Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali : Jiwa tulus, Pejuang Kemanusiaan
Senin, 17 Juni 2019 bertempat di Jl. Pramuka, BPBD Kota Yogyakarta menyelenggarakan Halal Bil Halal Keluarga Besar BPBD Kota Yogyakarta, kegiatan yang diikuti oleh Kampung Tanggap Bencana/KTB, Kelurahan Tanggap Bencana/KATANA, Forum Relawan, PMI Kota Yogyakarta dan BPBD Kota Yogyakarta. Dalam sambutannya Kepala BPBD Kota Yogyakarta, Hari Wahyudi menyampaikan, kegiatan ini sebagai wahana untuk silaturahmi dan mengkonsolidasikan relawan, melalui silaturahmi kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, saling membuka diri untuk saling meminta maaf dan memaafkan, agar setelah silaturahmi ini kita menjadi lapang dada. Selain itu dari pertemuan ini, kita bisa saling memahami kondisi kita masing-masing guna mengkonsolidasikan diri baik secara individu maupu kelembagaan. Konsolidasi individu akan menguatkan kelembagaan, konsolidasi secara kelembagaan akan menguatkan kerjasama dan jejaring. Kegiatan seperti ini, untuk ke depannya bisa dilaksanakan di Kecamatan atau Kelurahan bahkan di Kampung-kampung, dengan demikian KTB atau KATANA atau Forum Relawan bisa menjadi penyelenggaranya. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang juga hadir di tengah-tengah relawan menyampaikan rasa bangga bisa kumpul bareng dengan dengan pejuang-pejuang kemanusian, para relawan yang tulus ikhlas menolong sesama, dengan jiwa-jiwa yang siap sedia berkorban, tanpa kehadiran mereka berbagai musibah atau bencana akan memakan waktu dalam penanganannya, kehadiran mereka disaat yang tepat sangat membantu bahkan bisa menyelamatkan jiwa seseorang. Ketepatan waktu bisa tercipta karena ketrampilan individu yang mumpuni, yang dengan sigap dan cekatan bergerak cepat menolong sesama. Ketrampilan yang diperoleh dari pelatihan dan latihan yang terukur menjadikan mereka insan yang mumpuni, tangguh, dan berdedikasi tinggi. Untuk itu Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi kinerja para relawan dan berterima kasih atas darma baktinya selama ini, serta akan memfasilitasi program dan kegiatan yang menunjang melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Fasilitasi bisa berupa program atau kegiatan pelatihan guna peningkatan ketrampilan yang dibutuhkan, serta melengkapi sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan kebencanaan. Perubahan iklim yang ekstrim serta lokasi Kota Yogyakarta yang memungkinkan terjadi bencana, baik berupa : gempa tektonik, gempa akibat erupasi gunung berapi, puting beliung, banjir, dll menjadikan kita harus senantiasa siap dan waspada mengantisipasi berbagai kemungkinan bencana tersebut. Melalui kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat kita bisa meminimalkan kemungkinan terjadinya korban di masyarakat. Hendaknya KTB dan KATANA sebagai bagian dari masyarakat di graasroot dan salah satu pilar dalam membangun masyarakat sadar bencana, yang siap mengahadapi kemungkinan terjadinya bencana dan siap melangkah dalam antisipasi bencana. Suasana akrab dan kekeluargaan dari awal hingga akhir tercermin dari senyum dan sapa para relawan terlebih bagi mereka yang menerima doorprize unik dan menarik seperti : cangkul, sekop, selimut, terpal, dll (oni)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Pantau Langsung Uji Coba Malioboro Semi Pedestrian
Pagi ini Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi pantau langsung uji coba Malioboro semi pedestrian. Bersama jajarannya Ia melakukan pantauan menggunakan sepeda kayuh berkeliling Malioboro. Selasa Wage yang jatuh pada tanggal 18 Juni 2019 ini merupakan uji coba pertama Jalan Malioboro bebas kendaraan bermotor. Selanjutnya akan dilaksanakan setiap hari Selasa Wage, kendaraan bermotor dilarang melintasi Jalan Malioboro sejak pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjelaskan Pemerintah Kota Yogya uji coba ini untuk merancang guna mengatasi permasalahan kemacetan di Kota Yogya. Untuk itu, katanya, dibuat manajemen lalu lintas yang baru dan signifikan dampak hasil positifnya. Diantara membuat arus jalan in/out ke Kota Yogya dengan menerapkan satu arah di sejumlah ruas jalan. Dalam penerapannya perlu kajian dan uji coba. Usai uji coba ini, tambahnya, tahap kedua nanti juga dilakukan uji coba pembiasaan, dengan menerapkan secara bertahap. Misalnya permulaannya hanya diterapkan pada hari tertentu saja, atau diterapkan pada malam hari saja. Seluruh masyarakat dan pengusaha, pedagang dan semua pihak memperoleh kenyamanan di Yogyakarta. Malioboro sebagai daya tarik utama wisata kota Yogya, harus dibuat nyaman. Perubahan yang lebih baik pun perlu proses utk pembiasaan, ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Wawali berharap dengan adanya uji coba tersebut, masyarakat mulai tahu dan terbiasa dengan rute yang diterapkan di Malioboro Semi Pedestrian tersebut. Ini dilakukan bertahap dan yang penting membiasakan agar orang-orang hafal. Kami sedang membangun Malioboro masa datang yang menjadi kawasan menarik dan satu-satunya magnet yang luar biasa di Yogya, pungkasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogya, Agus Arif Nugroho mengatakan jika selama uji coba semi Pedestrian Malioboro, pihaknya telah menyiapkan opsi buka tutup jalan. Dalam uji coba tersebut, pihaknya juga tidak mengubah arah jalan di sekitar kawasan semi Pedestrian Malioboro. Hanya saja pihak Dishub menutup Jalan Malioboro dari sisi utara. Kita hanya menutup Jalan Malioboro. Jalan Bhayangkara tetap seperti semula, Jalan Mataram juga tetap dua arah, katanya. Sementara untuk sirip Malioboro seperti Jalan Perwakilan, Jalan Pabringan dan Jalan Reksobayan tidak mengalami perubahan. Pihak Dishub hanya memberlakukan sistem buka tutup jalan. Kalau Anda melihat nanti dari sana (Sosrowijayan ke selatan) masih ada kendaraan bermotor, yang di depan Malioboro Mall masih bisa lewat lewat gang kecil ke barat (Jalan Dagen), katanya. Kemudian, lanjutnya, jalan ke Gedung Agung (Jalan Pabringan dan Jalan Reksobayan) di berlakukan buka tutup jalan apabila ada suatu kegiatan di Gedung Agung atau di Polresta. . Selama uji coba semi pedestrian, yang diperbolehkan melintas di Jalan Malioboro adalah becak, andong dan sepeda. Namun demikian, kendaraan umum Trans Jogja dan kendaraan pelayanan masyarakat, seperti truk sampah, mobil ambulans, dan pemadam kebakaran tetap diperbolehkan melintas. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Targetkan Bangun 170 Perpustakaan Kampung
