Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Gandeng BPJS, Pemkot Yogyakarta Dapuk Beringharjo Sebagai Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS) mendapuk sekaligus meresmikan Pasar Beringharjo sebagai Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, jum"at (24/8)/ Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengapresiasi sekaligus mendorong agar ide pasar sadar jaminan sosial ketenagakerjaan bisa diperluas di pasar-pasar lain di wilayah Yogyakarta. "Pemerintah Kota Yogyakarta memandang penting perlindungan terhadap pasar tradisional beserta perkembangannya dalam rangka menjaga taraf hidup ekonomi rakyat," Kata Haryadi Suyuti usai meresmikan Beringharjo sebagai Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Pasar Sadar ini, sambungya, juga sebagai pusat perputaran roda ekonomi yang menunjang dinamika sosial budaya Kota Yogyakarta, menyentuh langsung kepada masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi. "Kegiatan Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kali ini adalah salah satu perwujudan dari semangat Segoro Amarto, Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyakarto, serta semangat Gandeng-Gendong," tandasnya. Haryadi menjelaskan, Para pedagang pasar, karyawan, buruh gendong, supplier, serta berbagai profesi yang setiap harinya beraktivitas di pasar sangat membutuhkan jaminan rasa aman dan nyaman. "Terutama dalam hal perlindungan resiko sosial ekonomi yang mungkin terjadi dalam kegiatan transaksi jual beli, kegiatan produksi, maupun misalnya dalam proses pengangkutan pemindahan barang-barang yang diperjualbelikan di pasar," imbuh Haryadi. Haryadi menegaskan fungsi dari jaminan tersebut adalah untuk membantu peserta saat terjadi musibah. Peserta juga akan lebih guyub karena selain mendapatkan manfaat untuk dirinya, juga akan memberikan manfaat kepada peserta lain yang pada saat tertentu mengalami musibah. Namun begitu, Haryadi pun meminta kepada BPJS untuk memberikan kemudahan pengajuan pembayaran klaim. Dalam kesempatan yang sama Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Yogyakarta, Ainul Kholid mengatakan, Pasar sadar diluncurkan dalam rangka menjaring peserta dari bukan penerima upah khususnya di Pasar Beringharjo Yogyakarta. "Harapannya adalah -covered- peserta BPJS Ketenagakerjaan bisa lebih luas sehingga seluruh pekerja baik penerima upah maupun bukan penerima upah (pedagang pasar) bisa menjadi peserta BPJS Ketanagakerjaan," paparnya. Dengan begitu, Ainul menambahkan, semua pelaku eknomi di pasar tertangani program BPJS Ketanagkerjaan, sehingga kalau terjadi risiko baik itu saat melakukan pekerjaan maupun kematian sudah tidak memberatkan yang bersangkutan maupun keluarganya. Pada kesempatan tersebut BPJS Ketenagakerjaan Yogyakarta juga menyerahkan bantuan fasilitas kendaraan roda tiga kepada Walikota Yogyakarta yang disaksikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Yogyakarta. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Gebyar PAUD 2018, Orang tua Dituntut Kepo
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pendidikan kembali menggelar Gebyar PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kota Yogyakarta untuk anak sekolah usia dini se-Kota di Gedung Kotak Taman Pintar Yogyakarta, Senin (27/8). Dalam kesempatan itu Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengajak para orang tua untuk selalu menanyakan segala sesuatu yang dialami anak-anaknya alias kepo. "Di era seperti ini orang tua harus kepo kepada anak-anaknya, hal ini penting untuk mengetahui sejauhmana pergaulan anak-anak kita," ucap Haryadi saat menghadiri Gebyar PAUD Kota Yogyakarta di Taman Pintar. Haryadi pun mengingatkan, orang tua harus mengetahui dengan siapa anaknya bergaul, jangan sampai orang tua abai bahkan tidak tahu dengan siapa dan dimana anaknya berada ketika beraktifitas diluar rumah. Para Orang tua pun diharapkan memberikan perhatian, pengayoman kepada anak sebgai sumbangan yang besar dimasa yang akan datang. Ornagtua juga diharapkan memperlakukan anak sebagai suatu pribadi yang utuh yang memiliki, keinginan pendapat dan suara yang harus diperhatikan. "Anak anak kita juga ingin suara mereka didengar oleh para orang tua. Mereka juga ingin diperhatikan. Masa anak-anak merupakan masa emas, untuk mengoptimalkan kemampuan dasar yang dimiliki anak anak. Sekaligus merupakan masa masa kritis apabila salah dalam mendampingi mereka,"ujar Walikota. Haryadi pun mengapresiasi