Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Berikan Doa Restu Kepada Paskibraka
Sebanyak 38 Peserta Paskibraka melakukan audiensi bersama Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang digelar di ruang Bima Balaikota Yogyakarta, Rabu (31/7). Pada Kesempatan ini Wakil Kapolresta Kota Yogyakarta, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga turut hadir dalam kegiatan tersebut. Tema yang diambil pada peringatan Kemerdekaan RI yang ke 74 adalah "SDM unggul Indonesia maju". "Paskibraka terpilih yang berasal dari Yogyakarta sebanyak 46 siswa, 8 siswa terpilih untuk maju tingkat Provinsi dan 1 siswa terpilih untuk maju tingkat Nasional dengan seleksi ketat" tutur Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Edy Heri. Sedangkan Paskibraka terpilih untuk kota Yogyakarta sebanyak 38 siswa, dan didampingi pasukan dari TNI POLRI Kota Yogyakarta. Audiensi kali ini diisi dengan permohonan doa restu dari Paskibraka kepada Walikota Yogyakarta, yang diwakili oleh salah satu peserta Paskibraka Gusti dan Anisa. Keduanya menyampaikan, permohonan doa restu perlu diutarakan mengingat untuk kelancaran pelaksanaan pengibaran bendera pada hari Sabtu 17 Agustus 2019 mendatang. Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyampaikan bahwa, sebagai paskibraka yang akan bertugas mengibarkan sang saka merah putih tidak hanya latihan fisik dan mental saja yang harus dimengerti, tetapi makna peringatan hari kemerdekaan itu sendiri juga harus dipahami. "Kalian adalah anak-anak yang terpilih" ujarnya. Ia berharap pada generasi muda untuk terus mengembangkan bakatnya dan mengharumkan Kota Yogyakarta. "Saya berharap kali ini menjadi generasi emas yang membanggakan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia terutama untuk Kota Yogyakarta," ungkapnya. Paskibraka pada tahun ini, lebih menekankan pada bagaimana system pembelajaran pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul sebagai bekal untuk Indonesia maju dan masa yang akan datang lebih baik. "Selamat bertugas, yang tangguh, percaya diri, tidak sombong dan kedepankan sopan santun. Besok itu tanggal 17 Agustus 2019 kalian bertugas pada upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kebetulan kalian harus bertugas dan siap di gembleng untuk membuat kalian tangguh dan mencintai jerih payah kalian selama pelatihan ini, Tidak hanya bisa menjadi petugas saja namun diharapkan menjadi anak bangsa," ungkapnya. (Hes/Khr)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sekda Kota Yogya Pensiun, Acara Perpisahan Penuh Haru
Masa kerja Titik Sulastri sebagai Sekretaris Daerah atau Sekda Kota Yogya resmi berakhir seiring memasuki masa pensiun sebagai aparatur sipil negara (ASN) hari ini, Rabu 31 Juli 2019. Sebagai tanda terima kasih atas baktinya, Pemerintah Kota Yogya menggelar acara perpisahan di Graha Pandawa Balaikota Yogya. Sebagian besar pegawai yang ikut acara tersebut tak kuasa menahan haru ketika Sekda Kota Yogya memberikan sambutan terakhirnya. Pada kesempatan tersebut Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegawai Pemkot Yogya atas kerjasamanya selama ini dalam melaksanakan roda pemerintahan. Ia mengaku terharu dengan adanya pisah sambut yang dihadiri seluruh pegawai tersebut. "Saya sangat terharu hingga meneteskan air mata dengan acara ini. Terima kasih juga saya ucapkan atas dukungan, support dan masukan dari berbagai elemen," ujarnya. Dalam kesempatan tersebut Ia meminta maaf kepada seluruh pegawai jika selama bertugas melakukan hal-hal yang menyinggung pegawai maupun masyarakat baik perbuatan, perkataan, hingga tingkah laku selama menjabat sebagai ASN Pemkot Yogya hingga menjabat sebagai Sekda dan saat ini memasuki masa pensiun. Meski dirinya sudah tidak aktif lagi menjabat sebagai Sekda Kota Yogya pada 1 Agustus 2019. namun Ia tetap akan menyelesaikan tugasnya dengan baik. Meski tidak dalam urusan kerja, saya dan keluarga akan selalu membuka jalinan silaturahmi bagi seluruh pegawai yang ingin berkunjung ketempat saya ungkap Titik. Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti berpesan kepada seluruh pegawai di lingkup Pemkot Yogya agar meniru Titik Sulastri yang selalu semangat dan penuh sukacita, selalu bekerja dengan tulus, ikhlas dan dapat berkarya sebagai ASN. Terima kasih kepada Ibu Titik yang telah berkarya di Kota Yogya dan semoga semangat kerja dapat di tularkan ke seluruh staff dan kepada pejabat-pejabat yang lainnya, katanya. Walaupun sudah purna tugas Walikota juga meminta agar Titik Sulastri terus berkarya, dan tetap semangat. Pensiun ini mengakhiri sebuah tugas pengabdian dan mengawali pengabdian pada bagian lain. Pengabdian kepada siapa, ya pengabdian kepada masyarakat dan turut serta mendukung pembangunan di daerah. Oleh karenanya, tetap semangat harus dijaga. Dan yang paling penting, adalah jangan berhenti berpikir, tegasnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
HUT PDAM Ke 101, Walikota Tekankan Pentingnya Profesionalitas