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengemukakan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah menargetkan membangun 170 perpustakaan kampung hingga tahun 2022. "Kami akan memberikan jangkauan perpustakaan hingga sampai kampung, tidak hanya berhenti di kelurahan atau kecamatan, dengan begitu hingga 2022 nanti kita targetkan bisa membangun 170 Perpustkaan kampung di seluruh wilayah Kota Yogyakarta," ucap Haryadi saat membuka Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca Perpustakaan Nasional Republik Indoensia di Ruang Yudistira Kompleks Balaikota, Selasa (18/6/2019). Haryadi mengungkapkan, keberadaan perpustkaan kampung ini mempertegas Taman Bacaan Masyarakat yang sebelumnya sudah berdiri lebih dahulu. Hal itu untuk memperkuat dukungan Pemerintah Kota Yogyakarta. "Taman Bacaan Masyarakat biasanya berangkat dari satuan masyarakat, dalam rangka mengapresiasi taman bacaan itu maka kami akan memberikan support, kita kerjasamakan dengan Arpusda Kota, Arpusda DIY dan Perpusnas," jelas Haryadi. Namun Haryadi mengaku Arpusda tidak memiliki jangkauan hingga ke wilayah, untuk itu pihaknya bertekad akan mensinergikan antara Arpusda dengan Dinas Pendidikan sehingga keberadaan perpustakaan bisa dirasakan hingga ke kampung-kampung. "Dinas Pendidikan dan Arpusda akan menindak lanjuti kerjasama ini untuk saling menguatkan di wilayah mengenai keberadaan Taman Bacaan Masyarakat dan Perpustakaan Kampung," imbuhnya. Terkait dengan sejumlah Taman Bacaan Masyarakat yang hingga saat ini statusnya pasif, Haryadi tetap mengapresiasi inisiasi masyarakat yang sudah luarbiasa tersebut. Pihaknya menilai hal itu dipicu kurangnya jejaring, kurangnya buku sehingga menjadi kurang maksimal. "Perlunya adalah adanya network maka pengelolaan berbasis IT di TBM sudah waktunya diterapkan, Arpusda akan membuat sistem kecil kecil untuk bisa diterapkan di bawah. Maka kalau ada yang tidak aktif menjadi tanggung jawab kami melalui Arpusda," paparnya. Dalam kesempatan yang sama juga, Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Tri Sumekar mengapresiasi sejumlah terobosan yang telah dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Arpusda. "Yogyakarta sebagai kota pendidikan tentu menjadi salah satu kota dengan sejumlah inovasi yang sangat bagus, sehingga kami rasa Yogyakarta pantas menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengembangkan minat baca masyarakatnya," ungka Tri Sumekar. Ia berharap dengan sejumlah terosan dan inovasi yang telah dilakukan Pemkot Yogyakarta bisa menumbuhkan semangat baca masyarakat yang lebih tinggi sehingga bisa mendukung implementasi program revolusi mental menuju Indonesia cerdas 2024. Sementara itu Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengungkapkan, tingkat kunjungan di perpustakaan Kota Yogyakarta semakin meningkat tajam. "Hingga pertengahan tahun 2019 ini sudah mencapai angka 1900 hingga 2000 pengunjung yang telah kami catat," ungkap Wahyu. Tingginya minat baca tersebut, menurut Wahyu, menguatkan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar, Kota Pendidikan, Kota Budaya dan Kota nyaman huni. Wahyu mengaku meningkatnya minat mayarakat untuk mengunjungi perpustakaan dipicu oleh beberapa program yang telah dilakukan seperti, memperpanjang jam layanan, menambah gedung baru dan memperbanyak layanan mobile dengan perpustakaan keliling. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Bersama Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota Pantau Uji Coba Semi Pedestrian Malioboro
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti bersama Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mendampingi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan HB X meninjau uji coba semi pedestrian Malioboro, Selasa sore (18/06/19). Selama peninjauan, Raja Yogyakarta tersebut memunguti sampah di sepanjang Jalan Malioboro yang dilewatinya. Kepada semua orang yang ikut dalam peninjauan, Sultan mengakui melakukan hal tersebut agar bisa menjadi contoh bagi wisatawan supaya tidak membuang sampah sembarangan. Saya ngambil sampah memang sengaja, biar orang bisa lihat. Bahwa sampah dipinggir pun saya ambil gitu, kata Sultan. Tidak hanya memungut sampah, Sultan juga membuang sendiri sampah yang dipungutnya ke bak sampah. Aksi tersebut, kata Sultan, sebagai bentuk contoh termasuk kepada pihak pemangku kepentingan. Dalam pantauan tersebut Sultan mengatakan jika akan mencoba mengisi aktivitas seperti seni budaya setiap Selasa Wage di sepanjang kawasan Malioboro. Tidak ada jualan kami mencoba mengisi aktivitas tidak sekedar kosong tapi bagaimana juga ada aktivitas seni budaya, tidak hanya orang menari, katanya. Sri Sultan juga mencontohkan seni budaya yang mungkin bisa dipamerkan seperti patung, pameran lukisan dari masing-masing Desa Kabupaten bisa tampil. Sehingga Selasa Wage tidak hanya kosong dari aktivitas Pedagang Kaki Lima (PKL). Ia menegaskan jika uji coba semi pedestrian tersebut, justru akan membuat Malioboro semakin nyaman sehingga semakin diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. Jangan dianggap kita justru mematikan aktivitas baik yang hotel, PKL, enggak ada sama sekali untuk pemahaman itu, katanya Sultan menambahkan, pihaknya akan mengkaji dan mengevaluasi agar hotel dan PKL dapat hidup dan dapat berjualan. Namun kata Sultan, hal tersebut membutuhkan waktu. Ia mencontohkan, PKL yang berjualan di sekitar Keraton juga ingin direlokasi, namun dengan berbagai petimbangan para PKL masih diperbolehkan berjualan. Memang butuh waktu, seperti dulu jualan PKL yang disekitar Keraton yang mau saya pindahkan, kan juga enggak setuju. Makin rugi, sekarang sampai malam kebuka, katanya Catatannya, kata Sultan, jika ingin tetap berjualan di Malioboro para PKL harus mengikuti peraturan terutama terkait dengan kebersihan. Yang penting ketika dilihat bersih, teratur, tutup Sultan. Senada dengan Sultan, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, menjelaskan