Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Simphony Kerontjong Moeda Hipnotis Ribuan Penonton
Pemerintah Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Pariwisata DIY menggelar acara Simphony Kerontjong Moeda di embung Langensari, Selasa malam (25/6/2019). Acara tersebut ditonton ribuan masyarakat dari wilayah DIY. Antusiasme penonton terlihat sejak sore. Sebelum magrib pengunjung sudah berbondong-bondong ke lokasi. Mereka mencari tempat duduk yang startegis di depan panggung. Penampilan grup Symphony Kerontjong Moeda Orchestra mampu memukau ribuan penonton. Kolaborasi musik keroncong dipandu suasana alam di embung Langensari serta tata panggung yang apik mampu menghipnotis pengunjung, di tambah suasana meriah dengan penampilan sejumlah penyanyi seperti Sapta Ksvara Kusbini, Hesti Tata Ksvara, Paksi Raras Alit, Prasetyo Adhitama, dan masih banyak lagi. Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan acara tersebut bertujuan untuk membangun promosi, daya tarik, dan kemajuan destinasi wisata yang dipadukan dengan gelaran seni budaya keroncong. Event seperti ini selalu kami gelar hampir tiap tahun, kemarin di mangunan dan tebing breksi, selanjutnya akan dilaksanakan destinasi-destinasi wisata lainnya sehingga dapat menjadi daya tarik wisata dan dikenal masyakarat banyak, katanya Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang pada kesempatan tersebut juga tampil menghibur penonton mengatakan jika keroncong merupakan musik khas Indonesia sejak zaman dahulu yang keberadaannya sekarang sudah cukup jarang, dengan adanya acara ini juga bisa menggugah semangat generasi muda untuk melestarikan musik keroncong. Semoga para generasi muda yang terlibat di dalam seni keroncong, bisa terus berkreatifitas dengan melaksanakan event seperti ini, dan tentunya bisa mendukung destinasi wisata di Kota Yogya, ungkapnya. Hilmy, salah seorang warga dari Mergangsan mengatakan jika Ia sudah kedua kalinya menonton event Keroncong ini. Saya liat posternya di media sosial dan juga gratis, saya langsung kesini, katanya sambil tertawa bahagia.(Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Jaring Atlet PORDA Melalui Pekan Olahraga Karyawan
Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menggelar Pekan Olahraga Karyawan (PORKAR), Resmi dibuka di Balaikota, Senin (24/6/2019) pagi, ajang tahunan ini diharapkan bisa menjadi media untuk menjaring atlet-atlet ASN yang nantinya bisa memperkuat Yogyakarta di Ajang PORDA DIY Oktober mendatang. "Kami yakin dan optimis melalui PORKAR secara rutin dan konsisten, kegiatan ini akan menjadi kekuatan baru membangun konsolidasi persiapan atlet-atlet ASN Kota Yogyakarta menghadapi berbagai ajang, seperti PORDA DIY Kota Yogyakarta yang akan berlangsung 10 hingga18 Oktober 2019," kata Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Titik Sulastri. Di sisi lain PORKAR juga merupakan sarana silaturahmi dan saling bertukar pengalaman antar karyawan di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, dan juga untuk mengembalikan energi dari kepenatan atas rutinitas kerja sehari-hari. "Dengan demikian secara langsung akan menjadi wahana memperkokoh soliditas dan solidaritas korps," imbuhnya. Pihkanya juga berharap melalui pekan olah raga ini diharapkan dapat memacu karyawan untuk senantiasa melakukan olah raga secara rutin dan teratur, selain untuk menjaga kebugaran jasmani dan rohani, kedisiplinan serta sportivitas karyawan menuju peningkatan kinerja. "Juga diharapkan dapat menunjang peningkatan prestasi olah raga. Kita berharap, suatu saat akan muncul atlet andalan yang terbina melalui PORKAR ini," sambungnya. Ia menegaskan pentingnya menjaga kesehatan dengan olahraga, Selaku pelayan masyarakat, lanjutnya, kita dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik. "Untuk dapat melayani masyarakat luas secara optimal, kesehatan dan kebugaran tubuh perlu terus dipertahankan. Salah satu upaya untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar adalah melaui olahraga," tandasnya. Untuk itu, masih kata Haryadi, saya sangat mendukung kegiatan PORKAR tahun 2019 ini, terlebih pelaksanaannya selain dalam bentuk olahraga massal juga dalam bentuk olahraga individual. "Keduanya memiliki manfaat yang positif bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Hal itu sangat berperan dalam peningkatan kualitas kinerja karyawan sehingga diharapkan pelayanan masyarakat dapat terlaksana secara optimal," pungkasnya. Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana memastikan kepesertaan PORKAR tahun ini jauh lebih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. "Peserta tahun ini jauh lebih banyak dibandinkan tahun sebelumnya, selisihnya mencapai sekitar 200 orang," urainya. Menurutnya hal itu dipengaruhi karena keterlibatan OPD tahun ini lebih banyak, karena juga sosialisasi lebih awal dan penyampaikan surat menggunakan e-office membantu mempercepat informasi. "Pendafataran juga dengan e-office, fasilitas JSS memang sangat menguntungkan dalam persiapan kegiatan ini," imbuhnya. Edy juga membeberkan, tahun ini panitia telah menyiapkan hadiah total senialai Rp.68 juta, dengan rincian Juara Pertama mendapatkan Rp.5 juta, Juara Kedua Rp.4,5 juta dan Juara Ketiga Rp. 4 juta untuk masing " masing cabang olahraga. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Dukung Pembangunan Gedung Baru Kantor OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai melakukan Pencanangan Pembangunan Gedung Kantor OJK yang baru di Jalan Jendral Sudirman no 32 Yogyakarta, Sabtu (22/6). Diharapkan dapat mengoptimalkan tugas pegawai di seluruh Industri Jasa Keuangan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pencanangan Pembangunan Gedung Kantor OJK sudah memiliki surat resmi IMB yang diberikan langsung oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti. Selain itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, serta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung tersebut. Pembangunan gedung kantor OJK bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan mekanisme pinjam pakai menggunakan aset Pemda yang bisa digunakan oleh OJK. Dalam sambutannya Anggota Dewan Komisioner OJK, Heru Kristiyana mengatakan, keberadaan OJK ini mampu memenuhi harapan masyarakat dalam mendorong sektor jasa keuangan yang stabil. "Saya mendukung penuh perizinan OJK dari lima lokasi yang telah di sepakati bersama, terutama kepada Pemerintah Kota Yogyakarta, Walikota Yogyakarta yang dalam hal ini memberikan kelancaran dalam proses pembangunan yang akan di selesaikan hingga akhir tahun 2019 ini" ungkapnya. Arsitektur Inggris dipilih dalam pembangunan Gedung OJK. Menggabungkan nilai strategis, implusif dan intergritas yang bersinergi untuk bekerja lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Gedung ini juga difasilitasi ruang Perpustakaan dan edukasi informasi melalui sistem informasi keuangan kepada pelaku dan masyarakat agar laporan dapat berjalan dengan media OJK. "OJK akan di bangun seluas 2200 m2, lima lantai dan bertambah sesuai dengan kebutuhan dilengkapi dengan basemant yang akan membuat pelaku usaha dan masyarakat merasa nyaman berada di gedung OJK" ungkapnya. Selain itu Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dalam kesempatan ini juga mengharapkan dukungan Pemda serta berbagai Pihak untuk membantu OJK mewujudkan penyelenggaraan sector jasa keuangan yang lebih baik di wilayah DIY. "Program Pemerintah Daerah akan lebih agresif dalam menstimulan pembangunan di Daerah-daerah tanpa stimulant Pemerintah kiranya mendapatkan penjualan Expor lebih besar" ungkapnya. Kerjasama dengan Pemda ini merupakan keterkaitan dengan amanat undang undang nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang memberikan manfaat kepada OJK dalam melaksanakan pembinaan, pengaturan dan Pengawasan lembaga keuangan Mikro di seluruh Indonesia. "Sudah menjadi komitmen bersama diantaranya kita melakukan pembangunan di Yogyakarta dalam Pariwisata yang menjadi faktor utama yang akan memberikan insentif lebih besar lagi dalam persektor atau yang lainnya" ungkapnya. Hingga saat ini jumlah dari jaringan yang dibina oleh OJK telah mencapai 4 klaster mulai dari pengusaha batik di Imogiri yang mencapai 1000 pembatik dari wilayah DIY. "Berbagai masyarakat tentunya telalu kecil harus melakukan pembiayaan khusus untuk masyarakat yang mikro tidak memiliki jamian dan pembukuan dengan memberikan program mikro dengan biaya administrasi 3% satu tahun. Kita sudah memiliki 4 klaster yang dibina di wilayah Imogiri yakni sebanyak 1000 pembatik" ungkapnya. Tambahnya dengan OJK diharapkan dengan adanya OJK dapat mengurangi pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta. "Banyaknya Program OJK dan sektor Keuangan dengan cara demikian insyaallah pengangguran akan turun, lapangan kerja akan meningkat masyarakat adil dan makmur" ujarnya. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, diharapkan OJK memperkuat kelembagaan Jasa Keuangan serta terciptanya system keuangan yang lebih canggih. "Diharapkan menjadi jasa keuangan yang teratur, adil dan transparan, selain itu dampak perkembangan ekonomi global mengharuskan OJK melakukan pengawasan mikro tersebar keplosok desa, tujuannya menggapai fungsi dan peran OJK" Sultan Hamengkubuwono X menambahkan, bahwa bangunan memiliki makna tersendiri, OJK diharapkan melaksanakan tugasnya dalam mendukung dan mendorong masyarakat di bidang jasa keuangan. "Sebuah bangunan juga bermakna sebagai brand dalam mengokohkan perbankan, itu semua memberikan gambaran tentang tantangan OJK tidaklah mudah. Apalagi, daerah distruktif ini melalui fungsi dan kewenangan OJK integritas dalam melakanakan tugas berupa kepercayaan dan dukungan masyarakat. Selamat bekerja dan semoga sukses" ungkapnya. Disamping itu, saat ini OJK sudah memiliki beberapa kantor, antara lain di Semarang dan Bandung, sementara itu kantor OJK lainnya berada di daerah Jayapura, Solo, dan Surabaya masih dalam proses pembangunan. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ribuan Pecinta Sepeda Lipat Ikuti JI50K
Pagi ini Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti bersama Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi melepas start Jogja 150 Kilometer atau J150K Endurance 2019. Jogja 150 Kilometer atau J150K Endurance 2019 adalah event bersepeda jarak jauh yang diselenggarakan oleh komunitas pecinta sepeda lipat, Jogja Folding Bike (JFB). Dalam event ini ribuan pesepeda lipat dari seluruh Indonesia menempuh rute sejauh 150 kilometer yang melalui wilayah Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul. Bendera start dikibarkan tepat pada pukul 06.00 WIB oleh Walikota sekaligus sebagai penanda dimulainya event bareng ribuan pesepeda lipat keliling DIY tersebut. Pada event ini peserta akan melalui 3 titik check point yaitu di KM ke-50 di Kecamatan Minggir, KM ke-87 di Paseban Bantul, dan Km ke-130 di Balaidesa Trimulyo Bantul. Batas waktu atau cut off time yang diberikan oleh panitia untuk sampai ke finish secara keseluruhan adalah 11 jam. Sehingga dengan harapan pada pukul 17.00 peserta harus sudah sampai di garis finish. Ketua Panitia J150K Endurance 2019 Achmad Franky, mengatakan event ini ke tiga kalinya diselenggarakan oleh JFB, dimana yang pertama pada tahun 2013, 2017 dan sekarang 2019. "Pada event ketiga di Yogyakarta ini kami akan memberikan kesan berbeda pada peserta disetiap jalur yang dilaluinya hingga garis finish," ungkapnya di Balaikota Yogyakarta, Sabtu (22/6/2019). Achmad menuturkan, event berskala nasional ini bersifat non-kompetisi namun mengedepankan daya tahan atau endurance dan jarak jauh (touring) sesuai dengan tema yang di angkat pada tahun ini. Ia pun memastikan para peserta tidak akan rugi mengikuti event tersebut, pasalnya saat bersepeda para peserta akan disuguhi medan menantang dan dilengkapi pemandangan nan elok. Mengedepankan pola mix route, mulai dari jalan pedesaan dan perkampungan, hingga pesisir pantai, menjadi kawasan yang dilalui peserta. Dengan mix route itu, akan membuat para pesepeda senang gowes di Yogyakarta. Apalagi, untuk jalan-jalan perkampungan di sini kan terbilang masih lengang ya, belum terlalu padat, katanya. Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti sangat mengapresiasi event akbar sepeda lipat tersebut. Pasalnya event semacam ini sangat berinilai positif bagi masyarakat. Selain sehat jasmani, para peserta juga dapat sehat secara rohani karena bisa saling berkumpul serta bersilaturahmi dengan masyarakat lainnya. Hari ini mudah-mudahan menjadi hari yang menyenangkan bagi panjenengan semua. Semoga acaranya bisa berjalan dengan lancar dan tertib, kata Walikota. Walikota juga berharap agar event ini kedepannya dapat menjadi salah satu agenda rutin yang diadakan di Kota Yogyakarta dan event ini juga diharapkan dapat sebagai salahsatu penarik para wisatawan untuk datang ke Yogyakarta. "Pemerintah Kota selalu mendukung seluruh kegiatan positif yang diadakan oleh warga Yogyakarta, baik berskala daerah maupun nasional," ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali : Pasar Tradisional di Kota Yogya Harus Punya Ciri Khas
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memberikan instruksi kepada setiap paguyuban pasar tradisional agar membuat ciri khas terhadap setiap pasar tradisional yang ada di wilayah Kota Yogya. Menurut Wawali, dengan adanya ciri khas, maka selanjutnya dapat diterapkan sebuah konsep tematik di tiap-tiap pasar tradisional yang tersebar di seluruh wilayah Kota Yogyakarta. Kalau konsep tematik ini diterapkan di setiap pasar, maka pasar tradisional akan mampu bersaing dengan pasar modern. Selain itu, konsep tematik juga mampu menarik lebih banyak pengunjung, ujarnya saat memberikan sambutan pada acara syawalan dengan pedagang pasar buah giwangan, Kamis (20/6/2019). Dengan demikian, katanya, pasar tradisional tidak perlu merasa khawatir akan tergeser dengan keberadaan pasar modern, karena pasar tradisional tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Di pasar modern, aktivitas jual beli hanya terjadi antara manusia dengan label (merek), sedangkan di pasar tradisional, kita masih bisa melakukan aktivitas tawar-menawar. Ini lah yang menarik dan harus dipertahankan, tuturnya. Saat ini, lanjutnya, Pemkot Yogya tengah genjar mendorong pasar tradisional di Kota Yogyakarta tidak hanya sebagai tempat transaksi jual beli saja, tetapi juga menjadi tempat tujuan wisata. "Hal ini sudah diawali di Pasar Beringharjo, Pasar Satwa dan Tanaman Hias (PASTY) hingga Pasar Klitikan Yogyakarta. Ribuan orang dari dalam dan luar Kota Yogyakarta bahkan manca negara datang ke pasar tradisional tersebut. Mereka rela jauh-jauh datang kepasar tersebut karena barang-barang yang dijual adalah barang khusus" ungkapnya Saat ini, tambah Wawali, pasar tradisional di Kota Yogya secara fisik sudah jauh dari kesan kumuh, kotor dan bau. "Dari 32 pasar tradisional yang ada di Kota Yogyakarta hampir sebagian besar bangunanya sudah permanen. Lantainya sudah bersih dan tertata rapi. Revitalisasi pasar terus kita lakukan agar pasar tradisional di Yogyakarta semakin nyaman dan bersih" jelasnya Pada kesempatan tersebut Wawali juga meminta agar para pedagang untuk mengubah pola pikir manajemennya, yakni dari manajemen tradisional ke manajemen modern. Selain itu, sisi pelayanan juga menjadi perhatian khusus. "Sisi pelayanan, keramahan pedagang menjadi faktor penting agar pasar tradisional mampu bersaing dengan pasar modern. Selain itu perilaku kebersihan juga harus ditanamnkan sehingga lingkungan pasar bisa bersih, nyaman dan aman" katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hadapi Persaingan Ketat Industri Wisata, Wawali Tekankan Pentingnya Membangun Karakter Yogyakarta
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menekankan pentingnya membangun sekaligus mempertahankan karakter Yogyakarta di tengah ketatnya persaiangan industri wisata yang begitu marak belakangan ini. "Kita harus tetap membuat Yogyakarta memiliki karakter yang kuat, Yogyakarta kota seni dan budaya harus dikuatkan agar orang mau datang," ucap Heroe Poerwadi saat menghadiri pelatihan tata kelola pariwisata di Hotel Tara, Rabu (19/6/2019). Pihaknya menilai Kalau hanya wisata semua tempat bisa dibuat, bahkan bisa lebih bagus, termasuk dengan mereplikasi yang sudah ada. Seperti Palembang yang baru saja membuat wisata malam dengan julukan "Malioboro dua". Untuk mendorong hal tersebut, Heroe mengajak seluruh pemangku kepentingan dunia wisata untuk melakukan sejumlah perbaikan. Termasuk Hotel, Heroe meminta agar hotel memberikan nuansa Yogyakarta yang kuat. "Selain kuliner dan desain bangunan dan interior, hotel juga harus bisa menghadirkan nilai-nilai khas Yogyakarta, jangan sampai karakter Yogyakarta kita gerus sendiri," tandasnya. Heroe juga berencana untuk mengganti busana pasukan Jogoboro dengan balutan busana adat Yogyakarta, hal itu menurutnya semakin memperkuat atmosfer yogyakarta. "Jadi ketika wisatawan datang mereka benar-benar bisa merasakan bahwa mereka sedang berada di Yogyakarta," ungkapnya. Selain itu beberapa kawasan cagar budaya juga tengah dikembangkan oleh Pemerintah Yogyakarta. Seperti di Pendestrian Kotabaru, yang diharapkan mampu menjadi icon baru penyangga wisata Yogyakarta. Dan hal yang paling penting dan kini masih menjadi masalah utama adalah tentang tata lalu lintas. Meski begitu, Heroe tetap berkomitmen untuk bisa menghadrikan transportasi yang nyaman bagi wisatawan. "Kita tidak menutup mata bahwa transportasi menjadi syarat utama kenyamanan, namun kami akan terus melakukan perbaikan, kita kemarin sudah mencoba malioboro bebas kendaraan bermotor, semoga ini menjadi solusi kepadatan malioboro," imbuhnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Yogyakarta: Suporter Rukun, PSIM Juara
