Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Optimalisasi PAD Kota Yogya Terus Digenjot Lewat Sistem Monitoring Online Penerimaan Pajak
Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogya dari sektor pajak dan retribusi terus digenjot. Salah satunya melalui sistem monitoring online penerimaan pajak pemerintah daerah. Kesepakatan ini ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian kerja sama antara Forkompinda Kota Yogya dengan KPK dan Bank BPD DIY di Ruang Bima, Rabu (7/8/2019). Dalam kesempatan tersebut, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan bahwa sistem monitoring online penerimaan pajak daerah merupakan wujud komitmen Kota Yogya dalam mengoptimalkan penerimaan di sektor pajak. Dengan sistem tersebut, maka pajak yang diperoleh akan lebih optimal dan efisien. Dengan sistem online ini, kebocoran penarikan pajak bisa di kurangi. Seluruh transaksi pajak baik sektor perhotelan, restoran, tempat hiburan, parkir ini nantinya bisa online semuanya, sehingga akan lebih optimal, katanya. Penerapan sistem online tersebut nantinya didampingi langsung oleh KPK dan Bank BPD DIY. KPK akan mendampingi dari segi legalitas dan lainnya, sementara Bank BPD DIY akan membantu memfasilitasi peralatan, sistem dan hal teknis lainnya. Sehingga kami harapkan, seluruh penarikan pajak bisa optimal, bisa menjadi sangat efisien dan tentu ada proyeksi pajak akan meningkat tinggi, terangnya. Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, Walikota berharap dapat segera merealisasikan sistem tersebut secepatnya. Ia menargetkan, optimalisasi penerimaan pajak di Kota Yogya meningkat pada tahun depan. Penggunaan elektronik dan kecanggihan teknologi ini akan mendorong kita makin canggih dan efisien, harapnya. Sementara itu Dirut Bank BPD DIY Santoso Rohmad mengatakan, sebagai pemegang kas daerah, Bank BPD DIY telah melakukan berbagai upaya untuk optimalisasi pendapatan asli daerah. Salah satunya, inovasi layanan berbasis elektronik yang bertujuan mempermudah wajib pajak melaporkan jumlah pajak yang harus disetorkan ke daerah. "Kami mencoba terapkan sistem e-retribusi pasar tradisional, PBB dan Pajak Daerah. E-samsat Jogja juga bisa membayarkan pajak melalui ATM Bank BPD DIY," ungkapnya. Selain itu, pihaknya mengupayakan transaksi nontunai semaksimal mungkin di lingkungan pemerintah daerah. Karena menurutnya, implementasi non tunai dalam pengelolaan keuangan daerah sangat diperlukan dalam mempermudah proses pertanggungjawaban. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
TMMD, bukti kemanunggalan TNI-Rakyat
Kodim 0734 Yogyakarta menggelar TMMD Sengkuyung tahap II tahun TA 2019, di Kelurahan Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta pada tanggal 10 Juli " 8 Agustus 2019. Dengan mengusung thema "Bersama TMMD Membangun untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat". Dalam upacara penutupan TMMD Sengkuyung tahap II tahun TA 2019, hari Kamis, 8 Agustus 2019, Komandan Kodim 0734 Yogyakarta, Letkol. Inf. Wiyata S. Aji, menyampaikan bahwa kegiatan TMMD telah berjalan dengan baik yang mencakup kegiatan fisik berupa cor blok sepanjang 200m2, rehab balai RW, rehab 5 unit rumah, pembuatan MCK, kegiatan non fisik berupa Sosialisasi/penyuluhan tentang penyakit masyarakat, penyalahgunaan narkoba, Bela Negara dan cinta tanah air, KDRT, dan menangkal fanatisme agama yang sempit. Di bidang non fisik ada dua kegiatan tambahan berupa workshop ibu-ibu tentang cara pembuatan sabun dari jelantah dan workshop anak-anak melukis burung Garuda di kaos. TMMD ini kami dedikasikan sebagai pengabdian dan kemanunggalan TNI dengan rakyat untuk bersama bergotong royong gemregah membangun Sorosutan lebih sejahtera. Harapan kami, karya ini menjadi pilot projek yang bisa dikembangkan ke kelurahan lain dan bermanfaat untuk warga Sorosutan pada khususnya dan warga Kota Yogyakarta pada umumnya. Kegiatan penutupan TMMD diakhiri dengan pemukulan gong dan pemberian penghargaan serta hadiah bagi para juara lomba. Dalam penutupan tersebut dimeriahkan jathilan anak-anak, Drumband SD, dan tari edan-edanan Ibu-ibu Sorosutan. Setelah penutupan dilanjutkan dengan peresmian balai RW dan pemasangan papan nama jalan/gang kampung yang menuju balai RW tersebut. Dengan mengendarai sepeda motor Walikota Yogyakarta diboncengkan oleh Komandan Kodim 0734 Yogyakarta menuju lokasi pembangunan fisik yang telah dilaksanakan, mulai dari rehab rumah, pembangunan MCK dan pengecoran jalan. Diujung jalan yang dicor tersebut disdambut oleh warga RW 14 Kelurahan Sorosutan yang menampilkan angklung ibu-ibu dan kebun sayur binaan Koramil Umbulharjo. Ketua RW 14 kelurahan Sorosutan, Eko Wahyu P, mengucapkan terima kasih atas bantuan pengecoran jalan dalam TMMD ini, yang sangat membantu masyarakat, kami dulu kalau hujan mesti becek dan banyak genangan air, mudahan dengan pengecoran ini, jalanan tidak menjadi becek dan air hujan bisa terbuang lancar serta tidak menimbulkan genangan air. Sementarta Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menuturkan bahwa TMMD ini merupakan program rutin, wujud kemanunggalan TNI dengan masyarakat yang menghasilkan karya nyata di masyarakat. Dari TMMD banyak kegiatan yang telah dilakukan, yang menyangkut aspek sosial, agama, ideologi, seni dan budaya. Sorosutan sebagai rintisan kelurahan budaya telah nguri-uri budaya yang ada, hal ini bisa dilihat dari kesenian jathilan dan edan-edanan yang tadi ditampilkan, namun hendaknya upaya menggali seni tradisi terus dilakukan agar menguatkan brand Sorosutan. Terima kasih pada pak Dandim dan jajarannya yang telah membantu masyarakat melalui TMMD, selanjutnya agar Kelurahan menambahkan tulisan TMMD pada setiap bangunan fisik hasil TMMD agar menjadi kenangan dan spirit kemanunggalan TNI dengan rakyat. Saya yakin melalui peran serta masyarakat yang menjaga kebersihan dan memelihara kelestariannya maka bangunan hasil TMMD akan terjaga kemanfaatannya. Mudah-mudahan apa yang kita upayakan bersama ini mendapat rahmad Alloh SWT dan bermanfaat bagi masyarakat. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Ajak Baznas dan Lembaga Islam Kota Sukseskan Program Gandeng Gendong
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Yogyakarta, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengajak Baznas dan Lembaga Islam Kota Yogyakarta untuk bergandengan tangan dan berkolaborasi melalui Program Gandeng Gendong. Hal tersebut disampaikan Heroe pada kegiatan FGD Peran Organisasi Pengelola Zakat dan Lembaga Agama Islam dalam Mendukung Program Gandeng Gendong di Gedung DPD RI DIY, Kamis (8/8/2019). Heoroe mengatakan, zakat memiliki peranan strategis dalam mendukung program perentasan kemiskinan dan pembangunan ekonomi. Pengembangan zakat yang bersifat produktif, dapat dilakukan salah satunya dengan menjadikan zakat sebagai modal usaha bagi penerimanya. "Pembiayaan ini dimaksudkan agar mustahik dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara konsisten sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat dan angka kemiskinan akan berkurang.", tutur Heoroe. Program Gandeng Gendong sendiri, lanjut Heoroe, merupakan salah satu upaya yang dicetuskan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk dapat meraih sinergi antara 5 (lima) elemen dalam menanggulangi kemiskinan, meningkatkan keberdayaan masyarakat, serta mengatasi berbagai masalah dan tantangan perkotaan secara efektif dan tepat sasaran. Kelima elemen tersebut yaitu Kota, Korporasi, Kampus, Kampung, dan Komunitas. Lebih lanjut, Heoroe menekankan bahwa Program Gandeng Gendong bukanlah gerakan belas kasih melainkan gerakan membangun kekuatan atau pemberdayaan. Gandeng Gendong menciptakan aliansi dengan membangun hubungan antara yang lemah dan yang kuat. Untuk itu, program ini tidak berhenti pada memberikan sesuatu dan penyaluran dana. "Gandeng Gendong merupakan pengembangan semangat gotong royong yang sebenarnya sudah menjadi bagian dalam masyarakat. Gandeng berarti kita ingin menjadikan kekuatan beberapa unsur dalam masyarakat dengan bergandengan. Sedangkan gendong berarti kita mengajak orang yang punya kekuatan lebih untuk menggendong/ membimbing masyarakat lain.", tegas Heoroe. Beberapa upaya yang sedang dilakukan Pemkot Jogja untuk mewujudkan pemerataan pendapatan adalah dengan berkoordinasi dengan OPD agar mempunyai daerah binaan dan memperbanyak kelompok masyarakat untuk bergabung dengan Gandeng Gendong. "Selama ini dinamika masing-masing kelurahan berbeda-beda. Ada kelurahan yang cepat mengakses Gandeng Gendong, ada juga yang kurang. Untuk itu, sekarang ini kami ingin membuat setidaknya dalam satu kelurahan terdapat 3 sampai 4 kelompok yang dapat mengakses Gandeng Gendong. Sehingga nantinya, pendapatan akan lebih merata.", ungkap Heroe. Seiring dengan itu, Ketua Baznas Kota Yogyakarta, Syamsul Azhari mengatakan, program Gandeng Gendong sejalan dengan nilai-nilai luhur dalam ajaran agama Islam terutama dalam perintah menunaikan zakat, infaq, dan sedekah. Zakat dan Gandeng Gendong sama-sama mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan. "Disini, tugas pokok amil adalah mengelola zakat, infaq, sedekah, dan dana sosial keagamaan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat baik lahir maupun batin, serta penanggulangan kemiskinan.", kata Syamsul. Diharapkan, dengan adanya FGD ini dapat memperkuat silahturahmi dan menjalin sinergi antara Pemkot Yogyakarta dengan Organisasi Pengelola Zakat dan Pimpinan Lembaga Agama Islam se-Kota Yogyakarta serta meningkatkan peran Organisasi Pengelola Zakat dan Pimpinan Lembaga Agama Islam dalam mendukung Program Gandeng Gendong. (alr)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jogja Merdeka Bersepda dan Berbagi
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bekerjasama dengan Jogjabike mengemas acara unik yakni Jogja Merdeka Bersepeda dan Berbagi. Acara ini bertujuan untuk mengenalkan sepeda sebagai alat untuk menikmati wisata di Kota Yogya. Acara yang diikuti ratusan pesepeda ini start dari tugu Yogya dan finish di jalan Suroto Yogyakarta. Dalam acara tersebut para peserta diajak menikmati suasana pagi dan menghampiri tempat-tempat ikonik di Kota Yogyakarta, selain bersepeda, para peserta juga membagikan ribuan nasi kotak di sepanjang rute. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan dihadirkannya Jogja Bike adalah sebagai penunjang ikon pariwisata di Kota Yogya. Meski sepeda belum bisa mengganti alat transportasi publik namun memiliki citra tersendiri. Apalagi salah satu tujuan kehadiran Jogja Bike yang bermitra dengan Pemkot Yogya ini guna menjembatani antar destinasi wisata. "Banyak pengguna Jogja Bike menggunakan sepeda tersebut untuk menyusuri Malioboro. Kami juga akan arahkan bahwa di sekitar Malioboro juga banyak kampung wisata yang bisa disusuri dengan sepeda. Jadi bisa saling bersinergi," jelasnya di lokasi, Jumat (9/8/2019). Selain kampung wisata, ikon destinasi tersembunyi yang ada di Kota Yogya harapannya bisa semakin dikenal masyarakat melalui bersepeda. Apalagi luas Kota Yogya yang hanya 32,5 kilometer persegi, sangat mudah dijangkau menggunakan sepeda jelas Walikota. Ia mengaku Pemkot Yogya akan terus bersinergi dengan Jogja Bike dalam menghadirkan alternatif menikmati suasana Kota Yogya. Dirinya juga berharap, kehadiran Jogja Bike bisa ikut mengenalkan kampung kampung wisata kepada wisatawan. Apalagi, lanjutnya, Jogjabike telah memiliki model sepeda versi MTB, Jogjabike versi MTB tersebut ditujukan untuk mewadahi aspirasi pengguna yang menginginkan bisa berkendara nyaman untuk jarak jarak yang agak jauh, bukan di sekitaran Malioboro saja. Dengan Jogjabike MTB ini harapan kami wisatawan yang menyewa sepeda bisa berpergian sampai kampung kampung wisata di pinggiran Yogya, yang jalan kampungnya sempit dan tak bisa di akses becak atau andong atau angkutan umum lain ujarnya. Menurutnya Di Yogya sendiri banyak kampung wisata dengan keunikan tersendiri dan bisa dijangkau dengan gowes. Seperti blusukan di lokasi perajin perak di Kotagede atau menyambangi gang gang kecil di kampung perajin Dipowinatan atau Kauman yang eksotis. katanya. Dengan bersepeda, lanjutnya, bisa pula belanja oleh oleh ke pusat perajin bakpia di Kampung Patuk atau belanja batik lukis di kampung Tamansari. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ajak Para Turis Mampir ke Kawasan Prawirotaman
Paguyuban Pengusaha Pariwisata Prawirotaman Yogyakarta (P4Y) bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menggelar pentas kawasan seni bertema "Prawirotaman is yours" bertempat di Resto Arkadio Prawirotaman, Kamis (8/8). Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Walikota Kota Yogyakarta, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Camat Mergangsan beserta jajarannya. Wakil Walikota Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi berkesempatan membuka acara pentas di kawasan Prawirotaman yang kemudian dimeriahkan dengan penampilan kirab budaya. Ketua panitia, Rina Indrawati menyampaikan bahwa acara pentas kawasan ini digelar atas dorongan dan dukungan dari Wakil Walikota dengan Dinas Pariwisata beserta Paguyuban Pengusaha Pariwisata Prawirotaman Yogyakarta. "Acara ini digelar dengan harapan untuk memicu pariwisata baik wisatawan lokal maupun manca negara unutk datang ke Yogyakarta terutama di kawasan Prawirotaman," ujarnya. Ia juga menambahkan agar wisatawan lokal maupun manca negara yang datang di kawasan ini merasa aman, nyaman, dan tentram. Selain kirab budaya yang ditampilkan di sepanjang Jalan Prawirotaman, juga dimeriahkan dengan tarian panen raya, jatilan, reog, dan karawitan remaja menambah antusisme pengunjung beserta tamu yang hadir. Wakil Walikota Heroe Poerwadi, mengungkapkan bahwa kawasan khusus pariwisata di Yogyakarta sudah semakin meluas. Prawirotaman sendiri merupakan kawasan wisatawan mancanegara atau yang sering disebut Kampung Touris. "Pada kesempatan inilah kita harus bisa menjadikan kawasan Prawirotan menjadi icon yang harus terus kita dorong dan manfaatkan supaya betul-betul mempunyai karakteristik Prawirotaman dan sekitarnya menjadi sebuah icon yang kuat bagi para wisatawan asing untuk selalu datang ke Yogyakarta," ujarnya. Heroe Poerwadi menambahkan, dengan adanya kerjasama antara Paguyuban Pengusaha Prawirotaman Yogyakarta, serta Pemerintah Kota sehingga dapat menghasilkan festival pentas kawasan Prawirotaman. "Harapannya dengan adanya pentas kawasan ini nanti bisa berlanjut menjadi agenda tahunan, agenda yang memiliki karakter yang khusus. Karena kita harus membangun karakter-karakter khusus yang bisa ditampilkan pada agenda tahunan kita yang akan datang," ujarnya. Tidak hanya acara Trend Jogja Karnival yang biasanya digelar dalam rangka ulang tahun Kota Yogyakarta, Festival Kebudayaan atau Kesenian Yogyakarta yang menampilkan tradisi seni budaya yang hidup dan tumbuh di Yogyakarta, ada karya seni kontemporer dan yang baru ini adalah Jogja Cross Culture yang menampilkan karakter Jogja yang mempunyai culture yang kuat. Tetapi, Prawirotaman ini harus bisa menjadikan acara tahunan yang semakin dikenal oleh masyarakat luas dan harus memiliki karakter yang berbeda. "Harapan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, membuat agenda pentas kawasan Prawirotaman menjadi lebih serius untuk kedepannya. Sehingga Yogyakarta menjadi daerah yang mempunyai festival kaya akan kebudayaan. Selain itu, diharap dapat memperkuat identitas Prawirotaman agar orang dapat nyaman dan tertarik untuk ditinggali," tambahnya. Selain kemeriahan pentas seni yang ditampilkan, ada pula stand-stand yang turut memeriahkan acara tersebut. Diantaranya ada berbagai jenis stand makanan dan minuman, serta stand kratif yang menambah minat pengunjung untuk datang. (Hesti/Khr/SW).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yakin dan Percaya diri untuk raih Tujuan