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirtamarta yang ke 101, PDAM Tirtamarta Kota Yogya menggelar upacara. Bertindak sebagai inspektur upacara Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti. Upacara yang digelar di halaman kantor PDAM tersebut berlangsung khidmat. Dalam amanatnya, Walilkota Yogyakarta mengatakan melalui upacara tersebut sangat tepat kiranya apabila dimanfaatkan sebagai salah satu langkah untuk menyegarkan kembali komitmen dan menguatkan semangat untuk terus senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat Kota Yogyakarta khususnya dalam penyediaan air bersih. "Untuk itu, saya mengajak segenap jajaran PDAM Tirtamarta untuk benar-benar meningkatkan semangat dan komitmennya dalam melayani masyarakat, Pelayanan terbaik harus menjadi komitmen kita semua, jangan sampai ada keluhan dari masyarakat terkait penyediaan air bersih" katanya di lokasi, Kamis (1/8/2019). Menurutnya ketersediaan air bersih yang memenuhi standard kesehatan tentu berpengaruh terhadap derajat kesehatan sebagai sumber daya pelaksana pembangunan. "Artinya air bersih ini sangat penting bagi seluruh warga masyarakat. Ketersediaan air menjadi isu pokok di tengah situasi perubahan iklim yang terjadi saat ini," jelas Walikota. Selain itu, Walikota juga mendorong PDAM Tirtamarta tetap konsisten mengembangkan produksi air minum kemasan untuk menambah pendapatan perusahaan daerah tersebut. Ia pun berpesan agar PDAM tirtamarta terus meningkatkan profesionalitasnya untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kota Yogya. "Perusahaan harus semakin profesional agar dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan juga bagi perusahan dan seluruh karyawannya. Tingkatkan terus kedisiplinan, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi. Dengan itu semua, saya yakin perusahaan ini akan menjadi hebat pada masa mendatang," ujarnya Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirtamarta Yogyakarta, Dwi Agus Triwidodo mengatakan jika PDAM Tirtamarta Yogyakarta telah mampu menangani keluhan pelanggan terkait kurangnya debit air terutama pada jam puncak pemakaian seperti pukul 04.00-07.00 WIB atau pukul 16.00-18.00 WIB. Saat ini, keluhan terkait debit air dibanding tahun sebelumnya sudah sangat berkurang, itu karena kami menerima tambahan debit dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional," katanya Ia menyebut jika debit air yang dimiliki PDAM Tirtamarta Yogyakarta sebelum menerima tambahan debit dari SPAM Regional sekitar 500 liter per detik. Namun saat ini, lanjutnya, sudah ada tambahan sebanyak 50 liter per detik yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di Yogyakarta bagian selatan. Seluruh tambahan debit air tersebut masuk ke Reservoir Bedog sebelum didistribusikan ke pelanggan ujarnya. PDAM Tirtamarta dalam waktu dekat juga akan memperoleh tambahan debit sebanyak 50 liter per detik yang akan dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan pelanggan di Yogyakarta bagian tengah dan utara sehingga total debit air yang dimiliki perusahaan daerah tersebut mencapai 600 liter per detik. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kunjungan Kerja Pangkalpinang ke Pemkot Yogyakarta
Pemerintah Kota Yogyakarta pada kesempatan ini menerima kunjungan kerja dari Pemerintah Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Ruang Sadewa Balikota Yogyakarta, Kamis (1/08). Kegiatan kunjungan kerja ini berkaitan dengan unsur Inspektorat yang ada di Kota Yogyakarta, serta Pengawasan Monitoring dan Evaluasi Inspektorat yang membuat pemerintah Bangka Belitung beserta rombongannya tersanjung akan Pemerintahan di Kota Yogyakarta. Wakil Walikota Pangkalpinang Bangka Belitung Muhammad Sopian berharap dengan adanya forum diskusi dan saling bertukar pikiran ini dapat tercapainya kesuksesan bersama dalam peningkatan unsur Inspektorat Kota Bangka Belitung. "Kami mengajak inspektur beserta para jajarannya untuk berkunjung kesini apalagi Kota Yogyakarta dikenal dengan Kota Pelajar. Rupanya masyarakat Kota Yogya adalah pelajar namun masyarakatnya juga terpelajar, saat ini tentunya menjadi pengalaman kami juga, adat istiadat sangat menuntun bagi masyarakat Pangkalpinang lebih baik lagi," katanya. Dalam hal ini, Staff Ahli Walikota Bidang Perekonomian Septi Sri Rejeki sebagai perwakilan dari Pemerintahan Kota Yogyakarta mengatakan bahwa, Kota Yogyakarta memiliki predikat sebagai pusat kegiatan bisnis, pusat pemerintahan, pusat pendidikan, dan kota perjuangan. "Inspektorat Kota Yogyakarta memiliki kurang lebih 63 personil yang terdiri dari 46 orang PNS, 16 orang CPNS diperoleh dengan terselenggarakannya penerimaan CPNS tahun ini, serta satu orang Naban," ungkapnya. Terkait struktur dalam Inspektorat, berdasarkan Perwal Nomor 92 Tahun 2018, mungkin sama atau bisa juga berbeda strukturnya dengan Inspektorat Kota Pangkalpinang, Inspektur dibantu oleh 4 Irban (Inspektur Pembantu), yaitu Irban Bidang Pemerintahan dan Aparatur, Irban Bidang Keuangan dan Aset, Irban Bidang Pembangunan Fisik, serta Irban Bidang Pembangunan Ekonomi Sosial dan Budaya, di samping dibantu pula oleh Sekretariat. Sebagian besar PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Yogyakarta terbanyak dihasilkan oleh pajak industri pendukung pariwisata, restoran, hotel seperti industri kerajinan, batik, kuliner dan sumber penghasilan lainnya, serta sektor usaha jasa dan perdagangan juga menambah pesatnya penghasilan Kota Yogyakarta. Tambahnya, adapun tugas fungsi Inspektorat, seperti yang kita ketahui bersama, adalah sebagai unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah, penyelenggara fasilitasi pengawasan internal, pelaksana pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. "Hal ini penting dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik good governance, serta sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah agar ada sinkronisasi dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi kegiatan baik dalam kegiatan fisik, non fisik maupun dalam kinerja keuangannya," tambahnya. Dalam kunjungan kerja yang dilakukan Pemerintah Pangkalpinang dan Kota Yogyakarta berharap kedua belah pihak mendapatkan semua informasi sehingga saling bekerjasama untuk tercapainya tujuan masing-masing kota. (Hes/Nina)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Lantik Heri Karyawan Sebagai Penjabat Sekda Kota Yogya
