WALIKOTA DISANDERA TERORIS TUNTUT TEBUSAN 2 MILYAR

Sekelompok teroris yang menyamar sebagai wartawan tiba-tiba menyandera Walikota Jogja Herry Zudianto ketika sedang memberikan statement dalam sesi wawancara di Balaikota, Rabu (02/09). Kehadiran para teroris yang tak disangka samasekali itu cukup membuat gempar para tamu undangan yang hadir pada pertemuan tersebut.

Teroris yang telah berhasil menguasai keadaan dengan serta merta membawa Walikota dibawah todongan senjata, mereka mengancam akan melakukan pembunuhan terhadap Walikota dan menuntut uang tebusan sebesar 2 milyar rupiah. Mereka juga mengancam dalam waktu 30 menit akan melakukan peledakan Balaikota.

Dalam situasi yang serba sulit para pejabat yang berada pada acara tersebut segera melakukan antisipasi dan pencegahan perkembangan situasi. Komandan Kodim segera melaporkan kejadian ke Danrem, dan Kapoltabes seger melaporkan kejadian ke Kapolda. Tim koordinasi yang terbentuk dengan cepat segera melakukan negosiasi dan berupaya membebaskan Walikota dari penyanderaan serta menyusun strategi dalam pembebasan sandera. Namun negosiasi tersebut tidak membuahkan hasil.

Dalam waktu yang sangat singkat Pasukan anti teror Sat Brimob Polda DIY segera melakukan penyergapan, pembebasan sandera dan penjinakan bom. Pasukan desk Anti terror Kodim melaksanakan pengamanan pada tempat yang dimungkinkan digunakan sebagai jalur pelarian untuk menyelamatkan diri.

Teroris berhasil dilumpuhkan dan sandera berhasil dibebaskan, Pasukan anti teror pun segera melanjutkan penjinakan dan sterilisasi komplek Balaikota. Bom berhasil dijinakkan dan diledakkan oleh tim Jihandak Pasukan anti terror Sat Brimob Polda DIY. Walikota Jogja berhasil diselamatkan tanpa ada korban jiwa harta benda.

Hal itu merupakan bagian dari scenario simulasi penyanderaan Walikota Yogyakarta yang digelar di halaman Balaikota dalam acara Temu Bersama Elemen Masyarakat Kota Yogyakarta untuk Cegah Tangkal dan Antisipasi Aksi-aksi Terorisme. Hadir pada kesempatan ituWalikota, Wakil Walikota, Pimpinan DPRD, Tokoh Masyarakat dan ribuan elemen masyarakat lainnya.

Walikota Yogyakarta Herry Zudianto pada kesempatan itu mengatakan, Ketahanan Nasional merupakan tanggungjawab seluruh masyarakat, bukan hanya TNI, Polri dan Pemerintah saja, baik pada tingkat nasional maupun sampai ke wilayah kelurahan dan lingkungan kita. Menurut Herry, untuk mencegah radikalisme dan terorisme dapat dilakukan dengan mengembangkan dan memupuk sikap berjamaah dan kebersamaan. Adanya kebersaaam yang kuat, menurutnya, benih radikalisme akan sulit untuk tumbuh dan berkembang.

Sementara Kapoltabes Yogyakarta, Agus Sukamso mengatakan, Teroris yang berkembang saat ini merupakan teroris generasi baru. Teror yang mereka lakukan memiliki sasaran yang tidak focus bahkan terkesan membabi buta. “Dibandingkan dengan teroris sebelum era 2002, teror yang dilakukan memiliki sasaran yang khusus juga melibatkan kepentingan asing dan kelompok agama tertentu,” ujarnya. (ism)