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau yang akrab disapa Paskibraka Kota Yogyakarta telah memasuki tahap di asramakan. Menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Edy Heri Suasana bahwa tahap asrama ini sebelumnya telah didahului melalui seleksi internal dari ribuan siswa SMA/SMK/MA di masing-masing sekolah, dimana setiap sekolah melakukan seleksi internal untuk memilih dan mengirimkan calon Paskibraka Kota Yogyatakarta pada bulan Maret 2019 yang lalu. Kemudian hasil seleksi dari setiap sekolah tersebut dikirimkan ke Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta untuk mengikuti tahapan seleksi lebih lanjut. Kami melakukan penyaringan baik fisik, ketrampilan, pemahaman tentang budaya serta perilaku (attitude) maka terpilihlah 38 orang calon Paskibraka Kota Yogyakarta. Dari 38 orang tersebut yang akan bertugas mengibarkan bendera pusaka sejumlah tujuh orang. Sebagai catatan dari hasil seleksi kami dan seleksi di tingkat Provinsi maka ada satu siswa dari Kota Yogyakarta yang lolos sebagai calon Paskibraka di tingkat Nasional. Kini tibalah saatnya para calon paskibraka tersebut menempuh tahapan diasramakan dengan thema Desa Bahagia mulai tanggal 11 " 20 Agustus 2019. Hal ini dikandung maksud untuk membentuk Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Kota Yogyakarta yang akan bertugas mengibarkan dan menurunkan bendera pusaka merah putih Kota Yogyakarta di Balaikota. Sedangkan tujuan kami dengan di asramakan di desa bahagia ini para calon Paskibraka mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan benar, menjadi pribadi yang memiliki jiwa pengabdian tinggi dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, serta memiliki sikap patriotisme dan idealisme sebagai generasi penerus pembangunan bangsa Pada Minggu siang, 11 Agustus 2019 Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memberikan arahan dan membuka tahapan asrama calon Paskibraka Kota Yogyakarta dengan konsep Desa Bahagia. Dalam arahannya Heroe Poerwadi berujar, Saat ini kita melaksanakan ibadah Idul Adha yang bertepatan dengan peringatan 74 tahun Kemerdekaan Indonesia. Ibadah kurban merupakan bentuk pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismali AS untuk menggapai tujuan menjadi insan yang bertaqwa Pada Alloh SWT, demikian juga Kemerdekaan Indonesia merupakan pengorbanan dari ribuan bahkan ratusan ribu orang yang gugur dalam upaya menegakkan Kemerdekaan Indonesia. Dari dua hal tersebut kita bisa mencari hikmah didalamnya bahwa untuk mencapai sebuah tujuan perlu proses, pengorbanan yang dilandasi keiklhasan dalam melaksanakan apa yang menjadi keyakinannya tersebut. Sebuah keyakinan yang berlandaskan kebenaran telah mengobarkan semangat dan jiwa untuk berjuang meraih cita-cita tersebut. Demikian juga para calon Paskibraka Kota Yogyakarta hendaknya menyadari bahwa untuk menjadi seorang Paskibraka memerlukan proses yang terbagi dalam beberapa tahapan. Setelah melewati tahapan seleksi maka kini saatnya memasuki tahapan asrama. Sudah pasti dalam tahapan ini para calon Paskibraka akan digembleng lahir batin, baik berupa ketrampilan, pengetahuan, perilaku bahkan ditingkatkan keimanan dan ketaqwaannya, oleh karena itu yakinlah dan percaya dirilah bahwa apa yang telah ditempuh ini akan membuahkan hasil yang manis, yang dapat menjadi bekal dalam menapaki kehidupan yang akan datang. Disini akan ditumbuhkan semangat kebersamaan dalam satu kesatuan ikatan dimana gerak dan langkah akan saling mengisi, saling terkait dalam sebuah ritme yang harmoni, untuk mewujudkan itu dibutuhkan rasa ikhlas dan rela berkurban guna menghilangkan ego pribadi menjadi spirit tim. Kami yakin melalui berbagai inisiasi dan kreasi dalam menggodog calon Paskibraka akan melahirkan sebuah tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang kompak dan handal di Kota Yogyakarta tahun 2019. Kami mengapresiasi dan berterima kasih pada para calon Paskibraka yang telah aktif berkontribusi melalui partisipasi mengikuti berbagai tahapan ini, mudah-mudahan apa yang kita rencanakan, apa yang kita citakan, apa yang kita upayakan mendapat Ridho Alloh SWT, amin (ant).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ikhlas dan berkomitmen menuju SDM unggul
Minggu, 11 Agustus 2019 Umat Islam menggelar ibadah Sholat Idul Adha, di berbagai tempat, seperti ; lapangan, halaman dan Masjid. Demikian juga di Tegalrejo dimana salah satu tempat yang dipergunakan untuk menunaikan sholat Idhul Adha adalah halaman kantor Perwakilan BPK DIY, jalan HOS Cokroaminoto, Yogyakarta. Bertindak sebagai khotib adalah Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti. Dalam tausiyah yang disampaikannya, bahwa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS telah memberikan suri tauladan sebagai hamba yang menerima wahyu Alloh SWT untuk berkorban. Dimana Nabi Ibrahim AS dalam wahyu tersebut diperintahkan untuk mengorbankan putranya Nabi Ismail AS. Sebagai hamba Alloh dengan tulus ikhlas dan komitmen melaksanakan perintah Alloh SWT. Berangkat dari kisah tersebut dapatlah kita petik hikmah bahwa dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita ikhlas dalam menjalani kehidupan dan bersyukur atas semua nikmat dan karunia yang Alloh SWT berikan, sedangkan sikap komitmen kita wujudkan melalui kewajiban-kewajiban yang harus kita laksanakan baik kewajiban terhadap Alloh SWT dalam beribadah secara vertikal maupun kewajiban terhadap sesama manusia