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti melantik Heri Karyawan sebagai Penjabat (PJ) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogya, Kamis (1/8/2019). Sebelumnya, jabatan Sekda diisi oleh Titik Sulastri yang berakhir pada 31 Juli 2019. Pelantikan dilakukan di Graha Pandawa Balikota Yogyakarta dengan disaksikan segenap pejabat di lingkungan Pemkot Yogya. Sebelum dilantik sebagai Penjabat Sekda, Heri Karyawan menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogya. Usai melantik Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti berharap agar Penjabat Sekretaris Daerah dapat menjalankan amanat yang telah diberikan ini sesuai tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Ini karena beban tanggung jawab Penjabat Sekda sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan seorang Sekretaris Daerah yang definitif. "Saya berharap agar Penjabat Sekda yang baru saja dilantik dapat mengarahkan seluruh jajaran pimpinan di bawahnya dan seluruh staf untuk melaksanakan serta mensukseskan berbagai program kerja secara baik dan bertanggung jawab dengan mengedepankan visi dan misi Pemerintah Kota Yogya, kata Walikota Untuk mensukseskan program dan kegiatan yang telah disusun, Walikota meminta Penjabat Sekda berkewajiban mengkoordinir ke seluruh jajarannya serta bekerja berdasarkan peraturan dan payung hukum perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu komunikasi merupakan kunci utama dalam mensosialisasikan rencana kegiatan dan langkah-langkah yang perlu diambil begitu pula dalam menyelesaikan persolan yang dihadapi". katanya. Selain itu, Ia juga mengingatkan kepada Penjabat Sekda yang baru dilantik untuk terus berinovasi agar prestasi yang pernah di capai semasa kepimpinan Sekda yang lama terus dipertahankan dan ditingkatkan, salahsatunya adalah mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian yang sudah di raih Pemkot Yogya 10 kali berturut " turut. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Gelar Workshop, Dinkes ingin Tingkatkan Kualitas Balita
Sebagai upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi serta peningkatan kualitas kesehatan anak dan bayi di Kota Yogyakarta, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk kelima kalinya menggelar Workshop P2KB di Hotel Laxton (31/07/19). Dalam workshop ini mengundang Kepala Sekolah SMP, SMA/K, PKK Kecamatan dan Kelurahan, OPD, pimpinan dunia usaha, Puskesmas, Camat hingga Lurah. Acara workshop merupakan kegiatan lanjutan dari advokasi yang sebelumnya telah dilakukan ke OPD-OPD terkait. Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang diwakilkan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tri Mardoyo mengatakan, angka stunting di Kota Yogyakarta masih tinggi dan negara Indonesia sendiri menempati peringkat kedua tertinggi di ASEAN.Selain itu, angka kematian ibu juga masih banyak. "Saat ini, remaja putri yang terkena anemia mencapai 45%, sedangkan ibu hamil mencapai35%. Kondisi inilah yang memicu kematian pada ibu hamil semakin besar. Kurangnya nutrisi pada saat kehamilan dan kurang sehatnya kondisi ibu juga menyebabkan bayi lahir stunting. ", tutur Tri. Stunting sendirimerupakan gagalnya pertumbuhan pada balita karena kekurangan gizi kronis. dr. R. Sutomo, SpA selaku narasumber mengakatakan, kehamilan sebaiknya sudah diketahui sejak awal agar sang Ibu dapat memperhatikan nutrisi yang diberikan. Selanjutnya, pada saat bayi lahir, pemberian nutrisi dan stimulasi pada balita agar terus diperhatikan untuk membantu proses belajar dan tumbuh kembang anak. "Fungsi-fungsi dasar sel otak berkembang paling pesat pada masa awal kelahiran, terutama perkembangan indra penglihatan dan pendengaran.", ucap Sutomo Dirinya juga menyebut bahwa balita adalah masa keemasan, sensitif, dan jendela kesempatan. Pertumbuhan balita terutama pada dua tahun pertama kehidupan atau 1.000 hari pertama ditentukan oleh nutrisi dan stimulasi. Sedangkan faktor genetik memiliki pengaruh yang kecil karena pada dua tahun pertama, potensi yang dimiliki oleh semua anak sama. "ASI menjadi nutrisi yang sangat penting karena mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh balita. Pemberian ASI akan memberikan stimulasi penglihatan, pendengaran, perabaan, dan pembauan, serta interaksi.", ungkap Sutomo. Lebih lanjut,kualitas kesehatan mempunyai andil yang besar pada naik turunnya angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian yang tinggi pada ibu dan bayi menandakan bahwa pelayanan yang ada masih belum maksimal. Akan tetapi, permasalahan sebelum kehamilan yang diderita pada ibu berpengaruh.Hal ini seperti yang disampaikan oleh dr. Irwan Taufiqurahman, Sp.OG (K) yang juga mengisi pada workshop kali ini. "Angka kematian ibu adalah ketika terjadi kematian dalam waktu 42 hari setelah lahir. Hal ini berhubungan dengan reproduksi dan proses persalinannya.", kata Irwan. Sedangkan kematian bayi, lanjut Irwan, selain dipengaruhi oleh kualitas persalinan, juga dipengaruhi oleh kondisi bayi itu sendiri. Kondisi ini meliputi masalah-masalah yang ada pada bayi seperti bayi prematur, berat badan kurang, dan kelainan kongenital. Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah selaku pembuat kebijakan menetapkan SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan mensosialisasikanProgram P2KB untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi serta pengimplementasian Perda ASI No. 1 Tahun 2014 dan Perwal No. 34 Tahun 2004 untuk meningkatkan kualitas balita. (alr)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Generasi unggul sehat lahir batin
