Walikota Jogja : Rejowinangun Layak Terima Penghargaan   Adhikarya Pangan Nusantara 2015

Kelurahan Rejowinangun kecamatan Kotagede  mewakili Kota Yogyakarta mengikuti  lomba ketahanan pangan tingkat propinsi DIY. Apabila juara lolos ke tingkat nasional mewakili DIY nantinya akan memperebutkan thropy  Adhikarya Pangan Nusantara tahun 2015. Tim Penilai  diketuai Drs. Abdul Mutholib diterima langsung oleh Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti di kantor kelurahan Rejowinangun, Rabu, (6/8/2015).

 Walikota dalam sambutan selamat datangnya  mengatakan kelurahan Rejowinangun siap meraih thropy tersebut. Hal itu dibuktikan dengan kesiapan semua warga Rejowinangun yang dikomandani lurah Retnaningtyas, SSTP. “Ada ataupun tidak lomba atau penilaian kelurahan Rejowinangun sudah dan selalu siap dalam memberdayakan masyarakatnya, termasuk dalam ketahanan pangannya. Rasa-rasanya Rejowinangun layak mendapatkan penghargaan itu,” ujar Walikota dihadapan para tim juri.

Walikota menambahkan ditengah keterbatasan lahan pertanian yang dimiliki,   kelurahan Rejowinangun telah  memenuhi  tiga aspek dasar  yakni ketersediaan, aksesibilitas dan kemanfaatan.  Tersedianya pangan yang mencukupi  bagi warga, kelancaran dan kemudahan akses pangan kepada warga  akan memberi kemanfaatan bagi  warga masyarakat. Dengan demikian akan terjadi kestabilan pangan di masyarakat Yogyakarta, khsusnya warga kelurahan Rejowinangun. Dengan memanfaatkan lahan pertanian perkotaan yang sempit  kelurahan Rejowinangun telah menyediakan pangan kepada warganya. ‘Ini yang harus diapresiasi dan menurut saya layak diberi penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2015,” ujar Walikota.

Walikota  mengatakan sejak pelimpahan kewenangan kepada wilayah digulirkan banyak wilayah di Kota Yogyakarta telah melakukan terobosan dan inovasi dalam memberdayakan warganya.  Hal itu juga dilakukan oleh kelurahan Rejowinangun, sehingga banyak penghargaan telah diterima oleh kelurahan Rejowinangun baik di tingkat propinsi maupun nasional.   Walikota berencana akan menjadikan Rejowinangun sebagai model pengembangan ketahanan pangan di kota Yogyakarta.

Ketua tim juri lomba Ketahanan pangan tingkat Propinsi  Abdul Tholib mengatakan kedatangan mereka ke kelurahan Rejowinangun hanya untuk menyocokkan data administrasi yang telah mereka terima dengan keadaan riil di lapangan.  Menurutnya, sekilas melihat  kondisi dan profil kelurahan   yang dilewati, dirinya berharap kelurahan yang syarat prestasi itu bisa mendapat nilai maksimal.

Sementara itu, lurah Rejowinangun  Retnaningtyas mengatakan  untuk mendukung pembangunan sistem ketahanan pangan  yang berkaitan dengan  ketersediaan, akses, kemanfaatan  dan kestabilan  kelurahannya telah menggulirkan beberapa kebijakan.  Dijelaskan, di bidang ketersediaan Retnaningtyas telah mengajak warganya untuk menanam 5 pohon pada setiap rumah.  Selain itu warga dihimbau untuk menggunakan produk lokal dalam setiap kegiatan mereka. Retnaningtyas juga mengajak warganya untuk menanam tanaman di setiap rumah tangga sebagai lumbung  hidup.  Dia juga menghimbau warganya untuk mengurangi konsumsi beras dengan memasak secara efekstif sesuai jumlah anggota keluarga, serta membiasakan sejak dini mengonsumsi makanan non beras.

Dalam aspek Aksesibilitas Retnaningtyas melakukan pendataan keluarga sejahtera dan pra sejahtera, melakukan pembinaan dan pendampingan peternakan dan peikanan. Melatih anak sejak dini untuk mengenal tanaman dan lingkungan. Memberikan pelatihan khusus bagi warga kriteria miskin dan memberikan bantuan permodalan serta peralatan. Untuk memenuhi aspek kemanfaatan bagi warganya Kelurahan Rejowinangun telah menghasilkan produk olahan  serta diversifikasi pangan.  Sedangkan untuk tetap menjaga kestabilan pangan warga Rejowinangun telah membentuk kampung wisata sebagai wahana lapangan kerja baru bagi warganya.  Juga, dibentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan membantu pemasaran bekerjasama dengan pihak ketiga seperti hotel dan perusahan lokal.

Retnaningtyas menambahkan dari hasil kerja keras  dan kegotongroyongan semua warga, ia  telah mampu mengurangi angka pra sejahtera di wilayahnya. “Dari tahun 2012 hingga 2014 rata-rata angka penurunan sekitar 1.4 persen,” ujar lurah Rejowinangun. (@mix)