Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kecamatan Tegalrejo Terima 62 Mahasiswa KKN Universitas Janabadra
Suasana di Ruang Pepiling Lantai 2 Kecamatan Tegalrejo pada Hari Senin (16/4) riuh rendah oleh canda tawa para mahasiswa dan bincang santai beberapa dosen. Hari itu merupakan Hari Penerimaan Mahasiswa Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Janabadra (UJB) Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018. Menurut Staf Lembaga Pengembangan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP3M) Universitas Janabadra, Pitoyo, sejumlah 62 orang mahasiswa mengikuti KKN di wilayah Kecamatan Tegalrejo. "Mahasiswa yang mengikuti KKN Semester Genap TA 2017/2018 di kecamatan Tegalrejo berjumlah 62 orang dengan beragam disiplin ilmu. Ada yang dari Fakultas Ekonomi, Teknik, Hukum, dan Pertanian. Mereka terbagi dalam 6 kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari 10-11 orang," kata Pitoyo. Mahasiswa peserta KKN berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada satu orang yang berasal dari Timor Leste. Lurah Tegalrejo, Ilasari Tjahayani Dewi, menuturkan, seluruh mahasiswa KKN dari UJB akan ditempatkan di wilayah Kelurahan Tegalrejo. "Semua mahasiswa KKN UJB akan kami tempatkan di wilayah Kelurahan Tegalrejo, di mana masing-masing kelompok akan mengampu 2 RW, mulai dari RW 01 hingga RW 12, sehingga nantinya akan ada pemerataan hasil KKN mahasiswa UJB ini," ujar Ilasari. Dalam sambutannya, Camat Tegalrejo, Sutini Sri Lestari, menyampaikan, setelah mahasiswa menyelesaikan studinya, ilmu yang diperoleh harus diterapkan di masyarakat. "Mahasiswa, saat terjun langsung ke masyarakat, akan belajar banyak bagaimana menerapkan ilmu yang diperolehnya. Dengan KKN ini, panjenengan (Anda-red) akan berinteraksi dan belajar bersosialisasi, berkomunikasi langsung dengan warga. Selain itu, belajar memahami kebutuhan dan keinginan masyarakat," terang Camat Sutini. Salah satu dosen pembimbing lapangan (DPL), Sri Suwarni, menambahkan, mahasiswa KKN UJB TA 2017/2018 akan berada di Kelurahan Tegalrejo hingga 30 Mei 2018. "Secara keseluruhan, sebenarnya ada 8 kelompok KKN UJB TA 2017/2018. Namun, yang 2 kelompok lain ditempatkan di wilayah Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, tempat pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)," jelasnya. (Kurniawan Sapta Margana/Kecamatan Tegalrejo)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pasar Wutah Setu Pahingan Wiratama Tegalrejo Tahun Ketiga
Bertepatan dengan hari kelahiran (weton) Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sabtu Pahing (Setu Pahing), Pasar Wutah digelar di sepanjang Jalan Wiratama, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo. Memasuki tahun ketiga, Pasar Wutah konsisten menghadirkan nuansa pasar tradisional berikut komoditas lokal Tegalrejo. Sebenarnya, Pasar Wutah lazim digelar di daerah perdesaan. Konon, pada zaman HB IX, Pasar Wutah sering kali ada, setiap Sabtu Pahing. Kini, Pasar Wutah Setu Pahingan berhasil menarik minat warga Kota Yogyakarta, khususnya Tegalrejo. Sabtu (7/4) sore yang lalu, meski sempat diguyur hujan, namun antusiasme masyarakat sekitar untuk meramaikan acara masih tinggi. Terbukti dengan banyaknya stand maupun warga yang berbelanja di Pasar Wutah. Tampak para ibu Dasawisma Kampung Demakan turut berjualan. Selain itu, sejumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Demakan Tegalrejo juga berpartisipasi. Menariknya, pengunjung dimanjakan dengan bermacam kuliner, mulai menu lawasan hingga zaman sekarang. Menurut Sekretaris Panitia Pasar Wutah Setu Pahingan, Aninda Alfianita, yang juga merupakan salah satu pengurus kelompok Pemuda Harapan Pemudi Demakan Lama Tegalrejo, Pasar Wutah diadakan sebagai bentuk tombo kangen" terhadap suasana pasar yang ramai dan riuh rendah dengan suara canda, serta menciptakan suasana akrab antara mbok bakul dan pembeli. "Kami mengadakan acara ini sengaja di penggal Jalan Wiratama dikarenakan agar masyarakat merasakan suasana kemacetan, riuh rendahnya suasana Pasar Wutah yang mungkin lama tidak dirasakan oleh banyak orang. Selain itu, suasana yang terbangun antara pembeli dan penjual yang selama ini ada di pasar tradisional, kami coba bangun di Pasar Wutah Setu Pahingan ini," kata Aninda. Pasar Wutah, lanjutnya, dapat bersaing dengan era masyarakat kekinian yang cenderung memilih makanan siap saji serta lebih akrab berbelanja di pasar modern. Faktor ini menjadi salah satu latar belakang pemunculan kembali tradisi lama yang memang baik dan layak dipertahankan. Dalam sambutannya, Ketua RW 07 Tegalrejo, Djasmanto, mengapresiasi program tahunan Pemuda-Pemudi Kampung Demakan. "Saya selaku Pengurus RW mengucapkan terima kasih atas apa yang telah dilakukan Pemuda-Pemudi Kampung Demakan dengan mengadakan acara seperti ini. Kami akan mendukung setiap acara positif yang digerakkan oleh Pemuda-Pemudi Kampung Demakan. Semoga acara Pasar Wutah Setu Pahingan ini akan tetap diadakan setiap tahunnya," harap Djasmanto. Pasar Wutah berlangsung hingga pukul 21.00. Acara diramaikan electone tunggal sebagai penghibur pengunjung yang berbelanja. Ada pula, lomba dance Lansia. (Kurniawan Sapta Margana/Kecamatan Tegalrejo)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Terjunkan 170 petugas, Pemotongan Hewan Kurban di RPH Giwangan Gratis