Kamis Pagi, 1 Agustus 2019 SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta mewakili Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta dinilai Tim Pusat dalam Lomba Sekolah Sehat. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Siti Roikhana memaparkan Sekolah ini dengan luas 2.350 M2 dengan 483 siswa berupaya memanfaatkan lahan sekolah yang sempit untuk berbagai kegiatan. Di sekolah kami ada tiga kegiatan unggulan yang dilakukan oleh siswa, seperti membuat sabun SISNA yang berbahan baku minyak goreng bekas, Budidaya Pegagan dan pembuatan keripik daun pegagan, budidaya lele cendol. Pada tahun 2006 kami memasukkan pendidikan tentang lingkungan hidup dalam pembelajaran, namun pada saat penerapan kurikulum 2013 kegiatan lingkungan hidup berubah menjadi ekstra kurikuler, yang didalamnya ada karya ilmiah, dimana siswa melakukan penelitian tentang lingkungan. Budidaya pegagan menjadi pembelajaran siswa untuk berwirausaha melalui pembuatan dan penjualan keripik daun pegagan, sedangkan budidaya lele cendol baru berjalan tiga kali panen. Berkaitan dengan lomba Sekolah Sehat kami telah membiasakan siswa dan mengajak lingkungan sekolah untuk berperilaku hidup sehat, detail kegiatannya kami sampaikan dalam paparan dan bisa digali lebih dalam melalui wawancara. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi turut hadir menerima tim Yuri menyampaikan ucapan selamat datang dan berterima kasih atas kerja keras pihak SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang telah berkarya mendidik generasi unggul hingga menjadikannya sebagai salah satu sekolah unggulan swasta di Kota Yogyakarta, meski ada zonasi namun jumlah siswanya tetap membludak. Dan dengan keterbatasan lahan sekolah, mampu menyulap lahan sempit menjadi media edukasi siswa dalam banyak hal, seperti pembuatan kompos, budidaya apotik hidup, sayur, buah bahkan lele cendol. Hal tersebut sesuai dengan kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta saat ini yang sedang menggerakkan warga untuk bersama mewujudkan Kampung sayur dan buah melalui penanaman di lahan sempit melalui pot, pemanfaatan lahan kosong dan lorong-lorong gang. Harapan kami masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sayur dan buah dari halaman atau lingkungannya, bahkan bisa menjual hasil panen sayur dan buah ke pasar. Melalui penjualan sayur dan buah bisa meningkatkan pendapatan keluarga dan mewujudkan keluarga sejahtera. Sedangkan dalam perilaku hidup sehat Pemkot telah menerapkan kebijakan kawasan tanpa asap rokok di seluruh bangunan Pemkot, untuk lingkungan masyarakat kami juga membentuk kawasan tanpa asap rokok, di SMP Muhammadiyah 1 yang terletak di Kelurahan Ngampilan termasuk salah satu dari kawasan tanpa asap rokok. Selain rokok kami juga mempriotitaskan pengolahan sampah melalui bank sampah di masyarakat dan sekolah-sekolah, harapan kami kegiatan ini bisa mengurangi volume sampah yang dibuang warga dan muncul manfaat ekonomi dari pengolahan sampah tersebut. Kami juga melakukan gerakan kebersihan melalui reresik Kampung agar lingkungan jadi asri, nyaman dan bebas dari sarang nyamuk. Melalui partisipasi aktif warga kami berkeyakinan akan terbentuk budaya sehat yang tercermin dalam perilaku sehari hari dan meningkatnya derajad kesehatan masyarakat. Sementara ketua rombongan Yuri, Wara Pertiwi menyampaikan bahwa kategori lomba sekolah sehat ada kategori Best Performance, Best Achievment dan tahun ini ditambah Best Attitude. Dimana Best attitude lebih fokus dalam pembobotan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu dalam lomba ini yang terpenting bukan hasil kejuaraannya namun sejauhmana perilaku budaya hidup bersih dan sehat bisa membumi dilingkungan sekolah-sekolah. Dengan durasi dua sampai tiga jam kami akan bedah potensi yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta melalui wawancara dan melihat langsung sarana prasarana, pemahaman siswa dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam praktek sehari-hari siswa. Harapan Pemerintah melalui perilaku hidup bersih dan sehat kita bisa mempersiapkan generasi unggul yang sehat lahir dan batin. Setelah melakukan penilaian dan menyampaikan pesan-kesan, Tim penilai melanjutkan ke Kecamatan Ngampilan dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jadikan Jogja Kota Budaya Dunia
Sabtu, 3 Agustus 2019 bertempat di titik nol kilometer digelar Jogja Cross Culture, sajian budaya yang diprakasai Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta bekerjasama dengan seniman seniwati Kota Yogyakarta. Dalam upaya untuk menampilkan seni tradisi dari masa ke masa sekaligus melestarikan seni budaya adiluhung dalam kemasan kekinian. Menurut Program Director Jogja Cross Culture RM Altiyanto Henryawan bahwa kegiatan ini bersifat pilot project dan akan dijadikan agenda rutin pada setiap tahunnya. Di tahun 2019 ini fokus pada seni musik yang mengalami perkembangan yang pesat di kota Yogyakarta, dalam bentuk pementasan historical orchestra dan cross culture performance yang mengharmonisasikan seni karawitan, musik orkestra, paduan suara dari seniman-seniman Yogyakarta yang berkolaborasi dengan seniman internasional dalam satu panggung. Sedangkan untuk tahun berikutnya fokus tampilan juga akan berubah menyesuaikan dengan trend dan perkemabangan seni budaya di Kota Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dalam pembukaan Jogja Cross Culture Menegaskan, bahwa pementasan ini merupakan bukti keseriusan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam membangun Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya kelas dunia. Hal ini