Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sambut HUT Kota Yogyakarta ke-262, Tiga Pasangan ini Nikah di Atas Crane PJU
Dalam rangka menyambut hari jadi Kota Yogyakarta ke-262, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bekerjasama dengan Forum Ta"aruf Indonesia (FORTAIS) Sewon Bantul menggelar acara nikah atau ijab qabul di atas crane. Tiga pasangan mempelai pun akhirnya berani untuk saling mengikat janji mereka di atas crane PJU di halaman Taman Pintar Yogyakarta, Ahad (16/9/2018). Tiga pasang calon pengantin tersebut adalah Sigit Raharjo-Pensy Yuli R, Chairul Sukito A-Prasasti Y dan Sugito dengan Feri Sulasmiyati. Kemudian ketiga calon pengantin, secara bergantian naik di atas Crabe JPU untuk segera dinikahkan oleh Kepala KUA Kecamatan Gondomanan, Setyo Purwadi dengan saksi Ketua Fortais RM Ryan Budi Nuryanto. Sementara itu pasangan mempelai lainya melangsungkan akad nikah mereka di depan di Gong Perdamaian, Taman Pintar, Yogyakarta. "Upacara -Pre-Post Wedding Nikah Bareng Jogja Istimewa diikuti 26 pasang pengantin," Kata Ketua Fortais RM Ryan Budi Nuryanto. Menurut Ryan, filosofi nikah di crane PJU milik Dinas PUPKP Kota Yogyakarta, bahwa dengan crane PJU ini akan mengantarkan mereka ke pernikahan yang tinggi nilainya dan menuju ke kehidupan yang bahagia, terang hatinya dan satu hati untuk NKRI. "Jadi maknanya cukup tinggi," imbuhnya. Ryan mengungkapkan Peserta nikah barang tidak hanya dari Yogyakarta, tapi justru banyak yang datang dari luar kota. Misalnya, Magelang, Klaten, Wonosobo, Salatiga, bahkan ada yang datang dari Jawa Barat dan luar Pulau Jawa. Sementara dalam sambutan tertulisnya Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengapresiasi kegiatan tersebut. "Kegiatan nikah bareng ini selain menyongsong Hari Uang Tahun Kota Yogyakarta ke-262 juga dapat menjadi sesuatu yang ikonik sehingga masyarakat tetap mengingat peristiwa ini," kata Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Kegiatan ini, sambungnya, juga sangat membantu para pasangan yang selama ini ingin melangsungkan pernikahan resmi namun terkendala dengan urusan lain. "Sehingga dengan program nikah bareng ini akan membantu saudara kita yang mempunyai kesulitan itu," imbuhnya. Pihaknya menilai, Konsep nikah bareng yang mengambil tempat yang unik dan jauh dari kebiasaan dengan segala pernak-pernik acaranya merupakan salah satu penerapan pola pikir out of the box melalui prosesi pernikahan seperti ijab qabul dan seterusnya. "Sehingga mudah-mudahan dengan konsep yang unik, menarik dan lain dari biasanya, kegiatan ini akan memberikan kesan tersendiri bagi setiap pasangan yang mengikuti kegiatan ini," kata Haryadi menambahkan. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Launching Posbindu di Kecamatan Mergangsan Yogya
Lauching Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Kecamatan Mergangsan dilaksanakann pada Jum"at (14/9) di Halaman Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Camat Mergangsan dan jajaran Forkopimka Kecamatan Mergangsan. Pembentukan Posbindu berlandaskan karena adanya program deteksi dini faktor risiko Penyakit Tidak Menular pada karyawan Pemerintah Kota Yogyakarta. Dalam sambutannya, Camat Mergangsan, Budi Santosa menyampaikan bahwa kegiatan Posbindu ini dalam rangka mewujudkan pemantauan kesehatan secara rutin. "kegiatan Posbindu ini dalam rangka mewujudkan pemantauan kesehatan secara dini bagi karyawan dan karyawati yang akan dilakukan secara rutin"ujarnya. Disamping itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini, menyampaikan bahwa Posbindu ini untuk meningkatkan kinerja pegawai. "kegiatan Posbindu ini diperuntukkan dalam meningkatkan kinerja pegawai khususnya di wilayah Yogyajarata" ungkapnya. Fita