Jelang Idul Adha 1439 Rumah Pemotongan Hewan Giwangan telah menyiapkan 170 petugas gabungan dari Dinas Pertanian dan Pangan serta Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk memeriksa daging hewan kurban saat hari penyembelihan. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto memastikan pemotongan hewan qurban di RPH Giwangan tidak dipungut biaya alias gratis. "Bagi panitia qurban yang sudah mendaftarkan untuk memotong hewan qurban di RPH Giwangan tidak dikenakan tarif retribusi pemotongan hewan," kata Sugeng. Bahkan pihaknya telah menyiapkan tiga kendaraan angkutan daging untuk membawa daging qurban ke tempat wilayah di Kota Yogyakarta secara gratis. "Pendaftaran hewan qurban oleh panitia kami layani pada hari kerja minimal 12 jam sebelum pemotongan di posko idul qurban RPH Giwangan," jelasnya. Untuk memastikan proses pemotongan berjalan sesuai dengan standart yang telah ditentukan, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta juga telah membentuk tim untuk memantau dan mengawasi hewan qurban mulai dari pasar tiban, kandang hingga lokasi pemotongan. "Tim tersebut akan memantau dan memeriksa hewan sejak sepuluh hari sebelum hari Raya Idul Adha. Satau hari sebelum pemotongan dan pada hari pemotongan qurban, sejak 10 sampai 13 dzulhijjah 1439 H," urainya. Ia menjelaskan petugas akan memberikan label yang dikalungkan ke leher hewan jika hewan kurban tersebut dinyatakan dalam kondisi sehat dan layak. Namun jika tidak layak, katanya, maka petugas akan meminta pedagang untuk segera memeriksakan hewan dan memisahkan hewan tersebut dari hewan lain untuk menghindari risiko penularan penyakit Kepada para pedagang yang mendatangkan hewan dari luar kota, Ia meminta agar para pedagang tersebut meminta surat keterangan kesehatan hewan guna memastikan bahwa hewan tersebut sehat saat masuk ke Kota Yogyakarta. Sementara itu terkait penanganan pasca penyembelihan, Sugeng mengaku telah menyiapkan lima kelompok kerja mitra Dinas Pertanian dan Pangan yang bertugas membantu proses pengulitan sampai pembelahan karkas, pembersihan jeroan dan pembersihan kotoran. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kemendikbud dan Pemkot Gelar Karya Kursus, Pelatihan dan Job Fair 2018
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Pemerintah Kota Yogyakarta menyelenggarakan Gelar Karya Kursus dan Pelatihan, serta Bursa Kerja (Job Fair) selama dua hari, 11-12 Agustus 2018 di Jogja Expo Center, Yogyakarta. Gelar Karya Kursus dan Pelatihan tahun ini mengangkat tema -Menguatkan Kursus dan Pelatihan dalam Menyiapkan SDM yang Kompeten, Berkarakter, dan Berdaya Saing-. Dalam persaingan global, peranan sertifikasi kompetensi sangat penting sebagai bukti otentik atas kompetensi kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berbagai upaya harus diupayakan untuk menyiapakan Sumber Daya Manusia yang handal, salah satunya melalui penguatan Pendidikan Non Formal. Keberadaan pendidikan Non-formal dalam bentuk Lembaga Kursus dan Pelatihan memiliki peran penting dalam menjawab tantangan kesenjangan antara kompetensi lulusan dari pendidikan formal dan kebutuhan Dunia Usaha Dunia Induatri (DUDI). Selain itu, Pendidikan nonformal adalah salah satu bentuk layanan pendidikan yang bertujuan sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan acara ini digelar untuk memberikan informasi kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan berkarakter. "Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kota Yogyakarta yang telah berkenan bekerja sama menyelenggarakan Gelar Karya Kursus dan Pelatihan sebagai upaya kita memberikan informasi kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan SDM yang kompeten dan berkarakter," ungkapnya. Pemilihan tema tersebut menurut Muhadjir, adalah dalam rangka mendorong peran pendidikan vokasi melalui kursus dan pelatihan untuk menyiapkan SDM yang kompeten dan berkarakter. Rangkaian acara yang dilaksanakan selama dua hari tersebut menggelar enam kegiatan, yakni Pameran Kursus dan Pelatihan, terdiri dari 80 stand, 40 stand dari pusat dan 40 stand dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Ada juga dari bidang kesehatan (pijat refleksi, akupunktur), kecantikan (tatakecantikan modifikasi, tata rias pengantin, spa), tata boga, dan perikanan/pertanian (pengolahan makanan). Selain itu, juga diselenggarakan bursa kerja/job fair, dengan peserta dari lembaga penyalur kerja Indonesia otomotif mobil (New Armada), otomotif motor (Otomotive Royal Semarang), jasa (Grand Artos Hotel, Ambarukmo Hotel), manufaktur (Panarub Garment Brebes, Sritex Solo), ritel, dan makanan ringan (Keivit Salatiga). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, beserta Lembaga Kursus dan Pelatihan, Dunia Usaha dan Industri, Organisasi Mitra, Lembaga Sertifikasi Kompetensi, peserta didik kursus dan tentunya masyarakat peduli pendidikan Yogayakarta. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan melihat antusiasme dan animo masyarakat yang begitu besar, kami berharap kerja sama ini tidak hanya berhenti pada penyelenggaraan pameran, namun kedepan dapat terus dilanjutkan. "dengan melihat antusiasme dan animo masyarakat yang begitu besar, kami berharap kerja sama ini tidak hanya berhenti pada penyelenggaraan pameran, namun kedepan dapat terus dilanjutkan demi peningkatan kualitas pendidikan di Yogyakarta"ungkapnya. Heroe Poerwadi mengatakan tahun -tahunselanjutnya kami senantiasa dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas penyelenggaraan. "mudah-mudahan pada penyelenggaraan tahun-tahun selanjutnya kami senantiasa dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas penyelenggaraan" ungkapnya. Peserta pameran dari berbagai bidang keterampilan, yakni, otomotif (mobil dan motor), komputer/IT (animasi, desain grafis, robotik), elektronik (teknisi HP/TV, teknisi AC), menjahit/kerumahtanggaan (tata busana, garmen/border digital), pariwisata (perhotelan, pramugari/cargo staf), bahasa (bahasa Korea). (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Yogyakarta Menghadiri Rencana Aksi Daerah TPB DIY di Kompleks Kepatihan, Yogya
Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) DIY Tahun 2018 " 2022 resmi diluncurkan, Senin (13/08) di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Dalam Penyusunannya diadakan RAD di DIY merupakan kota kedua yang dicanangkan komitmen setelah Riau. Acara ini mengunggah tema "Dengan semangat Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh, dan Mboten wonten ingkang dipun lirwakaken kita sukseskan upaya pencapaian tujuan-tujuan TPB DIY 2018-2022". Kegiatan ini di hadiri oleh Kepala Bappeda DIY Tavip Agus Rayanto, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, beserta pihak yang terkait, dalam laporannya menyampaikan, 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang dituangkan RAD daerah TPB DIY telah melewati proses sesuai prinsip-prinsip partisipatif, inklusif, responsive, dan no one left behind. Tavip Agus Rayanto menyampaikan, TPB merupakan komitmen semua pihak untuk kemajuan pembangunan yang berkelanjutan dan penyempurnaan Millenium Development Goals. "Dimana Suistanable Development Goals dilakukan secara lebih komprehensif, inklusif, zero goals dan memperluaskan sumber pendanaan," jelas Tavip. Tavip Agus, RAD TPB DIY menambahkan terdapat keselarasan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY 2017-2022 yang secara implisit meliputi isu pencemaran lingkungan, isu ketimpangan wilayah, dan isu angka kemiskinan. "Selain itu juga meliputi belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang dan tingginya alih fungsi lahan pertanian dan belum optimalnya penyediaan infrastruktur strategis di kawasan pesisir selatan DIY," imbuhnya. TPB saat ini masih dipandang sebagai milik pemerintah yang belum menjadi milik semua dan dipandang sebagai agenda internasional, bukan nasional dan daerah. SDGs hanya dipersepsikan sebagai pekerjaan birokrasi bukan politisi. Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya berharap, 17 tujuan SDGs tidak akan menjadi persoalan bagi OPD Pemda maupun Pemkot/kabupaten se-DIY. Hanya dalam menyusun program tahunan SDGs-nya untuk dimasukkan menjadi prioritas dari di dalam program RKP masing-masing dinas. "Jadi ini bukan pekerjaan tambahan. Sekarang sudah tidak bisa, kita sebagai pelayanan masyarakat apapun tujuan yang dicapai merupakan kewajiban yang harus kita lakukan. Jadi dimohon setiap rancangan RKP-nya masalah 17 sasaran menjadi prioritas," ucap Gubernur DIY. Ngarsa Dalem juga mengingatkan bagi para bupati dan walikota se-DIY bisa mengarahkan program-program ini tidak overlapping dengan program pemerintah pusat. "Jadi dimohon Bappeda pusat dengan Bappeda kabupaten/kota berunding. Karena anggaran di pusat tema, sementara di kabupaten sub-tema. Jadi apa yang harus dilakukan oleh dinas kabupaten/kota bisa dirundingkan. Jangan nanti double pembiayaan. Mohon kesepakatan ini bisa dilaksanakan dengan baik dan bisa berjalan efektif," harap Sri Sultan. Setelah sambutan, dilanjutkan penandatanganan komitmen bersama untuk menjalankan asistensi, pemantauan, evaluasi RAD TPB dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Heroe Poerwadi Di Lantik Sebagai Kwarcab Kota Yogya
Gerakan Pramuka tak hanya mampu menumbuhkan jiwa sosial, kebersamaan, dan kesetiakawanan. Pramuka menjadi wadah pendidikan bagi anak-anak untuk mandiri dan bekreasi. Untuk itulah, Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Kmabicab) Pramuka Kota Yogya, Haryadi Suyuti meminta seluruh pengurus Kwarcab Kota Yogya membuat kreasi gerakan baru. Terutama yang mengedepankan life skill bagi pesertanya. "Harus menciptakan kreasi baru. Meski, kegiatan Pramuka sangat banyak," ujarnya di sela pelantikan pengurus Gerakan Pramuka Kota Yogya, Senin malam (13/8) di ruang Bima kompleks balaikota Yogyakarta. Selain itu, lanjutnya, gerakan Pramuka juga dapat mengeratkan kebhinekaan. Dengan pembinaan-pembinaan yang positif Pramuka tentu generasi muda tidak akan terpengaruh dari paham-paham negatif yang dapat merusak tatanan dan keharmonisan bangsa. "Kita tahu bahwa negara kita adalah negara yg majemuk. Keberagaman itu membutuhkan upaya menjalin kebersamaan dan keeratan dalam naungan