tidak mustahil diwujudkan mengingat di Kota Yogyakarta banyak seniman dan seniwati yang telah melanglang dunia dan diakui keprofesionalannya secara internasional. Melalui kerja bareng bergotong royong antara Pemkot dengan para seniman, dimana Pemkot memberikan fasilitas berupa ruang untuk berekspresi, kerkreasi dan berinovasi dalam melestarikan seni budaya melalui pementasan para seniman. Melalui padu padan seniman muda dan tua, budaya lokal dan budaya asing, alat musik tradisional dan alat musik modern yang saling mengisi dan harmoni akan lahir sebuah pementasan yang mengakar pada budaya bangsa namun kaya akan isi dan bentuk. Padu padan seni tradisi dengan modern/asing sudah banyak kita lihat seperti dipergunakannya tambur dalam gending, adanya wayang menak, dan masih banyak ragam seni budaya yang merupakan bauran atau padupadan seni tradisi local dengan modern/asing. Hal ini juga merupakan bukti bahwa budaya toleransi tidak hanya dalam masalah agama namun dalam seni tradisi juga melahirkan toleransi yang padu padan saling mengisi saling menguatkan yang melahirkan seni tradisi unggul. Mudah-mudahan Jogja Cross Culture bisa melahirkan karya dan kretaifitas seniman Jogja dalam menapaki Jogja sebagai Kota Budaya Dunia. Jogja Cross Culture yang dilaksanakan pada, Sabtu-Minggu, 3-4 Agustus 2019 di titik nol kilometer ini memiliki ragam kegiatan antara lain : Festival Jamu dan kuliner, Pementasan Wayang ukur dengan lakon Kancing Jaya, Historical Trail di kawasan nJeron Beteng Kraton Yogyakarta, melukis bersama maestro lukis, keroncong, dolanan anak, menari/flasmob, orchestra dan peluncuran berbagai program penguatan budaya Kota Yogyakarta. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Gandes Luwes, Jenang Golong Gilig untuk Jogja yang mendunia
Minggu malam, 4 Agustus 2019 di titik nol kilometre digelar Historical Orchestra atau selaras juang, pementasan yang menjadi bagian dari Jogja Cross Culture yang berupa poagelaran music yang dikemas dalam sebuah orchestra yang melantunkan lagu=lagu perjuangan. Setelah pementasan Historical Orchestra dilanjutkan dengan peluncuran program GANDES LUWES dan JENANG GOLONG GILIG oleh Wakil walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Dalam sambutannya Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa Gandes Luwes berakar dari budaya Yogyakarta yang tercermin dalam perilaku masyarakatnya. Warga Yogyakarta memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa ketika bersinggungan dengan budaya asing, adapatasi tersebut justru menghasilkan sebuah keterpaduan antara budaya local dengan budaya asing yang melahirkan sebuiah budaya baru tanpa tercerabut dari akar budayanya. Gandes luwes juga bisa diterjemahkan sebagai sesuatu yang sarwo wangon pas, enak dipandang. Gandes luwes merupakan Slogan Kota Yogyakarta untuk lebih menggerakkan semua Pemangku kepentingan untuk mendukung penataan dan pembangunan Kota Yogyakarta agar masyarakat m,erasa aman, nyaman dalam berusaha dan beraktifitas. Lebih lanjut Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa selain Gandes Luwes juga diperkenalkan program jenang golong gilig, yang diterjemahkan sebagai keinginan bersama warga Kota Yogyakarta yang bertekad bulat, bergotong royong untuk membangun olahan pangan atau lebih dikenal dengan kuliner yang mendukung Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya Dunia. Dukungan kuliner tersebut melalui berbagai kreasi dan inovasi padu padan makanan tradisional dan modern yang menghasilkan produk baru, Dulu orang mengenal bakpia dengan konsep oven sekarang dengan kemajuan teknologoi ada bakpia kukus yang secara rasa dan proses sangat inovasi dari bakpia yang oven, dulu orang mengenal gudeg dalam bungkus sekarang gideg bisa diolah menjadi makanan dalam kaleng. Kemajuan teknologi telah merubah proses produksi dan kemasan yang menghasilkan produk kreatif khas Jogja. Setelah peluncuran program gands luwes dan jenang golong gilig dilanjutkan dengan penutupan Jogja Cross Culture yang ditandai dengan dicabutnya gunungan wayang oleh Wakil Walikota Yogyakarta.. Selanjutnya dipentaskan berbagai atraksi seni budaya yang merupakan kolaborasi instrumen tradisional dengan modern, kolaborasi antara seniman muda dan seniman mendunia, kolaborasi tari taradisional dan modern.. Dalam kata penutupnya Heroe menyatakan gelaran Jogja Cross Culture yang pertama ini akan diteruskan dalam tahun berikutnya secara rutin dan menjadi salah satu kalender even Pemerintah Kota Yogyakarta. Mudah-mudajhan kerja bareng Pemkot dengan para seniman ini akan menguatkan Yogyakarta dengan identitasnya sebagai Kota Budaya yang dikenal seantera dunia dan menjadi destinasi wisata unggulan. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kolaborasi seni lahirkan Seni Unggul kelas dunia
Minggu Sore, 4 Agustus 2019 di titik nol kilometre digelar Dolanan Bocah dengan tajuk njobo latar, sebagai bagian dari Jogja Cross Culture. Ragam dolanan bocah ditampilkan mulai dari ular tangga, dakon, lumpatan/lompat tali, egrang, gasing, engklek, holahop, bakiak, dll. Ratusan anak dari empat belas kecamatan se-kota Yogyakarta memainkan beragam dolanan bocah tersebut. Dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi turut serta ambil bagian dalam permainan tersebut. Heroe memainkan gasing nersama anak-anak, berjalan menggunakan egrang dan menyapa serta menyalami anak-anak yang bermain satu persatu. Dalam setiap kesempatan di berbagai permainan Heroe tak lupa bertanya tentang permainan tersebut. Dengan sabar didengarnya penelasan anak-anak tentang permainan yang dimainkan tersebut. Setelah bermain Heroe menjelaskan tentanmg makna