kegiatan tahuan ini, menurutnya Gebyar Paud memiliki makna yang sangat besar dalam membina dan menumbuhkembangkan minat dan bakat anak-anak, karena kelak anak anak itulah akan menjadi pewaris dan penerus bangsa, pewaris cita-cita serta perjuangan bangsa untuk mengisi dan melajutkan pembangunan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Gebyar PAUD tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) memberikan jaminan ketenagakerjaan dan kematian. "Saat ini memang baru ada 63 guru PAUD yang terdaftar, sementara sisanya yakni masih 1067 yang belum terdaftar," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri suasana. Ia berharap semua guru terdaftar jaminan ketenagakerjaan, dengan begitu mereka tidak perlu resah lagi karena sudah ditanggung oleh BPJS. "Nanti biayanya kita ambilkan dari beberapa CSR, ini juga bagian dari program gandeng gendong Bapak Walikota," tandasnya. Dalam kesempatan tersebut Walikota Yogyakarta juga memberikan penghargaan kepada Bunda PAUD Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun sebagai Insan Peduli Paud. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Peringati HUT Ke-73 Kemerdekaan RI Bersama Warga RW 08 Sorosutan
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti memperingati HUT Ke-73 kemerdekaan RI bersama warga RW 08 Kelurahan Sorosutan. Dalam kesempatan tersebut Haryadi menyerukan pentingnya menjaga kemerdekaan dengan menyiapkan generasi muda yang tangguh. "Generasi muda menjadi penentu masa depan bangsa ini. Untuk menghadapi tantangan yang semakin berat, generasi muda harus punya daya saing yang kuat dan produktif," ucap Haryadi. Generasi muda Indonesia tidak boleh melupakan sejarah perjuangan bangsanya. Khususnya bagi pemuda Yogyakarta. "Saya melihat banyak anak-anak di sini, para panitia kebanyakan juga para pemuda, ini pertanda bahwa masih ada perhatian terhadap bangsanya," ucapnya. Pemuda harus bangga dengan kebudayaan lokal dan memahami sejarah berdirinya bangsa ini. Pemuda harus mengingat Indonesia merdeka bukan karena pemberian dari penjajah, tapi dengan pengorbanan jiwa dan raga. Ia menyampaikan malam tirakatan sudah menjadi tradisi di masyarakat. Acara ini juga tidak hanya, diselenggarakan di kampung-kampung. Hal itu bagian dari ekspresi dan ungkapan kebahagian yang dirasakan masyarakat tentang kemerdekaan. Selain itu, Haryadi juga mengapresiasi kegiatan tersebut, Ia menilai RW 08 Kelurahan Sorosutan berhasil menggelar kegiatan secara mandiri. "Biasanya kan gabungan beberapa RW, ini bagus dan pantas menjadi contoh bagi yang lain," ucap Haryadi. Dengan semarak kemerdekaan yang digelar di tiap RW akan semakin bagus untuk mengasah semangat generasi muda/ "Peringatan hari kemerdekaan adalah wujud syukur sekaligus tanggungjawab kita terhadap bangsa ini," jelasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Tutup HUT Ke-68 GP GPIB
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi secara resmi menutup acara Ulang Tahun Gerakan Pemuda Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GP GPIB) di The Rich Hotel, Minggu (26/8). Acara yang berlangsung selama tiga hari tersebut mengambil tema Membangun Spiritualitas Damai yang Menciptakan Pendamai dengan tagline Spiritual Journey of Unity in Diversity dan diikuti oleh 198 peserta dari 26 provinsi di indonesia. Dalam sambutannya Heroe mengemukakan bahwa Kota Yogyakarta tidak memiliki sumber daya alam tetapi diberikan karunia berlebih untuk manusianya. Sekitar 400 ribu mahasiswa yang ada di 116 PTS dan 6 PTN di yogyakarta, separuhnya berasal dari berbagai daerah dan selama ini selalu hidup menyatu dalam keberagaman. "HaI inilah yang menjadikan warga Yogyakarta memiliki kemampuan untuk menghimpun dan mengasah diri agar tetap eksis dalam berbagai kegiatan", Tutur Heroe Namun demikian, Heroe juga mengingatkan bahwa banyak godaan dalam menjaga menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, misalnya melalui penyebaran hoax yang marak dilakukan melalui media sosial "Selalu ada akun ataupun kelompok yang mencari-cari masalah yang sebenarnya tidak ada dengan menajamkan perbedaan maupun mendorong pikiran negatif untuk menista atau mencederai kebersamaan di masyarakat. Karena itu harus diwaspadai agar masyarakat kita tidak menjadi lahan subur bagi pihak pihak yang mengadu domba yang tidak menginginkan bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan mampu meraih cita-cita bagi kesejahteraan masyarakatnya", Imbuh Heroe. Untuk