Pancasila," katanya. Ia menerangkan dengan adanya kreasi baru akan lebih baik dalam membangun karakter bangsa. Sebab, gerakan Pramuka selama ini, memang memiliki peran dalam pembangunan karakter terhadap generasi penerus bangsa. Pada pelantikan pengurus Kwarcab ini, Walikota Yogyakarta melantik Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi sebagai Ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogya. "Saya berpesan kepada ketua kwarcab yang dilantik untuk dapat menjaga amanah yang diberikan saat ini, agar terus memajukan gerakan Pramuka dan memberikan sumbangsihnya kepada Kota Yogya," ujarnya. Sementara itu di jumpai usai pelantikan selaku Ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogya, Heroe Poerwadi mengaku siap untuk mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membangun kepramukaan. Terlebih, Pramuka memiliki peran besar dalam membangun karakter generasi penerus. "Dengan begitu maka penanaman nilai atau karakter yang diwujudkan dalam kegiatan kepramukaan dapat lebih optimal. Kerja sama yang kuat merupakan pondasi dari kesuksesan sebuah pembangunan," terangnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kebersamaan Jelang Panen Raya Warga Rejowinangun
Meski terbatasnya lahan kosong di Kota Yogya ternyata tak menyurutkan semangat warga Kota Yogyakarta untuk bertani, semangat ini ditunjukkan oleh Warga Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede Kota Yogya. Hari ini, Selasa (14/8) mereka melakukan Panen Raya yang berupa padi dengan varietas IR64 dan 100 Kg lele lokal. Keberhasilan warga Rejowinangun menyulap lahan seluas 1700m2 ini tentunya tidak lepas dari usaha, kreatifitas, sekaligus kejelian dari warga Rejowinangun dalam melihat peluang untuk mengembangkan lahan diwilayahnya. Tak sampai disitu merekapun selalu menghidupkan kembali tradisi wiwitan yang merupakan sebuah upacara adat untuk mengawali masa panen padi. Tradisi di kalangan petani ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Tetapi, karena perkembangan zaman, tradisi tersebut semakin ditinggalkan. Kegiatan upacara adat tersebut diawali dengan kirab oleh warga yang mengenakan pakaian tradisional lengkap dan membawa berbagai gunungan dari hasil bumi seperti buah-buahan dan sayur. Setelah dilakukan doa bersama, kegiatan panen pun dilakukan. Prosesi ini ditutup dengan seluruh warga menyantap nasi lengkap dengan lauk ayam kampung yang sudah disajikan di wadah dari daun pisang. Dalam acara tersebut dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Ia mengungkapkan jika pihaknya sangat mengapresiasi panen raya dikawasan kampung agro Rejowinangun, menurutnya dengan adanya persawahan dikawasan perkotaan merupakan suatu hal yang langka dan patut untuk kita disyukuri. "Dengan kegiatan panen raya ini menjadi bukti bahwa dengan keterbatasan lahan di Kota Yogya, budidaya tanaman buah-buahan, perikanan ternyata masih tetap bisa diakukan" katanya dilokasi. Menurutnya prospek untuk pengembangan ekonomi melalui hasil pertanian ini cukup besar mengingat gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi buah, ikan dan sayur saat ini juga mulai akrab dan membudaya di tengah-tengah masyarakat kita. "Apalagi, hasil produk pertanian merupakan komiditas yang tidak akan lekang oleh waktu, sehingga sampai kapanpun manusia akan senantiasa membutuhkan supply pangan guna mencukupi kebutuhan hidupnya" ujarnya Ia berharap hasil panen tersebut juga dapat mengangkat ekonomi warga Rejowinangun. "Semoga dari hasil panen ini dapat menumbuhkan semangat gotong-royong, kebersamaan, kemandirian, dan kemampuan untuk menginspirasi wilayah lain untuk mencapai keberhasilan sehingga seluruh warga Rejowonangun dan Kota Yogyakarta mampu mencicipi manisnya kesejahteraan dan kemakmuran." ungkapnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Bintaran Deklarasi Kampung Bebas Asap Rokok
Warga Kampung Bintaran Kecamatan Mergangsan Yogyakarta mendeklarasikan sebagai kampung bebas asap rokok, ahad (12/8) pagi, yaitu memberikan aturan kepada perokok agar tidak merokok di sembarang tempat. Koordinator Kampung Bintaran Bebas Asap Rokok Andi Maulana mengatakan, deklarasi kampung bebas asap rokok tersebut merupakan kesepakatan warga. "Warga sepakat untuk tidak merokok di dalam rumah dan pertemuan," tandasnya. Kampung Tanpa Asap Rokok ini memberlakukan kebijakan larangan yang membatasi para perokok untuk tidak merokok di tempat umum. Nantinya juga akan disediakan kawasan khusus untuk para perokok. "Setelah deklarasi ini, kami sudah berencana untuk menyediakan kawasan khusus bagi para perokok," jelas ketua RW Menurut dia, deklarasi kampung bebas asap rokok tersebut bukan berarti melarang orang untuk merokok, namun membatasi aktivitas merokok yaitu hanya di tempat yang telah disediakan. "Ada aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan oleh warga saat akan merokok. Kami ingin membangun kesadaran agar warga bisa saling menghargai," imbuhnya. Ia meengatakan tujuan utama dari pembentukan kawasan bebas asap rokok adalah menurunkan angka perokok pemula yang masih cukup tinggi. Lokasi-lokasi yang dilarang untuk merokok di antaranya di dalam rumah, di tempat ibadah, di dalam kendaraan. "Yang terpenting adalah melindungi generasi muda agar tidak menjadi perokok karena biasanya mereka menjadi perokok karena kondisi lingkungannya," imbuhnya. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyambut baik deklarasi kampung Bintararan sebagai kampung bebas asap rokok. Ia mengapresiasi hal tersebut lantaran semua RW di bintaran adalah perokok. "Perokok tapi sadar bahwa rokok berbahaya adalah sesuatu yang luar biasa dan patut diapresiasi," kata Heroe Poerwadi usai deklarasi kampung bebas asap rokok di Bintaran. Ia optimistis warganya akan semakin menyadari bahaya merokok karena proses sosialisasi di masyarakat tentang pembentukan RW bebas asap rokok tersebut semakin mudah. "Banyak warga yang sudah mengetahui dampak buruk merokok. Pekerjaan ini tidak mudah, namun harus tetap dilakukan," katanya. Kawasan tanpa rokok, Ia melanjutkan, itu tidak hanya melarang orang untuk merokok saja, namun juga pada kawasan tersebut dilarang untuk memasang iklan rokok. Heroe menambahkan, Pemkot telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Dengan itu, pihaknya yakin KTR di Kota Yogyakarta sangat mungkin dilakukan. Substansi perda tersebut adalah melarang orang untuk merokok di kawasan tanpa rokok. "Bagi para pelanggar akan dikenai sanksi berupa pidana kurungan selama maksimal satu bulan dan denda maksimal Rp 7,5 juta," pungkasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wujudkan Smart City, Kolaborasi Jadi Kunci
Kota Yogyakarta saat ini tengah serius menapaki jalan menuju smart city, untuk itu integrasi sistem smart city terus dipersiapkan secara matang oleh Pemerintah Kota. Dituturkan oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, perwujudan smart city di Yogyakarta tidak sekedar langkah untuk mengejar prestisius, namun yang terpenting, smart city dapat memberikan manfaat dan kemudahan layanan kepada publik,sekaligus mencerdaskan masyarakat dan sinergis dengan kondisi sosio-kultural di Yogyakarta. "Smart city adalah amanat undang-undang, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberadaan smart city harus dapat memberikan solusi bagi berbagai permasalahan masyarakat, jangan mudah menolak apa yang diinginkan warga." Tutur Walikota dalam acara workshop mengenai penguatan implementasi smart city di Ruang Bima, Komplek Balaikota, Selasa (14/8) pagi. Lebih lanjut, Walikota mengatakan, perwujudan smart city sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals dan untuk mendukung hal tersebut diperlukan tiga hal penting, yakni political will, legal basis, dan strategi yang baik. "Zaman berkembang luar biasa, kalau kita gini-gini aja ya jalan di tempat, tidak usah takut untuk menjadi kreatif yang penting kita memberikan services terbaik ke masyarakat dan tetap ada di track yang benar" Tambah Walikota di hadapan peserta yang terdiri dari Kepala OPD di lingkungan Pemkot Yogyakarta serta camat dan lurah di seluruh Kota Yogyakarta Konsep Smart City sendiri sebagaimana diungkapkan oleh guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Suhono Harso Supangkat, merupakan kota yang dapat mengelola berbagai sumber dayanya secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan berbagai tantangan kota menggunakan solusi inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk menyediakan infrastruktur dan memberikan layanan-layanan yang dapat meningkatakan kualitas hidup warganya. "Untuk mewujudkan smart city diperlukan suatu kolaborasi yang menghimpun berbagai stakeholder, baik dari industri, pemerintah, pendidikan, komunitas maupun masyarakat." Katanya. Suhono menyebutkan, penerapan smart city harus sinergis dengan kondisi sosio-kultural yang ada di wilayah tersebut, smart city bukan sekedar adopsi teknologi, namun juga bagaimana mampu menjadi cerdas tanpa meninggalkan kearifan lokal. "Yogyakarta adalah hub yang menghubungkan antara kebutuhan dan persediaan. Hal ini adalah suatu tantangan bagi Yogyakarta. Menjadi industri hub harus punya platform yang kuat dan smart city dapat menjadi platform tersebut." Ungkapnya. Penerapan Smart City yang mengedepankan kolaborasi tersebut, menurut Walikota sejalan dengan semangat yang melandasi Kota Yogyakarta, yakni Segoro Amarto dan Gandeng-Gendong "Kata kuncinya ada di kolaborasi, dan co-creation, nah ini ini kan kalau di kita namanya gotong royong artinya sejalan dengan Segoro Amarto dan Gandeng-Gendong" Sebut Walikota Disebutkan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Edy Muhammad. Yogyakarta sebagai salah satu kota yang terpilih mengikuti Program Gerakan menuju 100 Smart City saat ini tengah melakukan penyusunan masterplan dan penentuan program. "Penyusunan smart city di Yogyakarta tak lepas dari konsep smart city versi Yogyakarta yang terdiri dari empat kata kunci utama yang dielaborasikan, yakni pendidikan, pariwisata, budaya, dan pusat pelayanan jasa. Menjadi sangat urgent untuk menyamakan persepsi kepada seluruh Kepala OPD dan Unit Kerja di Pemerintah Kota untuk bisa memahami tuntutan bahwa semua elemen Pemkot harus aktif terlibat dalam proses kerja pengembangan smart city di Yogyakarta" Katanya. (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ada Pasar Payung di Tegalrejo, Mampir Yuk!
