Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tanam sayur, buah dan ternak lele untuk kemandirian pangan
Kampung Pandeyan merupakan salah satu dari tujuh kampung di Kelurahan Pandeyan tidak mau kalah dengan Kampung Gambiran yang telah melakukan budidaya lele cendol. Di Kampung Pandeyan di RW 05 ada kelompok bdidaya ikan lele yang bernama Lima Mina. Pada hari Juma"at sore, 26 Juli 2019 Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi melakukan tebar bibit lele cendol di empat kolam. Kolam lele yang terbuat dari buis beton dengan diameter 80cm yang diberi pipa pembuangan limbah. Dalam satu kolam direncanakan akan ditabur lele sejumlah 1050 ekor dan juga diberi pakan lele, pro aquatik dan pre biotik. Setelah melakukan tebar benih dilanjutkan acara sambung rasa dalam bentuk dialog dengan dipandu oleh Lurah Pandeyan. Sambung rasa yang diikuti oleh lima puluhan warga dan. Wakil Walikota Yogyakarta yang didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Camat Umbulharjo, Polsek, Koramil, Lurah Pandeyan dan OPD berlangsung serius namun santai. Suhardiman, salah satu warga anggota lima mina, mengajukan permohonan agar selain budidaya lele kampung Pandeyan juga difasilitasi untuk budidaya sayur dan buah baik dalam bentuk lorong hijau maupun pemanfaatan lahan kosong. Harapannya melalui kombinasi budidaya lele dan penanaman sayur-buah maka aktifitas dan kreatifitas warga Pandeyan akan semakin optimal. Menaggapi hal tersebut Heroe Poerwadi menjelaskan, bahwa beberapa hari yang lalu telah melaksanakan panen buah dan sayur di Kampung Badran, berbagai sayur dan buah dengan kualitas super dihasilkan dari halaman warga dan lorong kampung. Hasil panen tersebut telah mampu meningkatkan pendapatan warga Badran. Demikian juga di Kampung Gambiran juga telah dilaksanakan panen ikan lele dari tujuh kolam bulat. Dengan harga jual berkisar antara 18 ribu sampai 20 ribu maka budidaya lele juga menjanjikan untuk digeluti dan berhasil meningkatkan kesejahteraan warga. Terkait dengan kombinasi budidaya lele dengan sayur-buah maka telah dilaksanakan di Gedong Kiwo, kombinasi itu bisa menjadi lebih efektif dimana air buangan dari kolam lele bisa dimanfaatkan untuk pupuk bagi tanaman dan sayur, terlebih apabila dikombinasi dengan tabulapot maka akan lebih maksimal yang diperolehnya. Sehubungan dengan itu jika warga akan mengkombinasikan budidaya lele dengan sayur-buah maka bisa berkomunikasi dengan Pak Lurah agar memperoleh fasilitasi dari program Kelurahan. Harapan kami jika warga kampung di Kota Yogyakarta menanam sayur-buah dan melakukan budidaya lele maka Kota Yogyakarta dapat memenuhi kebutuhan Sayur,buah dan lele secara mandiri. Untuk itu diperlukan kebijakan dan strategi yang dilakukan secara bersama antara Pemkot dengan Masyarakat yang bergotong royong, saling membantu dan bersinergi satu sama lainnya. Kami optimis bahwa program ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan warga melalui peningkatan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Sementara kalau dilihat dari sisi inflasi yang salah satu poinnya adalah makan/kebutuhasn pokok maka dengan mandiri sayur,buah dan lele akan mampu menekan inflasi di Kota Yogyakarta. Mudah-mudahan apa yang kita upayakan menginspirasi warga lainnya untuk bersama mewujudkan Kota Yogya sebagai Kota Mandiri Pangan melalui Sayur, Buah dan Lele. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pelajari Budaya Yogyakarta, Pemerintah Kawaguchi Kunjungi Pemkot Yogya
Tak hanya wisatawan Indonesia yang suka pergi ke negeri Sakura, akan tetapi warga Jepang pun cinta berkunjung ke Indonesia. Selain Bali, destinasi lain yang juga menjadi favorit warga Jepang adalah Kota Yogyakarta. Walikota Kawaguchi, Okunoki Nobuo mengatakan jika warga Kawaguchi menjadikan Kota Yogya sebagai salah satu tujuan wisata favorit mereka seolah seperti rumah kedua. Sebab di Kota Yogya, wisatawan Jepang dapat menikmati kunjungan ke berbagai tempat bersejarah katanya saat berkunjung ke Pemkot Yogya, Jumat (26/7/2019). Menurut Okunoki, di Kota Yogya, mereka bisa melihat kebudayaan Yogyakarta yang khas, keramahtamahan warganya, mengunjungi tempat wisata alam, dan berbagai pusat kerajinan. Tanpa sungkan, mereka mengajukan berbagai pertanyaan seputar budaya di Kota Yogya dan berbagau tempat wisata yang ada di Kota Yogya seperti Keraton, Malioboro, pasar beringharjo serta wahana edukasi Taman Pintar. Sementara itu Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan kedatangan rombongan dari Kawaguchi tersebut dapat memperkuat Yogyakarta sebagai kota pariwisata berbasis budaya. Saya berharap para rombongan memahami budaya Yogyakarta, terutama di kawasan wisata keraton sehingga bisa merasakan langsung atmosfer Yogyakarta dan terkenang akan kenyamanan kota ini, ujarnya. Ia menambahkab jika Pemkot Yogya akan terus mempromosikan Pariwisata hingga kepenjuru dunia. Dengan semakin gencarnya promosi yang dilakukan pemerintah maka secara langsung juga meningkatkan kunjungan wisatawan Jepang ke Yogyakarta tegasnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ribuan Warga Giwangan Ikuti Kirab