dalam beribadah secara horisontal. Lebih lanjut Haryadi Suyuti menjelaskan, kedua ibadah baik ibadah vertikal yang biasa disebut hablu min Alloh dan ibadah horizontal atau hablu minnas merupakan bentuk taqwa seorang hamba terhadap sang pencipta Alloh SWT. Dengan demikian ketaqwaan seseorang secara bathin dapat dilihat melalui komitmennya terhadap perintah Alloh SWT yang dimanifestasikan dalam rasa cinta, tulus, ikhlas dalam menjalankan ibadah sehari-hari dan secara lahir dapat dilihat dalam bentuk sholat, puasa, zakat dll. Dari hablu min Alloh tersebut dapat berkembang menjadi hablu minnas ketika seeorang sholat berjamaah di Masjid maka akan lahir kebersamaan dimana satu sama lain saling membutuhkan, saling terkait sebagai hubungan sosial antar manusia seperti adanya imam yang membutuhkan makmum, adanya alas sholat yang butuh ditata dan dibersihkan, adanya tempat wudhu yang butuh dibersihkan. Demikian juga dalam zakat dimana ada yang membayar zakat dan ada yang menerima zakat. Dari ibadah yang kita laksanakan baik ibadah kurban maupun ibadah harian dapatlah ditarik benang merahnya bahwa dalam semua aspek kehidupan hendaknya didasari rasa tulus ikhlas dan menjunjung tinggi komitmen, rasa tulus ikhlas dalam menjalani profesi disertai komitmen untuk memberikan terbaik, yang secara vertikal pada Alloh SWT dan secara horizontal tehadap sesama umat manusia. Dengan ketaqwaan tersebut maka kita menjadi umat manusia unggul yang berdaya saing, karena memiliki sikap profesional dalam berkarya dan bermanfaat bagi sesama. Mudah-mudahan Alloh SWT meridhoi amal ibadah kita dan menjadikan kita hamba-Nya yanmg senantiasa bersyukur dan ikhlas. Amin. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Makna Idul Adha Menurut Wawali
Hari raya Idul Adha 1440 H, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi bersama keluarganya melaksanakan shalat di lapangan karang Kotagede Yogyakarta, Minggu (11/8/2019). Bertindak sebagai khotib, Wawali mengatakan hari raya Idul Adha ini dimaknai sebagai sebuah perjuangan dalam pembangunan. Mari kita maknai dengan mengisi pembangunan yaitu dengan perjuangan bagaimana berkurban untuk kebersamaan dan kesejahteraan, tuturnya. Selain itu, Ia juga mengatakan bahwa dalam perayaan Idul Adha ini dapat dirasakan semua elemen masyarakat. Harapannya mari kita sama-sama berkurban untuk kepentingan negara dan bangsa ini, harapnya. Ia meminta agar seluruh jamaah sholat ied memaknai Hari Raya Idul Adha sebagai momentum meningkatkan kesabaran dan semangat kemanusian. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kepada kita bahwa atas perintah Allah, dia rela mengorbankan anaknya dan hal itu merupakan kesabaran yang luar biasa, katanya. Ia menambahkan hal tersebut dapat menjadi pelajaran bagi umat Islam agar meningkatkan kesabaran, keikhlasan, dan ketakwaan kepada Allah. Ia pun meminta agar seluruh warga kota Yogya untuk menghargai dan peduli terhadap nasib sesama manusia yang sedang kesulitan sehingga mau mengorbankan harta dan kemampuan yang dimiliki untuk membantu. Oleh karena itu mari maknai apa yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim, harus sabar menghadapi cobaan dan saling membantu sesama, tambahnya. Pesan yang terakhir di hari raya korban adalah hakikat pengorbanan dan kepedulian sosial. Idul Adha merupakan momentum untuk beribadah sekaligus menunjukkan kepedulian sosial kita kepada orang yang tidak mampu, ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Sambut 40 Mahasiswa Studi Banding Asal Thailand, Taiwan, dan Malaysia
Wakil Walikota Yogyakarta sambut 40 mahasiswa Studi Banding di Gadri Resto pada Minggu (11/19). Program studi banding tersebut merupakan kerjasama antara Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan sebuah komunitas hubungan internasional antara Thailand, Taiwan dan juga Malaysia untuk Kota Yogyakarta yang menjadi salah satu lokasi kegiatan Study Banding. Program Study Banding tersebut dimulai sejak 21 Juli 2019 dan berlangsung selama 21 hari hingga 20 Agustus 2019. Selama itu, 40 mahasiswa dari Thailand, Taiwan dan Malaysia diberangkatkan ke Indonesia untuk melakukan studi banding, bertemu dengan 38 mahasiswa Indonesia untuk bertukar ilmu pengetahuan, dan merasakan langsung situasi politik serta praktik kebudayaan masyarakat Kota Yogyakarta yang terkenal dengan keberagaman Budaya dan Pendidikannya. "Di Kota Yogyakarta mahasiswa Studi Banding mengunjungi sejumlah lembaga pemerintahan, seperti DPRD, belajar tentang mengenal Indonesia, belajar tentang muhammadiyah setiap sabtu minggu berwisata di Kota Yogyakarta seperti ke bumi langit, hutan pinus, Borobudur, rafting dan masih banyak lagi," ungkap Ketua Panitia Summer Course On Law And Sharia, Nasrullah. Mahasiswa terbaik dari berbagai bangsa tersebut mewakili sejumlah Universitas ternama, di antaranya dari Turki yang meliputi Istambul University, Istanbul Midenan University, Suleyman Demirel University. Kemudian dari Taiwan yakni Asia University dan Malaysia Universiti Kebangsaan Malaysia, Internasional Islamic Malaysia, Universiti Sains Malaysia dan University Universal Abidin di Terengganu. Sambutan luarbiasa ini merupakan kegiatan tahunan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam menyelenggarakan Summer Course On Law And Sharia, namun khusus untuk Prodi Internasional