HENDRI DAN LESTI SI ANAK PANTI

Apa yang terbayang dikepala kita, bila mendengar anak panti atau anak asuh ? barangkali sebuah predikat bagi anak-anak yang tidak mampu untuk bersekolah dan yang oleh keluarganya dititipkan disitu untuk dipelihara agar bisa hidup dengan asuhan yang diberikan oleh panti, sehingga pada saatnya nanti jika kembali ke masyarakat mereka bisa mandiri, barangkali begitu. Tetapi bukan hal yang aneh sekarang, bahwa di Panti Asuhan Wiloso Projo Yogyakarta, banyak dihuni oleh anak asuh yang berprestasi tinggi di dalam meraih nilai Sekolah dimana mereka menuntut ilmu. Sebut saja Lesti yang mempunyai nama Lengkap, Lesti Lestari seorang Pelajar Sekolah Menengah Tehnoligi Industri (SMTI) yang berada di Jl. Kusuma Negara Yogyakarta kelas III C (Jurusan Kimia) dan Hendrianto yang akrab dipanggil Hendri Pelajar kelahiran Ponjong Gunungkidul 26 Mei 1986, yang kini duduk di kelas II SMK 3 Yogyakarta, jurusan mekanik otomotif. Meski Mereka tinggal di Panti, namum dalam prestasi belajar boleh diacungi jempol. Bagi Lesti, sejak Ia masuk dikelas satu, hingga sekarang duduk di kelas tiga, yang namanya rangking dua atau tiga, sudah pasti ada di tangan, mengapa tidak rangkinmg satu, berat ya ? Ya, sebab yang pandai di SMTI Yogyakarta tidak hanya Ia sendiri, namun disitu banyak sekali anak yang pandai dengan berbagai prestasinya masing-masing, jelas Lesti. Pelajaran di SMTI boleh dikata sulit, rumit dan butuh ketelitian yang tinggi, siswa banyak diajarkan tentang ilmu pasti seperti kimia, fisika dan matematika, belum lagi praktek harian untuk menganalisa dan mengambil kesimpulan atas berbagai teori yang diberikan oleh para guru mereka, maka tidak mengherankan apabila kegiatan sekolah makan waktu hingga sore hari. Barangkali waktu jugalah yang menjadi kendala bagi Lesti mengapa Ia tidak bisa meraih rangking pertama di kelasnya. Ia sadar akan keberadaanya sebagai anak asuh, selain waktunya untuk sekolah, Ia harus mengikuti kegiatan Panti yang sudah menjadi pekerjaan tetapnya, sehingga seusai sekolah meski lelah dan ingin istirahat, hasrat itu harus disingkirkan dan mulai melaksanakan kewajibannya sebagai anak asuh Panti, barangkali kelelahan inilah yang membuat Lesti kurang optimal dalam belajar, tetapi kenyataanya Lesti tetap berprestasi tinggi di kelasnya. Bagaimana halnya dengan Hendri, sejak Ia masuk Sekolah pada tahun 2001 di kelas satu jurusan otomotif, pada semester pertama sudah meraih rangking kelima, dan ketika kenaikan kelas Ia dapat merebut rangking pertama di kelasnya, tetapi bila di paralelkan dengan rumpun mekanik otomotif se SMK 3, Ia menduduki rangking ke 5. Setelah naik ke kelas dua pada tahun ajaran 2002, pada semester satu kemarin, Ia tetap rangking pertama di kelasnya. Nilai bidang study produktif seperti las logam dan termodinamika, merupakan pelajaran yang disukainya, dan nilai-nila pada pelajaran tersebutlah yang prestasinya menonjol, mengapa ? Barangkali bakat dari sananya ! yang namanya Hendri sejak di bangku SLTP Ponjong Gunungkidul dulu sudah pandai, dan ketrampilan tangannya sudah terlatih baik, sehingga ketika pelajaran mengelas harus dilaksanakan di SMK 3, tangan dan konsentrasinya sangat membantu dalam praktek dan hasilnya pun luar biasa, yang namanya nilai praktek sudah langganan dengan angka 8 atau 9, itulah yang didapat Hendri. Kegiatan Panti memang diprogramkan untuk mengentaskan anak asuh agar dapat mandiri selepas nantinya dari Panti, maka yang namanya pekerjaan praktis untuk persiapan mandiri bagi perorangan anak asuh, seperti aneka ketrampilan dan olah seni, pendidikan budi pekerti dan moral agamis serta sosialisasi internal dan ekstrenal Panti merupakan program wajib yang harus diikuti oleh semua anak asuh demi masa depan mereka sendiri. Maka