KERAJINAN JANGAN HANYA SEBAGAI PELESTARIAN PRODUK, HARUS BERINOVASI SESUAI JAMAN

Dewan Kerajinan Nasional Daerah atu yang sering disebut Dekranasda Kota Yogyakarta menggear Talkshow yang sekaligus Syawalan dengan para pengrajin se Kota Yogyakarta. Pertemuan yang berlangsung Kamis (06/08),di Hotel Pandanaran ini dihadiri oleh tigaratus sebelas pengrajin ang tersebar di wilayah Kota Yogyakarta.

Dijelaskakan ketua Panitia, Drs. Tri Karyadi Riyanto, SH, M. Si., Pertemuan yang sekaligus sawalan ini diharapkan nantinya masing masing pengrajin dapat saling bertukar pikiran, bagaimana caranya untuk memasarkan Produk yang dihasilkannya, serta bagaimana cara mengemas produk bagaimana bisa berasing dipasaran.

Sealin itu, menurut Tri Karyadi, dengan adanya talkshow ini para member pengrajin bisa Ngangsu Kawruh kepada para nara sumber bagaimana kiat-kiat membuat produk yang layak dijual. “ Kami sengaja menggelar acara ini, selain untuk memberikan motifasi kepada para pengrajin, kita juga mengajak mereka untuk lebih bagaimana cara mengemas dan memasarkan hasil kerajianan tersebut”, katanya.

Sementara itu ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Hj. Tri Kirana Muslidatun, S.pSi. menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang memiliki 1.128 suku bangsa . Tentunya banyak produk yang dapat dihasilkan sebagai karya seni kriya kerajinan. Kekayaan keberagaman seni kriya kerajinan inilah yang dapat dijadikan asset besar budaya yang tentunya berdampak pada denyut pertumbuhan ekonomi, social dan budaya. Tantangan pengrajin (pelaku usaha) Indonesia di abad 21 ini tentunya belum berakhir.

“Lemahnya pemahaman manajemen, ragam dan inovasi desain yang tidak menjawab tantangan jamannya. karena masih berorientasi pada pengamalan pelestarian produk nenek moyang (warisan), dan strategi pemasaran produk yang masih sangat jauh tertinggal. Hal ini bukan tanpa sebab; pengrajin (umumnya) berada pada kelompok masyarakat miskin dan tidak berpendidikan tinggi. Pengrajin masih didominasi usia lanjut yang tidak mampu cepat beradaptasi,karena angkatan usia muda yang produktif seolah menjadikan profesi penghasil produk kerajinan jauh dari gengsi. Sehingga upaya untuk menciptakan inovasi dan pengembangan usaha menjadi masalah selama ini”, katanya.

Lebih jauh Ana Haryadi menjelaskan, belum terurainya masalah tersebut, 'badai' AFTA dan MEA tidak dapat dibendung menerjang kondisi keberadaan eksistensi UMKM.. Sebuah konsekuensi logis Indonesia menjadi bagian masyarakat dunia yang menglobal. Kondisi yang sebenarnya dapat dilihat dari posisi positif:akan membuka pasar bebas yang mudah dan murah dalam produksi masal yang mampu dijangkau oleh masyarakat luas Kompetisi menjadi nilai penting dalam mengejar ketertinggalan oleh pengrajin krta Produk murah. mudah terjangkau, dan berkualjtas menjadi tujuan Tetapi pandangan tersebut juga berarti pembinasaan UMKM kerajinan karena kesiapan berkompetisi masih dirasa belum cukup Pengetahuan manajemen. produksi yang masih konvensional dan manual masih dialami hampir seluruh pengrapn di negen ini.

Talkshow, yang dimoderatori Indro Kimpling yang juga pelaku wisata ini menghadirkan Narasumber Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Hj. Tri Kirana Muslidatun, S. Psi., serta Drs. Otto Lampito dari Harian Kedaulatan Rakyat.