Revitalisasi Alun-Alun Utara Kembalikan Nilai Historis dan Filosofis Kawasan Kraton

Revitalisasi yang telah berhasil dilaksanakan di Alun-alun Utara diharapkan mampu mengembalikan nilai historis sekaligus filosofis kraton selain itu keberhasilan penataan alun-alun juga akan menghidupkan suasana alun-alun sebagai ruang publik yang nyaman, “Dengan terciptanya kawasan alun-alun yang bersih dan nyaman maka secara bertahap kawasan kraton telah kita kembalikan sesuai dengan nilai historis dan filosofis yang terkandung di dalamnya, selain itu tentu mengembalikan juga fungsi alun-alun sebagai ruang publik yang nyaman bagi kegiatan masyarakat umum” Demikian dituturkan oleh Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti ketika menghadiri acara peninjauan sekaligus Pencanangan Penataan Kawasan Kraton di Jl Pekapalan, Alun-Alun Utara pada hari Kamis (13/8) siang.

Lebih lanjut lagi, Walikota juga berharap keberhasilan penataan kawasan Alun-alun Utara ini bisa menjadi model bagi revitalisasi bagi empat kawasan cagar budaya lainnya, yaitu Malioboro, Kotagede, Kotabaru, dan Pakualaman “Keberhasilan revitalisasi ini merupakan hal yang luar biasa karena merupakan hasil dari kerjasama berbagai pihak, baik dari Pemkot, Pemprov DIY, maupun warga masyarakat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Alun-alun Utara (FKKAU) . Pendekatan persuasif yang kita lakukan berhasil menjawab permasalahan sosial yang tadinya ada, namun sekarang sudah ada kesepahaman dari berbagai pihak. Semoga keberhasilan ini bisa menjadi modal bagi revitalisasi kawasan cagar budaya lainnya” Pungkas Walikota.

Senada dengan Walikota, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dalam pengarahannya juga mengapresiasi kerjasama berbagai pihak yang telah berhasil melakukan revitalisasi tahap awal ini. Menurut Ngarsa Dalem, dengan bersihnya kawasan alun-alun maka Kraton sebagai simbol Yogyakarta juga akan lebih kajen “Kebersihan alun-alun itu prinsipil, kalau alun-alun kumuh maka kraton juga akan kumuh, padahal kraton merupakan ikon Yogyakarta dan tujuan utama wisata” Tegas Gubernur.

Gubernur juga berharap agar pedagang kaki lima (PKL) yang direlokasi mampu memanfaatkan lokasi baru dengan baik sekaligus tetap menjaga kebersihan “Kawasan alun-alun bisa terlihat rapi maka warga harus menjaga kebersihan di lokasi ini, selain itu saya berharap warga tetap bisa memanfaatkan secara ekonomis lokasi yang baru ini, jika perlu tembok pembatas antara trotoar dan wilayah berjualan dirobohkan saja agar tempat ini lebih menarik bagi konsumen” Ungkap Gubernur yang disambut oleh tepuk tangan PKL yang hadir pada kesempatan tersebut.

Sementara, Asisten Bidang Perekonomian Pembangunan Pemda DIY, Didik Purwadi menjelaskan bahwa penataan di wilayah Alun-alun ini merupakan bagian dari program pemerintah untuk menciptakan suasana nyaman di area Kraton sebagai salah satu destinasi utama wisata budaya di Kota Yogyakarta. Dengan terbentuknya suasana bersih, nyaman, dan aman, maka wisatawan akan semakin betah berkunjung di Kota Yogyakarta. Untuk penataan sendiri sekarang sedang diselesaikan pembangunan 129 shelter yang dilengkapi dengan sistem drainase dan air bersih, selain shelter PKL yang terdampak revitalisasi juga difasilitasi 90 gerobak untuk berdagang. Walau demikian hingga saat ini masih ada beberapa pedagang musiman yang belum terfasilitasi karena masih adanya kesulitan dalam proses pendataan. Sementara untuk menjaga kebersihan di lingkungan alun-alun, disediakan pula dua mobile sweeper. (ams)