Pagi ini, Minggu (28/7/2019) ribuan warga Giwangan mengikuti kirab upacara adat sedekah karangkitri. Kirab tersebut mengambil start dari Jogja Fish Market dan finish di depan Kantor Kelurahan Giwangan Kota Yogyakarta. Kirab ini merupakan bentuk rasa syukur warga Giwangan karena telah dianugerahi hasil bumi yang melimpah. Beragam kesenian yang ada di Kelurahan di tampilkan dalam kirab tersebut. kontingen per Rukun Kampung (RK) membawa empat gunungan dari tiga Kampung se-Kelurahan Giwangan. Dengan potensi yang berbeda-beda. Di antaranya dari RK Mendungan misalnya karena berpotensi pada tanaman hasil bumi maka gunungan berupa sayur dan buah-buahan. Kemudian di RK Giwangan karena banyak masyarakat sebagai pelaku usaha maka gunungan berupa makanan yang disajikan sesuai dengan produknya. Berbeda dengan RK Ponggalan, dimana karena kampung ini memiliki potensi pada pabrik alumunium sehingga gunungan yang dibuat sesuai dengan potensinya seperti wajan, panci, teflon, dan lain sebagainya. Dalam kirab tersebut juga terdapat sebuah gunungan yang berisikan sayur mayur. Sesampainya di depan kantor kelurahan Giwangan, gunungan tersebut diperebutkan oleh warga. Lurah Giwangan, Anggit Syafrudin mengatakan, sedekah karangkitri merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat bisa memanen hasil bumi dari tanaman sayur dan buah-buahan yang ditanam di setiap pekarangan rumah warga. "Alhamdulillah tanamannya itu bisa berbuah dan dipanen, rasa syukurnya disitu," kata Anggit Ia mengungkapkan kirab tersebut juga bertujuan mempromosikan Giwangan sebagai salah satu Kelurhan Budaya di Yogyakarta. Seni budaya lanjut jangan hanya di uri-uri namun juga di pentaskan agar dapat memberi contoh kepada masyarakat luas dan agar mereka tahu bahwa warga Giwangan selalu melestarikan seni dan budaya lokal. Selain itu dengan digelarnya festival ini, diharapkan generasi muda khususnya milenial dapat berkontribusi. Sehingga, budaya yang ada dapat terus diturunkan dan dilestarikan oleh generasi penerus bangsa katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sejumlah Panitia Masjid Ikuti Pelatihan Penyembelihan Hewan Qurban
Menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 H, Pemerintah Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta memberikan pembekalan sekaligus pelatihan penyembelihan hewan qurban dan penanganan daging higienis di Masjid Pangeran Diponegoro, Senin (29/7/2019). "Kegiatan ini memberikan banyak manfaat dalam mempersiapkan sebaik mungkin pelaksanaan Hari Raya Qurban," ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi usai membuka Pelatihan Penyembelihan Hewan Qurban Dan Penanganan Daging Higienis siang ini. Sebab, sambungnya, meskipun sudah menjadi rutinitas setiap tahun umat Islam namun tentunya setiap pelaksanaan terdapat perkembangan dan perubahan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu dibutuhkan persiapan yang matang, sebab perlu diingat bahwa persiapan yang baik adalah bagian dari sebuah profesionalisme. "Pada kesempatan pelatihan ini kami ingin memastikan betul bahwa seluruh panitia mengetahui tata cara kurban, tidak hanya secara syariah namun juga dari aspek kesehatan, kebersihan, higienitas baik sebelum dan sesudah penyembelihan," kata Heroe. Pihaknya berpesan kepada para petugas untuk dapat memastikan bahwa hewan qurban dalam keadaan sehat. Selain itu, juga harus lebih teliti dalam mengambil keputusan terhadap hewan yang sakit dengan melakukan pemeriksaan secara cermat sehingga nantinya daging qurban yang kita peroleh selain Halal juga layak untuk dikonsumsi. "Pengetahuan ini bertujuan untuk memastikan hewan yang disembelih bebas penyakit sehingga tidak sampai merugikan orang yang mengonsumsi dagingnya," imbuhnya. Heroe berharap materi pelatihan dari para narasumber dapat menambah pengetahuan tentang penyembelihan hewan kurban dan dapat dipraktekan di wilayah masing-masing. "Semoga materi ini bisa disosialisasikan ke seluruh panitia penyembelihan hewan qurban, tidak hanya di masjid " masjid namun juga sekolahan dan kampus," ujarnya. Sebelumnya Ketua Baznas Kota Yogyakarta, Samsul Azhari menjelaskan bahwa acara tersebut dilakukan setiap tahun. Tujuannya adalah untuk memberikan pembekalan kepada panitia kurban agar melaksanakan ibadah sesuai tuntutan syariat Islam dan mempertimbangkan psikologi hewan. "Selama ini tak banyak orang yang memahami terkait psikologi hewan, untuk itulah kami tekankan pengetahuan tersebut," tandasnya. Untuk itulah Samsul Azhari menggandeng sejumlah ahli dari Universitas Gadjah Mada untuk memberikan penjelasan terakit hal tersebut. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ocamanisa Hadir di Komplek Tamansiswa
Pojok baca, inovasi baru yang digulirkan oleh Perpustakaan Kota Yogyakarta di beberapa lokasi ternyata menarik perhatian banyak pihak. Setelah dilaunching beberapa pojok baca dengan nama Pocahontas, Casandra, Kalisha, Kartika, kini ada lagi pojok baca dengan nama Ocamanisa (Pojok Baca Komplek Tamansiswa). Diresmikan Jumat (26/7) oleh Kepala Dinas Perpustakaan Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko, SE, MM bersama Pimpinan Majelis Luhur Tamansiswa di komplek Tamansiswa. Ocamanisa hadir di tengah lingkungan civitas akademika perguruan Tamansiswa. Ocamanisa berupa sebuah rak buku berukuran 2x2 meter persegi yang didesain menarik dengan penempelan banner penuh warna. Rak ini berisi ratusan buku-buku ketrampilan, motivasi, agama, fiksi, sejarah dan lainnya. Begitu pula dilengkapi dengan terbitan berbagai judul majalah dan tabloid. Konten yang menarik menjadi salah satu daya tariknya. Ocamanisa adalah bentuk perdana pojok baca hasil kerjasama dengan pihak luar. Berawal dari ketertarikan pengelola perpustakaan di komplek Tamansiswa terhadap beberapa pojok baca yang telah dibuat oleh Perpustakaan Kota Yogyakarta. Tindak lanjutnya berupa kolaborasi yang baik dan telah membuahkan layanan informasi dan mendekatkan pengetahuan di lingkungan komplek Tamansiswa. Wikaningtyas Kabid Kekeluargaan Majelis Luhur Tamansiswa mengucapkan terimakasih atas realisasi dari kebutuhan pojok baca di Komplek Tamansiswa yang dalam waktu singkat segera ditindaklanjuti. "Ocamanisa akan menjadi pelengkap bagi kehidupan pembelajaran yang berawal sedari pagi hingga sore setiap harinya," jelasnya. Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, SE, MM menyampaikan sambutannya bahwa Pojok Baca seperti ini merupakan bentuk tanggungjawab moral pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta untuk menyebarluaskan pengetahuan. "Tidak ada Negara di dunia ini yang maju tanpa penduduknya memiliki kecerdasan intelektual. Pengetahuan bisa didapatkan dengan membaca. Melalui bahan bacaan yang dilayankan di pojok baca diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga masyarakat untuk meningkatkan kepandaian," tuturnya. Komplek Tamansiswa di Jalan Tamansiswa no. 31 Yogyakarta terdapat beberapa sekolah yaitu Taman Indriya (TK), Taman Dewasa (SMP), Taman Madya (SMA), Taman Karya Madya (SMK), dan Perguruan Tinggi Tamansiswa. Setiap harinya penuh aktifitas dari ratusan warga sekolah yang melaksanakan pembelajaran. (isma)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kelurahan Patehan Gelar Simulasi Upacara Adat Tetesan dan Taraban
Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta dan Kelurahan Patehan mengadakan Gelar Budaya "Simulasi Upacara Adat Tetedan dan Taraban" yang merupakan salah satu upaya melestarikan kekayaan budaya yang digagas oleh Paguyuban Kesenian Kelurahan Patehan, yang dilaksanakan di Kantor Kelurahan Patehan, Senin (29/7). Salah satu Pelaku Budaya Angger Sukisno mengatakan, Upacara Tradisi Tetesan adalah upacara sunatan bagi anak perempuan di Jawa atau lebih tepatnya membersihkan kewanitaan. Upacara ini diselenggarakan untuk menandai bahwa seorang anak perempuan sudah menginjak dewasa. Salah satu ciri seorang anak perempuan menginjak dewasa beberapa prosesi yang harus dilalui. Sebelum prosesi dimulai, biasanya diadakan selamatan terlebih dahulu. Dalam selamatan ini ada beberapa uba rampe yang harus disiapkan, seperti buah-buahan dan tumpengan . "Bedanya adalah kalau laki-laki di sunat kalau perempuan hanya dibersihkan saja sedangkan taraban upacara adat yang diadakan disaat menstruasi pertama kali. Ada sesajian sebagai harapan dari keluarga, didalamnya terdapat buah-buahan serta tumpeng," ungkapnya. Upacara adat tersebut merupakan sebuah prosesi adat agar perempuan terpancar auranya dengan berbagai harapan dengan adanya sesaji yang sudah disediakan. "Sedangkan untuk upacara taraban beberapa yang harus ada didalam prosesi acara seperti kloso atau tikar, daun kluweh serta daun alang-alang, dan dilanjutkan dengan siraman" katanya. Lurah Kelurahan Patehan mengatakan, tahun lalu Kelurahan Patehan dinobatkan sebagai Rintisan Kelurahan Budaya. "Kelurahan Patehan dinobatkan sebagai Rintisan Kelurahan Budaya di tahun 2018, dan di tahun ini kita mengadakan Upacara Adat Tujuh Bulanan dan Tedak Siten, dan sekarang mengadakan Gelar Budaya Tetesan Dan Taraban, kegiatan ini sebagai bentuk pelestarian adat dan budaya Yogyakarta," katanya. Selain itu kegiatan seperti ini diharapkan menambah ikatan anatara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Kelurahan Patehan. "Kegiatan seperti ini untuk merangkul masyarakat kelurahan, masyarakat dan lembaga bisa bersama sama melaksanakan kegiatan seperti ini jadi tambah guyub, rukun, mesra dalam ikatan pemerintah dan masyarakat," katanya. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, kegiatan tradisi tetesan dan taraban ini merupakan kegiatan yang harus dilestarikan sebagai bentuk peghormatan kepada pendahulu pendiri kampung dan para tokoh masyarakat sekaligus sebagai pelestarian budaya. "Terlebih lagi Kelurahan Patehan yang merupakan kelurahan yang berada di lingkungan Keraton Yogyakarta sehingga kewajiban seluruh masyarakat untuk terus melestarikan tradisi dan kebudayaan Keraton sebagai-bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya. Heroe Poerwadi juga menyampaikan bahwa pengetahuan budaya, adat istiadat, dan tradisi, memang penting diberikan ke anak-anak lebih dini, karena mereka mempunyai tanggung jawab untuk menjaga diri sendiri. Walaupun di sekolah sekarang juga diberikan pengetahuan tentang reproduksi, pengetahuan tentang budaya seperti ini juga harus tetap dilestarikan dan diimbangi dengan pengetahuan tentang apa yang terjadi di dalam dirinya.ungkapnya. Selain itu, Pemerintah Kota Yogyakarta mendukung kegiatan pelestarian adat dan budaya di wilayah Kelurahan Patehan agar terus dilestarikan dan menginspirasi untuk kelurahan dan kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta. "Harapannya Gelar Budaya ini dapat meningkatkan kerukunan, kemakmuran, dan kesejahteraan masyarakat Patehan, serta semakin menyatu dalam setiap denyut nadi kehidupan dan saling menghormati dalam kebersamaan dan perdamaian," ungkapnya. Gelar budaya ini diharapkan mampu menjadi daya tarik wisatawan bagi Kelurahan Patehan, sehingga Predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata Berbasis Budaya akan semakin kuat dan memberikan nilai-nilai budaya adiluhung yang selalu di junjung tinggi. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pengentasan kemiskinan melalui pendekatan segmented
Tim Koordinasi Penangulangan Kemiskinan (TKPK) Kecamatan Tegalrejo menggelar Sosialisasi Pemaparan Hasil Kerja TKPK Kelurahan se Kecamatan Tegalrejo, Semester 1 tahun 2019. Sosialisa yang dilaksanakan pada hari Senin Siang, tanggal 29 Juli 2019 bertempat di Kantor Kecamatan Tegalrejo. Hadir dalam sosilisasi tersebut TKPK Kelurahan dan lurah se-kecamatan Tegalrejo serta tokoh masyarakat, koramil, kepolisian, camat dan Bapeda Kota Yogyakarta. Dalam sambutannya Camat Tegalrejo, Riyanto menyampaikan bahwa paparan harus obyektif, disampaikan apa adanya, dengan obyektif dan apa adanya akan memudahkan dalam memberikan solusi atas permasalahan yang muncul dalam pengentasan kemiskinan. Pemerintah Kota melalui berbagai upaya program telah melakukan intervensi untuk menekan angka kemiskinan, diantaranya dengan penguatan ekonomi melalui gandeng gendong, penanaman sayur, buah dan lele cendol. Sore ini kami akan melakukan panen madu lanceng di Jatimulyo, Masyarakat melakukan budidaya lanceng berbarengan dengan kampung sayur dan buah, harapan kami dari kombinasi diatas akan berdampak ekonomi pada warga masyarakat dalam bentuk peningkatan penghasilan dan kesejahteraan. Sementara Dari Bapeda Kota Yogyakarta memaparkan bahwa target penurunan angka kemiskinan sesuai dengan RPJMD Kota Yogyakarta di tahun 2022 adalah 7,1 %. Target penurunan angka tersebut telah berhasil dicapai di tahun 2019, namun berdasarkan data terbaru dari Pemerintah Pusat bahwa untuk Kota Yogyakarta target angkat kemiskinan di tahun 2022 adalah 5,45 %. Wakil walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang hadir dalam