jika uji coba ini bukan untuk mematikan pedagang tapi justru untuk menambah atau meramaikan pedagang. "Yang penting adalah akses dari tempat-tempat parkir tersebut itu dipermudah seperti halnya akses parkir yang di Malioboro mall" kata Walikota. Pihaknya juga sepakat dengan Gubernur bahwa kekosongan ini diisi dengan kegiatan seni budaya. Dalam tahap uji coba yang pertama tersebut Walikota ingin menemukan kekurangan agar menjadi bahan evaluasi dan langsung diselesaikan. Termasuk membiasakan masyarakat bebas kendaraan di Kawasan Malioboro. Nanti akan kita uji coba beberapa kali, hari pertamakan Selasa Wage, besok Selasa wage tapi besoknya lagi mungkin bisa malam hari Sabtu atau malam Sabtu. Dari situ kita bisa menemukan kekurangannya dimana, kata Walikota disela peninjauan. Ia menegaskan jika Pemerintah Kota Yogyakarta akan terus berkomitmen untuk merawat Malioboro dengan memperbaiki beberapa instalasi yang rusak seperti tempat sampah. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Raih Penghargaan Top 99 Pelayanan Publik
Inovasi layanan pengisian surat pemberitahuan pajak daerah elektronik atau (e-SPTPD) milik Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya berhasil meraih penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Penghargaan diserahkan oleh Menpan RB, Syafrudin dan diterima oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Dalam kesempatan tersebut, Menpan RB, Syafruddin menyampaikan, pemerintah pusat akan selalu mendorong inovasi-inovasi yang bersifat lokal dan instansional, tak sampai disitu inovasi tersebut akan diterapkan secara nasional dan diangkat serta dijadikan program nasional. "Salah satuya inovasi milik Pemkot Yogya yakni pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah secara elektronik atau (e-SPTPD)" ujarnya usai menyerahkan penghargaan, Kamis (18/7/2019) di Semarang. Bahkan Ia sangat mengapresiasi inovasi tersebut, pasalnya inovasi seperti e-SPTPD di daerah lain belum banyak yang mengaplikasikan. Ia menyebut jika e-SPTPD milik Pemkot Yogya merupakan aplikasi yang sangat mendukung program smart city, karena dengan aplikasi ini, membuat pelaporan dan pembayaran pajak daerah menjadi lebih mudah, cepat dan aman. "Itu karena memungkinkan wajib pajak hotel, restoran, hiburan dan parkir untuk melaporkan dan membayar pajak secara online" jelasnya. Hal senada dikatakan Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menurutnya, e-SPTPD hadir sejalan dengan misi Pemkot Yogya untuk mewujudkan Kota Yogya sebagai Smart City. "Dengan e-SPTPD wajib pajak dapat menyelesaikan kewajibannya dalam melaporkan dan membayar pajak hanya dalam waktu lima menit saja," ungkapnya. Menurutnya, e-SPTPD dapat diakses melalui perangkat yang terhubung dengan internet melalui situs https://sptpd.jogjakota.go.id dan telah terintegrasi dengan aplikasi Jogja Smart Service (JSS). Kemudahan lain yang didapat melalui e-SPTPD, wajib pajak tidak perlu datang ke loket, mengantri, dan mengisi formulir secara manual karena semuanya dapat dilakukan secara daring melalui gawai yang dimiliki. "Wajib Pajak tidak perlu datang ke Loket Pelayanan Pajak Daerah, mereka dapat melaporkan melalui ponsel kapan saja dan di mana saja," jelasnya. Tak hanya itu, tambahnya, pembayaran dapat dilakukan secara tunai di seluruh Bank BPD DIY, transfer dan mobile banking. Dalam pelaporannya wajib pajak juga cukup mengisi omset dan sistem e- SPTPD secara otomatis menghitung pajak yang harus dibayar. "Dengan e-SPTPD, wajib pajak juga dapat memantau progress pajak yang dibayarkan sampai masuk ke Rekening Kas Umum Daerah sehingga mencegah tindakan pelayahgunaan yang dilakukan oleh aparat pemerintah," jelasnya. Sejak e-SPTPD diluncurkan pada Desember 2017 lalu, realisasi penerimaan pajak daerah terus meningkat. Jika pada 2017 penerimaan pajak sebesar Rp 188,491 miliar, pada 2018 meningkat menjadi Rp 213,508 miliar. "Dan hingga Juni 2019 ini Rp realisasi pajak daerah Kota Yogja sebesar 104,416 miliar," ungkapnya. Dengan diraihnya penghagaan tersebut, Wawali berharap segenap Organisasi Perangkat Daerah di linkup Pemkot Yogya dapat terus berinovasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, menyederhanakan proses pelayanan, akuntabel, transparan, bersih dan tepat waktu. Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Wasesa menambahkan, jumlah wajib pajak di Kota Yogya yang sudah melaksanakan e-SPTPD adalah 1.372 wajib pajak, atau 80 persen dari keseluruhan wajib pajak. Sejak adanya e-SPTPD, lanjut dia, prosentase jumlah wajib pajak yang melaporkan dan membayarkan pajak tepat waktu juga mengalami kenaikan, Tingkat kesadaran membayarkan kewajiban pajaknya tepat waktu juga meningkat. Dari 2017, rerata 904, setahun kemudian naik menjadi 931 dan saat ini rerata 1.036 wajib pajak. "Semakin banyak wajib pajak yang melaporkan dan membayar pajak tepat waktu sebelum tanggal jatuh tempo, dampaknya pencapaian penerimaan Pendapata Asli Daerah melalui sektor pajak lebih optimal," ungkap Wasesa. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Agustus Ini Pemkot Hapus Denda PBB
Kabar gembira bagi warga kota Yogyakarta, terutama yang menunggak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari tahun 1994-2018. Karena khusus pembayaran pada Agustus tahun ini Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) akan menghapus denda PBB dari 1994-2018. Menurut Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Titik Sulastri, penghapusan denda sendiri telah diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Yogyakarta nomor Perwal nomor 83 tahun 2011 tentang Juknis Perda No 2 Tahun 2011 tentang PBB Perdesaan dan Perkotaan. "Kebijakan ini didasari Peraturan Walikota dan hanya berlaku pada bulan agustus saja untuk tahun ini," ucap Titik Sulastri pada Rapat Koordinasi Optimalisasi Penerimaan PBB-P2 di Grha Pandawa Balaikota Yogyakarta, Kamis (18/7/2019). Pihaknya berharap kebijakan penghapusan tunggakan denda PBB ini disambut baik masyarakat, sehingga bisa dimanfaatkan dengan secara maksimal, mengingat waktunya yang hanya satu bulan saja. Titik meminta seluruh pemangku di wilayah untuk segera mensosialisaskan kebiajakn tersebut. Sekaligus meminta