Yulia Kisworini menambahkan semoga di wilayah kecamatan Mergangsan merupakan titik awal berdirinya Posbindi yang ada di Kota Yogyakarta. "mudah-mudahan ini menjadi titik awal terbentuknya Posbindi di wilayah kota Yogyakarta"ungkapnya. Kecamatan Mergangsan merupakan Kecamatan pertama di Kota Yogyakarta yang membentuk Posbindu. Kegiatan Posbindu juga menyediakan berbagai menu sehat yaitu berupa sayur (pecel) dan buah-buahan serta banyak doorprice lainnya. Selain itu peserta posbindu juga bisa melakukan periksa kesehatan dengan petugas dari pengurus posbindu dan Puskesmas secara gratis. Pada kegiatan pertama Posbindu Hakaryo saras, Kecamatan Mergangsan terus berusaha untuk membudayakan tiga hal yang manjadi fokus Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yaitu dengan olah raga, pemeriksaan kesehatan dan makan sayur dan buah setiap hari. Dengan adanya pembinaan terpadu dalam hal kesehatan tersebut juga dapat menanamkan kepada setiap individu bahwa masyarakat yang sehat diawali dari dalam diri sendiri. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Merawat Kebersamaan, Memperkokoh Jogja Istimewa
Keistimewaan Jogja bukan semata-mata karena nilai historis dan proses politik pengangkatan Gubernur melalui penetapan namun juga karena nilai budaya dalam masyarakatnya, termasuk tatanan kehidupan masyarakat yang religius. Hal tersebut disampaikan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti pada acara Sarasehan Memperkokoh Jogja Istimewa dalam rangka HUT ke- 74 Gereja Hati Santa Perawan (HSP) Maria Tak Bercela Kumetiran, Minggu (16/9) di Panti Paroki Gereja HSP Maria Tak Bercela. Lebih lanjut Haryadi meminta agar pemeluk agama beserta tempat ibadah dapat turut menjaga tatanan masyarakat dalam kebersamaan "Tempat ibadah memiliki konsekuensi sosial kemasyarakatan. Untuk itu gereja dapat memberikan perhatian pada kegiatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan dalam membantu permasalahan yang ada di sekitarnya sebagai bentuk tanggung jawab keberadaan gereja di tengah masyarakat." Pinta Haryadi Haryadi juga mengingatkan, tantangan yang dihadapi oleh Gereja HSP Maria Tak Bercela cukup besar. Secara geografis-sosiologis, Gereja HSP Maria Tak Bercela berada di wilayah pusat pariwisata Kota Yogyakarta termasuk di dalamnya kawasan Pasar Kembang dengan berbagai permasalahan sosialnya, selain itu hadirnya revolusi industri 4.0 juga harus menjadi perhatian pihak Gereja. "Diharapkan gereja dapat menjadi tempat menemukan solusi bagi umatnya juga mendorong Orang Muda Katholik untuk tidak hanya sibuk dengan urusan berorganisasi namun juga diberi tanggung jawab mengisi kegiatan beribadah di gereja agar kedekatan dengan tepat ibadah mampu memberikan tuntutan kepada kaum muda di tengah semakin berkurangnya interaksi antar manusia" Imbuh Haryadi Dalam kesempatan tersebut, Haryadi juga menyinggung Program Gandeng Gendong yang saat ini tengah digaungkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Dikatakan oleh Haryadi, Gandeng Gendong merupakan pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat yang makin sejahtera dengan bersinerginya elemen Korporasi, Kampus, Kampung, Komunitas dan Kota, untuk itu Haryadi mengajak Gereja HSP Maria tak Bercela agar di usianya yang ke-74 ini juga dapat berperan aktif dalam Program Gandeng Gendong dengan memberikan kebaikan dan kebahagiaan bagi umatnya dan masyarakat sekitarnya. Acara ini sendiri disambut dengan antusias oleh peserta yang terdiri darii umat Gereja HSP Maria Tak Bercela, warga dan organisasi di sekitar gereja. Peserta meramaikan jalannya sarasehan dengan beberapa pertanyaan seputar program Pemerintah Kota Yogyakarta seperti masalah transportasi, jaminan