Namanya pasar payung, tapi jangan kaget setibanya disana tidak menemukan penjual payung. Pasar yang berada di sepanjang jalan Bener, Tegalrejo Yogyakarta tersebut menjajakan aneka dagangan mulai dari kuliner hingga pakaian. Dinamakan pasar payung karena semua pedagang wajib mengenakan payung untuk menjajakan dagangannya. Begitu unik dan ikonik, kita pun disuguhi beragam barang-barang dan kuliner menarik. Pasar yang baru saja dilaunching pada ahad, (12/8) pagi tersebut hadir sepekan sekali yakni tiap ahad pagi sejak pukul 06:00 hinggga 12:00 wib. Selain cocok untuk belanja, pasar payung juga cocok untuk jalan-jalan bersama keluarga karena pasar payung bakalan dilengkapi dengan sederet hiburan untuk memeriahkan dan menyambut pengunjung. Hiburan yang dihadirkan pun beragam, mulai dari konser musik, panggung budaya, lomba anak-anak, dan sederet acara menarik lainnya. Kepala Desa Bener Sri Suparbiyono menjelaskan, Awal muncul pasar tersebut tak lain karena ide dan gagasan para warga Kelurahan Bener yang ingin memajukan perekonomian dan menjadikan kampung wisata di daerah tersebut. Nama Pasar Payung sendiri, sambungnya, diambil dari payung warna-warni yang dipakai untuk penutup setiap lapak. Setelah mendapat persetujuan dari seluruh warga, akhirnya nama tersebut dipakai dan digunakan sebagai ciri khas. "Awalnya hanya disediakan total 40 unit payung, berkat antusias masyarakat maka stand penjualan bertambah menjadi 130," imbuhnya. Sri Suparbiyono menambahkan, Penjual di Pasar Payung diutamakan untuk warga Kecamatan Tegalrejo, khususnya bagi warga Kelurahan Bener. "Barang yang dijual sangat beragam, layaknya pasar pada umumnya. Ada produk makanan, pakaian, hingga barang-barang daur ulang," urainya. Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi nampak antusias ketika meresmikan dibukannya Pasar Payung di Tegalrejo tersebut. Ia menilai Pasar Payung bakan menjadi ikon baru Kota Yogyakarta. "Pasar Payung harus memiliki ciri khas tersendiri untuk menarik perhatian, sehingga pasar payung menjadi kuat dan memiliki daya tarik," ujarnya. Heroe mengingatkan, Supaya tidak muncul masalah panitia harus benar-benar tegas, jangan sampai ada pedagang yang tetap jualan di luar hari minggu. "Pasar ini kan dibuka khusus hari minggu saja, kedepan jangan sampai ada penumpang gelap, pedagang yang nekat berjualan di luar jadwal yang telah ditentukan," tandsanya. Pasar Payung, sambungnya, merupakan modal besar untuk pemberdayaan UMKM. Pasar tersebut dibuat untuk menjajakan hasil produksi warga setempat sehingga perekonomian pun meningkat. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Kukuhkan 39 Paskibraka Kota Yogyakarta
Bertempat di Ruang Bima Kompleks Balaikota, Pasukan Pengibaran Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Yogyakarta tahun 2018 resmi dikukuhkan Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Selasa (14/8). Paskibraka ini akan mengemban tugas menaikkan bendera merah putih pada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-73 tanggal 17 agustus mendatang. Acara terlebih dulu dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian 39 anggota Paskibraka yang akan dikukuhkan Haryadi mencium bendera merah putih secara bergantian dilanjutkan prosesi pengukuhan. Dalam arahannya, Haryadi mengingatkan amanah menaikkan bendera merah putih tidak mudah. Untuk itu Ia berpesan agar anggota Paskibraka bisa melaksanakan tugas dengan baik. Pada kesempatan tersebut, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengakatan jika anggota Paskibra yang telah dikukuhkan merupakan generasi muda pilihan yang merupakan ujung tombak dari pembangunan dan kesatuan bangsa. "Mereka adalah generasi pilihan yang maju dan menjadi ujung tombak dari pembangunan dan kesatuan bangsa," katanya. Ia berharap anggota Paskibra Kota Yogya yang telah dikukuhkan dapat menjadi contoh keteladanan, bermoral, dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi bagi masyarakat di sekitarnya. "Dapat menjadi contoh keteladanan, bermoral, dan memiliki jiwa nasional yang tinggi bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya," imbuhnya. Sementara itu untuk menumbuhkan nasionalisme, Haryadi meminta seluruh anggota Paskibraka untuk memasang bendera merah putih di kamar tidur masing-masing. "Saya minta yang kamar tidurnya belum ada bendera, segera di pasang bendera merah putih, ini penting untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bangsa ini," tandasnya. Selain itu, Haryadi juga meminta mereka untuk mematangkan latihan. Pada puncak gladi bersih pun Haryadi ingin tidak ada kesalahan sekecil apapun. "Masih ada hari untuk berlatih, terus serius dan jangan ada kesalahan sedikitpun dalam mengemban amanah ini," tegas Haryadi. Upacara kemudian diakhiri dengan pemberian ucapan selamat kepada anggota Paskibraka yang telah dikukuhkan. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Heroe Poerwadi Ajak Emak Emak Diskusi Pangan
