MENKES RESMIKAN RUMAH PEMULIHAN GIZI

Menteri Kesehatan Republik dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH,DR,PH
meresmikan Rumah Pemulihan Gizi Kota Yogyakarta, Jumat (12/03). RPG yang
digagas oleh TP PKK Kots Yogyakarta ini bertujuan untui memberikan tempat
penanganan dan konsultasi secara komprehensif bagi balita gizi buruk
maupun gizi kurang, serta permasalahan seputar gizi balita berdasarkan
kondisi individual anak, keluarga dan masyarakat. Konsep RPG terintegrasi
dengan pendidikan anak usia dini. RPG diharapkan mampu menurunkan jumlah
balita dengan status gizi buruk atau kurang, sekaligus menyediakan tempat
khusus bagi penanganan balita, konsultasi dan penyuluhan.

Dyah Suminar, Ketua TP PKK Kota Yogyakarta melaporkan, Pemantauan status
gizi buruk Kota Yogyakarta 2009 menunjukkan terdapat 198 anak (1,04%)
balita gizi buruk, 1.829 anak (9,61%) balita gizi kurang, dan 16.385
anak (86,11%) balita gizi baik dan 626 anak (3,29%) balita gizi lebih dari
19.027 anak balita yang diukur status gizinya. Prevalensi balita gizi
buruk dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 berkisar antara 1,20-1,04%.

Kriteria gizi buruk berdasarkan standart berat badan/tinggi badan pada
februari 2010 ditemukan 88 balita kurus, 16 balita kurus sekali. Dari
criteria tersebut dapat dikatakan bahwa balita gizi buruk di Kota
Yogyakarta ada 16 anak dan 8 balita antaranya dirawat di RPG. RPD
dibutuhkan sebagai tempat perawatan antara rumas sakit dan puskesmas,
karena sering adanya kasus balita gizi buruk pasca perawatan di rumah
sakit menjadi jatuh buruk lagi setelah dirawat di rumah.

RPG menempati gedung eks SD Gading seluas 970m2 yang telah direnovasi
dengan dana keseluruhan Rp. 1.029.600.000 (satu milyar dua puluh sembilan
juta enam ratus ribu rupiah). Bangunan dilengkapi dengan ruang aula, ruang
rapat, ruang periksa, ruang dokter, ruang perawatan balita gizi buruk
dengan 4 ruang dan 8 tempat tidur, ruang laktasi bagi bayi dan ibu
menyusui, ruang makan, ruang belajar dan bermain balita dengan sarana
edukatif dalam dan ruang ruangan, dapur umum, mushola, dapur susu, kamar
mandi dan toilt serta area parkir yang strategis.

Jenis layanan yang diberikan meliputi pelayanan konseling masalah gizi
balita, penyuluhan, konsultasi serta rujukan gizi, penelitian dan
pengembangan gizi terapan oleh ahli, menyediakan makanan dengan
spesifikasi menu bagi bayi dan balita yang dirawat, pendidikan kesehatan
dan gizi, pemberian PMT pemulihan, rujukan dari posyandu/puskesmas serta
lanjutan pasca perawatan di rumah sakit.

Menkes mengatakan, terobosan bariu dalam bentuk konsep RPG ini dapat
mengatasi kekosongan penanganan masalah gizi di Indonesia dan selanjutnya
dapat menjadi model yang dapat dikembangkan di daerah lain.

Menurutnya, konsep pemulihan gizi buruk rawat jalan community based
management of servere malnutrition sedang dikembangkan di Indonesia.
Kegiatan ini dikelola bersama masyarakat (kader dan ibu-ibu balita).
Kegiatan utama adalah pemberian makanan tambahan pemulihan kepada balita
gizi buruk yang sudah tidakomplikasi, pemeriksaan status gizi dan
kesehatan oleh petugas setiap minggu, dan kegiatan penuyluhan terhadap
ibu-ibu untuk menyiapkan makanan anaknya di rumah. Pengembangan pemulihan
gizi rawat jalan ini harus didukung Puskesmas dan rumah Sakit untuk
rujukan.

Untuk memerangi masalah gizi buruk secara paripurna harus dimulai dari
posyandu untuk pencegahan promosi, memberikan makanan untuk anak gizi
kurang dan merawat gizi buruk. Hal ini memerlukan keterlibatan secara
aktif dari masyarakat dan lintas sector, jelas Menkes. (ism)