Program Hukum Syariah merupakan pertama kalinya diadakan. Dengan berbagai kegiatan akademik dan cultural program kerjasama antara UMY dan Mitra dari Thailand, Taiwan dan Malaysia ini diharapkan akan menjadi ajang untuk mempererat hubungan Indonesia pada bidang pendidikan dan kebudayaan serta memperkaya perspektif bangsa Indonesia tentang dunia internasional. Kita ingin agar orang-orang Indonesia dapat melihat dunia secara cerdas, untuk memperkuat strategi internasional kita di masa mendatang, agar bangsa kita lebih kuat, lebih aman, makmur. Melalui program ini harapannya para pemuda-pemudi yang ikut dapat lebih mengenal Kota Yogyakarta yang kental akan budaya dan pendidikannya, katanya. Kesempatan ini juga ditanggapi oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, dengan diadakannya kegiatan ini sebagai sarana memperkuat bilateral. Melalui ini orang lebih mengenal Kota Yogyakarta. "Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan dan Budaya, inilah yang diharapkan menjadi salah satu kekuatan di Yogyakarta dalam memperkuat proses pembangunan dari jasa pendidikan, maka saya harapkan mahaiswa Studi Banding bisa berkunjung ke tempat bersejarah dan jangan lupa membeli oleh-oleh khas Yogyakarta," ungkapnya.(Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
40 Anggota DPRD Kota Yogya Dilantik
Sebanyak 40 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Yogya masa jabatan 2019-2024 resmi dilantik, Senin (12/8/2019). Pelantikan dilaksanakan di Gedung DPRD Kota Yogya. Pada kesempatan tersebut, ke-40 anggota dewan terpilih membacakan sumpah jabatan dipandu oleh Ketua Pengadilan Negeri Kota Yogya. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. --Terpilihnya wakil rakyat ini mencerminkan dinamika politik masyarakat. Proses pelantikan akhirnya rampung sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Saya memberikan apresiasi kepada semua pihak, sehingga tidak terjadi stagnasi kepemimpinan dewan,-- ujarnya Pihaknya berharap seluruh anggota dewan yang terpilih dapat mewakili suara rakyat dan memperjuangkan aspirasinya. Saya berhatap kita semua, terutama bapak ibu anggota DPRD dapat memakani proses ini sebagai hal sakral karena rakyat sudah mewakilkan suaranya ke bapak ibu, bukan hanya diwakili tapi perjuangkan juga aspirasinya, ungkapnya. Sementara itu Plt Pimpinan DPRD Kota Yogya, Danang Rudiatmoko mengajak para anggota dewan untuk berkomitmen dalam mengemban amanat rakyat dengan menyerap dan meneruskan aspirasi rakyat untuk pembangunan di segala bidang. --Mari kita berkomitmen untuk jadikan rumah rakyat ini sebagai tempat yang aman, nyaman dan penuh pengabdian dalam melaksanakan amanat rakyat,-- ujarnya dalam sidang. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada anggota dewan masa bhakti 2014 -2019 yang telah mengakhiri masa pengabdiannya. --Kami harus selalu belajar dari apa yang telah dihasilkan pada masa sebelumnya segala hasil yang telah tercapai, tentunya akan kami jadikan cermin dan tuntunan dalam melangkah pada masa pengabdian berikutnya,-- ungkapnya. (Han).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Merawat Kebhinnekaan Tunggal Ika dengan semangat Kurban
Peringatan Hari Besar Islam/PHBI Mandala Krida yang merupakan gabungan sepuluh masjid diseputaran stadion Mandala Krida Yogyakarta yang secara kewilayahan mencakup Kecamatan Gondokusuman dan Umbulharjo menggelar "Malam Gelar Takbir" pada hari Senin malam, 12 Agustus 2019 di sepanjang jalan Gondosuli. Dengan mengambil start dari Masjid Sunyaragi berjalan menyusuri jalan Gondosuli ke arah selatan. Tepat di depan panggung kehormatan para peserta melakukan unjuk kebolehan selama lima menit, kemudian berjalan kembali menuju Mandala Krida. Kegiatan yang dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Camat Umbulharjo dan Gondokusuman, Lurah serta tokoh agama setempat. Muhadi Munawir tokoh Masyarakat sekaligus penasehat PHBI Mandala Krida, menjelaskan bahwa PHBI Mandala Krida yang beranggotakan Sembilan Masjid dan tiga Musholla telah menyelenggarakan kegiatan rutin peringatan hari besar keagamaan, ini adalah event yang kedua. Berbagai kegiatan peringatan keagamaan kami gelar untuk menumbuhkan kebersamaan antar masjid di seputaran mandala Krida, meski kami beda kecamatan namun kami tetap guyub dan melakukan syiar keagamaan secara bersama. Kami ingin generasi penerus kami adalah generasi yang cinta tanah air, yang beriman dan yang berakhlak mulia sebagaimana ajaran Nabi Besar Muhammad SAW. Sementara Sarjono HS dalam pembukaan Malam Gelar Takbir menandaskan dipilihnya thema "Semangat Pengorbanan Memperkokoh Kebhinnekaan" adalah upaya kami untuk mengedukasi generasi muda agar memahami kebhinnekaan, memahami pentingnya persatuan, pentingnya toleransi agar bisa bersama-sama menegakkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam pembukaan Malam Gelar Takbir PHBI Mandala Krida, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menyampaikan apresiasi dan terima kasih pada PHBI Mandala Krida yang telah berkreasi dan berpartispasi aktif dalam upaya membangun generasi muda dibidang keagamaan, kebangsaan dan sosial. Selama tiga hari umat islam menggelar takbiran, baik takbiran di Masjid, takbiran yang dilombakan maupun takbiran yang bersifat festival seperti malam ini. Takbiran merupakan syiar dan dakwah