kesehatan, ketertiban, lalu lintas dan program Gandeng Gendong. Diantaranya Bapak Slamet yang menanyakan tentang kerukunan umat beragama dan Ibu Aik dari Ngadiwinatan yang mengeluhkan sulit akses keluar masuk rumahnya karena kemacetan lalu lintas saat liburan dan bus yang parkir tidak di tempatnya. Haryadi yang didampingi Kepala Bagian Administrasi Pengendalian Pembangunan, Plt Kepala Dinas Kominfosandi, Plt Sekretaris Dewan, Camat Gedongtengen, Lurah Sosromenduran dan Lurah Pringgokusuman menjelaskan bahwa kerukunan dapat dijaga dengan menahan diri untuk tidak memasuki hal yang bukan urusannya, bertoleransi, dan selalu berupaya menghindari konflik baik dari lingkup kecil seperti RT dan RW hingga lingkup yang lebih besar. Sedangkan untuk masalah kemacetan lalu lintas saat libur memang menjadi masalah di berbagai kota besar namun demikian Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya meminimalkan masalah tersebut dengan pengaturan lalu lintas, pelebaran jalan, dan penertiban bagi kendaraan yang parkir di tempat yang dilarang. Melengkapi kunjungannya ke Gereja HSP Maria Tak Bercela , Walikota melakukan penanaman pohon Sawo Beludru di halaman taman Gua Maria Gereja HSP Maria Tak Bercela serta meninjau beberapa fasilitas gereja yaitu: fasilitas untuk difabel, ruang kesehatan dan ruang laktasi.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Mengasihi Anak Yatim Melalui Wisata Religi dan Edukasi
Salah satu amalan di Bulan Muharram yang merupakan bulan pertama dalam tahun Islam adalah mengasihi dan mencintai Anak Yatim. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta memanfaatkan momentum bulan yang dimuliakan ini dengan menyelenggarakan Wisata Religi dan Edukasi Anak Yatim Yogyakarta, Minggu (16/9). Disampaikan oleh Wakil Ketua BAZNAS Kota Yogyakarta, Adi Soeprapto kegiatan yang mengambil tema "Anak Yatim, Taqwa, Cerdas, Berprestasi dan Mandiri" ini bertujuan sebagai sarana edukasi yang mendorong Anak Yatim mentauladani para syuhada, pejuang dan pemimpin sekaligus untuk meningkatkan ilmu dan amal. Kegiatan ini sendiri diikuti oleh 500 anak yatim yang terdiri dari 400 anak dari 9 Panti Asuhan di Kota Yogyakarta dan 100 anak dari Badko TPA/TKA Kota Yogyakarta. Mereka mengunjungi tiga tempat bersejarah di Yogyakarta, yakni Kraton Yogyakarta, Masjid Gede Kauman dan Istana Kepresidenan Kota Yogyakarta. "Dari Kraton Yogyakarta anak-anak bisa belajar mengenai sejarah Kota Yogyakarta yang tahun ini memasuki usianya yang ke-262, dari Masjid Gede bisa melihat sejarah pertumbuhan umat Islam di Kota Yogyakarta dan di Istana Kepresidenan dapat dipelajari sejarah pemerintahan Indonesia." Ungkap Misbahrudin selaku Wakil Ketua Pelaksana BAZNAS Kota Yogyakarta.. Heroe Poerwadi, Wakil Walikota Yogyakarta mengapresiasi kegiatan tersebut, dan berharap visitasi yang dilakukan dapat memberikan dampak positif bagi peserta "Niatan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dan motivasi yang lebih besar pada anak-anak sehingga mempunyai spirit untuk terus memperbaiki diri agar dapat mengkontribusikan kemampuannya untuk kemajuan Bangsa Indonesia" ucap Heroe Sementara itu, Syaifullah, Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta menyambut baik penyelenggaraan Wisata Religi dan Edukasi di Istana Kepresidenan Yogyakarta sebagai upaya untuk mengenalkan Istana Kepresidenan ke masyarakat agar ada rasa memiliki yang kuat terhadap gedung yang dan nilai bersejarah di dalamnya. Pada kesempatan tersebut BAZNAS Kota Yogyakarta melaksanakan pentasyarufan Zakat, Infaq dan Shodaqoh melalui program Jogja Taqwa sebesar 95 juta rupiah yang disalurkan untuk 9 Panti Asuhan masing-masing sebesar 5 juta rupiah dan 500 anak yatim masing-masing sebesar 100 ribu rupiah.