dolanan bocah, menurutnya dolanan bocah merupakan media membentuk karakter anak, melalui dolanan anak mereka berlatih dan terbiasa untuk jujur apa adanya, tanpa kecurangan. Hal ini dimungkinkan karena setiap anak berbuat curang akan diingatkan oleh rekannya dalam bermain. Proses pembiasaan dalam berbuat jujur ini akan membentuk anak berperilaku jujur yang akan dibawanya hingga dewasa kelak. Selain melatih kejujuran juga mengandung kebersamaan dimana dalam sebuah permainan antara satu dengan lainnya saling terkait, saling membantu, saling terintegrasi dalam bingkai permainan yang dilakoni. Dari kebersamaan tersebut lahir budaya gotong royong yang selama menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari. Setain Dolanan Bocah, sore itu juga digelar Jog Jag Nong atau njoged njalar atau sering juga disebut flashmob. Diawali dengan mobil pemadam kebakaran yang berjalan diiringi drummer dan diikuti ratusan penari flashmob dari 14 kecamatan. Puluhan drumer menggebrak suasana sore itu dengan gebukan drum yang dipandu dari atas mobil pemadam kebakaran. Riuh rendah nada drum memandu orang bertepuk tangan takjub atas suguhan berkelas tersebut. Heroe Poerwadi pun turun dari panggung untuk bersama masyarakat menikmati gebukan drum tersebut. Perlahan nada berubah dari drum ke gamelan, seiring dengan gerak penari kuda kepang atau yang akrab disebut jathilan. Iringan music gamelan memacu orang uintuk menggerakkan badan, menggerakkan tangan, menggerakkan kaki, lebur menyatu dalam ritme jathilan massal. Tak ketinggalan Heroe Poerwadi pun larut turut serta menari jathilan bersama ratusan warga kota Yogyaka yang tumpah ruah di titik nol kilo meter. Sekitar sepuluh menit flashmob berlangsung meriah dilanjutkan dengan demo tarian dari 14 kecamatan yang lewat di hadapan Heroe Poerwadi, Setiap kecamatan unjuk kebolehan sambil melintas menari unjuk potensi. Heroe berharap apa yang disajikan sore ini membuktikan eksistensi seni tradisi di Kota Yogyakarta yang bisa selaras berkolaborasi dengan ragam seni lain dan menjadi sebuah produk seni baru yang kreatif dan inovatif. Ragam karya tersebut telah tertoreh sebagai khasanah seni yang menguatkan image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya Dunia. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Simulasi bencana, untuk waspada dan kurangi korban
Kecamatan Gedongtengen yang memiliki dua Kelurahan, yakni Sosromenduran dan Pringgokusuman pada hari Minggu pagi, 4 Agustus 2019 menggelar simulasi kesiapsiagaan bencana di Kampung Sosrodipuran dan Kampung Pringgokusuman. Dalam simulasi gempa bumi tersebut hadir ratusan relawan dari kedua kampung, Puskesmas, Linmas, tokoh masyarakat, TAGANA dan relawan yang tergabung di BPBD Kota Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan varahan, "Simulasi seperti ini hendaknya terus dilakukan agar masyarakat menjadi terasah dan terlatih dalam menghadapi bencana". Setelah memberikan arahan di Kampung Sosrodipuran, Heroe Poerwadi menuju lokasi di Kampung Pringgokusuman. Ditandai dengan bunyi kentongan dengan nada titir dan teriakan gempa, gempa, gempa, ratusan orang berlarian keluar rumah menuju titik pengungsian. Babinkamtibmas, babinsa dan Puskesmas segera bergerak menuju lokasi bencana, demikian juga relawan Warga Pringgokusuman segera mendirikan tenda pengungsi, melakukan pencarian korban dan assisment. Tak lama kemudian mobil Dapur Umum TAGANA siap dilokasi dengaqn dibantu relawan warga menyiapkan makan untuk pengungsi, sementara Dokter Puskesmas dan ambulance hilir mudik mengangkut korban yang mengalami luka akibat terkena reruntuhan bangunan. Satu persatu korban berhasil dievakuasi untuk ditindaklanjuti dengan pengobatan dan perawatan. Wakil Walikota Yogyakarta dengan didampingi Kepala BPBD Kota Yoagyakarta melakukan evaluasi atas pelaksanaan simulasi tersebut. Dalam evaluasinya Heroe Poerwadi menjelaskan, bahwa koordinasi pada saat terjadi bencana hendaknya dilakukan secara berbarengan dalam sebuah reaksi antisipasi bencana. Jangan terlalu lama dalam berkoordinasi tapi lakukan pertolongan sembari berkoordinasi melalui alat komunikasi. Data yang ada harus valid dan tunggal jangan sampai ada data yang berbeda dari tiap tempat, lakukan investigasi dan satukan data dalam bank data tunggal agar memudahkan apa yang harus dikerjakan, apa kebutuhannya, bagaimana tindakannya. Lebih lanjut Heroe Menjelaskan bahwa kesiapsiagaan bencana ini merupakan sebuah keharusan ketika kita menempati daerah dengan potensi kebencanaan. Simulasi yang terukur dan teratur akan membimbing kita dalam memahami kondisi bencana dan menyiapkan kita dalam mengantisipasi bencana. Selain waspada maka manfaat lain dari simulasi ini adalah menekan jumlah korban yang mungkin muncul dalam sebuah kejadian bencana. Setelah terbentuk Kampung Tangguh Bencana/KTB hendaknya para relawan membuka jejaring dengan membentuk forum komunikasi antar KTB pada leval kecamatan, hal ini selain untuk komunikasi juga bisa untuk diskusi dan berbagi pengetahuan kebencanaan. Acara diakhiri dengan pelantikan relawan bencana Kampung Pringgokusuman dan penyerahan SK KTB oleh Wakil Walikota Yogyakarta. Setelah dilantik dan menrima SK maka Ketua KTB Pringgokusuman mengangkat Heroe Poerwadi sebagai anggota kehormatan dengan ditandai penyerahan Kaos relawan. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Badan Sehat, Jiwa Sehat, Jogja Sehat