itu, Heroe mengajak seluruh peserta acara dapat menjadi prajurit penjaga kedaulatan bangsa melalui gadgetnya dan tidak pernah menjadikan perbedaan sebagai masalah namun sebagai kekuatan yang mampu mewarnai bangsa ini sebagai entitas NKRI. "Saya harap Yogyakarta sebagai tempat kegiatan mampu mengingpirasi seluruh peserta melalui kekayaan historisnya dan keberagaman masyarakatnya" Tambah Heroe Cyntia Santoso, Ketua Dewan GP GPIB Pusat, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Kota Yogyakarta dan berharap kegiatan ini dapat menghasilkan kader yang aktif dalam lingkup internal dan masyarakat untuk menghadirkan damai sejahtera bagi Bangsa Indonesia. Ketua Panitia, Hertog Sambenthiro menambahkan kegiatan yang dibuka oleh GKR Hemas ini dapat menyemangati peserta untuk menjadi agen perdamaian di tengah masyarakat yang plural.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tangkal Kecanduan Gawai, Yogyakarta Gelar Festival Dolanan Anak
Merespon maraknya penggunaan gawai pada anak-anak secara berlebihan, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan menggelar Festival Dolanan Anak di Taman Siswa, Selasa (28/8). Acara tersebut merupakan wujud perhatian Pemkot Yogyakarta terhadap masa depan anak-anak terhadap ancaman gawai yang semakin serius. "Saat ini gawai menjadi ancaman bagi anak-anak kita, mereka begitu gemar bermaian gawai karena memang menyedikan banyak aplikasi yang menyenangkan bagi mereka," kata Kepala Bidang Seni dan Adat Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Mukti Wulandari disela-sela acara. Menurutnya saat ini anak-anak lebih senang bermain gawai daripada bermain dolanan anak. Untuk itulah dolanan anak menjadi permainan alternatif bagi mereka. "Festival ini dilakukan supaya budaya tidak hilang, tergerus dengan adanya perkembangan gadget. Melalui festival ini juga mau menunjukkan ke anak-anak, ini lho ada permainan yang lebih menyenangkan dibanding gadget," jelasnya. Selain itu, festival dolanan anak tentu sebagai sarana untuk melestarikan dolanan anak. Agar tidak tergerus dengan perkembangan zaman. Ia mengungkapkan dolanan anak bisa membentuk karakter anak. Dalam dolanan anak, anak bisa belajar berbagai, menerima kekalahan, juga membuat fisik sehat. "Ini yang harus kita dorong, makanya pesertanya ada anak kecil ada yang agak besar. Supaya setelah festival ini mereka bisa mengajak teman-teman yang lain," imbuhnya. Untuk semakin mengenalkan dolanan anak, Mukti berencana akan mengajak seluruh PAUD untuk memberikan pengenalan kepada anak-anak tentang dolanan anak. "PAUD sangat strategis sebagai wahana pengenalan, karena disanalah awal perkembangan anak-anak kita, jadi sebelum mereka mengenal dunia luar kita kenalkan dulu dolanan anak ini," tandasnya. Mukti optimis Yogyakarta bisa melakukan hal tersebut, Ia menyebut Yogyakarta memiliki 570 jenis dolanan anak. Festival diikuti oleh 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Masing-masing kecamatan mengirimkan wakil maksimal 25 anak. "Para peserta festival tersebut menampilkan 5 jenis dolanan anak. Kita gelar selama tiga hari sejak hari ini sampai 30 agustus mendatang," kata Mukti menambahkan. Salah satu peserta Festival Dolanan Anak dari Kecamatan Jetis, Noval mengaku, lebih banyak melihat teman-temanya beramian gawai daripada bermainan dolanan anak. "Tapi kalau di rumah saya masih sering bermain kelereng sama teman-teman," kata Siswa kelas 8 tersebut. Ia mengaku senang dengen permainan dolanan anak, namun terkadang ia kesulitan mencari teman untuk diajak bermain dolanan anak. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
DLH Yogyakarta Gelar Uji Emisi Gas Buang Kendaraan
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup menggelar uji emisi gas buang kendaraan di Kantor LPP Jalan Urip Sumoharjo, Selasa (28/8). Uji emisi dilakukan secara gratis alias bebas biaya. Kegiatan tersebut digelar selama tiga hari yakni pada hari Selasa (28/8) di kantor LPP Jalan Urip Sumoharjo, hari Rabu (29/8) bertempat di Balai Pamungkas Jalan Atmosukarto, dan hari Kamis (30/8) di Museum Perjuangan di Jalan Kolonel Sugiyono. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Suyana menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan (EKUP) dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). "Pelaksanaan EKUP meliputi kegiatan Uji emisi kendaraan bermotor khusus roda 4 (empat), pemantauan roadside kualitas udara ambient, serta pemantauan volume dan kecepatan lalu lintas," ucap Suyana. Uji emisi dilakukan kepada kendaraan umum maupun pribadi roda empat dengan menggunakan metode random sampling di lalu lintas yang dilewati apda setiap lokasi titik pengujian. Manfaat dari kegiatan ini, sambung Suyana, untuk memantau pencemaran emisi sumber beregrak melalui implementasi kebijakan terkait pengendalian pencemaran secara terkoordinasi dan terpadu di Kota Yogyakarta, khususnya dari limbah pencemaran asap kendaraan bermotor. "Kegiatan ini melibatkan DLH Kota Yogyakarta, UGM, Satlantas Polresta Yogyakarta, dan UPT Laboratorium Kualitas Lingkungan Kota Yogyakarta," imbuhnya. Kepala UPT Laboratorium Pengujian Kualitas Lingkungan DLH Kota Yogyakarta, Sutomo menyebut, di hari pertama uji emisi berlangsung didapati 95 persen dari 350 kendaraan dinyatakan lolos uji emisi. "350 kendaraan tersebut terdiri dari 200 kendaraan yang berbahan bakar bensin, sementara 150 lainnya berbahan bakar solar," jelasnya. Kendaraan yang dinyatakan lolos uji emisi adalah kendaraan yang memenuhi baku mutu uji emisi. Namun dari data yang kita temukan, banyak yang lolos uji emisi. "Misalkan di bensin ada uji hidrokarbon dan karbon monoksida. Ketika di bawah baku mutu, maka lolos uji. Ketika di atas, tidak lolos dan dia harus servis ulang atau ke bengkel," imbuhnya menjelaskan. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sanggar Bayu Mataram Hibur Warga Purbayan Lewat Seni Budaya
Sanggar Bayu Mataram unjuk gigi melalui gelar seni budaya yang berlangsung hari ini, Selasa (28/8) di Kampung Gedongan, Purbayan, Kotagede. Gelar seni budaya berlangsung hingga kamis (30/8). Gelar seni budaya tersebut berhasil menyita perhatian warga setempat, tidak kurang 500 orang berkumpul menyaksikan pentas pertama Sanggar Bayu Mataram yakni reog ponorogo. Sanggar seni budaya yang bermarkas di Kampung Gedongan tersebut menampilkan sederet kesenian budaya seperti, wayang kulit, reog ponorogo, kirab bregodo, keroncong, ketoprak hingga karawitan. Ketua Panitia Gelar Seni dan Budaya Gedongan, Sutopan Basuki mengatakan, kegiatan tersebut merupakan upaya untuk melestarikan seni dan budaya sekaligus menghibur warga setempat. "Kegiatan ini kami gagas untuk memberikan hiburan kepada warga, khususnya kecamatan Kotagede," ucap Sutopan. Selain itu, kegiatan tersebut untuk memotivasi para pelaku seni di Kampung Gedongan, sekaligus wujud kecintaan warga Gedongan pada seni dan budaya Yogyakarta. "Kegiatan ini sepenuhnya diprakarsai oleh warga kampung Gedongan, dan ada beberapa dari Kelurahan Purbayan," imbuhnya. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi pun ikut menyaksikan langsung penampilan Sanggar Bayu Mataram. Heroe mengaku bangga sekaligus mendorong Sanggar Bayu Mataram menjadi pelopor dan penggerak seni budaya di Yogyakarta pada umumnya. "Saya berharap Sanggar Bayu Mataram menjadi ujung tombak dalam kaitanya melestarikan seni budaya Yogyakarta," kata Heroe di sela-sela acara. Heroe mengingatkan, saat ini gawai menjadi ancaman berat generasi muda mendatang. Karena itulah, Ia berharap Sanggar Bayu Mataram mampu mengajarkan para generasi muda untuk cinta seni dan budayanya. "Jangan sampai anak-anak kita mengenal budaya luar sementara budayanya sendiri mereka tidak tahu. Inilah yang menjadi tugas kita bersama, dan saya berharap Sanggar Bayu Mataram dan sanggar lainya di Kota Yogyakarta mampu mengatasi ancaman ini," tandasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Penanggulangan Kemiskinan Di Kota Yogya Terus Dilakukan
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Yogyakarta terus berupaya mengatasi kemiskinan yang terjadi di Kota Yogya, salah satu upaya yang dilakukan adalah membentuk Forum Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (CSR) Kota Yogyakarta yang beranggotakan para pemangku kepentingan, yakni Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogya mengatakan tujuan dibentuknya forum tersebut adalah untuk membangun kesepahaman antara Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat bahwa pembangunan di Kota Yogyakarta adalah tanggung jawab bersama. "Apabila telah memilih Kota Yogyakarta sebagai lokasi berbisnis untuk mengembangkan usahanya, maka wajib membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Yogyakarta" ujarnya di Graha Pandawa Balaikota Yogya, Selasa (28/8). Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyembut baik dengan dibentuknya Forum Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (CSR) Kota Yogyakarta. Menurutnya dengan adanya forum tersebut dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan di Kota Yogya. "Dengan adanya forum ini kiranya segenap warga masyarakat Kota Yogyakarta dapat segera merasakan tingkat kesejahteraan yang lebih baik" katanya . Ia pun menghimbau kepada segenap pelaku dunia usaha yang memiliki lokasi bisnis di Kota Yogyakarta, untuk dapat membantu memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat serta mengentaskan kemiskinan. "Dengan adanya Forum ini saya berharap kita semua dapat bersinergi bersama-sama mengatasi masalah kemiskinan, kesejahteraan dan tantangan-tantangan perkotaan lainnya secara efektif dan tepat sasaran. Karena hanya dengan bersatu bahu-membahu kita bisa mencapai tujuan yang diharapkan" ungkapnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Lepas 5 Truk Bantuan Untuk Lombok
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan Rumah Zakat melepas 5 truk bantuan logistik untuk korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bantuan diantaranya berupa selimut, pembersih air, tenda, makanan, kebutuhan pokok, dan susu. Dengan menggunakan jalur darat dan laut diperkirakan bantuan akan tiba dalam tiga hari. Dengan adanya bantuan tersebut, Wawali berharap besar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Gempa Lombok agar kembali bangkit dan memperbaiki kondisi sosial masyarakat Lombok menjadi lebih baik. "Kita berharap bantuan ini bisa dimanfaatkan. Mari kita semua untuk bersama-sama meringankan saudara-saudara kita di Lombok," jelasnya di Halamn Balaikota (29/8). Ia pun juga berterima kasih kepada seluruh warga Kota Yogya atas semangat dan kebersamaan melalui penggalangan bantuan tersebut. "Mudah-mudahan sedikit banyak bantuan yang diberikan mampu menjadi suntikan energi agar masyarakat Lombok dapat melewati masa-masa sulit ini dengan baik sekaligus menarik hikmah dari setiap peristiwa" ungkapnya Sementara untuk Rumah Zakat, Wawali berharap kedepan Rumah Zakat semakin dapat memberi arti bagi umat manusia, seiring dengan perannya untuk senantiasa istiqomah mengajak para donatur, mitra, pemerintah, media, dan masyarakat secara umum untuk berbuat nyata berbagi bahagia. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Tanggapi Pencanangan KKG PKK KKBPK KES Tahun 2018
Kegiatan Kesatuan Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga Kesehatan Tahun 2018 ( KKG PKK-KKBPK-Kesehatan), diadakan kembali, di Ruang Rapat PKK, Pemkot Balaikota, Selasa (28/8). Acara ini bertema "Melalui Kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Kita Tingkatkan Peran Dasawisma Dalam Mendukung GERMAS dan Kampung KB". Dalam hal ini Peran Dasawisma merupakan peran yang strategis untuk melaksanakan pendataan warga, melalui kader yang mendata 10 - 15 warga dalam satu dasawisma yang akan direkap ditingkat RT, RW, dan Kelurahan merupakan data yang sudah valid. Sehingga dapat digunakan untuk perencanaan program KB dan pelayanan lain yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Melalui Kelurahan siaga yang merupakan wadah kegiatan yang ada di masyarakat, diharapkan masalah kesehatan, kependudukan dan KB dapat teratasi. Istri Wakil Walikota Yogyakarta, Poerwati Soetji Rahajoe mengatakan, agar para Camat dalam hal ini ikut serta untuk meningkatkan jumlah warga dan memaksimalkan pemberdayaannya. "Menanggapi apa yang tertera dsini, saya minta bantuannya Pak Camat melalui ibu PKK supaya seandainya bisa mendukung kegiatan ini. Sekarang yang belum ada ditingkatkan, sudah ada ditingkatkan jumlahnya dan dimaksimalkan pemberdayaannya" ungkapnya. Disamping itu Wakil Walikota Heroe Poerwadi mengatakan, kegiatan ini merupakan momentum yang penting untuk meningkatkan cakupan program peningkatan kesejahteraan keluarga, Keluarga Berencana dan program kesehatan masyarakat. "Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan merupakan momentum yang penting untuk meningkatkan cakupan program peningkatan kesejahteraan keluarga, Keluarga Berencana dan program kesehatan masyarakat" ujarnya. Heroe Poerwadi menambahkan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pembangunan manusia. "Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pembangunan manusia, khususnya dalam hal menciptakan keluarga yang berkualitas, sehat, mandiri, sejahtera dan produktif dalam bidang ekonomi dan sosial" Rangkaian kegiatan KKG PKK-KKBPK- KES akan dinilai mulai tanggal 3 - 26 September 2018, melalui Administrasi KKG PKK-KKBPK- KES, Administrasi Posyandu, Administrasi PHBS, dan Administrasi LBS. (Hes/Vio)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Tegaskan Tidak Ada Ruang Bagi Pondokan Bebas di Yogyakarta