Puluhan ibu rumah tangga alias emak-emak yang memiliki usaha produksi pangan rumahan berkesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Balaikota Yogyakarta, Rabu (15/8). Dalam kesempatan tersebut, para peserta yang mayoritas adalah para ibu rumah tangga tak segan-segan memamerkan hasil produk mereka dihadapan Heroe Poerwadi. Bahkan ada yang meminta Heroe untuk mencicipi. Heroe yang pada kesempatan itu menjadi narasumber mengajak para pelaku UMKM/Industri Rumah untuk melengkapi usahanya dengan Nomor Industri Rumah Tangga Pangan (Nomor IRTP). "Sebab bisnis sektor makanan akan mendapatkan profit yang maksimal jika kita pintar dalam mengelola serta tidak berhenti berinovasi," kata Heroe. Ia berharap fasilitas IRTP bisa mendukung usaha masyarakat dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Ia ingin para pelaku idustri kuliner yang berbasis rumahan menjadi bagian dari program gandeng gendong. Pemerintah Kota Yogyakarta, sambungnya, tengah melakukan pendataan terhadap warganya yang memiliki usaha membuat snack maupun catering. Data tersebut selanjutnya dihimpun dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) snack. "Pak Dalbang (Pengendalian Bangunan) bikin SIM snack tentang data jumlah kecamatan yang bisa dibeli snacknya. Kemudian OPD didorong mengambil snack di berbagai kecamatan yang berbeda. Nanti kita pantau apakah OPD membeli di snack di kecamatan yang sesuai dengan penugasan," urainya. Ia pun mendorong para ibu rumah tangga pelaku UMKM untuk mendaftarkan usahanya ke SIM-Snack. Namun Heroe meminta agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas sehingga mampu bersaing. "Sebab bisnis sektor makanan akan mendapatkan profit yang maksimal jika kita pintar dalam mengelola serta tidak berhenti berinovasi," jelasnya. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Fita Yulia Kisworini menurutkan, Diklat Keamanan Pangan untuk Pengusaha Industri Rumah Tangga Pangan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara menyajikan produk yang sehat dengan sertifikasi. "Industri rumah tangga pangan dapat menjadi salah satu pilihan yang tidak boleh di remehkan. Banyak usaha industri pangan yang dibangun dari ruang dapur rumah tangga dan terbukti terus tumbuh dan sukse," papar Fita. Dengan mengikuti Diklat tersebut, diharapkan para pelaku usaha memiliki kompetensi untuk memproduksi produk industri rumah tangga pangan yang memenuhi standart kemanan pangan. "Produk bapak ibu segera didaftarkan perijinannya di Dinas Kesehatan untuk memperoleh izin edar berupa Nomor Industri Rumah Tangga Pangan (Nomor IRTP)," tandasnya. Fita mengatakan, jika penyuluh tentang keamanan pangan produk olahan pangan merupakan program rutin yang dilakukan oleh Dinkes Kota Yogya. Setiap kali penyuluhan diikuti oleh 60 sampai 70 perserta yang terdiri dari IRTP baru yang mulai atau merintis usahanya. "Kegiatan penyuluhan ini bukti hadirnya pemerintah dalam menjamin keamanan pangan di masyarakat,"ujarnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Yogya Memberi Motivasi ke 38 Pakibraka
Sebanyak 38 paskibraka mengikuti training motivasi yang digelar di Wisma Sargede. Rabu (15/8). Sebelum mengibarkan sang saka merah putih pada upacara peringatan HUT RI ke-73 yang jatuh pada hari jumat mendatang, siswa siswi diberikan motivasi agar senantiasa lancar dalam menjalankan tugasnya. Dalam acara yang di gelar di gedung pertemuan Wisma Sargede dihadiri oleh Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Anggoro Sulistyo dan Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Dalam kesempatan tersebut, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, juga memberi motivasi kepada 38 paskibraka agar memiliki kebanggaan karena terpilih mewakili sekolahnya. "Tidak semua orang terpilih untuk menjalankan tugas mulia menaikan dan menurunkan bendera merah putih pada HUT RI" ujarnya. Selain itu Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menceritakan sejarah mengenai kota Yogyakarta dan menceritakan bagaimana HUT RI sangat penting untuk di peringati sebagai Kemerdekaan Indonesia. Karena itu, lanjutnya, siswa yang terpilih harus punya kebanggaan, namun kebanggaan tersebut jangan hanya pada saat menjalankan tugas tanggal 17 Agustus, namun kebanggaan tersebut harus nyata dalam sikap hidup setiap hari di sekolah dan lingkungan sekitar. Menurutnya tantangan pemuda masa kini dihadapkan pada peran penting pemuda sebagai pelaku aktif dan kritis guna mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dan disegani. Eksistensi Indonesia masa depan sangat tergantung pada kekuatan kolektif pundak para pemuda untuk terus memanggulnya. "Eksistensi pemuda tidak hadir pada ruang yang kosong, sebab perannya senantiasa strategis, dan berada di setiap kejadian penting sejarah perjalanan bangsa. Wajah Indonesia masa depan sebagian tergambar pada potret para pemuda masa kini" katanya. Ia berharap agar para paskibraka menjadi generasi muda yang tangguh dan menjadi anak yang santun dan berbakti kepada orang tuanya. "Jangan lupa tetaplah jadi anak yang santun dan berbakti kepada orang tua karena merekalah yang bisa membuat kalian seperti ini membuat kalian menjadi putra putri indonesia". uangkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jaring Pemilih Pelajar, KPU lakukan Perekaman KTP pada hari Sabtu dan Minggu
