PENYAKIT SALURAN PERNAPASAN MULAI MENYERANG WARGA

Warga korban gempa bumi yang mengungsi di barak-barak mulai terserang penyakit infeksi saluran pernapasan. Keluhan ini dirasakan beberapa pengungsi di wilayah kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, dan Kotagede yang dikunjungi Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto, Kamis malam (01/06). Dalam kunjungan ini, Walikota yang didampingi ketua DPRD Kota Yogyakarta, Arif Noor Hartanto, SIP, dan beberapa pejabat dilingkungan Pemkot membawa serta tim medis yang diketuai kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Choirul Anwar. Alhasil, kedatangan tim medis yang terdiri dari tiga dokter dan beberapa perawat ini betul-betul dimanfaatkan warga di barak-barak pengungsian. Dr. Choirul Anwar, saat ini, kebanyakan dari para pengungsi menderita sakit batuk, pilek, stres, tensi turun dan luka. “Untuk penyakit yang berhubungan dengan pernapasan seperti batuk dan pilek dan lain sebagainya disebabkan cuaca dan udara yang kurang baik. Hal ini bisa terjadi karena para pengungsi tidur di ruangan terbuka. Ditambah kurang istirahat dan makan yang kurang teratur ,”ungkap Choirul. Choirul juga menjelaskan selain penyakit yang berhubungan dengan pernapasan, para pengungsi juga mengalami penurunan tensi diakibatkan kurang istirahat, bahkan ada pengungsi yang sudah mengalami gangguan psikologi ringan seperti stres. Sementara itu, ketua RW X, kelurahan Jogokaryan, Poedjo, mengungkapkan warga yang ada di barak-barak pengungsian mulai merasa bosan dan ingin segera pulang.. “ Mereka (pengungsi) yang berada di barak pengungsian ini sebenarnya sudah bosan dan ingin segera pulang ke rumah masing-masing. Namun, karena kondisi rumah para pengungsi masih mengkuatirkan untuk ditempati pengungsi kami bujuk supaya tetap berada di sini,” ungkap Poedjo. Ditanya tentang persediaan logistik Poedjo mengatakan untuk sementara tidak menjadi masalah. Dikatakan, bantuan dari Pemerintah Kota yang disalurkan dari Kecamatan sudah diterima warga, begitu juga tenda dan lainnya. Bantuan dari Pemkot Yogyakarta juga sudah diterima dan manfaatkan dengan baik oleh warga di kecamatan Mergangsan dan Kotagede. Hanya saja ada permintaan warga di Kotagede agar Pemkot Yogyakarta mencarikan psikolog untuk menenagkan kembali trauma yang sedang dialami warga akibat gempa tersebut.” Saya harap Pak Wali dan Pemkot Yogyakarta mencarikan kami psikolog untuk menengkan warga kami yang sedang mengalami trauma. Bayangkan, ada beberapa ibu dan anak-anak merasa takut sekali kalau masuk dalam rumah. Saya harap ini bisa dilakukan,” harap seorang Bapak yang tidak mau disebut namanya. Sementara itu, Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto mengajak warga yang terkena musibah agar tabah dan bersama-sama bangkit kembali menata kehidupan yang sementara ini porak poranda.”Bapak –bapak, ibu-ibu, dan anak-anakku sekalian, saya harap bapak, ibu, dan anak-anakku sekalian tetap tabah menghadapi musibah ini. Bapak ibu tidak sendirian. Kami, Pemerintah Kota dan semua warga Kota Yogyakarta akan selalu bersama kalian semua. Mari kita bersama bangkit kembali, menata kembali kehidupan kita. Mari.. kita bangkit bersama,” ungkap ajak Walikota. Walikota mengatakan program dalam jangka waktu 3 minggu, satu bulan, dan satu tahun kedepan adalah memulihkan di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemukiman. Unutk masah pemulihan ini Pemkot akan memberikan prioritas pada bidang tertentu dan harus segera ditindaklanjuti, seperti pendidikan. “ Kita tidak mau pendidkkan kita terbengkalai akibat gempa yang melanda kita ini,” ungkap Walikota disela-sela kunjungan ke salah satu barak pengungsian di bilangan Brontokusuman kecamatan Mergangsan. Dalam kunjungan itu Walikota sempat memberikan bantuan berupa, selimut, sarung dan jarik, susu untuk balita dan obata-obatan unutk warga di barak-barak pengungsian. (@mix)