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Gelar Pelatihan Intensif Pengembangan UMKM
Pengusaha UMKM mendapatkan pembekalan dalam meningkatkan usaha dan merespon kebijakan pemerintah untuk mendorong UMKM di Kota Yogyakarta. Berbagai pelatihan dan pendampingan serta pemberdayaan di berikan oleh pemda kota Yogyakarta agar UMKM semakin berkembang. Pelatihan Intensif Pengembangan UMKM Kota Yogyakarta ini diadakan pada Senin (17/9) di Ruang Bima, Balaikota Yogyakarta. Kepala Dinas Sosial Narketran, Cristina Lusi Irawati mengatakan Dengan berbagai pelatihan ini diharapkan UMKM yang ada di yogyakarta bisa naik kelas. "Pelatihan ini bekerjasama dengan yayasan BEDO arahnya untuk peningkatan wirausaha yang ada di Kota Yogyakarta, dengan berbagai pelatihan ini diharapkan UMKM yang ada di yogyakarta bisa naik kelas" ujarnya. Selain itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi berharap peserta mampu berinovasi dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan serta memperluas jaringan usaha. "Saya berpesan kepada para peserta pelatihan dan bimtek UMKM ini, manfaatkanlah event ini dengan sebaik-baiknya terutama untuk menggali dan mengumpulkan informasi untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan serta membuka peluang untuk memperluas jaringan usah" ungkapnya. Kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis intensif ini merupakan gagasan positif untuk memberikan bantuan fasilitasi bagi para pelaku UMKM dalam memasarkan produknya, sehingga UMKM dapat naik kelas menuju word class product. Dengan hal tersebut Heroe Poerwadi berharap dalam barang atau jasa dapat berkreasi agar masyarakat Yogyakarta dapat semakin dikenal. "Kami juga berharap kegiatan ini dapat berjalan rutin dan menjadi agenda sehingga pada pelaksanaan tahun-tahun berikutnya senantiasa diikuti dengan peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan" ujarnya. Disamping itu Heroe Poerwadi juga menekankan agar kesiapan mental para pengelola bisnis UMKM dapat menghadapi persaingan global. Berbagai pengetahuan, wawasan dan ketrampilan bisnis harus selalu di tingkatkan. Kondisi ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah dan pelaku dunia usaha khususnya industri kreatif untuk tidak kehilangan momentum berharga ini karena berbagai macam bentuk industri kreatif sebagai hasil budi daya masyarakat Kota Yogyakarta merupakan potensi budaya dan ekonomi yang potensial untuk dikembangkan. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pra Rakor Komwil III APEKSI, Kolaborasi Daerah Menjadi Bahasan Utama
Kolaborasi antar Kota menjadi bahasan utama dalam Pra Rakor Komwil III APEKSI yang berlangsung di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta hari ini, Selasa (18/9/2108). Hadir dalam acara tersebut, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Walikota Tasik Malaya Budi Budiman serta perwakilan dari masing-masing Kota anggota Komwil III APEKSI. Dalam kesempatan itu, Haryadi Suyuti mengajak seluruh anggota Komwil III APEKSI untuk saling bekerjasama dan berkolaborasi guna memberikan kontribusi bagi masing-masing kota. "APEKSI ini fondasi kita untuk membangun kolaborasi antar anggota, sehingga bisa saling mengangkat potensi masing-masing," kata Haryadi. Ia menandaskan, yang terpenting adalah meningkatkan daya saing daerah karena hal itulah yang menjadi sumber pendapatan daerah. "Untuk itulah fungsi kerjasama atau kolaborasi tersebut sangat dibutuhkan," imbuhnya. Selain itu, Haryadi juga menyinggung terkait beberapa masalah yang seringkali meresahkan masyarakat. "Hal itu juga menjadi hal penting yang harus dibahas oleh APEKSI," paparnya. Haryadi mencontohkan, beberapa masalah belakangan yang meresahkan masyarakat seperti tawaran investasi bodong hingga penipuan berkedok biro umroh. Dalam