sosialiasasi pemaparan tersebut diatas memberikan arahan bahwa dalam penurunan angka kemiskinan kita harus fokus dan memiliki program yang terukur. Fokus pada sasaran yang dipilih berupa siapa sasaran kita, seperti apa kondisinya dan bagaimana program yang tepat untuknya. Di Kota Yogyakarta kita telah mensepakati irisan data kemiskinan dari data KMS yang disandingkan dengan data pusat. Harapan kami dengan menggunakan irisan data tersebut maka penurunan angka kemiskinan baik dalam data kms maupun pusat akan seiring sama hasilnya. Terlebih sekarang masih ditemukan satu orang mendapat intervensi program baik dari kota, provinsi maupun pusat. Ke depan intervensi yang diberikan akan diatur sehingga siapapun yang mendapat intervensi Kota, Provinsi, Pusat merupakan produk intervensi yang berkelanjutan tidak sekedar menumpuk tapi terstruktur sesuai dengan skenario pengentasan kemiskinan pada masing-masing tingkatan. Dengan demikian maka siapa mengerjakan apa akan terjawab dalam kesepakatan yang dibuat ini. Tahuin ini ada dana sekitar 133 miliar di Kota Yogyakarta yang akan digunakan untuk program peningkatan kesejahteraan masyarakat guna mengurangi angka kemiskinan di Kota Yogyakarta. Dewasa ini kita hendaknya bermain taktis dimana menggunakan satu peluru untuk satu individu bukan lagi obral peluru. Setelah fokus maka program yang diberikan juga harus terukur sehingga apa yang dilakukan bisa dievaluasi sejauhmana perkembangan programnya. Selain terukur juga haruslah terstruktur agar jelas penangungjawab pada masing-masing tahapan programnya.Melalui program yang terukur maka kita bisa memilah mana segmen yang harus dibantu, mana yang dilatih mandiri. Ada sebagian warga yang berharap agar mendapat bantuan seumur hidup padahal kalau dilihat dari data di Kota Yogyakarta mestinya bantuan tersebut bisa dialihkan karena penerima bantuan sebelumnya telah bisa mandiri. Namun sikap mental yang menghalangi individu untuk maju dan lebih memilih untuk menerima bantuan. Dalam situasi seperti ini hendaknya data individu yang seperti itu dipilah dan dipisah dengan yang lain agar memudahkan dalam intervensi program. Harus diakui program intervensi yang akan dilaksanakan sangat ragam atau bervariasi dalam kelompok segmen yang berbeda satu dengan lainnya. Sebagai konsukuensi dari segmentasi maka pelatihan yang diberikan juga berbeda satu dengan lainnya. Pelatihan yang dipilih menyesuaikan dengan kondisi masyarakat dalam satu kelompok, misal potensi dan sumber daya manusia dalam kelompok tersebut adalah jasa olahan pangan maka pelatihan yang diberikan adalah masak atau membuat olahan pangan. Pelatihan olahan pangan tersebut belum tentu tepat jika diterapkan dalam kelompok lain, sehingga kelompok lain mendapat pelatihan berbeda, misal budidaya ikan lele cendol atau lainnya yang sesuai. Perbedaan jenis pelatihan ditentukan melalui kajian bukan berdasarkan biasane apalagi copy paste program sebelumnya.Oleh karena itu para pendamping harus arif dan bijak dalam melakukan kretaifitas program pendampingan pengentasan kemiskinan. Harapan kami dengan pendekatan segmented akan memudahkan kita dalam mengurai permasalahan kemiskinan di Kota Yogyakarta dengan program yang tepat, akurat, terukur terstruktu dan pendampingan profesional. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Mendidik siswa mandiri agar survive
Selasa pagi, 30 Juli 2019, SDN Lempuyangwangi menerima kunjungan tim penilai Lomba Gugus Depan Unggul dengan didampingi oleh Wakil walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Lomba Gugus Depan Unggul yang diselenggarakan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, untuk saat ini melalui berbagai tahapan seleksi dimana SDN Lempuyangwangi dan SDN Gedongkiwo yang mewakili Kota Yogyakarta akan berkompetisi dengan satu peserta dari SD di Kabupaten Gunungkidul. Dari tiga Gugus depan di SD tersebut akan diambil satu Gugus Depan/SD yang akan mewakili DIY dalam lomba tingkat Nasional. Kepala Sekolah SDN Lempuyangwangi, Puji Rochyati dalam paparannya dihadapan tim penilai menyampaikan bahwa Pendidikan Pramuka di SDN Lempuyangwangi merupakan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua siswa. Dengan visi unggul dalam bidang akademik dan non akademik maka kegiatan Pramuka merupakan wahana edukasi untuk membentuk anak yang religius, nasionalis, mandiri, berintegritas dan berbudaya. Bagi kami anak yang memiliki lima karakter tersebut akan menjadi generasi unggul yang beribadah pada Tuhannya dan bermanfaat bagi sesama, memiliki jiwa kebangsaan yang siap sebagai garda depan dalam menegakkan NKRI, Mandiri dalam kehidupannya, memiliki integritas dan komitmen atas apa yang menjadi tanggungjawabnya dan memiliki akar yang kuat pada budayanya. Guna mendukung pendidikan tersebut kami menggunakan dana BOSNAS dan BOSDA, iuran anggota, usaha mandiri berupa penjualan hasil produk anak-anak baik berupa makanan, kerajinan batik sibori, batik jumputan, assesoris, dll. Kami juga ada kegiatan market day dimana siswa kelas lima dilatih untuk menjual hasil produk siswa ke lingkungan sekolah dan sekitarnya, mereka mencatat biaya produksi dan hasil penjualan agar mengerti berapa keuntungan yang diperoleh. Harapan kami anak-anak akan tumbuh dalam kemandirian. Dalam sambutan selamat datang pada Tim Penilai, Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa pendidikan di Kota Yogyakarta mendidik anak dalam skill dan soft skill. Dengan melihat ketrampilan siswa di SDN Lempuyangwangi yang telah dilatih untuk membatik Sibori-Jumputan, membuat olahan pangan, membuat assesories maka ketrampilan ini sesuai dengan potensi di lingkungan SD, dimana ada pasar yang bisa digunakan untuk menjual produk-produk tersebut. Melalui kepramukaan para siswa dilatih agar mampu survive dalam menghadapi berbagai perubahan yang mungkin terjadi di masa depan. Kemampuan survive akan muncul jika siswa memiliki kemandirian dalam sebuah keyakinan/percaya diri (hasil pendidikan religi/agama). Melalui batik dan makanan olahan