SEMARAKKAN ULANG TAHUN 253 KOTA YOGYAKARTA, WARGA BACIRO WAYANGAN

Dalam rangka memperingati hari jadi Kota Yogyakarta ke 253, Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman menggelar Wayang Kulit semalam suntuk dengan menampilkan lakon Wahyu Widoro Mulyo. Pementasan wayang kulit kali ini menampilkan dua dalang lokal, yakni Ki Mamiks Slamet Suryanto, dan Ki Wagirin, berlangsung Sabtu (10/10), di lokasi Pasar Talok, jalan Tri Dharma Yogyakarta.

Ketua Panitia Ani Sofian, ST mengatakan, Kegiatan ini dilakukan selain mendukung Program Pemerintah Kota Yogyakarta, Pariwisata berbasis budaya, juga memberikan kesempatan kepada seniman lokal khususnya dalang untuk bisa tampil. “ Kami memang menampilkan seniman-seniman di Kelurahan Baciro untuk bisa mengasah kemampuannya. Pementasan seni pada saat ini tidak
hanya wayangkulit, kita tampilkan juga kesenian yang berbau Agamis, berupa nasyid, Qosidahan, kesenian yang sifatnya nguri-uri kabudayan jawa yakni Mocopatan. Sekalipun saat ini mocopatan masih didominasi kaum sepuh, namun di Gondokusuman umumnya masih banyak dijumpai kelompok mocopatan, juga acara ini sekaligus sawalan dan peresmian pembangunan Pasar Talok,” katanya.

Ditambahkan Ani Sofian, animo masyarakat untuk memajukan wilayahnya sangat luar biasa, terutama dibidang kesenian, hal ini dapat dilihat betapa kompaknya warga, dari mulai bersih-bersih lokasi panggung sampai dengan pembuatan panggung. ” Tidak saja masalah tenaga, warga disini telah iuran dana guna kelancaran malam kesenian, sekalipun telah diberikan bantuan stimulan dari pemerintah Kota Yogyakarta , demi terwujudnya pementasan wayang kulit ini,” papar Ani Sofian.

Ditemui secara terpisah sebelum pentas Ki Dalang Mamiks Slamet Suryanto mengatakan, pengambilan lakon ini sesuai dengan keadaan saat sekarang. Diceritakan Wahyu Widoro Mulyo ini berawal dari hilangnya beberapa pusaka yang dimiliki oleh kerajaan Amarta, dari pihak kerajaan telah mencari dengan berbagai upaya, namun tidak diketemukan juga. Seorang punokawan (Gambaran rakyat jelata),Petruk, dapat menemukan pusaka yang selama ini dicari. Petruk dapat menemukan pusaka, karena dia mencari pusaka yang hilang tersebut dengan ketulusan hati tanpa pamrih apapun. ” Hal ini tergambar jelas, bahwa peran serta warga masyarakat sangat dibutuhkan untuk memajukan, membangun wilayahnya. Saya pikir pemerintah tidak dapat berbuat banyak apabila tidak didukung warganya,” tandas Mamik yang juga karyawan Kelurahan Baciro.

Pentas Wayang yang diawali penyerahan wayang Gunungan oleh Lurah Baciro, Bambang Jati Purwanto kepada ki Dalang Mamiks Slamet Surjanto disaksikan seluruh warga Gendeng Baciro dan sekitarnya.