kesempatan yang sama Walikota Tasik Malaya Budi Budiman mengaku bangga dengan terpilihnya Tasik Malaya menjadi tuan rumah Rakor Komwil III APEKSI 2018. Ia pun menyatakan kesiapannya menjamu tamu Rakor Komwil III APEKSI 2018. "Kami sudah siapkan semuanya, Tasik Malaya siap menyambut," ucapnya. Rakor Komwil III APEKSI 2018 DI Tasikmalaya akah berlangsung sejak tanggal 13 hingga 15 Oktober 2018. "Dalam forum tersebut kita akan membahas tema utama yakni pengembangan daya saing ekonomi daerah, dengan sub bahasan pariwisata dan ekonomi mikro," jelasnya. Budi Budiman menilai tema tersebut penting untuk segera dibahas karena menurutnya belakangan ini pariwisata menjadi primadona daerah untuk menggali potensinya. "Pariwisata pun sejalan dengan ekonomi mikro, kalau saja dua hal itu dimiliki dan berhasil dikembangkan maka akan menjadi kekuatan utama ekonomi suatu derah," jelasnya. Namun begitu, yang terpenting menurutnya adalah bagaimana kemudian tema tersebut bisa direalisasikan dalam bentuk kolaborasi antar anggota APEKSI Komwil III. "Tasikmalaya berkolaborasi dengan Yogyakarta karena sama-sama memiliki potensi industri kreatif," kata Budi mencontohkan. Pihaknya pun berharap Rakor Komwil III APEKSI 2108 di Tasikmalaya mendatang akan melahirkan kerjasama antar anggota sehingga bisa mendongkrak potensi daerah anggota APEKSI Komwil III. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Jogja Haryadi Suyuti Jadi Salah Satu Narasumber Konferensi Energi Indonesia
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menjadi salah satu narasumber dalam Konferensi Efisiensi dan Konservasi Energi Indonesia ke-2 dan Pameran 2018 atau " 2nd Indonesia Energi Efficiency and Conservation Converence and Exhibition 2018" . Kegiatan ini diselenggarakan oleh Masyarakat Konservasi dan Effisiensi Energi Indonesia yang didukung oleh Kementerian ESDM RI dan International Energi Agency, pada Rabu, (19 /09/2018) Di sesi pertama Walikota Yogyakarta bersama beberapa pembicara dari dalam dan luar negeri seperti Walikota Kota Toyama Jepang, Masashi Mori, Aminullah Usman, Walikota Banda Aceh, Ignesjz Kemalawarta dari Sinar Mas Land, Maryoko Hadi Menteri dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, dan Maria Vuorelma dari Swedish Energy Agency. Tema besar yang mereka bahas adalah "Developing Smart and Sustainable Cities" ( Pengembangan Kota Cerdas dan berkesinambungan). Walikota Yogyakarta dalam makalahnya yang berjudul Energy Efficiency _ Environment-Frendly Street Lighting menjelaskan bagaimana upaya Pemerintah kota Yogyakarta melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Pemukiman (PUPKP) menghemat penggunaan listrik. Upaya Efisiensi Energi, yang dilakukan Pemkot Yogyakarta untuk mengurangi konsumsi listrik yakni dengan memberlakukan Program Penerangan Jalan Hemat energi Energi (PJU Hemat Energi), pengaturan PJU Protokol, PJU Kampung dan PJU Lingkungan. Usaha ini menurut Walikota sejalan dengan komitmen Pemkot Yogyakarta untuk mendukung program langit Biru yakni program untuk mengurangi emisi gas buang. Pemerintah Kota Yogyakarta juga melakukan strategi dengan mengidentifikasi pemasangan kabel lampu jalanan oleh warga dan merencanakan pembangunan penerangan jalan umum lingkungan. Pemkot Yogyakarta juga mengintalasi kebali PJU lingkungan, dan melakukan koordiansi dengan PLN dan Warga masayarakan dan terus berkoordinasi secara informal. Selain itu pula Pemkot memonitor , mememilihara, dan memperbaiki PJU lingkungan, serta membuat standarisasi instalasi meteran listrik pada semua penerangan jalan untuk mengukur jumlah pajak PJU dan tagiahan listrik. Juga membuat skedul dan mengatur jadwal. Dengan cara itu Pemkot telah berhasil mengefisiensi konsumsi pemakaian listrik di kota dengan sangat signifikan. Konferensi ini didukung IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) sebuah asosiasi profesional teknis terbesar di dunia. Keanggotaan IEEE terdiri dari para insinyur, ilmuwan, dan para profesional, termasuk ilmuwan komputer, pengembang perangkat lunak, profesional teknologi informasi, fisikawan, dokter medis, dan banyak lainnya selain dari inti teknik elektro dan elektronika IEEE. IEEE adalah organisasi profesional teknis terbesar di dunia yang didedikasikan untuk memajukan teknologi demi kebaikan umat manusia. IEEE bertujuan menumbuhkan inovasi dan keunggulan teknologi demi kebaikan umat manusia. (@mix)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jogja Halal Festival Digelar Oktober Mendatang
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DI Yogyakarta siap menggelar event bertajuk Jogja Halal Festival pada 11-14 Oktober 2018. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi pun berharap event itu mampu menodorng Yogyakarta menjadi primadona baru wisata syariah. "Saya sangat berharap Yogyakarta benar-benar menjadi kota yang halal sekaligus menjadi primadona baru wisata syariah," kata Heroe Peorwadi saat audiensi dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Balaikota Yogyakarta, Kamis (20/9/2018). Event berskala nasional tersebut rencannya akan di gelar di Jogja Expo Center (JEC) dengan mengangkat tema "Halal Itu Istimewa". Dalam kesempatan yang sama Ketua MES DIY, Mursida Rambe mengatakan, tujuan dilaksanakan kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi dan edukasi kepada para masyarakat tentang pentingnya produk-produk halal. "Dan halal hari ini tidak hanya bicara kebutuhan namun juga merupakan sebuah lifestyle. Target kita juga bukan hanya bicara transaksi, orang datang, kemudian membeli, lalu pulang. Tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana konsep halal itu dapat tersosialisasi dan teredukasi kepada masyarakat," paparnya. Pihaknya menjelaskan, akan ada banyak sekali event pendukung selain expo yang akan diikuti lebih dari 250 stand produk halal khusus kuliner dan syariah untuk produk perbankan, fashion, sekolah dan perguruan tinggi serta produk wisata. "Saat ini, wisata yang bernuansa islam atau halal tourism sangat diminati banyak kalangan," tandasnya. Sehingga, lanjutnya, produk kuliner halal hotel syariah, dan pelayanan yang bagus sangat menjadi primadona dan dicari oleh masyarakat Indonesia dan Internasional yang suka berwisata. Mursida mengungkapkan akan ada yang menarik pada JHF tahun ini yakni, Kopi ABC Hijab Cantik Berlari special 5K. "Event berlari kategori fun run itu dikhususkan untuk perempuan berhijab menempuh jarak 5 K dengan kategori umum, master dan anak," terangnya. Acara lari khusus wanita berhijab ini akan digelar pada 14 Oktober 2018, yang akan dimulai pukul 06:00 Wib. "Kami sediakan total hadiah 10 juta rupiah dan 300 medali finisher untuk semua kategori. Pendaftaran secara online di loket.com/event/hijabcantikberlari. Selain itu, ucap Mursida, juga akan digelar senam sehat mukjizat gerakan sholat bersama penulis buku mukjizat gerakan sholat best seller, DR.dr H Sagiran, S.Pb (KL). M.Kes. "Pendaftaran akan kami layani si seluruh outlet Amanda Brownies, BMT Bringharjo dan Bagian Promosi SKH Kedaulatan Rakyat," jelasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dapat Dukungan Dari Ipas, Wawali Yakin Angka Kematian Ibu Di Kota Yogya Turun