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti pada hari Selasa, 18 Juni 2019, di Balaikota Yogyakarta melauching tim dan Sponsor PSIM Yogyakarta, dalam sambutannya menyampaikan, PSIM Yogyakarta merupakan klub kebanggaan masyarakat Kota Yogyakarta, yang telah banyak berkiprah dalam Liga PSSI. Sebagai sebuah klub sepak bola PSIM juga memiliki pendukung atau suporter yang fanatik, bahkan oraganisasi suporter PSIM lebih dari satu. Dalam kesempatan ini saya minta untuk organisasi suporter bisa bergabung menjadi satu dan guyup, rukun, bahu membahu, gotong royong dalam mengawal PSIM mengikuti laga PSSI. Lebih lanjut Walikota Yogyakarta menyampaikan pesan Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang telah mengijinkan PSIM untuk mempergunakan fasilitas Stadion Mandala Krida dan berpesan, "sik penting ojo ribut". Oleh karena itu kami berharap Suporter PSIM bisa menjaga amanah, bisa menjadi suporter kebanggan masyarakat dan berKomitmen menjadi Suporter yang kompak, bersatu, bijak dan bermartabat serta bisa menjkadi suri tauladan suporter lain. Tahun ini dengan mengusung konsep PSIM Reborn, kita berharap PSIM bisa menjuarai Divisi dua dan naik ke Divisi satu serta menjadi klub yang diperhitungkan dalam kancah sepakbola di Indonesia sebagi juara Liga divisi satu PSSI. Untuk itu diperlukan tata kelola dan team work, yang profesional dan handal. Dan kami yakin dengan Komitmen CEO, Pelatih dan Pemain PSIM akan mampu berkiprah menjuarai liga. Terlebih saat ini PSIM telah memiliki sponsor utama dan sponsor pendamping yang mampu memberikan fasilitas dan kontribusi positif sebuah tim sepakbola. Sementara komitmen kami akan mendukung penuh PSIM dan akan hadir mendampingi PSIM dalam setiap pertandingan. Mudah-mudahan dengan guyub rukunnya superter PSIM, Kekompakan CEO, Pelatih, offisial dan Pemain, dan adanya sponsor yang memadai serta doa dari Masyarakat pecinta Laskar Mataram pada umumnya dan warga Kota Yogyakarta pada khususnya PSIM bisa menjuarai liga divisi dua dan selanjutnya juara liga divisi satu, amin. Dalam kesempatan itu ketua Panitia, Jarot Sri Kastolo menyampaikan bahwa acara ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan PSIM, yang diawali dengan ziarah ke makam raja-raja di Imogiri, PSIM empati berupa bhakti sosial dan pengajian. Dalam Launching tim dan sponsor PSIM, malam ini kami juga memperkenalkan kostum pemain PSIM, baik kostum saat tandang maupun tuan rumah. Sementara menurut Direktur PT Renesola Clean Energy/spopnsor utama, Noor Miftah Bakry, dengan melihat persiapan dan kondisi PSIM saat ini, kami optimis PSIM bisa menjadi juara dan tidak sekedar nunut ngombe/kalahan tidak juara. (oni)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Siap Evaluasi Pengelolaan Budhi Dharma
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Sosial siap untuk memperbaiki pengelolaan Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar (RPS-LUT) Budhi Dharma. Evaluasi dilakukan terhadap kebersihan sarana prasarana serta sumber daya manusia yang ada di RPS-LUT. "Pelayanan di Budhi Dharma sudah menjadi bagian evaluasi dan kami siap untuk melakukan optimalisasi perawat, ahli gizi, dan petugas kebersihan," Tutur Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Agus Sudrajat, Rabu (19/6) siang di RPS-LUT Budhi Dharma. Lebih lanjut Agus menuturkan Budhi Dharma bukanlah panti jompo melainkan rumah pelayanan sosial yang dikhususkan untuk warga lanjut usia (lansia) terlantar di Kota Yogyakarta. "Saat ini ada sekitar 11 ASN, 9 tenaga perawat dan ahli gizi yang siap melayani 60 lansia dengan krakteristiknya masing-masing. Kami menekankan pada petugas bahwa yang kita layani adalah orangtua kita sendiri sehungga pelayanan yang diberikan benar-benar dari hati" Imbuh Agus. Sebelumnya, RPS-LUT Budhi Dharma sempat menjadi sorotan warganet setelah seorang warganet dengan nama Clessya Olivia mengunggah foto salah satu kamar di Budhi Dharma pada hari Minggu (16/6). Dalam unggahannya tersebut, Clessya menceritakan pengalaman kunjungannya ke Budhi Dharma dan menyebutkan kondisi di kamar tersebut kotor dan tidak terawat. Clessya merasa terketuk hatinya dan menunggah postingan tersebut melalui platform media sosial instagram dengan maksud menggugah kepedulian warganet terhadap penghuni Budhi Dharma. Menanggapi hal tersebut, Agus segera melakukan sidak ke Budhi Dharma bersama seluruh kepala bidang Dinas Sosial, di situ ia mengimbau kepada pengelola untuk segera membersihkan kamar yang kotor dan tidak terawat. Selain itu, Agus mengapresiasi laporan Clessya sebagai bentuk kontrol sosial dari warga terhadap pelayanan publik Pemkot. "Kami senang karena Dinsos mendapat masukan dari masyarkat. Kami terbuka sekali dengan masukan-masukan karena memang harus ada sentilan dari masyarakat untuk meningkatkan pelayanan kami." Tandas Agus. Pihak Dinas Sosial sendiri juga sudah melakukan pertemuan dengan Clessya pada Rabu (19/6) di Panti Budhi Dharma untuk membahas hal-hal apa saja yang perlu dievaluasi dari pengelolaan Budhi Dharma. Dalam pertemuan tersebut Clessya juga berkesempatan melihat kembali kondisi di ruang ovservasi serta isolasi dan mengakui sudah ada perbaikan kebersihan di Budhi Dharma. Ia berharap hal tersebut terus dipertahankan. Sementara, Aisah Indati, dosen Fakultas Psikologi