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) telah meregulasi pondokan melalui Peraturan Daerah (Perda) No 1 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Pemondokan. Dengan begitu Ia menjamin Pemkot tidak memberikan kesempatan adanya pondokan yang bebas. "Dalam Perda tersebut ada sanksi khusus bagi pondokan yang melanggar Perda," ucap Haryadi saat menjadi pemateri dalam Dialog Interaktif Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) Tahun 2018 di MAN 1 Kota Yogyakarta, Rabu (29/8/). Menurutnya Perda tersebut bentuk langkah antisipatif Pemkot untuk menghindari terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan seperti, peredaran narkoba, miras, perilaku asusila hingga praktek prostitusi. "Untuk itulah, kami ingin setiap pondokan memiliki induk semang yang nantinya bertanggung jawab atas semua yang terjadi disana, mampu berperan sebagai orang tua," ucap Haryadi. Haryadi mengingatkan, tanggungjawab tidak hanya sebatas mengawasi saja namun bagaimana induk semang pondokan bisa menjadi orang tua asuh, sehingga mereka juga memperhatikan bagaimana anak-anak berinteraksi dan berkembang. "Harus diperhatikan juga dari sisi sosial, juga spiritualitas. Masak hiya di pondokan tidak ada tempat ibadah, seperti mushola misalnya," tandasnya. Dengan memperhatikan hal tersebut, Haryadi menegaskan tinggal di pondok tidak hanya stay saja, berbeda dengan dengan kost, kalau di Pondok menurut Haryadi ada pendidikan sosial dan dan agamanya. "Induk semangku bisa bekerjasama dengan para tokoh agama untuk memberikan bimbingan rutin selama disana," cetusnya. Dengan Perda tersebut, Ia berharap Pondok memiliki peran strategis dalam membangun kepribadian para penghuninya. Meski begitu Haryadi mengakui masih ada beberapa induk semang yang acuh dengan penghuni pondok. "Dalam Perda tersebut sudah diatur secara detail bagaimana menyelenggaraan pondokan, kami berharap masyarakat juga ikut berperan aktif, jangan sampai ada pondokan yang bebas," jelasnya. Ia pun meminta agar para camat dan lurah se-Kota Yogyakarta untuk kembali gencar turun ke lapangan untuk melakukan sosialisasi Perda Penyelenggaraan Pondokan tersebut. Dalam kesempatan yang sama Kepala Kementerian Agama Kota Yogyakarta Sigit Warsita menjelaskan bahwa pada kegiatan tersebut pihaknya akan menginventarisir masukan mengenai apa yang bisa dilakukan kepada pelajar dan mahasiswa yang belajar di Kota Yogyakarta. "Kami mengambil tema Belajar di Kota, Tinggal di Pondok. Kota Yogyakarta ini destinasi pendidikan. Tapi ada kekhawatiran orang tua yang jauh di sana terkait pergaulan yang mengkhawatirkan," ungkapnya. Senada dengan Walikota, Sigit berharap Selain pondok pesantren tempat kost maupun asrama agar bisa kental dengan nuansa pendidikan agama. "Kalau dalam kost atau asrama isinya muslim, maka harapannya bisa ada tempat sholat berjamaah, ada kajian agama, ada ustadz atau ustadzah, dan seterusnya," tegasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ketika Gentong, Tanaman Toga, dan Ikan Lele Berpadu, Sehat Sejahterakan Purwokinanti
Apa hubungan gentong, tanaman toga, dan ikan lele dalam konteks kesehatan, bahkan kesejahteraan kelurahan? Sekilas memang tak terlalu tampak, hubungannya. Namun bagi Kelurahan Purwokinanti Kecamatan Pakualaman, tiga hal tersebut ternyata, komplemen. "Banyak hal yang dapat kita ambil dari Gerakan Gentongisasi, Tanaman Toga dan Kendil, yaitu dalam rangka mencapai masyarakat di Kecamatan Pakualaman, khususnya di Kelurahan Purwokinanti, menjadi masyarakat sehat. Selain itu, gentong mencerminkan hidup kita yang bersih, lele sebagai sumber protein rumah tangga, dan toga sebagai obat keluarga," ujar Camat Pakualaman, Rajwan Taufiq. Camat Rajwan mengatakannya saat memberi sambutan pada acara Penyerahan Hadiah Lomba Gentongisasi antar-RW se-Kelurahan Purwokinanti, sekaligus penyerahan secara simbolis tanaman toga, gentong, dan ikan lele olah GKBRAA Paku Alam, Rabu (8/8), di Pendopo Pujowinatan RW 09 Kelurahan Purwokinanti, dihadiri para Ketua RW, Ketua RT, PKK, tokoh masyarakat, atau sejumlah 200 undangan dari berbagai unsur. Menurut Camat Pakualaman, acara yang diprakasai oleh Kelurahan Siaga Purwokinanti ini merupakan program sinergi dengan GKBRAA Paku Alam, Kecamatan, Kelurahan, Puskesmas, Forkompinca, RW, RT, dan