Dalam rangka memberikan pelayanan dan melindungi hak pilih warga masyarakat Kota Yogyakarta, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Yogyakarta menggelar layanan perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-El) bagi warga Kota Yogyakarta yang belum melakukan perekaman data untuk KTP-El. Perekaman telah dilaksanakan pada tanggal 13 hingga 16 Agustus dan diperpanjang pada hari Sabtu (18/) dan Minggu (19/8) mendatang. Dituturkan oleh Ketua KPU Kota Yogyakarta, Wawan Budiyanto, hal tersebut dilakukan untuk menjaring siswa SMA/SMK yang belum bisa melakukan rekam KTP-El "Sabtu dan Minggu kan mereka libur sehingga bisa ikut perekaman di Kantor KPU. Waktunya untuk Sabtu dari pukul 08.00 " 15.30 dan Minggu pukul 08.00 sampai 12.00" Tuturnya saat Jumpa pers di Kantor KPU Kota Yogyakarta, Rabu (15/8) Wawan mengungkapkan, di Kota Yogyakarat tercatat 3.668 orang belum melakukan perekaman KTP-El dan 75 persen di antaranya merupakan pemilih pemula yanga pada saat ini belum genap 17 tahun naum pada hari H pencoblosan sudah berusia 17 tahun dan punya hak untuk memilih "Kami berharap mereka memanfaatkan waktu untuk melakukan perekaman" Tandas Wawan. Lebih lanjut, Wawan mengungkapkan, hasil rekam KTP-El tersebut akan segera diolah ke Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang paling lamabt akan diumumkan pada tanggal 21 Agustus 2018 mendatang, namun demikian Wawan mengatakan, mereka yang tidak masuk dalam DPT bisa langsugn datang ke TPS setempag dengan membawa KTP-el "Mereka yang tidak masuk dalam DPT akan masuk pada pemilih khusus, tinggal datang ke TPS membawa e-KTP. Nanti mereka mencoblos dari pukul 12.00 " 13.00 menggunakan surat suara cadangan" Tambahnya Wawan menambahkan, perekaman data KTP-El dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan suara yang dibutuhkan karena keterbatasan surat suara cadangan yang juga digunakan bagi mereka yang merupakan warga pendatang atau warga luar kota yang menggunaakn hak suaranya di Kota Yogyakarta melalui form A5 "Jumlah surat suara cadangan hanya 2 persen dari total keseluruhan yang ada di tiap TPS. Saat ini kami sudah melakukan sosialiasi ke 17 sekolah untuk mendorong para pelajar ini agar segera melakukan perekaman KTP-El sebelum Pemilu 2019" Pungkasnya. (ams)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Prawiro Coffe Festival Dua, Heroe Poerwadi Ingin Yogyakarta Menjadi Destinasi Wisata Kopi
Sukses di tahun pertamanya, Komunitas Kopi Nusantara kembali menggelar Prawiro Coffe Festival #2 (PCF#2) di sepanjang Jalan Prawirotaman II, Yogyakarta, Kamis (16/8). Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi pun ingin Yogyakarta menjadi destinasi wisata kopi. Heroe Poerwadi mengapresiasi Prawiro Coffe Festival #2, menurutnya event yang digelar bersamaan dengan malam peringatan ulang tahun Kemerdekaan RI tersebut bakal menjadi pendongkrak Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata kopi. Yogyakarta tidak hanya dikenal dengan kuliner gudeg dan bakpia. Ternyata kopi juga menjadi tujuan wisata juga. "Ini bisa jadi event tahunan rutin, Yogya bisa menjadi daerah tujuan wisata kopi," kata Heroe. Menurutnya, Yogyakarta adalah kota yang terbuka bagi semua orang termasuk bagi para penikmat dan pegiat kopi. "Jogja itu untuk semua. Karena itulah saya sengaja datang kesini sore hari sebagai bentuk apresiasi. Saya sangat mendukung Prawiro Coffe Festival 2018 dan berharap bisa berlanjut di tahun-tahun berikutnya," terangnya. Ketua Panitia Prawiro Coffee Festival #2 Anggi Dita mengatakan tahun kedua ini, panitia akan membagikan gratis ribuan cup kopi dari berbagai daerah di Indonesia. "Tahun ini mengambil tema Tirakatan Sambil Ngopi," imbuhnya. Seperti tahun lalu, sambungnya, acara Prawiro Coffee Festival #2 ini para peserta adalah pelaku bisnis kopi, coffeeshop dan petani kopi hingga bisnis industri ikutannya. Peserta datang dari berbagai daerah dari Yogyakarta Sumatera, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, hingga Bali. "Komunitas Kopi Nusantara ingin menggaungkan PCF#2 sebagai event berbasis wilayah menjadi event yang diakui secara nasional, bahkan Internasional," ucapnya. Ia melanjutkan, acara ini mengambil tema Tirakatan Sambil Ngopi, karena memang digelar bersamaan dengan malam peringatan ulang tahun Kemerdekaan RI. Ada yang berbeda di tahun kedua ini, PCF#2 memiliki moment spesial yakni tos kopi bareng. Momen ini serentak dilakukan di Jalan Prawirotaman II oleh Wakil Walikota Yogyakarta bersama pengunjung, peserta dan masyarakat sekitar. Anggi mengatakan momen tos kopi bareng ini bertujuan menggelorakan kopi nusantara. Selain itu melalui PCF#2 ini dapat mendorong terwujudnya sebagai kota wisata sekaligus menjadi rintisan terwujudnya Yogyakarya sebagai kota wisata kopi. Selain itu, kata Anggi ada pengumpulan donasi untuk korban gempa bumi di Lombok beberapa waktu lalu. "Kami sediakan kotak donasi di beberapa titik bagi yang ingin donasi Lombok," katanya. (Tam)