tradisional para siswa dibekali budaya lokal untuk diolah dan dikembangkan sebagi bekal dalam kehidupannya di masa depan. Lebih lanjut disampaikan Heroe Poerwadi bahwa Kota Yogyakarta yang rawan bencana baik gempa teknonik maupun vulkanik, angin puting beliung, banjir, longsor maka di lingkungan sekolah juga dilatihkan tentang mitagasi bencana. Bagaimana agar siswa mampu mengantisipasi keadaan jika terjadi bencana, apa yang harus dilakukan, harus menyelamatkan diri dengan cara apa dan kemana. Pelatihan mitigasi yang mengenalkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi dalam sebuah bencana dan bagaimana cara antisipasi serta SOPnya. Melalui berbagai bekal skill dan soft skill yang telah diajarkan maka diharapkan di Yogyakarta lahir generasi unggul yang mandiri, berintegrasi, berbudaya, cinta tanah air dan Beriman serta bermanfaat buat lingkungannya. Sementara Muhammad Amin yang akrab disapa kak Amin dengan didampingi Tuti Sumandani/Kak Tuti menyampaikan maksud dan tujuan tim penilai serta kesan pesannya, "Sungguh sambutan yang mengejutkan sejak di depan pintu masuk sekolah hingga menelusuri lorong dan ruang di sekolah mendapati siswa yang unjuk kebolehan dalam kreatifitas dan karya. Mudah-mudahan karya yang ditampilkan inI akan menjadi sajian yang terbaik dari tiga gugus depan di DIY dan bisa sebagai wakil provinsi di tingkat nasional. Kami sebut mudah-mudahan dikarenakan belum melihat sajian dua Gugus Depan yang lain, kami melakukan penilaian dengan sikap profesional agar hasil yang diperoleh juga mencerminkan prestasi dan kapasitas gugus depan yang mewakili provinsi. Selain melihat sajian, mendengarkan pemaparan kami juga menilai administrasi dan melakukan wawancara dengan para pihak yang kami pandang bisa memberikan gambaran utuh tentang gugus depan SDN Lempuyang wangi. Kami berterima kasih atas sajian yang telah ditampilkan dan mohon diri untuk meneruskan penilaian ke Gugus Depan SDN Gedongkiwo dan Gugus Depan di Kabupaten Gunung Kidul. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tukar Pikiran Smart City, Wakil Bupati Bangka Kunjungi Pemkot Yogyakarta
Pemerintah Kota Yogyakarta menerima kunjungan kerja (kunker) Pemerintah Kabupaten Bangka beserta DPRD Kabupaten Bangka di Kota Yogyakarta, yang bertempat di Ruang Shinta Balaikota Yogyakarta, Selasa (30/07). Kunjungan ini dimanfaatkan Pemerintah Kabupaten Bangka beserta DPRD Kabupaten Bangka untuk bertukar pikiran mengenai adanya Jogja Smart City atau Jogja Smart Service yang ada di Kota Yogyakarta. Rombongan yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Bangka Syahbudi mengungkapkan, dalam rangka Study Banding sharing ini diharapkan nantinya Kabupaten Bangka memiliki aplikasi yang sebanding dengan Pemerintah Kota Yogyakarta. Hingga saat ini aplikasi tersebut masih dalam proses pembangunan. "Aplikasi dari Kabupaten Bangka ini masih dalam proses pembangunan yakni sudah hampir 90% aplikasi dan OSS (Online Single Submission) yang sudah berjalan, namun belum semua izin yang bisa dilaksankan pada aplikasi kami," ungkapnya. Tema kunjungan Kabupaten Bangka yakni pelaksanaan OSS (Online Single Submission) dalam rangka mendukung Smart City, menindaklanjuti Perpres nomor 91 Tahun 2017 perihal Percepatan Pelaksanaan Berusaha serta PP Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik. Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Penanaman Modal dan Perizinan (DPMP), telah melaksanakan OSS pada 28 (dua puluh delapan) macam izin. Sementara untuk izin yang tidak menggunakan OSS ada 11 izin, yaitu Surat Keterangan Penelitian, Izin Usaha Toko Modern (IUTM), Izin Salon Kecantikan, Izin Pengusaha Penyimpan Daging, Izin Penjual Daging, Izin Usaha Penggilingan Daging, Izin Pembuatan Jalan Masuk (In-Gang), Izin Saluran Air Limbah (SAL), Izin Pemakaman, Izin Penyelenggaraan Reklame dan Izin Usaha Penyambungan Saluran Air Hujan (SAH). Dalam kesempatan ini Sekertaris Daerah (Sekda) Titik Sulastri menyambut baik kunjungan ini, beliau berharap kunjungan ini nantinya akan membawa manfaat bagi Pemerintahan baik Kabupaten Bangka maupun Kota Yogyakarta. Ia mengatakan penyelenggaran OSS pada masyarakat umum, terutama pada kalangan usaha, maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan layanan perizinan dalam melakukan kegiatannya penting diadakan dalam kebijakan pemerintah pusat. "Hal ini penting agar penyelenggaraan perizinan dapat berjalan sinergis di antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan kebijakan pemerintah pusat," ungkapnya. Disamping itu, berkaitan dengan Jogja Smart Service, Kepala Bidang Kabid Teknologi Informatika Dinas Komunikasi dan Persandian Kota Yogyakarta, Suciati mengatakan adanya Jogja Smart Service disuatu Kota inovatif yang memiliki teknologi informasi dan komunikasi ini digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan pelaksanaan dan pelayanan yang tingkat kompetitifnya sebanding dengan Kota lainnya. "Konsep Jogja Smart City dikembangkan dengan memadukan unsur teknologi, masyarakat dan pemerintah dengan membangun enam pilar diantaranya Smart Environment, Smart Living, Smart People, Smart Economy dan Smart Governance," ungkapnya. Ia menyatakan bahwa perkembangan Jogja Smart Service ini tentunya berkolaborasi dengan BAPEDA agar system ini dibangun secara bertahap di seluruh wilayah Kota Yogyakarta."Jogja Smart Service ini berkolaborasi dengan BAPEDA agar system ini dibangun secara bertahap yang dimulai dari tahun 2003 lalu, dimana dari pengembangan insfastruktur baik jaringan maupun aplikasi kami lakukan secara bertahap. Yang terdiri dari 14 Kecamatan, 45 Kelurahan dan beberapa OPD dan 18 puskesmas," ungkapnya. Dalam memberikan layanan perizinan, Pemkot Yogyakarta telah menyediakan website perizinanonline.jogjakota.go.id, di mana sebagian besar izin dilayani secara online pemohon tidak perlu datang ke Kantor DPMP, tetapi cukup memasukkan permohonannya lewat website tersebut. "Mungkin nantinya Bapak / Ibu kalau ada kesempatan dapat melihat ke website