warganya untuk segera membayar pajak pada bulan agustus nanti. "Dengan kebijakan ini warga tidak perlu lagi memikirkan besarnya tunggakan denda, sehingga kedepan kami juga berharap pajak bisa dibayarkan tepat waktu tidak harus menunggu jatuh tempo," tandasnya. Terkait dengan tata cara pembayaran, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Yogyakarta Wasesa menjelaskan bahwa wajib pajak bisa mendatangi bank yang ditunjuk untuk membayar PBB, yakni hanya pajak pokok dan tidak perlu membayar denda yang ada. "Bebas denda ini berlaku untuk PBB tahun 1994-2018. Hanya berlaku satu bulan yang nantinya akan ada Perwal (Peraturan Walikota Yogyakarta," ujarnya. Adapun Bank yang telah ditunjuk sebagai mitra kerja pemerintah dalam kebijakan ini yakni BPD DIY, BRI, BNI, serta Pos Indonesia untuk melakukan pembayaran. "Caranya sangat mudah wajib pajak hanya menunjukkan nomor objek pajak (NOP) kemudian akan keluar rincian PBB di bank yang bersangkutan. Denda otomatis akan hilang, karena yang dibayar pokoknya saja," urainya. Saat ini terdapat 282.976 wajib pajak dengan nilai denda sejak 2011 mencapai Rp 27 miliar dan tunggakan pokok PBB sebanyak Rp 75 miliar. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kotagede Luncurkan Keluar Bersama Daftar 1 Dapat 5
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Kecamatan Kotagede kembali melakukan inovasi pelayanan publik untuk memudahkan akses layanan kependudukan yang diberi nama "Keluar Bersama Daftar 1 Dapat 5". Diluncurkan langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarya Heroe Poerwadi di Kantor Kecamatan Kotagede pada Jum"at (19/7/2019) pagi, program ini diharapkan bisa memberikan kemudahan pengurusan dokumen kependudukan bagi warga Kotagede. "Keluar bersama daftar 1 dapat 5 ini merupakan inovasi Pemerintah Kota Yogyakarta, yang awalnya diinisiasi di Kecamatan Danurejan, dan berhasil masuk kedalam TOP 99 inovasi pelayanan publik Indonesia ditahun 2017," ungkap Heroe. Pihaknya menerangkan, dengan program daftar 1 dapat 5 ini maka setiap pelaporan kelahiran oleh penduduk Kota Yogyakarta, secara bersamaan akan dibuatkan Akta Kelahiran, mendapatkan NIK (Nomer Induk Kependudukan), kartu keluarga baru, kartu identitas anak dan ditambah lagi buku kesehatan ibu dan anak. "Layanan ini, mulai minggu ini akan kita implementasikan diseluruh wilayah Kota Yogyakarta. Setiap Kecamatan akan menandatangani kesepakatan bersama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dindukcapil) sebagai pedoman dalam pelaksanaan layanan," jelas Heroe. Inovasi keluar bersama daftar 1 satu dapat 5, kata Heroe, merupakan langkah terobosan pelayanan publik dimana telah terintegrasi pelayanan berbagai dokumen dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan. "Dengan adanya keluar bersama daftar 1 dapat 5 ini, akan terbentuk efesiensi dan efektifitas pelayanan, akselerasi kepemilikan dokumen anak sera sinergisitas diantara aspek kependudukan dan kesehatan," imbuhnya. Keluar bersama merupakan wujud pengertian dan kepedulian terhadap situasi dan kondisi masyarakat, terutama bagi keluarga-keluarga yang memiliki bayi yang baru saja lahir, sehingga tidak perlu lagi direpotkan oleh prosedur pengurusan dokumen yang tidak praktis dimasa lalu. Disisi lain, menurutnya Inovasi keluar bersama ini juga merupakan manfaat dari pelimpahan kewenangan yang diterapkan di Pemerintah Kota Yogyakarta dimana wilayah Kecamatan diberi wewenang untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada diwilayah,. "Dengan melakukan perencanaan dan pembangunan secara mandiri sesuai dengan kondisi aktual masyarakat, guna menjawab ekspektasi akan pelayanan publik yang profesional, cepat dan akurat," sambungnya. Seiring dengan tuntuan kebutuhan masyarakat yang semakin komples, masih karta Heroe, Kecamatan sebagai garda terdepan dalam penyediaan pelayanan wajib untuk selalu beradaptasi menyesuaikan dengan kondisi masyarakat sekitarnya. Dalam kesempatan yang sama, Camat Kotagede, Rajwan Taufia menjelaskan, dengan program ini maka warga akan lebih mudah mengurus data kependudukan. Caranya cukup datang ke Kecamatan. "Program ini adalah kerjasama kami dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Kesehatan dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana," ucapnya. Rajwan mengaku akan terus melakukan inovasi, kedepan Ia akan menambah satu dokumen yakni ditambah buku Keluarga Berencana (KB), sehingga menjadi Keluar Bersama Daftar 1 Dapat 6. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Mengenang Pahlawan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Tegalrejo Adakan Kirab Budaya
Masih dalam nuansa Kota Yogyakarta berhati nyaman tak lepas dari perjuangan para pahlawan terdahulu dalam membela kemerdekaan Indonesia. Salah satunya Pangeran Diponegoro, lahir di Yogyakarta dengan nama Mustahar yang semasa kecilnya Pangeran Diponegoro bernama Bendara Raden Mas Antawirya. Salah satu pahlawan di Kota Yogyakarta khususnya di wilayah Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo yakni Pangeran Diponegoro, membuat Heru Kuswanto sebagai Ketua Pelaksana beserta masyarakat sekitar, menggelar Kirab Budaya di Kelurahan Tegalrejo untuk mengenang kepahlawanan Pangeran Diponegoro yang bertempat di lapangan parkir Pendopo Diponegoro, Minggu (21/7). Kirab Budaya Pangeran Diponegoro ini diresmikan dengan Pendobrakan pintu yang diibaratkan sebagai gerbang menuju kemerdekaan untuk diri sendiri maupun bangsa Indonesia, yang dipandu langsung oleh Trah ke-7 Pangeran Diponegoro. Kirab ini start mulai dari lapangan parkir Pendopo Diponegoro, dan finish di SMP N 7 Kota Yogyakarta. "Acara ini diadakan untuk mengenang kepahlawanan Pangeran Diponegoro dimana kirab budaya diadakan bertepatan dengan mengenang 194 Tahun Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan dengan tentara Belanda tepat di tanggal sekarang ini" katanya. Acara ini diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan Angon Bocah, harapannya kirab budaya ini bisa dilaksanakan setiap tahun dengan tema Mengenang Perlawanan Pangeran Diponegoro. "Saya sangat terkesan dengan antusiasme masyarakat Tegalrejo dalam mengikuti kegiatan kirab budaya ini, harapannya kedepan kegiatan