UGM yang juga hadir dalam pertemuan tersebut berharap audiensi tersebut dapat memperkuat sinergitas antara Dinas Sosial dengan UGM dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat. "Nanti kita bisa melakukan pendampingan psikologis terhadap simbah-simbah di Budhi Dharma, untuk itu saya minta Clessya untuk mempersiapkan programnya dan juga mengajak teman-teman dari fakultas lain seperti kedokteran dan kedokteran gigi untuk turut berpartisipasi" Tandasnya. Kerjasama tersebut nantinya akan mempertegas program Gandeng-Gendong yang saat ini tengah digaungkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta di mana salah satunya menjalin kemitraan antara pemerintah kota dan kampus dalam rangka menjadikan Yogyakarta semakin nyaman huni dan meningkatkan kesejahteraan warganya. (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Syawalan RS Jogja Dihadiri Ratusan Karyawan, Dokter dan Apoteker
Syawalan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jogja dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Bank Jogja, Bank BPD. Kegiatan ini dilaksankan di Basemant Azalea RS Jogja, Rabu (19/6). Syawalan ini rutin dilaksanakan oleh RS Jogja, ratusan karyawan, dokter, apoteker ikut hadir dalam kegiatan ini. Tak hanya syawalan saja, namun yang berbeda ialah panitia menyediakan berbagai macam Doorprice yakni Speda, TV, Mesin cuci, dan masih banyak doorprice lainnya yang berjumlah 150 macam khusus di berikan kepada karyawan-karyawan RS Jogja. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan semakin saling bersilaturahim maka semakin banyak rejeki yang diterima. "Banyak silaturahin banyak rezeki, berkah kebersaman inilah yang menjadi, memiliki kedekatan satu sama lain. Semakin kompak semakin mampu mengatasi yang dihadapi, tantangan kemarin sebagian bisa di tangani dan mampu memenuhi apa yang sudah dipertahankan" ungkapnya. Heroe Poerwadi mengatakan, setidaknya dalam kesempatan ini Pemerintah Kota Yogyakarta berharap RS Jogja memberikan yang terbaik bagi apa yang sudah dicapai bersama-sama. "Semakin lama kinerja semakin baik. Kalau kita tidak punya kebersamaan problem yang nyata kita bisa hadapi bisa terselesaikan persoalan tersebut. Berharap peningkatan kedepan RS Jogja beserta jajarannya meningkatkan kinerja, kebersamannya pahit dan manis di tanggung bersama dan besarnya persoalan bisa terselesaikan." Ungkapnya. Kegiatan ini diadakan sudah terjadwal oleh RS Jogja, sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran para pasien dalam pelayanan selama berada di Rumah Sakit. Mulai dari Dokter, Perawat, Apoteker tidak semua ikut dalam acara ini mengingat pelayanan harus di nomer satukan. Heroe Poerwadi menambahkan, diharapkan RS Jogja mampu berjalan maju dengan kebersamaan dan memiliki keunggulan tersendiri disbanding Rumah Sakit lainnya. "Saya meminta perhatian boleh menuntut terlalu maju namun jangan berkerja sendiri dan mencari selamat sendiri kita tidak akan pernah maju. Semuanya di lakukakn dengan kebersamaan, kita hadapi bersama kita selesaikan bersama kita bisa menikmati yang baik secara bersama-sama"ujarnya. Wakil walikota berharap kegiatan ini mulai membangun keunggulan yang ada di RS Jogja supaya RS Jogja yang sudah menjadi Rumah Sakit rujukan reguler ini benar-benar di rasakan oleh masyarakat Yogyakarta. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali : Jiwa tulus, Pejuang Kemanusiaan
Senin, 17 Juni 2019 bertempat di Jl. Pramuka, BPBD Kota Yogyakarta menyelenggarakan Halal Bil Halal Keluarga Besar BPBD Kota Yogyakarta, kegiatan yang diikuti oleh Kampung Tanggap Bencana/KTB, Kelurahan Tanggap Bencana/KATANA, Forum Relawan, PMI Kota Yogyakarta dan BPBD Kota Yogyakarta. Dalam sambutannya Kepala BPBD Kota Yogyakarta, Hari Wahyudi menyampaikan, kegiatan ini sebagai wahana untuk silaturahmi dan mengkonsolidasikan relawan, melalui silaturahmi kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, saling membuka diri untuk saling meminta maaf dan memaafkan, agar setelah silaturahmi ini kita menjadi lapang dada. Selain itu dari pertemuan ini, kita bisa saling memahami kondisi kita masing-masing guna mengkonsolidasikan diri baik secara individu maupu kelembagaan. Konsolidasi individu akan menguatkan kelembagaan, konsolidasi secara kelembagaan akan menguatkan kerjasama dan jejaring. Kegiatan seperti ini, untuk ke depannya bisa dilaksanakan di Kecamatan atau Kelurahan bahkan di Kampung-kampung, dengan demikian KTB atau KATANA atau Forum Relawan bisa menjadi penyelenggaranya. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang juga hadir di tengah-tengah relawan menyampaikan rasa bangga bisa kumpul bareng dengan dengan pejuang-pejuang kemanusian, para relawan yang tulus ikhlas menolong sesama, dengan jiwa-jiwa yang siap sedia berkorban, tanpa kehadiran mereka berbagai musibah atau bencana akan memakan waktu dalam penanganannya, kehadiran mereka disaat yang tepat sangat membantu bahkan bisa menyelamatkan jiwa seseorang. Ketepatan waktu bisa tercipta karena ketrampilan individu yang mumpuni, yang dengan sigap dan cekatan bergerak cepat menolong sesama. Ketrampilan yang diperoleh dari pelatihan dan latihan yang terukur menjadikan mereka insan yang mumpuni, tangguh, dan berdedikasi tinggi. Untuk itu Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi kinerja para relawan dan berterima kasih atas darma baktinya selama ini, serta akan memfasilitasi program dan kegiatan yang menunjang melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Fasilitasi bisa berupa program atau kegiatan pelatihan guna peningkatan ketrampilan yang dibutuhkan, serta melengkapi sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan kebencanaan. Perubahan iklim yang ekstrim serta lokasi Kota Yogyakarta yang memungkinkan terjadi bencana, baik berupa : gempa tektonik, gempa akibat erupasi gunung berapi, puting beliung, banjir, dll menjadikan kita harus senantiasa siap dan waspada mengantisipasi berbagai kemungkinan bencana tersebut. Melalui kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat kita bisa meminimalkan kemungkinan terjadinya korban di masyarakat. Hendaknya KTB dan KATANA sebagai bagian dari masyarakat di graasroot dan salah satu pilar dalam membangun masyarakat sadar bencana, yang siap mengahadapi kemungkinan terjadinya bencana dan siap melangkah dalam antisipasi bencana. Suasana akrab dan kekeluargaan dari awal hingga akhir tercermin dari senyum dan sapa para relawan terlebih bagi mereka yang menerima doorprize unik dan menarik seperti : cangkul, sekop, selimut, terpal, dll (oni)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Pantau Langsung Uji Coba Malioboro Semi Pedestrian
Pagi ini Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi pantau langsung uji coba Malioboro semi pedestrian. Bersama jajarannya Ia melakukan pantauan menggunakan sepeda kayuh berkeliling Malioboro. Selasa Wage yang jatuh pada tanggal 18 Juni 2019 ini merupakan uji coba pertama Jalan Malioboro bebas kendaraan bermotor. Selanjutnya akan dilaksanakan setiap hari Selasa Wage, kendaraan bermotor dilarang melintasi Jalan Malioboro sejak pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjelaskan Pemerintah Kota Yogya uji coba ini untuk merancang guna mengatasi permasalahan kemacetan di Kota Yogya. Untuk itu, katanya, dibuat manajemen lalu lintas yang baru dan signifikan dampak hasil positifnya. Diantara membuat arus jalan in/out ke Kota Yogya dengan menerapkan satu arah di sejumlah ruas jalan. Dalam penerapannya perlu kajian dan uji coba. Usai uji coba ini, tambahnya, tahap kedua nanti juga dilakukan uji coba pembiasaan, dengan menerapkan secara bertahap. Misalnya permulaannya hanya diterapkan pada hari tertentu saja, atau diterapkan pada malam hari saja. Seluruh masyarakat dan pengusaha, pedagang dan semua pihak memperoleh kenyamanan di Yogyakarta. Malioboro sebagai daya tarik utama wisata kota Yogya, harus dibuat nyaman. Perubahan yang lebih baik pun perlu proses utk pembiasaan, ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Wawali berharap dengan adanya uji coba tersebut, masyarakat mulai tahu dan terbiasa dengan rute yang diterapkan di Malioboro Semi Pedestrian tersebut. Ini dilakukan bertahap dan yang penting membiasakan agar orang-orang hafal. Kami sedang membangun Malioboro masa datang yang menjadi kawasan menarik dan satu-satunya magnet yang luar biasa di Yogya, pungkasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogya, Agus Arif Nugroho mengatakan jika selama uji coba semi Pedestrian Malioboro, pihaknya telah menyiapkan opsi buka tutup jalan. Dalam uji coba tersebut, pihaknya juga tidak mengubah arah jalan di sekitar kawasan semi Pedestrian Malioboro. Hanya saja pihak Dishub menutup Jalan Malioboro dari sisi utara. Kita hanya menutup Jalan Malioboro. Jalan Bhayangkara tetap seperti semula, Jalan Mataram juga tetap dua arah, katanya. Sementara untuk sirip Malioboro seperti Jalan Perwakilan, Jalan Pabringan dan Jalan Reksobayan tidak mengalami perubahan. Pihak Dishub hanya memberlakukan sistem buka tutup jalan. Kalau Anda melihat nanti dari sana (Sosrowijayan ke selatan) masih ada kendaraan bermotor, yang di depan Malioboro Mall masih bisa lewat lewat gang kecil ke barat (Jalan Dagen), katanya. Kemudian, lanjutnya, jalan ke Gedung Agung (Jalan Pabringan dan Jalan Reksobayan) di berlakukan buka tutup jalan apabila ada suatu kegiatan di Gedung Agung atau di Polresta. . Selama uji coba semi pedestrian, yang diperbolehkan melintas di Jalan Malioboro adalah becak, andong dan sepeda. Namun demikian, kendaraan umum Trans Jogja dan kendaraan pelayanan masyarakat, seperti truk sampah, mobil ambulans, dan pemadam kebakaran tetap diperbolehkan melintas. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Targetkan Bangun 170 Perpustakaan Kampung
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengemukakan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah menargetkan membangun 170 perpustakaan kampung hingga tahun 2022. "Kami akan memberikan jangkauan perpustakaan hingga sampai kampung, tidak hanya berhenti di kelurahan atau kecamatan, dengan begitu hingga 2022 nanti kita targetkan bisa membangun 170 Perpustkaan kampung di seluruh wilayah Kota Yogyakarta," ucap Haryadi saat membuka Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca Perpustakaan Nasional Republik Indoensia di Ruang Yudistira Kompleks Balaikota, Selasa (18/6/2019). Haryadi mengungkapkan, keberadaan perpustkaan kampung ini mempertegas Taman Bacaan Masyarakat yang sebelumnya sudah berdiri lebih dahulu. Hal itu untuk memperkuat dukungan Pemerintah Kota Yogyakarta. "Taman Bacaan Masyarakat biasanya berangkat dari satuan masyarakat, dalam rangka mengapresiasi taman bacaan itu maka kami akan memberikan support, kita kerjasamakan dengan Arpusda Kota, Arpusda DIY dan Perpusnas," jelas Haryadi. Namun Haryadi mengaku Arpusda tidak memiliki jangkauan hingga ke wilayah, untuk itu pihaknya bertekad akan mensinergikan antara Arpusda dengan Dinas Pendidikan sehingga keberadaan perpustakaan bisa dirasakan hingga ke kampung-kampung. "Dinas Pendidikan dan Arpusda akan menindak lanjuti kerjasama ini untuk saling menguatkan di wilayah mengenai keberadaan Taman Bacaan Masyarakat dan Perpustakaan Kampung," imbuhnya. Terkait dengan sejumlah Taman Bacaan Masyarakat yang hingga saat ini statusnya pasif, Haryadi tetap mengapresiasi inisiasi masyarakat yang sudah luarbiasa tersebut. Pihaknya menilai hal itu dipicu kurangnya jejaring, kurangnya buku sehingga menjadi kurang maksimal. "Perlunya adalah adanya network maka pengelolaan