yang menyampaikan nilai-nilai luhur ajaran Nabi Muhammad SAW untuk kita aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kita memperingati Ibadah Idul Adha dan memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 74, berangkat dari dua hal itu maka kita bisa memaknai bahwa untuk mencapai tujuan yang kita inginkan pasti memerlukan proses dan pengorbanan, sebagai ilustrasi untuk mencapai gelar sarjana (S1) kita melalui proses SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi, dari proses itu banyak pengorbanan yang kita lakukan baik tenaga, pikiran, biaya, dll. Bercermin dari proses dalam meraih keinginan yang memerlukan proses dan pengorbanan maka dapatlah kita simpulkan bahwa hidup dan kehidupan harus disyukuri sebagai karunia Alloh SWT dan dicari hikmahnya agar menjadi lebih baik ke depannya dan meningkat derajad ketaqwaan kita. Lebih lanjut Heroe Poerwadi, berharap melalui kegiatan keagamaan yang dilandasi semangat kurban, kita rawat Kebhinnekaan dan cinta tanah air menuju persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan Jogja makin istimewa. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan mendapat Rahmat dan Ridho Alloh SWT dan dengan mengucapkan takbir tiga kali secara bersama-sama maka Malam Gelar Takbir ini kita mulai. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Bagikan 45 Paket Lapangan Tenis Meja
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pemuda dan Olahraga membagikan paket lapangan tenis meja sebanyak 45 unit untuk seluruh kelurahan di wilayah Kota Yogyakarta. "Momen ini tentunya sangat relevan dengan upaya pembinaan olah raga khususnya olah raga prestasi yang terus diupayakan peningkatannya dari waktu ke waktu," ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat membagikan paket lapangan tenis meja di Kelurahan Wirogunan, Selasa (13/8/2019). Sebagai olah raga rekreasi, tenis meja sudah begitu dekat dan familiar dengan masyarakat kota yogyakarta. Namun demikian, menurutnya, untuk peningkatan menjadi prestasi harus dilakukan pembinaan yang lebih intensif. Untuk itulah sangat diperlukan program pembinaan secara berkesinambungan." Imbuhnya. Pihaknya berharap dengan penyediaan meja tenis ini, masing " masing kelurahan dapat melaksanakan penjaringan bibit unggul calon atlet, setidaknya melaksaakan latihan rutin maupun pelaksanaan kejuaraan tingkat kelurahan atau kecamatan. Sebelum ke taraf yang lebih tinggi. "Marilah kita galakkan semangat olahraga, kita canangkan kelurahan yang mengolahragakan masyarakat dan kita sehatkan masyarakat kelurahan yang gemar berolahraga," tandasnya. Selain itu, Heroe juga meminta agar sarana olahraga tersebut bisa menjadi media untuk menjalin kebersamaan antar warga masyarakat di Kelurahan. "Sehingga dengan begitu harapannya komunikasi antar masyarakat akan mudah," ucapnya. Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana menuturkan, pembagian sarana olahraga tersebut juga sebagai bentuk untuk mewujdukan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). "Tentu ini untuk memicu masyarakat agar memiliki budaya hidup sehat dengan melakukan olahraga rutin," kata Edy. Selain memberikan sarana olahraga berupa meja tenis meja, Edy mengaku juga telah menyiapkan sejumlah sarana untuk memantik semangat olaraga di masyarakat, salah satunya yakni dengan menggelar senam massal setiap minggu pagi. "Kami juga menyertakan kegiatan lain, yakni senam masal yang sudah dilakukan di sepuluh titik setiap minggu pagi, semoga kedepan bisa dilakukan di seluruh wilayah," imbuhnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Hari Pramuka Ke-58, Wawali: Pramuka Harus Hadir di Tengah Masyarakat
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memimpin upacara peringatan Hari Pramuka ke 58, berlangsung khitmad dan lancar di halaman Balaikota Yogyakarta, Rabu (14/8/2019). Dalam kesempatan tersebut Wawali mengatakan, pramuka menjadi sarana yang efektif untuk membangun karakter bangsa bagi generasi muda. Sehingga Pramuka, menjadi wadah pendidikan generasi muda untuk dapat ikut andil mewujudkan cita-cita bangsa. Dalam Pramuka diajarkan bagaimana cinta tanah air, bela negara, gotong royong, menghargai kebhinekaan, membangun karakter bangsa dengan bingkai NKRI, ungkapnya. Ia berharap, kehadiran Pramuka dapat terasa ditengah-tengah masyarakat khususnya di Kota Yogya. Terlebih Pramuka sudah sejak lama masuk menjadi kegiatan ekstrakulikuler di sekolah-sekolah mulai dari tingkat Dasar hingga Perguruan Tinggi. Menurut Wawali gerakan pramuka adalah salah satu gerakan positif yang bisa dimanfaatkan oleh generasi muda. Pihaknya berpesan agar segenap anggota gerakan pramuka berkreasi dan berkarya. "Teruslah berkreasi, berkaya dalam wadah Gerakan Pramuka. Isilah waktu muda kalian dengan kegiatan yang positif dan produktif. Karena saya yakin generasi mudah Indonesia adalah generasi yang unggul, generasi yang hebat, generasi yang kreatif, generasi petarung, dan bukan generasi pecundang," ujarnya. Wawali menambahkan, tujuan dari kegiatan pramuka sangatlah mulia, yaitu untuk mendidik generasi muda jaman sekarang ke hal-hal positif dengan adanya dasar dan metode kegiatan pramuka yang sesuai dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. "Dengan begitu maka akan diperoleh suatu anggota pramuka yang memiliki moral, mental dan budi pekerti yang bijaksana. Selain itu, juga akan menjadikan manusia yang memiliki jiwa Pancasila, setia dan patuh kepada NKRI, tuturnya. Sehingga, lanjutnya, para generasi penerus bangsa akan berguna dan bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara. Ia mengaku pihaknya akan terus memperbanyak kegiatan-kegiatan Pramuka di Kota Yogya agar menjadi pramuka yang produktif. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sambut HUT RI ke-74, Dalduk KB Gelar Sejumlah Lomba