serupa dapat dilaksanakan lebih meriah dengan konsep yang sama akan tetapi dengan kreativitas di tiap wilayah yang berbeda tapi tetap mengusung tema perjuangan Pangeran Diponegoro," ungkapnya Kirab yang dilaksanakan oleh Kelurahan Tegalrejo melibatkan 15 kelompok seni yang terdiri dari 12 kelompok RW, dua kelompok dari SMP N 7 Yogyakarta dan SD Muhammadiyah Tegalrejo serta kelompok milenial dengan nama Tim 12. "Harapan juga kami sampaikan kepada masyarakat Tegalrejo untuk bersama-sama meneladani perjuangan Pangeran Diponegoro, mari kita gelorakan semangat kepahlawanannya dalam sanubari kita smua," katanya. Selain itu disisi lain, dengan berpakaian jawa kuno serta berpakaian seperti Pangeran Diponegoro, Nisrina salah satu siswi SMP N 7 Kota Yogyakarta mengatakan, antusias dan senang diadakannya kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Tegalrejo. Ia mengataka sebagai peserta Karnaval ini membawa empat maskot dari total 32 siswa anak yang ikut dalam barisannya. Maskot tersbut merupakan perwujudan seorang Pangeran Diponegoro beserta istri, Alibasyah Sentot serta Kyai Mojo yang menjadi pengikutnya. Adapun penamilan Nisrina dengan membacakan puisi Pangeran Diponegoro dari penulis Khairil Anwar. "Berharap lebih bagus lagi keikut sertaan Karnaval yaitu ke anak muda, ini merupakan bentuk meneladani semangat yang di berikan Pangeran Diponegoro, membangkitkan lagi semangat Diponegoro, yang dimasa pembangunannya meraih kemerdekaan, mengenang semangat juang dan meneladaninya" ungkapnya. Selain itu, Roni Sadewo yakni merupakan Trah ke-7 dari Pangeran Diponegoro mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk peran aktif Kelurahan Tegalrejo dalam melestarikan budaya dan sejarah yang ada di Tegalrejo. "Kegiatan ini berkaitan erat dengan Pangeran Diponegoro, agar pendatang yg tidak tau tempat ini dapat mengetahui ternyata tempat ini memiliki sejarah, diharapkan semua masyarakat ikut menjaga nilai-nilai sejarah yg ada bukti sejarah, jangan sampai bukti sejarah dilupakan maka pelajaran sejarah dilupakan juga," ungkapnya. Ia juga mengatakan bahwa, acara seperti ini harus dilestarikan khususnya untuk anak-anak diusia lebih dini, agar sejarah yang ada di Tegalrejo ini dapat di lestarikan dan di syiarkan. "Event-event ini tidak dibatasi umur dari golongan manapun boleh ikut. Biarkan anak- anak mengerti sejarah lebih dini, kita hanya di paksa untuk menghafal apa inti peristiwa bersejarah apa yg terjadi dan kenapa harus ada perang diponegoro, maka inilah yang harus kita pahami" ungkapnya. Roni Sadewo berharap, sejarah dijadikan panduan dan pelajaran bukan hanya saat perang Diponegoro saja namun dimasa sekarang yang sudah merdeka ini, maka Roni Sadewo memiliki organisasi Paguyuban Diponegoro atau disebut Patra Padi. "Sejarah adalah panduan untuk kita untuk dimasa sekarang dan mendatang. Saat ini keluarga Diponegoro juga sudah ada organisasinya yaitu Paguyuban Diponegoro atau Patra Padi yang kami ini mensyiarkan sejarah melalui social media salah satunya di youtube saya pribadi, setiap hari sabtu dan minggu dan itu semua berasal dari Babat Diponegoro yang langsung ditulis oleh Pangeran Diponegoro"ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
16 Paskibraka Kota Yogyakarta, Maju Tingkat Nasional dan Provinsi DIY
Dinas Pemuda dan Olahraga telah selesai melaksanakan Seleksi Paskibraka Kota Yogyakarta Tahun 2019. Sebanyak 38 Siswa bertugas sebagai Calon Paskibraka Kota Yogyakarta, 7 Siswa mewakili Kota Yogyakarta bertugas sebagai Paskibraka di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, serta satu siswa bertugas sebagai Paskibraka di Tingkat Nasional. Kepala Seksi Pembinaan Pemuda, Husni Eko Prabowo mengatakan berdasarkan kegiatan seleksi Pemilihan Calon Paskibraka Tingkat Kota Yogyakarta telah dilaksanakan pada tatebenggal 30-31 Maret dan 1-2 April 2019. Seleksi ini diikuti oleh 275 peserta seleksi dari SMA/SMKA di Kota Yogyakarta. "Kuota berdasarkan prestasinya, Kota Yogyakarta yang menentukan sesuai dengan keaktifan mereka disekolah dan PBB yang mereka jalani selama ini" ungkapnya Pada tahapan seleksi dibagi menjadi empat tahap, yaitu Tahap seleksi Postur, yang menyeleksi dari 275 peserta menjadi 150 peserta. Tahap Seleksi Jamani, menyeleksi dari 150 peserta menjadi 80 Peserta untuk mengikuti tahapan seleksi selanjutnya. Tahapan Seleksi Wawancara Kota, menyeleksi 80 peserta menjadi 46 peserta yang sudah berhak untuk menjadi Calon Paskibraka Kota Yogyakarta Tahun 2019. Tahap pelatiahan Paskibraka ini akan dilaksanakan di Balaikota Yogyakarta mulai tanggal 26-9 Agustus 2019. Tahap selanjutnya yakni Tahap Seleksi Provinsi,menyeleksi 46 pesserta yang sudah menjadi Calon Paskibraka Kota Yogyakarta untuk diseleksi mewakili Kota Yogyakarta, seleksi ke Tingkat Provinsi berjumlah 16 peserta. Sehubungan dengan hal tersebut semua siswa-siswi yang terpilih menjadi Paskibraka tingkat Provinsi DIY maupun Paskibraka yang akan bertugas di Tingkat Nasional beserta pembimbing berkunjung ke Pemerintah Kota Yogyakarta, ditemui secara langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Kesempatan ini para peserta meminta Doa restu serta arahan dalam menjalankan tugasnya. Pertemuan ini dilaksanakan di Ruang Sadewa, Balaikota Yogyakarta, Jumat (19/7). "Terus membawa nama baik Kota Yogyakarta, agar orang memandang Yogya melalui adek-adek pembawaan disiplin dalam proses putusan atau temen-temen yang terpilih bisa mengharumkan Kota Yogyakarta" ungkap Heroe Poerwadi. Heroe Poerwadi mengatakan, yang dipilih memang sudah terseleksi dari sekolah, proses ini memberikan kesempatan untuk semua peserta menjadi yang terbaik. "Secara tersirat ini adalah amanah, bisa menjadi spirit untuk menunjukkan eksistensi kita. Terpilihnya untuk mengibarkan bendera, menjadi perhatian dan sorotan banyak orang, disamping itu mengembangkan amanah Nasionallistik, tidak semua orang memiliki kesempatan dan keinginana kesampaian seperti kalian," ungkapnya. Disamping itu, Heroe Poerwadi juga mengungkapkan bahwa yang sangat dijaga adalah kesehatan dari tiap peserta, karena kesempatan langka menjadi Paskibraka yang di percaya dalam bertugas di tingkat Provinsi DIY dan Tingkat Nasional. "Kesempatan ini tolong dijaga, karena ini kesempatan langka, disiplin untuk diri sendiri dan nama baik Kota Yogyakarta. Bisa membawa kebanggaan yang bisa teman-teman rasakan yakni success story untuk lebih baik lagi dan bisa mengembangkan dengan sukses bekal bagi adek-adek untuk mencintai apa yang sudah dilakukan dengan disiplin, lakukan dengan penuh keseriusan enjoy menikmatinya" katanya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Heroe Poerwadi Tekankan Pentingnya Penanganan Daging Kurban Secara Higienis
Menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 H, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menekankan pentingnya pelatihan penyembelihan dan penanganan daging secara higienis. "Kami ingin memastikan betul bahwa seluruh panitia mengetahui tata cara kurban, tidak hanya secara syariah saja namun juga dari aspek kesehatan, kebersihan dan higienitas," ucapnya saat membuka Pelatihan Penyembelihan Hewan Qurban di Masjid Diponegoro Balaikota, Sabtu (19/7/2019). Pihaknya meminta petugas untuk dapat memastikan bahwa hewan kurban dalam keadaan sehat. Selain itu, sambungnya, juga harus lebih teliti dalam mengambil keputusan terhadap hewan yang sakit. "Yakni dengan melakukan pemeriksaan secara cermat sehingga nantinya daging kurban yang kita peroleh selalin halal juga layak untuk dikonsumsi," tandasnya. Menurutnya, pengetahuan tersebut, bertujuan untuk memastikan hewan yang disembelih bebas penyakit sehingga tidak sampai merugikan orang yang mengkonsumsi dagingnya. "Kami berharap materi pelatihan ini dapat menambah pengetahuan tentang penyembelihan hewan kurban dan dapat dipraktekkan di wilayah masing-masing," ucap Heroe. Disisi lain, Heroe menerangkan bahwa Pemkot telah meluncurkan buku panduan tata cara penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Ia menilai buku tersebut sangat penting mengingat masih ditemukannya proses penyembelihan yang tidak sesuai syari"at. Ia pun menghimbau agar masyarakat dalam melakuan proses penyembelihan memenuhi empat syarat pokok yakni aman sehat utuh dan halal (Asuh). "Agar prinsip tersebut tercapai maka harus ada proses pelatihan bagi petugas," jelasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kota Yogya Bertekad Jadi Kota Ramah Lansia
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya bertekad menjadikan Kota Yogya sebagai Kota ramah lansia (lanjut usia). Untuk mewujudkannya maka Pemkot Yogya akan berusaha untuk memenuhi hak-hak para lansia. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan jika tekad tersebut merupakan bagian dari upaya memuliakan para lansia. Sehingga hak-haknya bisa terpenuhi. Di antaranya dengan mengeluarkan Perwal Nomor 38 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Lansia. Fokusnya pada penyelenggaraan kesejahteraan lansia dan pemenuhan beragam haknya katanya saat membuka festival lansia di Kantor Kecamatan Jetis, Sabtu (20/7/2019). Terkait pemberdayaannya, lanjutnya, tak harus terimplementasi skala berat. Intinya adalah memfasilitasi keaktifan para lansia dalam kehidupan sehari-hari. "Tidak harus yang berat-berat, karena pada intinya bisa memfasilitasi lansia yang mandiri, masih aktif, dan produktif agar tidak nglokro," ujarnya. Ia mencontohkan pemberdayaan para lansia ini bisa berupa mengajak para lansia terjun langsung ke masyarakat. Perannya dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan. Khususnya bagi para lansia yang memiliki spesifikasi kemampuan tertentu. Dalam tatanan ini para lansia menjadi sebuah role model. Untuk menanamkan kearifan lokal dalam interaksi keseharian. "Para lansia tentu memiliki segudang pengalaman, nah nanti para lansia ini bisa membimbing, mewariskan, dan menularkan pengalamannya dalam berbagai aspek kehidupan ke generasi penerus," katanya. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Sosial Kota Yogya, angka harapan hidup lansia sudah berada diatas 74 tahun. Setidaknya ada kisaran 1.300 hingga 1.500 lansia yang berusia lebih dari 60 tahun di wilayah Kota Yogya jelasnya. Dengan meningkatnya usia harapan hidup penduduk, tambahnya, tentu akan memicu pertambahan usia lansia. Terkait dengan itu, Ia terus mendorong kaum lansia untuk terus berperan aktif sebagai sumber daya pembangunan. Angka harapan hidup yang panjang tentu saja menjadi indikator keberhasilan pembangunan" ujarnya. Ia pun menghimbau warganya agar tetap menjalani hidup yang sehat baik secara fisik maupun psikis. Terutama bagaimana mengatur hidup agar tetap berumur panjang. Harus bisa mengatur hidup agar tetap bermanfaat dan sejahtera, pesan Wawali. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Potensi gempa berbeda dengan Prediksi gempa
Kampung Tanggap Bencana/KTB merupakan upaya Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mitigasi bencana, hal ini dimaksudkan agar masyarakat senantiasa siap dan tanggap apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. Kota Yogyakarta yang terletak di daerah yang memiliki Potensi bencana gempa bumi baik tektonik berupa pergeseran lempeng bumi maupun gempa vulkanik akibat erupsi gunung berapi mendorong kita untuk senantiasa menempa diri dan tanggap bencana.Pada hari Minggu, 21 Juli 2019, Warga Kampung Jagalan Beji di Kelurahan Puwokinanti, Pakualaman bersama BPBD Kota Yogyakarta menggelar simulasi bencana gempa bumi, Simulasi yang diikuti oleh masyarakat, warga kampung yang telah dilatih sebagai relawan tanggap bencana, Kepolisian, Koramil, Puskesmas, Tagana, dan berbagai organisasi maupun relawan kebencanaan. Simulasi bencana gempa dengan berbagai kemungkinan dari mulai jatuhnya korban akibat terkena reruntuhan bangunan, hingga adanya lansia, anak-anak dan ibu hamil yang harus mendapatkan prioritas dalam proses evakuasi bahkan adanya orang gila dan terjadinya tindak pidana pencurian. Semua kemungkinan tersebut harus siap diantisipasi para relawan yang tergabung dalam KTB. Ditandai suara sirene yang meraung-raung dan hiruk pikuknya pengungsi akibat panik terjadinya gempa, ratusan orang berhamburan menuju titik evakuasi yang telah ditentukan, para relawan pun bergerak untuk mengevakuasi korban yang membutuhkan pertolongan, berbekal radio komunikasi dan petunjuk keluarga korban satu persatu korban bisa dievakuasi. Camat