CSR. "Harapannya, apa yang sudah kita canangkan bisa kita lestarikan, dan tidak hanya di Purwokinanti, tapi bisa ke Kelurahan lainnya," tandas Rajwan. Sementara itu, GKBRAA Pakualam, menuturkan, acara tersebut bukanlah akhir, tapi justru awal pengembangan Kelurahan Purwokinanti dan Kecamatan Pakualaman. "Gentong ini sebagai awal. Selanjutnya, tugas Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu untuk mengembangkannya. Karena, kegiatan ini adalah dari kita, untuk kita, dan manfaatnya untuk kita," jelas GKBRAA Paku Alam. Bergotong Royong Ketua Kesi Purwokinanti, Asdi Yudiono, mengemukakan bahwa kegiatan Kelurahan Siaga Purwokinanti dilakukan secara indepeden, serta digalakkan masyarakat secara swadaya dengan binaan Puskesmas dan lintas sektor yang terkait dalam bidang kesehatan. Tentunya, telah memberikan inovasi-inovasi di bidang kesehatan untuk saling mendukung serta menyiapkan masyarakat, menuju Indonesia Sehat. "Sejak tahun 2014, Kesi Purwokinanti memperoleh Juara II Tingkat Kota, Juara I di tahun 2015 Tingkat Kota, tahun 2016 Juara I Tingkat Provinsi DIY, dan tahun 2017 Juara I Tingkat Kota dan Gerakan Sayang Ibu," imbuh Dokter Asdi. Ia menerangkan, penyerahan tropi Juara Gentongisasi kali ini merupakan kampanye kesehatan berperilaku hidup sehat dan bersih, dengan cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Program kerja Kesi Purwokinanti, sambung Asdi, di antaranya membuat buku profil yang menggambarkan potensi masing-masing kampung di Kelurahan Purwokinanti, peningkatan literasi, pembuatan kalender, budidaya toga (110 jenis), dan program unggulan mendidik keterampilan akupresur bersertifikasi bagi masyarakat . "Akhir kata, semangat gotong royong dan kebersamaan kita semua menghasilkan sesuatu yang berbeda dan inovatif untuk Kelurahan Purwokinanti dan Kecamatan Pakualaman Top Nomor Satu. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan pagi ini," tutupnya. (Hardiana Pratiwi/Kecamatan Pakualaman)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Resmikan FWD Life Cabang Yogyakarta
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti meresmikan kantor pemasaran FWD Life cabang Yogyakarta di Jalan Magelang, Kamis (30/8). Haryadi menegaskan kebutuhan asuransi saat ini semakin penting baik perorangan maupun dunia usaha. "Karena asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki ataupun jiwa," kata Haryadi. Walaupun banyak metode yang digunakan untuk menangani resiko, namun, menurutnya, asuransi merupakan merupakan salah satu metode yang berkembang saat ini. "Hal ini disebabkan oleh manfaat asuransi yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung kepada resiko yang akan dihadapi perorangan maupun yang dihadapi perusahaan," jelas Haryadi. Ia menambahkan, resiko merupakan kondisi ketidakpastian yang diakibatkan oleh ketidaksempurnaan prediksi seperti musibah, cedera, kegagalan perencanaan dan aspek lain yang sifatnya menimbulkan kerugian. Sehingga menurut Haryadi, perlu manajemen resiko dengan memanfaatkan jasa arusansi. Dengan begitu, Ia berharap PT. FWD Life dapat memberikan pilihan akan asuransi jiwa dan kesehatan maupun berinvetasi dengan berbagai produk jasa yang ditawarkan. "Selain itu kami berharap PT. FWD Life dapat memberikan kontribusi terhadap Kota Yogyakarta utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui perlindungan asuransi yang fleksibel," ucapnya. Dalam kesempatan yang sama Direktur Utara FWD Life, Choo Sin Fook menjelaskan, kantor pemasaran yang di buka di Yogyakarta saat ini merupakan kantor pemasaran FWD Life yang ke-10 di Indonesia. "Yogyakarta sebagai salah satu sentral ekonomi di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil dengan tingkat literasi dan inklusi yang tinggi," tandasnya. Pihaknya berharap FWD Life mampu makin memperdalam jangkauan pasar yang diprediksi terbuka sekira 3,6 juta penduduk Yogyakarta yang memiliki tingkat literasi keuangan yang terus meningkat sekira 38,5persen dengan presentase inklusi keuangan yang mencapai 76,7persen. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemilihan Ketua Osis Serentak, Media Belajar Demokrasi Siswa