tersebut, untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan OSS pelayanan perizinan di Kota Yogyakarta," katanya. Sebanyak 127 lokasi dibangun, mulai dari Tahun 2013 dan selesai di Tahun 2018 selesai, dibangun secara bertahap. Jogya Smart Service (JSS), adalah layanan yang memiliki dua versi yaitu versi Web dan Android. Pendaftarannya pun mudah, dengan mendaftar menggunakan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Kota Yogyakarta bisa diakses oleh masyarakat Kota Yogya Maupun luar Kota Yogya, yang sampai sekarang kira-kira sudah mencapai 10 ribu pengguna JSS. Dengan aplikasi "Jogja Smart Service" diharapkan berbagai informasi maupun layanan publik yang menarik dan tersaji secara lengkap membuat masyarakat lebih aktif dalam mendapatkan informasi melalui aplikasi tersebut. "Selanjutnya terkait dengan sarana prasarana selain dengan Fiber Optik kami juga sudah memiliki ruangan sektor per sentra dimana OPD tidak boleh menyimpam server karena tidak memiliki tupoksi, dimana server harus tersentral diruang server pemerintah Kota Yogyakarta, dan yang mengelola system ini adalah Diskominfosan,". Tambahnya. (Hes/Muf)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kecamatan Gondomanan Raih Adipura Tingkat Kota Yogya
Kecamatan Gondomanan meraih nilah tertinggi dalam ajang lomba Adipura Kecamatan Tingkat Kota Yogya tahun 2019. Penghargaan tersebut di serahkan langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi saat puncak acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup yang digelar di Taman Bakung Baciro. Kepala DLH Kota Yogya, Suyana mengatakan Adipura Kecamatan merupakan inovasi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam upaya menciptakan kota yang peduli lingkungan. Menurutnya setiap kecamatan memiliki potensi fisik masing-masing berkaitan dengan kriteria Adipura, misalnya permukiman yang bersih, adanya pengelolaan sampah, terpenuhinya kebutuhan akan ruang terbuka hijau, dan lain-lain. "Berbagai potensi fisik inilah yang dinilai dalam Evaluasi Adipura Kecamatan Kota Yogyakarta, disertai penilaian terhadap aspek non fisik yaitu dalam bentuk isian sistem manajemen Adipura Kecamatan, dan presentasi camat" ungkapnya di lokasi, Selasa (30/7/2019). Untuk penilainnya sendiri, lanjutya, penilaian Adipura Kecamatan sama dengan Adipura Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. "Penilaian fisik tiap Kecamatan sudah dilaksanakan oleh Tim Juri pada tanggal 22 April, dilanjutkan dengan penilaian non fisik pada tanggal 7 sampai 20 Mei 2019. Kemudian pada tanggal 1 sampai 4 Juli 2019, Camat dari setiap kecamatan mempresentasikan potensi wilayah masing-masing di hadapan Tim Juri." jelasnya Wakil Walikota Yogtakarta, Heroe Poerwadi berharap, dengan adanya penghargaan Adipura tersebut tidak membuat kecamatan-kecamatan lain berkecil hati. Justru, lanjut Wawali, penghargaan tersebut harus mampu memotivasi kecamatan-kecamatan lain di Kota Yogyakarta. Karena Adipura ini suatu standar pengelolaan lingkungan, jika mendapatkan itu artinya telah mengelola sampah dengan baik, ujarnya. Terkait Peringatan Hari Lingkungan Hidup sendiri, Ia menekankan, itu bukan sekadar seremonial. Menurutnya, hal tersebut merupakan komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mencintai lingkungan. Ia melihat, dengan adanya peringatan tersebut dapat semakin menguatkan komitmen Pemkot Yogya dan masyarakat untuk terus mencintai lingkungan hidup. Sekaligus, rasa syukur telah diberi kesempatan hidup dan berkehidupan. Ini bukan hanya seremonial tapi ini adalah komitmen bersama, katanya. Sementara itu, Camat Gondomanan, Budi Santosa, mengatakan untuk mendukung Kota Yogya dalam meraih Adipura, Kecamatan Gondomanan telah melakukan banyak inovasi, seperti selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menumbuhkan penghijauan pada pekarangan hingga gang. "Meski minimnya pohon besar untuk peneduh bisa disiasati dengan pot, polbag maupun botol bekas, beberapa jalan gang di kampung juga dicat warna-warni."ujarnya. Ia menjelaskan salah satu kampung di Gondomanan yakni Kauman sudah menjadi kampung hijau tingkat provinsi. Salah satu kriterianya adalah dari sisi penghijauan kampung. Pada pekarangan warga maupun dinding gang kampung dioptimalkan untuk menanam tanaman dalam pot. "Kampung hijau seperti ini yang kami selalu dorong ke kampung-kampung lain, sehingga bersih dan nyaman huni. Masyarakat yang bergerak dan merasakan sendiri manfaatnya. Bisa untuk refreshing. Tidak harus pergi jauh-jauh," paparnya. Menurutnya apresiasi Adipura Kecamatan yang diarih semakin memotivasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Hampir semua kampung di Gondomanan sudah bergerak untuk membersihkan lingkungan. "Yang terpenting keguyuban masyarakat semakin meningkat karena warga sering melakukan kegiatan bersama," imbuhnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pembuat Topeng Dari Koran Bekas Raih Kalpataru
Atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Kota Yogya, Sardiman, warga Tegal Kemuning, Kelurahan Tegalpanggung, Kecamatan Danurejan berhasil meraih Penghargaan Kalpataru Tingkat Kota Yogya kategori Perintis Lingkungan. Untuk diketahui, Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup Kota Yogya Pembuat topeng dari bahan dasar koran bekas ini dinilai berhasil merintis pengembangan sekaligus melestarikan fungsi lingkungan hidup secara luar biasa. Selain itu, aktivitas tersebut merupakan kegiatan yang baru bagi daerah atau kawasan Tegalpanggung. Ditemui usai menerima penghargaan, Ia menuturkan jika inovasinya tersebut datang ketika Ia melihat begitu banyak koran bekas yang berserakan yang ada dikampungnya. Berangkat dari kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan maka Ia memutar otak bagaimana memanfaatkan limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan Dari perenungan yang Ia lakukan, maka Ia berinovasi untuk memanfaatkan limbah tersebut dan disulapnya menjadi Topeng dengan cara mendaur ulang koran bekas. "Saya membuat Topeng