Pakualaman, Cahyo Wijayanto menyampaikan bahwa simulasi ini bagian dari gladi lapang mitigasi bencana,dimana masyarakat menjadi garda depan dalam simulasi agar bila terjadi bencana sudah memiliki gambaran apa yang harus dilakukan. Dan melalui simulasi ini antara masyarakat dengan relawan dan Pemerintah Kota bisa harmonis bekerjasama dalam satu kesatuan langkah antisipasi bencana. Heroe Poerwadi, Wakil Walikota Yogyakarta didampingi Kepala BPBD dan angggota DPRD Kota Yogyakarta menyampaikan arahan disela-sela proses simulasi bencana tersebut, bahwa simulasi adalah proses untuk berlatih agar saling memahami apa yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana, warga hendak jalan menuju kemana, dimana jalan yang aman dan terdekat untuk proses evakuasi, dimana letak tempat pengungsian, sedangkan bagi para relawan adalah menerapkan ilmu yang telah dipelajari, dimana para korban berada, apa yang harus dilakukan pada para korban. Dengan standar operasional kebencanaan kita tahu apa yang harus dilakukan dan bisa saling bekerjasama, saling melengkapi dalam bertindak. Selain itu juga ada standar tata kelola yang berisi alur tata kelola yang menghubungkan dari satu kejadian, ke kejadian berikutnya untuk dipadupadankan menjadi sinergitas. Dengan simulasi ini kita bisa mempraktekkan berbagai teori dalam pembelajaran guna diketahui kekurangan dan kelebihan dalam mengambil tindakan antisipasi bencana gempa bumi. Harapannya melalui simulasi kita dapat membentuk masyarakat yang tanggap dan tangguh dalam menghadapi bencana, terlebih Kampung Jagalan Beji merupakan KTB yang ke 102. Selain berlatih dan bersimulasi hendaknya KTB jagalan beji bisa merajut kerjasama dengan kTB atau oraganisasi relawan bencana yang lain. Dengan bekerjasama satu sama lain kita bisa bahu membahu, bergotong royong mewujudkan kawasan Tanggap Bencana yang terbentang luas dari ujung ke ujung di Kota Yogyakarta. Sedangkan terkait berita potensi gempa besar di pantai selatan Jawa, hendaknya dibedakan kata potensi dengan prediksi, kalau potensi semua tempat yang berada di lempeng bumi berpotensi gempa tektonik akibat tumbukan atau pergeseran lempeng bumi, sedangkan prediksi sampai sekarang belum ada ilmu pengetahuan atau alat yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa, oleh karena itu masyarakat tidak perlu cemas atas pemberitaan tersebut, namun kita mesti waspada dan tanggap bila terjadi bencana,teriring doa Semoga Alloh SWT memberikan kita daya dan kekuatan dalam menghadapi berbagai kejadian dalam hidup dan kehidupan dengan selamat dan iman, amin. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tutup TPS Jatimuilyo, warga kelola sampah secara kolektif
Di pinggiran sungai Winongo di wilayah RT 01, RW 01, Jatimulyo, Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo terdapat tempat pembuangan sampah akhir/TPA yang telah digunakan warga sejak tahun 2011. Tempat pembuangan sampah ilegal atau tidak resmi tersebut menggangu warga masyarakat sekitar akibat polusi udara yang ditimbulkan berupa bau maupun polusi tanah serta pencemaran sungai. Forum Komunikasi Winongo Asri/FKWA menginisiasi warga masyarakat untuk bermusyawarah dan bergotong royong dalam mengatasi permasalahan sampah tersebut. Hasil dari musyawarah warga adalah penutupan TPA tersebut dan warga akan mengelola dan membuang sampah secara kolektif kolegial. Pada hari Minggu pagi, 21 Juli 2019, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Porwadi secara resmi menutup TPA Jatimulyo tersebut. Dalam arahannya disampaikan bahwa TPA Jatimulyo ini ilegal karena tidak memiliki payung hukum oleh karena itu ditutup dan tidak dipergunakan lagi sebagai TPA, terlebih telah mencemari sungai, membuat polusi udara dan mengganggu kenyamanan warga sekitar TPA. Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi keinginan warga untuk merubah wajah lingkungan sungai dengan melakukan kerja bakti bersih-bersih lingkungan, merencanakan kawasan terbuka hijau dan penghijauan dengan tanaman keras di pinggiran sungai Winongo. Kami yakin dengan semangat guyub rukun dan gotong royong bahu membahu dalam menyelesaikan masalah dan membangun komitmen bersama maka apa yang diinginkan warga akan terwujud. Dalam musyawarah apabila ada pihak yang dirugikan terkait dengan penutupan TPA dan tata kelola sampah warga maka para pihak yang dirugikan bisa diberdayakan sebagai salah satu tenaga dalam pengelolaan sampah, harapannya tidak ada warga yang dirugikan dan program ini bisa berjalan dengan disengkuyung oleh semua warga. Rujiman, Ketua RT 01 RW 01 Kricak menyampaikan keinginan warga, bahwa dengan ditutupnya TPA ini maka warga akan membuang sampah secara kolektif, dan untuk membuang sampah diperlukan kendaraan guna mengangkut sampah tersebut, oleh karena itu kami mohon Pemerintah Kota melalui bapak Heroe bisa memfasilitasi kami berupa kendaraan roda tiga. Dan kami berkomitmen untuk melakukan merti kali berupa pemeliharaan lingkungan di bantaran sungai agar tidak kumuh dan menata menjadi lahan hijau yang aman dan nyaman. Lebih lanjut Endang dari FKWA berujar bahwa selain penutupan TPA maka dilahan bekas TPA membujur ke utara di RT 01 dan 61 yang berada di tepi sungai Winongo bisa dibangun Ruang terbuka hijau/RTH oleh Pemerintah Kota Yogyakarta yang berfungsi sebagai resapan air dan merawat ekosistem sungai, dengan pohon keras sebagai tegakan yang dapat berfungsi menahan air dan longsor. Dalam kesempatan tersebut Heroe Poerwadi, turut serta bekerja bakti dengan mengambil sampah menggunakan garu untuk dimasukkan ke gerobak sampah, Selain kerja bakti juga diserahkan sarana pendukung kerja bakti dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY berupa bagor, sarung tangan dan garu. Setelah kerja bakti dilanjutkan dengan melihat lokasi yang diusulkan sebagai RTH dan berdialog langsung dengan warga sekitar guna mengetahui detail permasalahan dan diperoleh solusi yang tepat. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
16 Peserta Paskibraka Kota Yogyakarta, Maju Tingkat Nasional dan Provinsi DIY