berbasis IT di TBM sudah waktunya diterapkan, Arpusda akan membuat sistem kecil kecil untuk bisa diterapkan di bawah. Maka kalau ada yang tidak aktif menjadi tanggung jawab kami melalui Arpusda," paparnya. Dalam kesempatan yang sama juga, Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Tri Sumekar mengapresiasi sejumlah terobosan yang telah dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Arpusda. "Yogyakarta sebagai kota pendidikan tentu menjadi salah satu kota dengan sejumlah inovasi yang sangat bagus, sehingga kami rasa Yogyakarta pantas menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengembangkan minat baca masyarakatnya," ungka Tri Sumekar. Ia berharap dengan sejumlah terosan dan inovasi yang telah dilakukan Pemkot Yogyakarta bisa menumbuhkan semangat baca masyarakat yang lebih tinggi sehingga bisa mendukung implementasi program revolusi mental menuju Indonesia cerdas 2024. Sementara itu Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengungkapkan, tingkat kunjungan di perpustakaan Kota Yogyakarta semakin meningkat tajam. "Hingga pertengahan tahun 2019 ini sudah mencapai angka 1900 hingga 2000 pengunjung yang telah kami catat," ungkap Wahyu. Tingginya minat baca tersebut, menurut Wahyu, menguatkan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar, Kota Pendidikan, Kota Budaya dan Kota nyaman huni. Wahyu mengaku meningkatnya minat mayarakat untuk mengunjungi perpustakaan dipicu oleh beberapa program yang telah dilakukan seperti, memperpanjang jam layanan, menambah gedung baru dan memperbanyak layanan mobile dengan perpustakaan keliling. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Bersama Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota Pantau Uji Coba Semi Pedestrian Malioboro
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti bersama Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mendampingi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan HB X meninjau uji coba semi pedestrian Malioboro, Selasa sore (18/06/19). Selama peninjauan, Raja Yogyakarta tersebut memunguti sampah di sepanjang Jalan Malioboro yang dilewatinya. Kepada semua orang yang ikut dalam peninjauan, Sultan mengakui melakukan hal tersebut agar bisa menjadi contoh bagi wisatawan supaya tidak membuang sampah sembarangan. Saya ngambil sampah memang sengaja, biar orang bisa lihat. Bahwa sampah dipinggir pun saya ambil gitu, kata Sultan. Tidak hanya memungut sampah, Sultan juga membuang sendiri sampah yang dipungutnya ke bak sampah. Aksi tersebut, kata Sultan, sebagai bentuk contoh termasuk kepada pihak pemangku kepentingan. Dalam pantauan tersebut Sultan mengatakan jika akan mencoba mengisi aktivitas seperti seni budaya setiap Selasa Wage di sepanjang kawasan Malioboro. Tidak ada jualan kami mencoba mengisi aktivitas tidak sekedar kosong tapi bagaimana juga ada aktivitas seni budaya, tidak hanya orang menari, katanya. Sri Sultan juga mencontohkan seni budaya yang mungkin bisa dipamerkan seperti patung, pameran lukisan dari masing-masing Desa Kabupaten bisa tampil. Sehingga Selasa Wage tidak hanya kosong dari aktivitas Pedagang Kaki Lima (PKL). Ia menegaskan jika uji coba semi pedestrian tersebut, justru akan membuat Malioboro semakin nyaman sehingga semakin diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. Jangan dianggap kita justru mematikan aktivitas baik yang hotel, PKL, enggak ada sama sekali untuk pemahaman itu, katanya Sultan menambahkan, pihaknya akan mengkaji dan mengevaluasi agar hotel dan PKL dapat hidup dan dapat berjualan. Namun kata Sultan, hal tersebut membutuhkan waktu. Ia mencontohkan, PKL yang berjualan di sekitar Keraton juga ingin direlokasi, namun dengan berbagai petimbangan para PKL masih diperbolehkan berjualan. Memang butuh waktu, seperti dulu jualan PKL yang disekitar Keraton yang mau saya pindahkan, kan juga enggak setuju. Makin rugi, sekarang sampai malam kebuka, katanya Catatannya, kata Sultan, jika ingin tetap berjualan di Malioboro para PKL harus mengikuti peraturan terutama terkait dengan kebersihan. Yang penting ketika dilihat bersih, teratur, tutup Sultan. Senada dengan Sultan, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, menjelaskan jika uji coba ini bukan untuk mematikan pedagang tapi justru untuk menambah atau meramaikan pedagang. "Yang penting adalah akses dari tempat-tempat parkir tersebut itu dipermudah seperti halnya akses parkir yang di Malioboro mall" kata Walikota. Pihaknya juga sepakat dengan Gubernur bahwa kekosongan ini diisi dengan kegiatan seni budaya. Dalam tahap uji coba yang pertama tersebut Walikota ingin menemukan kekurangan agar menjadi bahan evaluasi dan langsung diselesaikan. Termasuk membiasakan masyarakat bebas kendaraan di Kawasan Malioboro. Nanti akan kita uji coba beberapa kali, hari pertamakan Selasa Wage, besok Selasa wage tapi besoknya lagi mungkin bisa malam hari Sabtu atau malam Sabtu. Dari situ kita bisa menemukan kekurangannya dimana, kata Walikota disela peninjauan. Ia menegaskan jika Pemerintah Kota Yogyakarta akan terus berkomitmen untuk merawat Malioboro dengan memperbaiki beberapa instalasi yang rusak seperti tempat sampah. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Raih Penghargaan Top 99 Pelayanan Publik