Dalam rangka menyambut HUT RI ke-74, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk KB) Kota Yogyakarta menggelar sejumlah lomba, Senin (12/8/2019). Diikuti semua karyawan, event tahunan ini berjalan meriah dengan aksi kocak para karyawan saat berlomba. Beragam jenis lomba yang dihadirkan diantaranya yakni lomba memasukkan pensil kedalam botol, lomba makan kerupuk hingga lomba caping ngilo. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta Emma Rahmi menuturkan, lomba tersebut digelar untuk mengenang semangat perjuangan para pahlawan. "Tanpa perjuangan para pahlawan, mungkin kita tidak bisa menikmati indahnya kemerdekaan ini," ucapnya. Maka dari itu pihaknya berharap kemerdekaan ini diisi dengan kegiatan yang positif, sebagai wujud syukur anak bangsa terhadap kemerdekaan yang sudah diraih selama 74 tahun ini. "Dengan kegiatan ini harapannya juga, para karyawan bisa meneladani semangat para pahlawan yang kemudian bisa dibuktikan dalam menjalankan tugasnya," imbuh Emma. Hal itu relevan dengan tema HUT Kemerdekaan RI ke-74 tahun ini, yaitu "SDM Unggul, Indonesia Maju". Begitu pula Dalduk KB turut berperan dalam perayaan Kemerdekaan ke 74, yang tidak hanya sakral tetapi bermakna. Selain menggelar lomba, Dalduk KB juga menyambut HUT RI ke-74 dengan memasang bendera merah putih dan umbul-umbul di sepanjang jalan kantor Dalduk KB. Hal itu diharapkan bisa memberikan contoh kepada masyarakat, dengan membentangkan bendera merah putih serta atribut perayaan kemerdekaan lainnya terlebih dulu. "Semoga momentum HUT RI ke-74 ini bisa memupuk semangat kita untuk bisa bekerja lebih semangat dan lebih baik lagi untuk Kota kita tercinta Yogyakarta," pungkasnya. (Krisna)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
JTFest perkokoh Budaya Yogya
Jogja Takbir Festival atau JTFest digelar oleh AMM Kota Yogyakarta pada Selasa malam, 13 Agustus 2019 yang diikuti oleh 19 peserta dari masjid di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Festival Takbiran yang mengambil start dari halaman DPRD DIY berjalan menyusuri jalan di sepanjang Malioboro, di depan Gedung Agung para peserta melakukan display selama tiga menit dan finish di titik nol kilometer, dengan thema "Jogja bertakbir nuansakan kearifan lokal". Riuh rendah takbir bergema bersatu padu dengan iringan musik dari dari alat musik seperti gamelan, rebana, kendang, drum, dll, disaksikan ribuan penonton yang memadati Malioboro. Satu persatu para peserta tampil atraktif dengan ragam busana yang disesuaikan dengan thema yang masing-masing, dari anak-anak hingga orang tua bahkan tampak wisatawan manca negara terpukau dengan kreatifitas para koreografer dalam mendesain tampilan timnya. Menurut Balar Ihzatikal, ketua panitia kegiatan JTfest kegiatan ini merupakan program kerja tahunan AMM dalam memperingati Hari Raya Idul Adha dengan menggelar Festival Takbir. Para peserta yang ikut dalam festival ini telah diseleksi di setiap kecamatan agar konten dan konteks yang disajikan memenuhi harapan sebuah festival. Sebagaimana thema yang kami usung maka dalam penjurian kami mengacu pada : irama, mascot, kostum, display, takbir dan akhlak. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang hadir dan membuka JTfest dalam sambutannya menyampaikan apresiasi pada AMM dan PDM Kota Yogyakarta yang telah menyelenggarakan Festival Takbiran dalam rangka Hari Raya Idul Adha dan terima kasih pada semua pemangku kepentingan baik Forkompinda Kota Yogyakarta, Kokam, Jogoboro, satpol PP, Linmas dan berbagai unsur yang tidak bisa saya sebut satu persatu dan masyarakat Yogyakarta yang telah berpartisipasi hingga sukses dan terselenggaranya festival ini dengan tertib, aman dan nyaman. JTFest digagas sebagai puncak even takbiran yang menampilkan peserta para juara takbiran dari festival takbiran tingkat kecamatan. Harapan kami dari festival ini akan muncul sajian berkelas yang mampu meningkatkan daya tarik wisata Kota Yogyakarta, terlebih penampilan para peserta banyak mengekplor kearifan lokal baik dalam busana, gerak, iringan bahkan koreografernya. Hal tersebut semakin mengokohkan bahwa di Yogyakarta padu padan budaya tradisonal dan Islam telah terjalin dalam satu kesatuan harmonis yang mampu melahirkan bentuk baru yang dinamis tanpa mencabut akar budaya lokal dan nilai islam. Harapan kami melalui JTFest ini akan menguatkan branding Yogyakarta sebagai Kota Budaya Dunia dan mampu sebagai pencerahan dan edukasi bagi masyarakat dalam hidup dan kedidupan, dalam seni dan berkesian, dalam budaya dan berbudaya dan dalam bangsa dan berbangsa. Semoga Allloh SWT meridhoi upaya kita dalam membangun masyarakat Yogyakarta yang istimewa, istimewa orangnya, istimewa budayanya. Amin. Pada para peserta selamat berkompetisi dan baghi warga Yogyakarta yang saya cintai dan banggakan selamat menikmati JTFest. (ant)