Karang Taruna Kota Ajak Masyarakat Pahami Esensi Keistimewaan

Masyarakat kota Yogyakarta diharap mampu memahami secara rinci esensi dari keistimewaan Yogyakarta. Sejauh ini, keistimewaan masih dianggap sebatas simbol atau slogan semata “Pandangan mengenai keistimewaan Yogyakarta selama ini banyak mengalami pengerucutan makna, padahal masih banyak aspek dari keistimewaan yang harus dipahami secara komprehensif” Demikian diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, Umar Priyono di sela-sela acara Sosialisasi Keistimewaan DIY yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi DIY di Ruang Utama Atas, Balaikota Yogyakarta, Minggu (9/7).

Lebih lanjut, Umar mengatakan perlu adanya sosialisasi mengenai keistimewaan agar nantinya warga masyarakat bisa memahami keistimewaan Yogyakarta dari berbagai aspek seperti historis, sosiologis, maupun yuridis “Kita perlu merefresh lagi pemahaman mengenai keistimewaan, hal seperti ini penting untuk eksistensi Yogyakarta dan mewujudkan renaisans Jogja, atau peradaban baru unggul yang menghasilkan manusia utama” Tambah Umar ketika membuka acara tersebut di hadapan puluhan hadirin yang terdiri dari Ketua RW se-Kota Jogja.

Hadir sebagai narasumber dalam acara ini adalah Budayawan Brigjen Purnawiran Nuryanto yang dalam kesempatan tersebut menjelaskan keistimewaan Yogyakarta dari segi historis. Pada kesempatan tersebut beliau mengajak hadirin sekalian untuk kembali mengingat sejarah Yogyakarta sejak awal berdirinya hingga pasca kemerdekaan RI “Yogyakarta memiliki peran penting dalam sejarah kemerdekaan RI, inilah yang menjadikan Yogyakarta Istimewa, Keistimewaan Yogyakarta tentu beda dengan yang dimiliki Aceh atau Papua” Jelas pria yang akrab dipanggil Romo Nur tersebut.

Sementara, narasumber lainnya, Kepala Bidang Anggaran Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY, Aris Eko Nugroho memberi pemahaman mengenai silang sengkarut pencairan dan pengelolaan Dana Keistimewaan (Danais). “Banyak salah kaprah mengenai Danais, ini menimbulkan polemik di tengah masyarakat hingga ada istilah Danais kuwi sirahe diculke tapi buntute dipidak, sebab pencairan Danais sepenuhnya ada di tangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah hanya meminta sejauh yang dibutuhkan” Tutur Aris.

Mengenai acara ini, Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Hadi Muhtar yang pada kesempatan ini hadir mewakili Walikota Yogyakarta, memberi apresiasi penuh kepada penyelenggara atau Karang Taruna Kota Yogyakarta. Acara ini merupakan acara pertama yang diadakan oleh pengurus Karang Taruna yang baru terpilih belum lama ini “Saya bangga dengan Karang Taruna Kota karena walau baru terbentuk sudah merintis kerjasama dengan Dinas Kebudayaan untuk menyebarkan informasi mengenai keistimewaan ke masyarakat. Semoga nantinya Karang Taruna bisa menjadi representasi generasi muda dalam membangun Yogyakarta” Pungkas Hadi Muhtar (ams)