koran bekas ini karena dilatari keprihatinan saya melihat banyaknya koran bekas yang kerap mengotori pekarangan" katanya Menurutnya limbah koran bekas merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian dari siapapun mengingat material tersebut sulit terurai. "Setiap orang khususnya yang tinggal di perkotaan setiap hari hampir bisa dipastikan berkontribusi pada penambahan sampah plastik" ujarnya di Taman Bakung, Selasa (30/7/2019) Sementara itu Lurah Tegalpanggung, Desy Indriastuti menuturkan, Sardiman merupakan salah satu tokoh masyarakat yang sangat peduli lingkungan. "Beliau sangat memperhatikan lingkungan sekitarnya, bahkan aktif menjadi salah satu pengurus Bank Sampah di wilayahnya. Keahlian dalam pengolahan limbah tersebut sangat mendukung pelestarian lingkungan, mengingat limbah koran bekas merupakan salah satu jenis limbah yang sangat sulit diurai alam," katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Buka Bulan Dana, Walikota Minta PMI Terbitkan Kupon Khusus
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti kembali membuka bulan dana Palang Merang Indonesia (PMI) 2019 di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta, Selasa (30/7/2019). Dalam kesempatan tersebut Haryadi meminta PMI untuk menyiapkan kupon khusus, dengan nilai lebih tinggi dari kupon biasanya. Kupon tersebut rencananya diterbitkan khusus untuk para pengusaha yang ada di Kota Yogyakarta. "Kami berharp PMI bisa menyiapkan kupon khusus, yakni kupon yang memang disiapkan dengan nilai yang lebih tinggi," ucapnya. Kupon tersebut nantinya, disiapkan untuk memfasilitas donatur yang memang akan memberikan bantuan dengan nilai yang lebih besar. "Nilainya bisa bervariasi, Rp.1 juta dan Rp.10 juta, nanti kita tawarkan kepada para pengusaha yang akan kita undang dalam gala dinner penggalangan dana PMI," cetusnya. Hal itu dilakukan, sambung Walikota, dengan tujuan agar para pengusaha di Kota Yogyakarta bisa terlibat langsung sumbangsihnya untuk PMI. "Harapanya dalam gala dinner itu bisa mengumpulkan dana kurang lebih Rp.300 juta," imbuhnya. Selain itu, Pihaknya juga meminta kepada seluruh camat untuk bisa mengkoordinasikan penggalangan dana tersebut dengan target penyebaran kupon senilai Rp.10 juta. "Khusus tahun ini bulan dana PMI kita perpanjang hingga bulan oktober, karena bertepatan dengan PORDA dan hari jadi Kota Yogyakarta sehingga diharapkan bisa menjadi potensi besar penggalangan dananya," tandasnya. Dalam kesempatan yang sama Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Armaini yang juga sebagai Ketua Bulan Dana PMI 2019 mengaku akan berusaha membantu PMI untuk bisa mengumpulkan dana yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Pihkanya pun meminta seluruh Kapolsek di 14 Kecamatan untuk bisa menyebarkan kupon dengan nilai masing-masing Rp.10 juta. "Pasti bisa, karena ini kan untuk kemanusiaan," katanya. Dengan begitu, Ia menargetkan akan mendapatkan dana sebesar RP.140 juta, Ia pun berjanji akan memberikan hadiah khusus kepada Kapolsek yang telah berhasil mencapai target tersebut. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Segera Integrasikan KIA dengan KMS dan Kartu Pelajar
Pemerintah Kota Yogyakarta berencana untuk segera mengintegrasikan Kartu Identitas Anak (KIA) dengan Kartu Menuju Sejahtera (KMS) dan Kartu Pelajar. Hal tersebut disampaikan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat menghadiri peringatan puncak hari anak nasional di Halaman Balaikota Yogyakarta, Rabu (31/7/2019) pagi. "Kami sudah melakukan koordinasi dengan dinas terkait, semoga saja prosesnya bisa lebih cepat sehingga integrasi ini bisa segera dilakukan," ucap Heroe. Pihaknya mengaku telah meminta Dinas Sosial untuk mengintegrasikan data dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. "Kalau data tersebut sudah menjadi satu maka kami juga akan segera merealisasikannya," imbuhnya. Heroe menegaskan, langkah tersebut dilakukan salah satunya adalah untuk merespon Suara Anak Kota Yogyakarta yang disuarakan oleh Forum Anak Kota Yogyakarta (FAKTA). "Dari sejumlah point yang disampaikan tersebut, rata-rata memang sudah kita realisasikan, memang ada beberapa yang harus kita dorong secara maksimal," imbuhnya. Yang belum maksimal adalah permintaan anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Meski begitu pihaknya mengaku akan mendorong OPD untuk menggandeng anak agar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang sasarannya adalah anak. "Seperti RTHP misalnya, dalam pengelolaannya Dinas Lingkungan Hidup belum melibatkan anak, padahal RTHP ini nantinya yang menggunakan anak-anak juga," ujarnya. Terkat dengan puncak peringatan Hari Anak Nasional Heroe menyampaikan, Perayaan Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh setiap tanggal 23 Juli dilaksanakan sebagai upaya menjamin pemenuhan hak anak atas hak hidup, tumbuh, kembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. "Hari Anak Nasional merupakan momentum yang penting untuk menggugah keramahan dan kepedulian terhadap anak agar anak menjadi pewaris bangsa yang berkualitas," imbuhnya. Haryadi juga menekankan, Perhatian terhadap anak merupakan tanggungjawab bersama, dimulai dari keluarga, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan serta segenap elemen masyarakat. Ia pun berharap anak-anak Yogyakarta dapat menjadi anak yang sehat, berbahagia, dan aman dari pergaulan negatif. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta menjelaskan, Kota Yogyakarta berhasil mempertahankan penghargaan sebagai Kota Layak Anak (KLA) dengan kategori Nindya untuk kedua kalinya secara berturut-turut. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yambise pada puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2019 di Hotel Four Point Sheraton, Kota Makassar, Selasa (23/7) malam. Selain itu, dalam acara yang sama, Puskesmas Mergangsan juga terpilih menjadi satu dari 21 Puskesmas dari seluruh Indonesia yang menerima penghargaan sebagai Puskesmas Ramah Anak. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jelang Iduladha, Pemkot Pantau Kesehatan Hewan Kurban