Warga Kota Yogyakarta dalam memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia menyelenggaraklan bernbagai kegiatan dari mulai kerja bajti bersih kampung, olahraga, upacara bendera hingga pementasan seni budaya. Demikian juga RW 20, Kelurahan Baciro menggelar kegiatan lomba menghias sepeda anak-anak dan jalan sehat, Menurut Kasmin Priyo Atmojo, ketua TW 20 menuturkan bahwa dalam memperingati HUT kemerdekaan RI rutin menyelenggarakan berbagai kegiatan pada setiap tahunnya. Kegiatan ini sebagai wahana silaturahmi warga sekaligus menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa. Selain kegiatan ini kami juga aktif dalam penanaman sayur dan buah, di sekitar bantaran sungai Gajahwong bahkan kami mengusulkan ruang terbuka hijau di bantaran sungai winongo. Penuturan tersebut dikuatkan oleh Bambang Seno Baskoro, anggota DPRD Kota Yogyakartayang menandaskan bahwa di RW 20 aktif dalam menyelenggarakan kegiatan sosial kemasyarakatan, salah satu yang akan kami dorong adalah ruang terbuka hijau di bantaran sungai Gajahwong guna menambah keasrian lingkungan sekaligus wahana rekreasi dan olahraga warga. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang hadir dalam jalan sehat tersebut menyampaikan kata sambutan, bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi warga RW 20 Baciro yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan peringatan 74 tahun Indonesia Merdeka. Melalui kegiatan jalan sehat warga bisa saling bertemu, bercerita dan bergotongroyong dalam suasana akrab kekeluargaan. Rasa bahagia ini akan mendorong kita untuk sehat secara batin dan secara lahir kita lakukan dengan jalan sehat. Tadi kami jalan-jalan dengan Pak Seno dan Kasmin menyusuri bantaran sungai Gajahwong, kami lihat banyak warga menanam sayur di pinggiran sungai hal ini selaras dengan program yang kami galakkan, kami berharap melalui kampung sayur maka ke depan pemenuhan kebutuhan sayur bisa dilakukan secara mandiri. Selain kemandirian melalui budidaya sayur juga bisa menambah penghasilan. Diujung wilayah RW 20 di bantaran sungai Gajahwong kami lihat lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya tanaman sayur, buah dan lele cendol. Lokasi yang akan diusulkan sebagai ruang terbuka hijau tersebut bisa didalamnya berisi sayur dan buah yang menunjang ruang terbuka hijau. Acara jalan sehat RW 20 Baciro dimeriahkan dengan organ tunggal dan tarian dari ibu-ibu RW 20 serta warga yang menyumbangkan suara merdunya. Acara ditutup dengan pengundian doorprise dan pembagian hadiah. Pada kesempatan itu Heroe Poerwadi juga bercerita bahwa sebelum ke Baciro telah melepas peserta jalan sehat RW 05 Kampung Jatimulyo, Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo. Di Jatimulyo selain melepas peserta juga menyerahkan doorprise berupa sepeda. Heroe berharap bahwa masyarakat membudayakan perilaku hidup sehat melalui olehraga yang teratur, bersepeda dan jalan sehat merupakan olahraga yang murah dan bisa dilakukan oleh banyak orang. Dengan tubuh sehat banyak hal bisa kita lakukan agar bisa memberi manfaat untuk diri pribadi dan lingkungan. Apa yang kita upayakan dalam membangun badan sehat, jiwa sehat dan lingkungan yang sehat adalah bagian dari membangtun Kota Sehat. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ribuan Botol Miras Berhasil Di Amankan
Ribuan botol minuman keras (miras) berhasil diamankan oleh jajaran Polresta Yogyakarta, total tangkapan miras ilegal ini berjumlah 2.690 botol. Ribuan botol miras ini diamankan setelah dilakukan pengembangan dari penangkapan seorang pelaku yang membawa minuman keras di daerah Umbulharjo. Dalam operasi ini, dua tersangka diamankan yakni AS (19) sebagai pembeli yang ditangkap di daerah Umbulharjo, dan AEH (44) selaku penjual ribuan botol minuman keras yang diamankan di Gejayan. Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini, menjelaskan meski penangkapan terjadi di wilayah Sleman, namun berdasar hasil pengembangan, kasus tersebut akan ditangani oleh Polresta Yogyakarta "Pelaku akan dikenakan ancaman hukuman sesuai yang tertera pada Perda DIY No.12 tahun 2005 tentang pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol serta pelanggan minuman oplosan, jucto Perda No.7 Tahun 1953 tentang izin menjual minuman keras" jelasnya saat temu media di Mapolresta Yogyakarta, Senin (5/8/2019). Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, yang turut menghadiri temu media kali ini menuturkan bahwa pemerintah kota (Pemkot) Yogyakarta mendukung penuh kepolisian dalam mengusut dan memberantas peredaran minuman keras ilegal. Kita ingin menjaga kota Yogyakarta agar tetap kondusif dan masyarakat lebih tertib. Beberapa kasus yang terjadi kebanyakan dipicu penggunaan miras, imbuhnya. Walikota meminta peran serta seluruh pihak dalam memerangi peredaran miras di Kota Yogya. "Kekompakan tersebut perlu dilakukan, mengingat peredaran miras yang membahayakan kesehatan dan nyawa terutama pada generasi muda" jelasnya. Ia pun menegaskan akan terus melakukan dan meningkatkan razia peredaran miras di Kota Yogya. "Kami Pemerintah Kota bersama jajaran TNI, dan Polri, akan terus membongkar dan aktif merazia peredaran miras di Kota Yogya" ungkapnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Surosutan Gumregah Bersama TMMD Kota Yogyakarta