Langkah Pemerintah Kota Yogya untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) semakin mantap karena hadirnya dukungan dari beragai pihak. Salah satunya adalah dukungan dari Yayasan Inisiatif Perubahan Akses menuju Sehat (Ipas) Indonesia yang akan mulai bergerak untuk meningkatkan kemampuan teknis tenaga medis dan kesadaran masyarakat. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyambut baik kehadiran Yayasan Ipas. Menurutnya dengan adanya kerjasama ini diharapkan AKI di Kota Yogya turun dengan signifikan. Menurutnya bukanlah hal yang mudah untuk memberikan pengertian kepada masyarakat untuk bisa menyadari pentingnya menjaga kehamilan yang sehat. Apalagi, faktor pendukung kehamilan dan persalinan yang baik bukan melulu soal kesiagaan tenaga medis dan alat-alatnya. "Dengan adanya kerjasama ini kita memulai upaya bersama dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan kesehatan reproduksi perempuan terintegrasi, dalam rangka mendukung pembangunan di bidang kesehatan di Kota Yogyakarta" ungkap Wawali usai menyaksikan penandatanganan MOU antara IPAS dengan Pemkot Yogya di Hotel Shantika, Jumat (21/9). Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogya, Fita Yulia Kisworini menyatakan jika pada 2016 target kasus kematian ibu melahirkan tiap 100 ribu kelahiran hidup adalah kurang dari 102 persen, namun angka kematian ibu melahirkan di Kota Yogya justru mencapai 104,14 persen. Selain angka kematian ibu melahirkan yang masih tinggi, lanjutnya, angka kematian bayi pun dinilai masih cukup tinggi. Pada 2016, tercatat 30 kematian dari 3,841 kelahiran hidup di Yogyakarta atau 7,81 persen padahal target yang ditetapkan adalah 6,7 persen. "Angka kematian bayi ini disebabkan banyak faktor, misalnya kondisi kesehatan ibu hamil. Misalnya ibu hamil mengalami anemia," katanya. Oleh karena itu, lanjutnya, perlu dilakukan penanganan terpadu sejak dari puskesmas. "Pemeriksaan kesehatan ibu hamil harus dilakukan berkala. Pemeriksaan pun dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium, psikolog, pendampingain gizi hingga gigi. Semuanya harus dilakukan secara komprehensif," katanya. Berbagai upaya untuk menurunkan AKI sudah dilakukan oleh Dinkes Kota Yogya, salah satunya adalah melakukan penanganan terpadu di puskesmas sejak ibu tersebut hamil hingga kemudian melahirkan. "Ini sudah kami lakukan sejak tahun 2017, tujuannya agar kondisi ibu hamil akan terpantau dari waktu ke waktu. Jika ada hal-hal tidak diinginkan, maka dapat dilakukan penanganan segera," ujarnya. Direktur Yayasan Ipas Indonesia, Marcia Soumokil menyebut setidaknya ada dua hal yang akan dilakukan Yayasan Ipas Indonesia di Kota Yogya, yakni meningkatkan kompetensi tenaga medis dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya merencanakan kehamilan sampai menjaga kesehatan reproduksi. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kunjungan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) di Pemkot Yogya
Dalam rangka mendukung kinerja Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) Yahya Cholil Staquf, yang di wakilkan oleh Sekertaris (WATIMPRES) Wibowo Prasetya, WATIMPRES mengunjungi kota-kota yang berada di Jawa Tengah seperti Kota Semarang dan Kota Yogyakarta. Pada kesempatan kali ini Kota Yogyakarta mendapatkan kunjungan dari Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) Jumat (21/9) di Ruang Sadewa, Balaikota Yogyakarta. Rombongan dari Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) ini sudah berlangsung mulai hari Kamis (20/9) hingga Minggu (23/9). Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) dalam hal ini melaksankan tugas dan fungsi kinerja guna memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden. Kegiatan ini selaku Tim Kajian WATIMPRES melakukan pengumpulan data dan informasi terkait dengan tema Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) yaitu "Membangun Jembatan Politik antara Nalar Syariat Islam dan tatanan Hukum Nasional". Dalam kunjungannya Sekertaris (WATIMPRES) Wibowo Prasetya menjelaskan, bahwa kunjungan kali ini merupakan silaturahmi dengan Pemkot Yogya. "kami disini berkunjung untuk memohon ijin, kulonuwun, untuk melaksanakan kujungan kami