Upacara Peringatan SO 1 Maret

Sebagai puncak acara kegiatan Peringatan Serangan Umum 1 Maret yang ke 61 di Kota Yogyakarta dilaksanakan Upacara di Titik 0 Km tepatnya di Monumen SO 1 Maret Yogyakarta pada hari Senin        ( 1 / 3). Upacara dipimpin langsung oleh Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto.

Dalam amanat upacara Walikota Yogyakarta mengungkapkan bahwa peringatan ini masyarakat diingatkan untuk melanjutkan semangat juang para pahlawan. 1 Maret 61 tahun yang lalu terjadi pertempuran selama 6 jam yang dipelopori TNI dan didukung oleh seluruh masyarakat untuk melawan agresi Belanda. Mengenang dan menghargai semangat juang para pahlawan akan memberi kita makna semangat hidup yang dilandasi kemauan untuk berkorban demi kejayaan bangsa dan negara. Indonesia tetap jaya itulah yang ini ingin ditunjukkan kepada dunia internasional dan menyadarkan bahwa negara Indonesia masih memiliki kekuatan dan masih berdiri setelah dikira telah runtuh.

"Semangat para pejuang yang tulus ikhlas, jauh dari segala ambisi pribadi inilah yang perlu dicontoh. Maka para pemuda tak boleh menyia-nyiakan jerih payah para pahlawan membawa tongkat estafet bangsa pada kejayaannya. Kondisi ini dapat terwujud hanya dengan jika segenap masyarakat bersatu berjalan bersama dalam satu langkah dengan visi yang sama berkarya dan mengatasi setiap tantangan yang ada", Kata Herry Zudianto. "Hindari adanya kegiatan yang dapat berakibat memecah belah bangsa ini. Harus disadari bahwa kondisi negara sekarang hanyalah dikarenakan kesalahan kita dalam mentransformasikan cita-cita kemerdekaan dalam ketatanegaraan dan kehidupan berbangsa dalam kurun waktu selama ini. Kedepan kita harus lebih keras lagi, untuk kesadaran menyatukan komitmen atau tekad mencapai cita kemerdekaan dalam rangka mengatasi permasalahan bangsa sesuai dengan ideologi Pancasila. Marilah kita gunakan momen peringatan SO 1 Maret untuk lebih mementingkan bangsa dibanding kepentingan individu atau kelompok. Kedepan kata "kita" daripada "aku", pesan Herry kepada para peserta upacara.

Upacara berlangsung khidmat, diikuti oleh segenap eleman masyarakat dengan mengalungkan janur kuning seperti para Veteran, TNI, Polisi, PNS, Ormas dan para pelajar Kota Yogyakarta. Pada tahun ini, setelah upacara dilakukan kunjungan ke Museum Beteng Vredeburg dan Museum Istana Kepresidenan. Di Istana kepresidenan para pengunjung berdecak kagum menyaksikan benda-benda dan lukisan bersejarah yang berasal dari segenap penjuru dunia. Benda bersejarah tersebut asli, pindahan dari Istana Negara di Jakarta dikarenakan adanya instruksi Presiden bahwa setiap Istana kepresidenan haruslah memiliki museum, meskipun museum istana kepresidenan di Kota Yogyakarta masih terbatas pengunjung dan belum dibuka untuk umum. (byu)