SEGORO AMARTO SANGAT RELEVAN DENGAN AJARAN AGAMA ISLAM

Segala kemeriahan Idul Fitri hendaknya selalu diisi dengan meningkatkan rasa takwa kepada Allah Yang Maha Esa, yang selalu menghitung segala kemungkinan baik dan buruk yang pernah dilakukan UmatNya. Jika selama ini umat manusia telah melakukan kebaikan mestinya selalu ditingkatkan untuk masa yang akan datang. Demikian juga apabila melakukan kesalahan, mestinya harus bersimpuh dihadapan Ilahi Dzat yang maha menerima taubat untuk segera memohon Pengampunan dariNya, hal ini dikatakan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti pada saat menjadi Khotib Sholat Idul Fitri 1436 Hijriyah, Jum’at (17/06) di halaman Balaikota Yogyakarta.

“Dalam suasana yang berbahagia ini marilah kita renungkan hikmah Puasa ramadhan dan nilai-nilai luhur yang dibangun dalam Segoro Amarto (Semangat Gotong-royong Agawe Majune Ngayogyokarta) yang bisa kita petik untuk kehidupan bermasyarakat dan bernegara khususnya di Kota Yogyakarta dalam rangka mengaktualkan ajaran-ajaran Islam” Katanya.

Dikatakan Haryadi, semua ajaran Islam sangat meneladani pembangunan Kota Yogyakarta, yang bersemangatkan Segoro Amarto, diantaranya Iklas dan Kebersamaan. Pada saat manusia melaksanakan Puasa, manusia dididik untuk Iklas, mengerjakan ibadah semata mengharap Ridha Allah. Sifat Iklas ini hendaknya menjiwai semua amal ibadah, semua perbuatan yang dilakukan untuk kepentingan sesama, dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Dalam menjalankan Puasa dilatih untuk disiplin, jiwa disiplin yang tertanam, sebagai buah dari ibadah puasa ini, disamping mewujudkan sikap mentaati aturan dan tidak melanggar larangan, juga dalam pengertian disiplin waktu, jujur, konsisten, konsekuen,dan bertanggungjawab. Mestinya sikap disiplin ini diterapkan oleh segenap pejabat, aparat dan Pegawai instansi Pemerintah di Yogyakarta.

“Dalam ajaran Islam, Kepedulian  yang merupakan Pilar dari Segoro Amarto ini dapat dibaca dalam Kitab Hadits Shahih al-bukhori nomor4711 yang diriwayatkan bahwa Ibnu ‘Abbas r.a. yang Artinya, Nabi saw. Adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan, dan intensitas kedermawanan beliau yang paling tinggi adalah pada bulan ramadhan. Sikap kedermawanan inilah merupakan wujud dari sikap kepedulian. Sikap kedermawanan inilah yang merupakan solidaritas sosial yang menumbuhkan harmoni atau keseimbangan antara yang punya dan tidak punya, sikap ini menimbulakan Teposeliro dan rasa Handarbeni sebagai sesama makluk Tuhan”, tandas Haryadi.

Lebih lanjut Walikota Yogyakarta menambahkan, sebagai Pilar segoro amarto yang ke empat adalah Kemandirian, melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan umat manusia dididik yang lebih sabar tangguh, percaya diri, pantang menyerah, memiliki kemauan keras, dan mampu bekerja keras. Sifat-sifat tersebut merupakan penjabaran dari nilai Kemandirian yang dalam membangunan masyarakat sangat penting dimiliki oleh masing masing Pribadi.

Dalam kesempatan Tersebut Walikota Yogyakarta mengajak untuk menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang telah diperoleh dari hikmah Puasa Ramadhan. Hendaknya selalu senantiasa menjaga sikap iklas yang merupakan perwujudan dari kebersamaan, demikian juga kemandirian, kedisiplinan dan kepedulian. Pengamalan empat nilai ini selain penerapan ajaran Agama, sekaligus dijadikan empat pilar dalam membangun Kota Yogyakarta yang dikemas dalam slogan Segoro Amarto. “ Semoga dengan Dukungan semua elemen Masyarakat dan dengan Ridha Allah SWT, kita dapat membangun Kota Yogyakarta sebagai bagian NKRI sehingga dapat terwujud “Baldatun Thayyibatun wa rabbun Ghafur”, katanya. (And)