Dinas Pemuda dan Olahraga telah selesai melaksanakan Seleksi Paskibraka Kota Yogyakarta Tahun 2019. Sebanyak 38 Siswa bertugas sebagai Calon Paskibraka Kota Yogyakarta, 7 Siswa mewakili Kota Yogyakarta bertugas sebagai Paskibraka di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, serta satu siswa bertugas sebagai Paskibraka di Tingkat Nasional. Kepala Seksi Pemninaan Pemuda, Husni Eko Prabowo mengatakan berdasarkan kegiatan seleksi Pemilihan Calon Paskibraka Tingkat Kota Yogyakarta telah dilaksanakan pada tatebenggal 30-31 Maret dan 1-2 April 2019. Seleksi ini diikuti oleh 275 peserta seleksi dari SMA/SMKA di Kota Yogyakarta. "Kuota berdasarkan prestasinya, Kota Yogyakarta yang menentukan sesuai dengan Keaktifan mereka disekolah dan PBB yang mereka jalani selama ini" ungkapnya Pada tahapan seleksi dibagi menjadi 4 tahap, yaitu Tahap seleksi Postur, yang menyeleksi dari 275 peserta menjadi 150 peserta. Tahap Seleksi Jamani, menyeleksi dari 150 peserta menjadi 80 Peserta untuk mengikuti tahapan seleksi selanjutnya. Tahapan Seleksi Wawancara Kota, menyeleksi 80 peserta menjadi 46 peserta yang sudah berhak untuk menjadi Calon Paskibraka Kota Yogyakarta Tahun 2019. Tahap pelatiahan Paskibraka ini akan dilaksanakan di Balaikota Yogyakarta mulai tanggal 26-9 Agustus 2019. Tahap selanjutnya yakni Tahap Seleksi Provinsi,menyeleksi 46 pesserta yang sudah menjadi Calon Paskibraka Kota Yogyakarta untuk diseleksi mewakili Kota Yogyakarta seleksi ke Tingkat Provinsi berjumlah 16 peserta. Sehubungan dengan hal tersebut semua siswa-siswi yang terpilih menjadi Paskibraka tingkat Provinsi DIY yakni terdapat tujuh pelajar masing masing M Restu Agam (SMA N 1), Malika Abimanyu (SMA N 2), Rizky Ramadhan Syahri (SMA N 3), M Kurniawan (SMKN 3), Latifa Hanum Zain (SMAN2), Riris Santiyati (SMKN 3) serta Alifa Tanzila Azmi (SMK SMTI). Selain itu, Paskibraka yang akan bertugas di Tingkat Nasional adalah Galuh Kumala Hapsari pelajar dari SMAN 8 Yogya. Mereka berkumjung ditemani pembimbing ke Pemerintah Kota Yogyakarta, yang ditemui secara langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Kesempatan ini para peserta meminta Doa restu serta arahan dalam menjalankan tugasnya. Pertemuan ini dilaksanakan di Ruang Sadewa, Balaikota Yogyakarta, Jumat (19/7). "Terus membawa nama baik Kota Yogyakarta, agar orang memandang Yogya melalui adek-adek pembawaan disiplin dalam proses putusan atau temen-temen yang terpilih bisa mengharumkan Kota Yogyakarta" ungkap Heroe Poerwadi. Heroe Poerwadi mengatakan, yang dipilih memang sudah terseleksi dari sekolah, proses ini memberikan kesempatan untuk semua peserta menjadi yang terbaik. "Secara tersirat ini adalah amanah, bisa menjadi spirit untuk menunjukkan eksistensi kita. Terpilihnya untuk mengibarkan bendera, menjadi perhatian dan sorotan banyak orang, disamping itu mengembangkan amanah Nasionallistik, tidak semua orang memiliki kesempatan dan keinginana kesampaian seperti kalian," ungkapnya. Disamping itu, Heroe Poerwadi juga mengungkapkan bahwa yang sangat dijaga adalah kesehatan dari tiap peserta, karena kesempatan langka menjadi Paskibraka yang di percaya dalam bertugas di tingkat Provinsi DIY dan Tingkat Nasional. "Kesempatan ini tolong dijaga, karena ini kesempatan langka, disiplin untuk diri sendiri dan nama baik Kota Yogyakarta. Bisa membawa kebanggaan yang bisa teman-teman rasakan yakni success story untuk lebih baik lagi dan bisa mengembangkan dengan sukses bekal bagi adek-adek untuk mencintai apa yang sudah dilakukan dengan disiplin, lakukan dengan penuh keseriusan enjoy menikmatinya" katanya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sulap Sampah Jadi Lampion Warnai Lomba Lingkungan Hidup
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta menyelenggarakan Lomba untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup pada Senin, (22/7/2019) dengan mengambil tema "Biru Langitku, Hijau Bumiku". Digelar di Grha Pandawa Balaikota Yogyakarta. Sederet lomba mengisi acara peringatan ini, yakni lomba Puisi Lingkungan yang diikuti oleh kelompok pelajar SD di Kota Yogyakarta, lomba Melukis, yang diikuti oleh kelompok siswa-siswi SD. Di dalam lomba ini para peserta bersaing dalam hal kreativitas menggambar alam sekitar. Lomba yang ketiga adalah lomba Membuat Lampion dari Limbah Plastik, dengan peserta kelompok siswa-siswi SMP. Dengan rentang waktu 3 jam, para peserta berlomba membuat lampion dengan memanfaatkan limbah plastik. Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Very Tri Jatmiko mengatakan, tujuan dilaksanakannya berbagai perlombaan tersebut sebagai langkah awal menanamkan rasa cinta anak kepada lingkungan sejak dini. "Diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sejak dini. Mulai dari Sekolah Dasar, karena melestarikan lingkungan hidup ini bukan saja tanggung jawab pemerintah tapi tanggung jawab dari semua pihak termasuk pelaku usaha," ujar Very. Jika sejak dini kecintaan anak terhadap lingkungan sudah kita tanamkan, sambungnya tentunya dimasa yang akan datang akan tercipta lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan diadakannya Peringatan Hari Lingkungan Hidup ini diharapkan timbul kesadaran bagi masyarakat Kota Yogyakarta untuk peduli lingkungan. "Mari kita bersama-sama sebarkan vius kepada semua orang untuk lebih mencintai lingkungan mulai dari anak-anak usia dini sampai dengan pelaku usaha," ujarnya. Pihaknya juga menekankan bahwa kegiatan ini juga salah satu upaya yang dilakakukan Pemerintah Kota Yogyakarta membangun literasi lingkungan hidup masyarakat, mengkampanyekan kesadaran lingkungan terutama di lingkungan sekolah dengan program sekolah adiwiyata. Very menilai jika program sekolah berwawasan lingkungan sekolah adiwiyata harus melibatkan seluruh warga sekolah. Ia pun menandaskan bahwa sekolah di Kota Yogyakarta terus didorong untuk meningkatkan kualitas pengelolaan bank sampah. "Salah satunya yakni dengan mengolah sampah tersebut menjadi barang yang berguna, kami lombakan membuat kampion dari bahan sampah plastik," paparnya. Membangun bank sampah di lingkungan sekolah dinila sangat efektif untuk memberikan edukasi sejak dini tentang bagaimana mengelola sampah, mulai dari pemilahan hingga pengolahan. "Hingga sekarang kami mencatat sudah ada 85 sekolah adiwiyata di Kota Yogyakarta dari tingkat SD sampai dengan SMA," ucap Very. (Vina amelia)