Inovasi layanan pengisian surat pemberitahuan pajak daerah elektronik atau (e-SPTPD) milik Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya berhasil meraih penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Penghargaan diserahkan oleh Menpan RB, Syafrudin dan diterima oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Dalam kesempatan tersebut, Menpan RB, Syafruddin menyampaikan, pemerintah pusat akan selalu mendorong inovasi-inovasi yang bersifat lokal dan instansional, tak sampai disitu inovasi tersebut akan diterapkan secara nasional dan diangkat serta dijadikan program nasional. "Salah satuya inovasi milik Pemkot Yogya yakni pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah secara elektronik atau (e-SPTPD)" ujarnya usai menyerahkan penghargaan, Kamis (18/7/2019) di Semarang. Bahkan Ia sangat mengapresiasi inovasi tersebut, pasalnya inovasi seperti e-SPTPD di daerah lain belum banyak yang mengaplikasikan. Ia menyebut jika e-SPTPD milik Pemkot Yogya merupakan aplikasi yang sangat mendukung program smart city, karena dengan aplikasi ini, membuat pelaporan dan pembayaran pajak daerah menjadi lebih mudah, cepat dan aman. "Itu karena memungkinkan wajib pajak hotel, restoran, hiburan dan parkir untuk melaporkan dan membayar pajak secara online" jelasnya. Hal senada dikatakan Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menurutnya, e-SPTPD hadir sejalan dengan misi Pemkot Yogya untuk mewujudkan Kota Yogya sebagai Smart City. "Dengan e-SPTPD wajib pajak dapat menyelesaikan kewajibannya dalam melaporkan dan membayar pajak hanya dalam waktu lima menit saja," ungkapnya. Menurutnya, e-SPTPD dapat diakses melalui perangkat yang terhubung dengan internet melalui situs https://sptpd.jogjakota.go.id dan telah terintegrasi dengan aplikasi Jogja Smart Service (JSS). Kemudahan lain yang didapat melalui e-SPTPD, wajib pajak tidak perlu datang ke loket, mengantri, dan mengisi formulir secara manual karena semuanya dapat dilakukan secara daring melalui gawai yang dimiliki. "Wajib Pajak tidak perlu datang ke Loket Pelayanan Pajak Daerah, mereka dapat melaporkan melalui ponsel kapan saja dan di mana saja," jelasnya. Tak hanya itu, tambahnya, pembayaran dapat dilakukan secara tunai di seluruh Bank BPD DIY, transfer dan mobile banking. Dalam pelaporannya wajib pajak juga cukup mengisi omset dan sistem e- SPTPD secara otomatis menghitung pajak yang harus dibayar. "Dengan e-SPTPD, wajib pajak juga dapat memantau progress pajak yang dibayarkan sampai masuk ke Rekening Kas Umum Daerah sehingga mencegah tindakan pelayahgunaan yang dilakukan oleh aparat pemerintah," jelasnya. Sejak e-SPTPD diluncurkan pada Desember 2017 lalu, realisasi penerimaan pajak daerah terus meningkat. Jika pada 2017 penerimaan pajak sebesar Rp 188,491 miliar, pada 2018 meningkat menjadi Rp 213,508 miliar. "Dan hingga Juni 2019 ini Rp realisasi pajak daerah Kota Yogja sebesar 104,416 miliar," ungkapnya. Dengan diraihnya penghagaan tersebut, Wawali berharap segenap Organisasi Perangkat Daerah di linkup Pemkot Yogya dapat terus berinovasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, menyederhanakan proses pelayanan, akuntabel, transparan, bersih dan tepat waktu. Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Wasesa menambahkan, jumlah wajib pajak di Kota Yogya yang sudah melaksanakan e-SPTPD adalah 1.372 wajib pajak, atau 80 persen dari keseluruhan wajib pajak. Sejak adanya e-SPTPD, lanjut dia, prosentase jumlah wajib pajak yang melaporkan dan membayarkan pajak tepat waktu juga mengalami kenaikan, Tingkat kesadaran membayarkan kewajiban pajaknya tepat waktu juga meningkat. Dari 2017, rerata 904, setahun kemudian naik menjadi 931 dan saat ini rerata 1.036 wajib pajak. "Semakin banyak wajib pajak yang melaporkan dan membayar pajak tepat waktu sebelum tanggal jatuh tempo, dampaknya pencapaian penerimaan Pendapata Asli Daerah melalui sektor pajak lebih optimal," ungkap Wasesa. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Agustus Ini Pemkot Hapus Denda PBB
Kabar gembira bagi warga kota Yogyakarta, terutama yang menunggak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari tahun 1994-2018. Karena khusus pembayaran pada Agustus tahun ini Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) akan menghapus denda PBB dari 1994-2018. Menurut Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Titik Sulastri, penghapusan denda sendiri telah diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Yogyakarta nomor Perwal nomor 83 tahun 2011 tentang Juknis Perda No 2 Tahun 2011 tentang PBB Perdesaan dan Perkotaan. "Kebijakan ini didasari Peraturan Walikota dan hanya berlaku pada bulan agustus saja untuk tahun ini," ucap Titik Sulastri pada Rapat Koordinasi Optimalisasi Penerimaan PBB-P2 di Grha Pandawa Balaikota Yogyakarta, Kamis (18/7/2019). Pihaknya berharap kebijakan penghapusan tunggakan denda PBB ini disambut baik masyarakat, sehingga bisa dimanfaatkan dengan secara maksimal, mengingat waktunya yang hanya satu bulan saja. Titik meminta seluruh pemangku di wilayah untuk segera mensosialisaskan kebiajakn tersebut. Sekaligus meminta warganya untuk segera membayar pajak pada bulan agustus nanti. "Dengan kebijakan ini warga tidak perlu lagi memikirkan besarnya tunggakan denda, sehingga kedepan kami juga berharap pajak bisa dibayarkan tepat waktu tidak harus menunggu jatuh tempo," tandasnya. Terkait dengan tata cara pembayaran, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Yogyakarta Wasesa menjelaskan bahwa wajib pajak bisa mendatangi bank yang ditunjuk untuk membayar PBB, yakni hanya pajak pokok dan tidak perlu membayar denda yang ada. "Bebas denda ini berlaku untuk PBB tahun 1994-2018. Hanya berlaku satu bulan yang nantinya akan ada Perwal (Peraturan Walikota Yogyakarta," ujarnya. Adapun Bank yang telah ditunjuk sebagai mitra kerja pemerintah dalam kebijakan ini yakni BPD DIY, BRI, BNI, serta Pos Indonesia untuk melakukan pembayaran. "Caranya sangat mudah wajib pajak hanya menunjukkan nomor objek pajak (NOP) kemudian akan keluar rincian PBB di bank yang bersangkutan. Denda otomatis akan hilang, karena yang dibayar pokoknya saja," urainya. Saat ini terdapat 282.976 wajib pajak dengan nilai denda sejak 2011 mencapai Rp 27 miliar dan tunggakan pokok PBB sebanyak Rp 75 miliar. (Tam)