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogya kembali memelopori penyelenggaraan pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) secara serentak. Tahun ini, pelaksanaan Pemilihan Ketua OSIS (Pemilos) dilaksanakan secara serentak di Gedung kotak Taman Pintar Yogyakarta, Jumat (31/8) Dalam pelaksanaan pemilos ini dibuat sama seperti tata-cara pemilu pada umumnya, karena pemilos ini juga bertujan untuk mengenalkan demokrasi pada mereka. "Penyelenggaraan pemilos serentak ini juga bertujuan menjadi sarana pendidikan pada pemilih pemula" ujar ketua KPU Kota Yogya, Wawan Budiyanto. Wawan menjelaskan peserta pemilos ini hampir semua pesertanya akan menjadi pemilih pemula pada saat pelaksanaan Pemilu Presiden 2019 mendatang. Dengan demikian, Pemilos tahun ini menjadi media pendidikan demokrasi pemilih yang strategis bagi mereka. "Jadi mereka bisa merasakan langsung bagaimana tata-cara pemilu yang sesungguhnya, sehingga, mereka dapat menggunakan hak pilihnya dengan rasional dan tidak canggung saat harus nyoblos di TPS pada saat Pemilu nanti," tegasnya. Ia berharap penyelenggaraan pemilos serentak tersebut bisa meningkatkan partisipasi pemilih pemula di Kota Yogya dalam pilpres dan Pileg nanti. Kegiatan tersebut di sambut baik oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menurutnya pemilos serentak ini sebagai upaya untuk menanamkan jiwa dan semangat demokrasi di kalangan pelajar. "Kegiatan ini dapat menjadi media pembelajaran bagi siswa-siswi SMA di Kota Yogya sebagai wadah untuk pengkaderan kepemimpinan baik secara lokal. daerah maupun secara nasional" katanya. Wawali berharap dari Pemilos tersebut diharapkan akan muncul siswa-siswi yang cerdas, kritis, rasional dan bertanggungjawab, sebagai bibit-bibit potensial pemimpin bangsa di masa mendatang. "Karena pada hakekatnya kegiatan pemilihan seorang pemimpin akan menyaring dan menseleksi untuk mendapatkan yang terbaik dari kumpulan calon-calon yang terbaik pula, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing" ungkapnya. Sementara untuk para ketua OSIS yang terpilih, Wawali berpesan agar menjadi pribadi yang teguh, disiplin, berkarakter, serta memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu memimpin organisasi dengan baik dan adil. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemberian Penghargaan Kepada Wajib Pajak Daerah oleh Wakil Walikota Yogyakarta
Pemberian Penghargaan Kepada Wajib Pajak Daerah oleh Wakil Walikota Yogyakarta diselenggarakan, Rabu (28/8) di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta. Pemberian Penghargaan kepada Wajib Pajak Daerah ini bertujuan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan kewajiban Perpajakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Dalam kegiatan ini penerimaan penghargaan meliputi, Wajib Pajak Hotel total 6 wajib pajak, Wajib Pajak Restoran total 5 wajib pajak, Wajib Pajak Parkir Hotel total 1 wajib pajak, Wajib Pajak Hiburan Hotel total 2 wajib pajak, Wajib Pajak Air Tanah Hotel total 1 wajib pajak, Wajib Pajak Reklame Hotel total 1 wajib pajak, Wajib Pajak PBB Hotel total 14 wajib pajak. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi berharap para Wajib Pajak Daerah dapat mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. "melalui pemberian penghargaan kepada Wajib Pajak daerah tahun ini, diharapkan para Wajib Pajak Daerah dapat mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan aturan perundangan-undangan yang berlaku" ungkapnya. Heroe Poerwadi menambahkan acara penghargaan ini sebagai rasa syukur atas keberhasilan dalam pemungutan pajak. "Acara Pemberian Penghargaan ini juga sebagai ungkapan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, atas keberhasilan dalam pemungutan pajak dan ungkapan rasa terimakasih atas partisipasi aktif masyarakat selaku Wajib Pajak"ujarnya. Berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Yogyakarta, sampai dengan Bulan Agustus 2018 ini, realisasi 10 jenis Pajak Daerah telah terkumpul sebanyak Rp.245 milyar (atau sekitar 68,79% dari total target Penerimaan Pajak Daerah sebesar Rp 356 milyar). Heroe Poerwadi berharap penerimaan wajib pajak akan lebih baik dari tahun 2017. "Diharapkan Penerimaan Pajak daerah pada akhir tahun 2018 ini akan lebih baik dari pada tahun 2017 yang lalu, tentunya dengan target pajak daerah total secara menyeluruh yang juga dinaikkan" ungkapnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa belum semua anggota masyarakat memiliki kesadaran penuh untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, membayar tepat pada waktunya dan tertib administrasi. Melalui penghargaan ini dapat memberikan motivasi kepada para wajib pajak untuk senantiasa membayarkan pajaknya dengan tertib administrasi dan tepat waktu. (Hes)