Dalam rangka memastikan kelayakan hewan kurban jelang Hari Raya Iduladha 1440 H, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pertanian dan Pangan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang dijual di Kota Yogyakarta serta pendampingan mengenai perawatn hewan kurban kepada penjual hewan kurban dan masyarakat. "Mulai hari ini (31/7) kami mulai melakukan pemantauan kondisi kesehatan hewan kurban di beberapa titik di Kota Yogyakarta. Kami perkirakan aka nada 64 pasar tiban penjual hewan kurban," Kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto ketika melakukan pemantauan di Pusat Penjualan Hewan Qurban Angkatan Muda Muhammadiyah (PPHQ AMM) Kotagede, Rabu (31/7) siang. Lebih lanjut Sugeng berharap adanya pemantauan dapat memberikan kepastian kepada masyarakat terkait kondisi kesehatan hewan kurban yang akan dibeli. Hewan kurban yang sehat akan ditandai dengan kalung berwarna kuning "Selain pemantauan hewan, kami juga melakukan pengecekan kondisi tempat berjualan untuk memastikan kesejahteraan hewan. Kondisi disebut layak apabila memenuhi beberapa unsur, di antaranya dijual di lokasi yang lapang, tempat berjualan diberi atap, pemberian makan dan minum yang rutin, dan kondisi kebersihan terjaga," tambah Sugeng. Pada pemantauan yang dilakukan di PPHQ AMM sendiri, Sugeng menyebutkan rata-rata hewan kurban yang dijual dalam kondisi baik, meski ada beberapa kambing yang mengalami radang mata, namun menurut Sugeng, penyakit tersebut bukan penyakit yang berbahaya dan bisa pulih dengan cepat. "(Kambing) sudah kami beri obat dan vitamin untuk pemulihan, namun jika tidak bisa pulih dengan cepat,kambing harus dipisahkan agar tidak menular ke yang lain," imbuhnya. Sementara, Ketua PPHQ AMM Kotagede, Budi Setiawan mengapresiasi langkah Pemkot untuk memantau hewan Kurban. Menurut Budi, dengan adanya pemeriksaan, masyarakat menjadi semakin yakin dengan hewan yang mereka beli. "Pemeriksaan yang dilakukan petugas sangat penting untuk menjamin hewan yang kami jual berada dalam kondisi yang baik dan layak sehingga pelanggan juga yakin dengan hewan yang mereka beli", ujar Budi. (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
NGLARISI pasarkan produk UMKM Jogja
Dinas kesehatan Kota Yogyakarta menyelenggarakan Pelatihan keamanan pangan, Selasa-Rabu, 30-31 Juli 2019 di Ruang Arjuna, Kompleks Balaikota, Timoho. Pelatihan yang diikuti oleh puluhan pelaku usaha baru atau Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP). Setelah mengikuti pelatihan para peserta akan memperoleh sertifikasi produk pangan industry rumah tangga (PIRT). Kegiatan ini dimaksudkan agar pelaku usaha olahan pangan memahami dan melakukan proses produksi olahan pangan yang diproduknya memenuhi standar mutu. Dengan produk yang memenuhi standar mutu maka keamanan pangan akan terpenuhi dan konsumenpun bisa mengkonsumsi dengan nyaman tanpa was-was. Sebagai narasumber adalah pakar, praktis, pemkot, dan balai POM. Di hari kedua Wakil walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjadi salah satu narasumber, dalam paparan materinya menjelaskan bahwa program penguatan UMKM di bidang olahan pangan tidak hanya berhenti pada pelatihan keamanan pangan namun berlanjut dan berjenjang. Setelah pelatihan ini bisa bergabung dalam program gandeng gendong dengan membentuk kelompok usaha yang terdiri kurang lebih sepuluh orang dimana didalamnya ada warga KMS atau mempekerjakan warga KMS. Pelibatan warga KMS dikandung maksud agar warga KMS termotivasi dalam bekerja yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Selain membentuk kelompok juga membuka rekening di BPD DIY dan memiliki NPWP. Setelah persyaratan lengkap dibawa ke kantor Dalbang Kota Yogyakarta agar didaftarkan dalam program gandeng gendong. Manfaat mengikuti gandeng gendong adalah adanya komitmen Pemkot untuk membeli produk olahan pangan yang diproduksi masyarakat guna pemenuhan kebutuhan konsumsi rapat/pertemuan dalam lingkungan Pemkot. Besaran nilai anggaran konsumsi tersebut adalah 42 milyar di tahun 2019. Pemerintah Kota Yogyakarta juga bekerjasama dengan chief untuk melakukan kurasi pada produk olahan pangan agar produk tersebut bisa dikoreksi dan ditingkatkan kualitas produknya baik cita rasa maupun kemasannya. Produk yang memenuhi kualifikasi bisa dipasarkan di hotel-hotel dan toko jejaring di Kota Yogyakarta bahkan untuk toko jejaring yang baru berdiri kami mensyaratkan adanya kerjasama dengan UMKM lokal yang dibuktikan melalui MOU dengan Camat setempat. Guna mensikapi era digital yang ditengarai dengan kehadiran web 4.0 dan mewujudkan Smart City, Pemkot membuat aplikasi Jogja Smart Service/JSS. Dalam JSS ada berbagai konten dari mulai aduan, permohonan ambulance, layanan rumah sakit/puskesmas, dan berbagai layanan lain yang memberi kemudahan masyarakat. Konten layanan yang mendukung UMKM adalah DODOLAN dan NGLARISI melalui kedua konten tersebut para pelaku UMKM dapat mempromosikan dan bertransaksi secara digital. Pelaku UMKM yang tergabung dalam gandeng gendong telah merasakan manfaat dari konten NGLARISI, sebagai contoh adalah kelompok masyarakat dari Pakuncen (Pakudaya) yang dulu hanya beromzet 2-5 juta/bulan setelah bergabung dalam gandeng gendong dan dipasarkan melalui konten NGLARISI maka omzet yang diperolehnya sekarang berkisar 70 juta/bulan. Dengan melihat berbagai manfaat tersebut kami berharap para peserta pelatihan ini bisa bergabung dalam gandeng gendong dan bersama-sama berupaya meningkatkan pendapatan keluarga. Kami yakin dengan kerja keras para pelaku usaha olahan pangan maka kita bisa membangun Kota Yogyakarta sebagai Kota kuliner yang mampu menghadirkan wisatawan dan menggerakkan ekonomi Kota Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut salah satu peserta pelatihan menyerahkan hasil produk olahan pangannya pada Heroe Poerwadi untuk dikurasi apakah sudah layak untuk dipasarkan di hotel atau toko jejaring. (ant)