tidak mengherankan bila seorang anak asuh panti yang mau prihatin akan dapat menyambut tantangan hidup ini dengan tersenyum dan bangga, mengapa ? sebab Ia sudah mendapat bekal yang cukup, hal ini terbukti dengan bayaknya alumni Panti Wiloso Projo sekitar tahun 1943 hingga tahun1965, dimana para alumni pada tahun-tahun tersebut banyak yang menjadi orang, sehingga apabila mereka ada yang ke Yogyakarta pasti singgah dan memberikan batuan dan kenang-kenangan bagi almamaternya yaiti PA.Wiloso Projo. Kembali kepada Lesti dan Hendri bagaimana meraka bisa tinggal di Panti ? yang pasti mereka tidak demikian langsung saja masuk ke Panti tanpa prestasi sebelumnya. Lesti yang kelahiran Ponjong Gunungkidul, 29 April 1985, dari keluarga sederhana Wonorejo, tidak secara kebetulan bisa tinggal di Panti Asuhan Wiloso Projo Gowongan lor Yogyakarta, sehingga bisa ikut menikmati fasilitas yang ada, seperti tempat tinggal, akomodasi dan sebagainya. Ternyata Lesti mempunyai cerita sendiri untuk bisa masuk di PA Wiloso Projo ini. Tiga tahun yang lalu, ketika Lesti masih duduk di bangku SLTP 2 Ponjong Gunungkidul, Ia merasa dunianya hampir-hampir habis di bangku SLTP itu saja. Sebab bila mengingat keberadaan Orang tua yang tidak mampu, serta kebutuhan keluarga lainnya yang harus dicukupi, rasa-rasanya tidak adil bila Ia harus mengalahkan kepentingan sanak-saudara dan Orang tuanya hanya untuk ingin melanjutkan sekolahnya. Namun yang namanya nasib orang siapa tahu memang benar, dan hal itu memang terjadi pada diri Lesti. Karena kecerdasannya dan tekat serta giatnya belajar, membuat Lesti berprestasi tinggi di Sekolah tersebut, Ia selalu rangking satu di SLTP nya, hingga meraih NEM tertinggi di Ponjong, Yaitu 45,91 pada tahun ajaran 2000. Kembali pada nasib orang siapa tahu diatas, ternyata salah seorang Guru dari SLTP 2 Ponjong sendiri, yaitu Bapak Bambang Eko Wijanarko, berkenan mengangkat menjadi anak asuhnya. Atas bantuan Pak Guru itulah Lesti diarahkan untuk dapat belajar di SMTI Yogyakarta dan menghuni Panti. Maka pada 15 Juli 2000 resmilah Lesti menjadi anak asuh dan diantarkan ke PA Wiloso Projo untuk tinggal disitu melanjutkan sekolah hingga sekartang. Kesempatan emas seperti ini ternyata tidak hanya dinikmati oleh Lesti Sendiri, ternya Hendri juga meniti hal yang sama, jika lesti menjadi anak asuh pada tahun 2000, maka Hendri mendapat giliran pada tahun berikutnya, dan menyusul Lesti yang sudah setahun tinggal di PA. Wiloso Projo. Budi baik Pak Bambang ternyata membuahkan kegembiraan yang tidak hanya bagi Lesti dan Hendri tetapi juga bagi keluarganya, lebih-lebih Orang tua dari kedua anak tersebut, hal ini tampak dalam setiap kabar baik dari Lesti dan Henri kepada Orang tua mereka yang selalu melibatkan Pak Bambang sebagai pak-pos yang membawa kabar gembira. Lesti dan Hendri mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dan motivasinya sehingga mereka bisa belajar dan tetap dapat berprestasi di Sekolah masing-masing. Viva untuk Pak Bambang mohon jika ada Lesti atau Hendri yang lain yang membutuhkan pertolongan, kiranya Bapak dapat mengangkatnya pula. Sekarang Lesti sedang mempersiapkan diri untuk maju ke babak akhir sekolahnya, yaitu Ujian Akhir Sekolah (AUS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun 2003 mendatang. Jika ada kesempatan untuk melanjutkan kuliah, Lesti lebih senang jika bisa diterima di Fakultas yang sejalur dengan disiplin ilmu yang sekarang sedang ditekuni yaitu ilmu-ilmu Kimia, maka jika mungkin Ia lebih senang masuk ke Akademi Tehnologi Kulit atau Farmasi, tetapi bila hal itu tak mungkin maka yang Ia harapkan untuk bisa segera bekerja, sehingga bisa mentas dari dunianya kini dan ingin sekali bisa mengangkat adik-adiknya yang masih ada di Panti. (KHI/ Pier)