Penutupan TMMD Sengkuyung Tahap II Tahun 2019 merupakan wujud sinergitas masyarakat, Pemerintah Kota Yogyakarta, TNI dan segenap pemangku kepentingan aparatur wilayah dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang dilaksanakan di Lapangan Sidokabul, Sorosutan, Umbulharjo Yogyakarta, Minggu (4/8). Diawali dengan senam sehat, dan terjun payung, membuat acara ini berbeda dari yang biasanya. Sekitar enam penerjun payung mendarat di tengah-tengah lapangan Sidokabul untuk ikut memeriahkan Penutupan TMMD Sengkuyung Tahap II Tahun 2019. Keenam penerjun tersebut diterbangkan oleh Cessna AAU yang diterbangkan oleh Mayor Pnb Adi Buana, Jupiter 108, Kasibinpotdirga Lanud Adisudjipto dan Instruktur penerbangan Skadik 102 dan 102. Turut hadir dalam acara tersebut yakni Walikota KotaYogyakarta beserta istri, Kapolresta Kota Yogyakarta, serta Directur Utama Bank Jogja. Dalam kesempatan kali ini, TMMD mengadakan agenda-agenda pembangunan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan keberdayaan bagi masyarakat Kota Yogyakarta. Hal ini disampaikan secara langsung oleh Komandan Kodim (Dandim) 0734/ Yogyakarta, Letkol Inf Wiyata Sempana Aji. "Kegiatan ini diberikan tema Sorosutan Gumregah artinya bangkit dan semangat untuk suatu stimulan bagi masyarakat, dengan menjalankan program TMMD dalam kegiatan bermasyarakat" ujarnya. Rangkaian kegiatan TMMD ini dilakukan hingga tanggal 8 Agustus 2019, dengan kegiatan fisik dan non fisik. Kegiatan Fisik melakukan pembangunan lima RT, merenovasi Mandi Cuci Kakus (MCK), memperbaiki Aula dan memperbaiki Jalan. Kegiatan non fisik pihaknya menjelaskan TMMD lebih focus pada pningkatan kualitas SDM melalui sosialisasi diantaranya dengan memberikan sosialisasi tentang penyakit masyarakat, klitih hingga narkoba dari pihak Polresta Kota Yogyakarta. Dengan digelarnya penutupan TMMD Sengkuyung Tahap II Tahun 2019 mengangkat tema "Surosutan Gumregah" yang diharapkan masyarakat menjadi mandiri, peduli lingkungan dan memanfaatkan sumber daya yang ada. "Semoga acara ini dapat bermanfaat bagi warga sekitar kemanunggalan TNI dan masyarakat yang menjadi TMMD ini dapat terwujud dan memperkuat ketahanan bangsa Indonesia secara umum," ungkapnya. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, kegiatan ini adalah wujud dari komitmen TNI dan masyarakat, khususnya warga Surosutan untuk terus berkontribusi terhadap usia kemerdekaan bangsa Indonesia yang sudah mencapai 74 tahun. "Dengan semangat kemerdekaan mudah-mudahan kegiatan ini dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar, sekaligus memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menampilkan potensi sumber daya kampung yang dapat dipasarkan secara lebih luas, baik potensi kuliner, UMKM, kerajinan, maupun ragam keunikan kampung yang mampu menjadi daya tarik Surosutan," ungkapnya. Selain itu Walikota berpesan, kegiatan ini mudah-mudahan mampu mempererat sinergitas TNI dan masyarakat, karena sejatinya TNI kuat bersama masyarakat dan masyarakat sejahtera bersama dukungan TNI. "Atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta kami menyampaikan terima kasih atas peran serta TNI, khususnya Kodim 0734 atas partisipasi aktifnya membangun kekuatan dan keberdayaan masyarakat Kota Yogyakarta," ujarnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Blusukan Wakil Walikota di Bantaran Sungai Gajah Wong
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyaksikan langsung proses pengerukan di bantaran sungai Gajah Wong di Sidobali, Muja-Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta (5/8). Sungai Gajah Wong dulunya merupakan kawasan kumuh, namun kini disulap menjadi kawasan yang rapi dan bersih. Ini merupakan program dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, dalam penataan kawasan kumuh pada tahun ini. Penataan di Kelurahan Muja-Muju dilakukan dari Jembatan Balirejo hingga Jembatan Gembira Loka Zoo. Penataan kawasan kumuh di Kelurahan Muja-Muju sudah dimulai sejak tahun lalu di RT 53, dan untuk tahun ini dilanjutkan pada RT 52, RT 54 dan RT 29. Di RT 54 sendiri sudah dibangun Jalan inspeksi di sepanjang bantaran Sungai, selain itu juga terdapat pendopo dan taman bermain yang sering di manfaatkan warga sekitar untuk bersantai atau berkumpul bersama. Hal ini tentu menjadi kemajuan yang amat baik bagi kelurahan Muja-Muju, khususnya yang berada di Desa Sidobali. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan bahwa, proses pembanguan revitalisasi sungai bertujuan untuk membuat lingkungan lebih nyaman, agar lingkungannya lebih tertata kembali. "Bagi warga yang terkena imbas 50% akan direlokasi, kita akan menyiapkan rumah susun bagi warga" ujarnya. Warga yang sudah sepakat untuk direlokasi akan dipindahkan ke rumah susun yang akan disiapkan oleh pemerintah. Persiapan pembanguan rumah susun merupakan kolaborasi antara pemerintah Provinsi dan pemerintah Pusat. Nantinya rumah rusun yang akan dibangun seluas 350m2, dengan tiga lantai dan sekitar 30 unit kamar akan segera di bangun. "Untuk rumah susun yang akan dibangun kali ini tipenya 36, tipe yang besar tidak seperti rusun-rusun pada umumnya, Rumah susun tidak diperuntukkan bagi Kelurahan Muja-muju saja namun diprioritaskan bagi warga sepanjang bantaran sungai Gajah Wong yang terelokasi," kata Heroe Purwadi Wakil Walikota. Di Kelurahan Muja-Muju yang sudah terelokasi sebanyak 41 rumah warga, dua rumah diantaraya terdampak 50% pengerukan. Progres pembanguan sudah mencapai 75%. Rencananya pada bulan November nantinya pembangunan sudah selesai. Jalan disepanjang bantaran sungai akan diperlebar lagi agar semakin luas. Pembangunan ini untuk menambah akses masyarakat, sebagai program mitigasi bencana yakni banjir dan proteksi kebakaran. Pembangunan tersebut sebagai upaya untuk menata lingkungan. Heroe Poerwadi juga berharap agar nantinya bisa menjadi contoh bagi yang lain, bahwa penataan lingkungan itu juga perlu agar permukiman semakin nyaman lagi. "Rumah warga nantinya tidak akan lagi membelakangi sungai, namun semuanya akan dihadapkan ke sungai. Penataan permukiman di bantaran sungai tersebut mengacu pada gerakan M3K Mundur, Munggah dan Madep (memundurkan rumah, menaikkan rumah dan menghadapkan rumah ke suangai)," ungkapnya (Hes/Khr)