai pemateri menjelaskan mengenai pola peredaran narkoba yang semakin hari semakin mutakhir sehingga masyarakat harus lebih hati-hati “Sekarang ini narkoba beredar dalam berbagai kemasan yang terlihat menarik seperti permen, LSD yang berbentuk perangko, ataupun kue brownies ganja. Hal tersebut membuat kita harus semakin waspada” Kata Susilo.

Lebih lanjut lagi, Susilo juga menjelaskan bagaimana mengenali ciri-ciri pemakai narkoba dan juga dampaknya “Kalau sudah bisa mengenali ciri-ciri pemakai narkoba di lingkungan, kita bisa segela melakukan pendekatan dan kemudian dilaporkan untuk segera direhabilitasi. Sekarang sudah banyak lembaga rehabilitasi baik milik instansi maupun berbasis masyarakat” Jelas Susilo.

Saat ini Indonesia sudah memasuki Darurat Narkoba 2015. Sebagai tindak lanjut BNN Pusat menggalakkan Program Rehabilitasi 100.000 pecandu. BNNK Yogyakarta sendiri sudah memiliki program preventif dengan aktif melakukan pendekatan mengenai bahaya Narkoba ke masyarakat melalui program-programnya seperti Kampung Bebas Narkoba dan BNNK Goes to School. Ke depannya BNNK juga memiliki program yang menyasar Kelompok Marjinal (ams)