Kecamatan Kotagede Komitmen Berantas Demam Berdarah

Kecamatan Kotagede berkomitmen untuk menjadikan wilayah Kotagede bebas dari penyakit Demam Berdarah, untuk mewujudkan komitmen tersebut, perlu peran serta aktif dari segenap masyarakat.

“Komitmen ini harus dilakoni tenan. Pemberantasan demam berdarah bukan cuma tanggungjawab puskesmas, namun juga seluruh masyarakat. Kita harus punya kemauan kuat dan diikuti oleh tindakan yang dilandasi oleh semangat gotong royong dan kebersamaan” Demikian disampaikan oleh Camat Kotagede, Nur Hidayat di sela-sela acara Silaturahmi dan Buka Bersama antara Muspika, Lembaga Sosial Kemasyarakatan, Pengurus Cabang Muhammadiyah, Ketua RT/RW, serta Tokoh Masyarakat di wilayah Kecamatan Kotagede yang dilaksanakan di Kantor Kecamatan Kotagede, Selasa (30/6) petang.

Ditambahkan oleh Nur Hidayat, selain demam berdarah, Kotagede juga harus bebas dari penyakit masyarakat (pekat) serta bisa mewujudkan pemerintahan yang aman, nyaman, bersih tanpa korupsi. “Untuk mewujudkan hal itu semua dimulai dari pemikiran. Pemikiran akan menghasilkan perbuatan, perbuatan menghasilkan perkataan, dan perkataan akan menghasilkan kebiasaan yang menjadi harapan” Ungkap Nur Hidayat.

Komitmen tersebut, secara simbolis dituangkan dalam sebuah papan kesepakatan bersama yang ditandatangani oleh segenap unsur muspika dan masyarakat Kecamatan Kotagede.

Sementara itu Komandan Kodim (Dandim) 0734 Yogyakarta, Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga yang juga hadir dalam acara itu, menyampaikan pentingnya untuk menjaga persatuan dalam menghadapi ancaman global yang menghantui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dikatakan oleh Renal, melimpahnya Sumber Daya Alam, menjadikan Indonesia sebagai sasaran empuk bagi negara lain untuk dikuasai. “saat ini dunia sedang mengalami krisis energi, bangsa-bangsa mulai mencari bentuk energi alternatif yaitu bioenergi. Sumber Daya Alam yang kita miliki berpotensi menjadi energi alternatif, ini menjadikan banyak negara melirik Indonesia untuk dikuasai” Kata Renal.

Ditegaskan oleh Renal, bahwa ancaman dari luar negeri tidak lagi berbentuk dalam perang secara fisik, namun perang asimetris atau proxy war. “dalam proxy war kita tidak tahu siapa musuh kita, perang ini menggerogoti dari dalam, kita diadu domba, dan untuk menghadapinya kita harus bersatu, menghargai perbedaan yang ada, tetap yakin akan Pancasila, selalu mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, dan yang tak kalah pentingnya adalah menjaga ketahanan pangan” Tegas Renal.

Acara ini merupakan acara rutin tahunan yang diadakan setiap bulan Ramadhan dengan tujuan untuk memperkuat silaturahmi serta menjalin kebersamaan antara berbagai unsur di Kotagede, baik unsur pemerintahan, masyarakat, maupun organisasi dakwah yang diwakili oleh pengurus cabang Muhammadiyah Kotagede. Dalam penyelengaraan tahun ini, tema yang diangkat adalah “Kebersamaan dalam Kerukunan dan Kegotongroyongan Membangun Bangsa”. (ams)