selama tiga hari di Kota Yogyakarta, dimana sebelumnya kami sudah berkunjung ke Kota Semarang"ujarnya Selain itu Anggota Tim Kajian, Ali Mahar mengatakan, kunjungan ini adalah salah satu bentuk perhatian, melihat Kota Yogyakarta perkembangan Islam sangat cepat. " dalam kunjungan kami saat ini, melihat Gerakan Pendidikan islam di indonesia khususnya di Kota Yogyakarta banyak sekali kampus dan pendatang yang beragama Islam, hal ini yang membuat kami sekaligus mohon izin untuk bisa mewawancarai mereka yang ada disini" ujarnya. Wibowo Prasetya menambahkan pihaknya sangat berharap dalam kunjungan ini Tim Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES) mendapatkan solusi yang nantinya bisa diterapkan. "untuk itu kami berharap, dari sini bisa juga melakukan banyak hal, seperti mendapatkan solusi dalam banyak hal yang bisa kita pelajari disini" ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Antusias, Sambut Kejuaran Tae Kwon Do 2018
Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah menggelar Kejuaraan Tae Kwon Do 2018, di Balai Kridosono Yogyakarta, Sabtu (22/9). Kejuaraan Tae Kwon Do sekaligus menyambut HUT Yogyakarta ke-262. Walikota Cup 2018 kali ini bertemakan "Selamat Bertanding, Junjung Sportifitas" yang berlangsung pada Jumat (21/9) hingga Senin (23/9). Kejuaraan ini merupakan kontribusi dan komitmen senantiasa menggairahkan perkembangan olahraga Tae Kwon Do di Kota Yogyakarta. Melalui kejuaraan ini diharapkan akan melahirkan atlet-atlet Tae Kwon Do andal dan tangkas serta kader-kader pada lapisan berikutnya yang mampu berjaya di even-even kejuaraan baik lokal maupun nasional dan bahkan internasional, sehingga dapat membawa nama harum Kota Yogyakarta. Sebanyak 750 Atlet Putra dan Putri daro 65 Dajang/Club di wilayah DIY dan Jateng yang memperebutkan medali dan trofi Walikota CUP 2018 yaitu Juara Umum 1, 2 dan 3 untuk Senior, Junior dan Kadet, dan peserta juga mendapatkan uang pembinaan. Dalam hal ini diharapkan Kota Yogyakarta sangat berpotensi dengan lahirnya atlet-atlet berprestasi dalam berbagai cabang olah raga termasuk cabang Tae Kwon Do. Melalui Kejuaraan ini menjadi awal dari bangkitnya kecintaan masyarakat terhadap olahraga Tae Kwon Do di Kota Yogyakarta yang ditunjukkan dari semakin besarnya minat masyarakat terhadap olah raga ini. Kejuaraan Tae Kwon Do di resmikan oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dengan memberikan Trofi kepada pelaksana dan Ketua Panitia Kejuaraan Tae Kwon Do 2018. Wawali, Heroe Poerwadi menyampaikan bahwa kejuaraan Tae Kwon Do piala Walikota CUP 2018 ini dilaksankan dalam rangka untuk memasyarakatkan olahraga Tekwondo dan sekaligus menaikkan ke eksistensian olahraga Tae Kwon Do di Kota Yogya. "Harapannya, dari kejuaraan ini, akan lahir bibit-bibit potensial di masa yang akan datang" Sebelumnya Kesuksesan pelaksanaan Asian Games 2018 yang menempatkan Indonesia masuk dalam urutan ke 4 diharapkan mampu menjadi energi kebangkitan berolahraga bangsa Indonesia, khususnya dalam memajukan cabang olahraga. Meskipun cabang Tae Kwon Do hanya menyumbangkan 1 medali emas namun prestasi tersebut patut kita jadikan motivasi sebab tidak mudah berlaga dalam level internasional terlebih lagi mampu menorehkan emas bagi Indonesia. Heroe Poerwadi menambahkan pihaknya berharap agar peserta bertanding secara sportif dan menghindari kesalahpahaman dengan peserta yang lainnya. "Kepada para peserta bertandinglah secara sportif dan ksatria, hindari terjadinya kesalahpahaman yang dapat merusak citra diri maupun citra cabang oleh raga Tae Kwon Do dengan memagang teguh Janji Taekwondo Indonesia" ujarnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kampung Purwodiningratan Sajikan Beragam Makanan Berbahan Dasar Telo dan Tempe
Dalam rangka memeriahkan dunia pariwsata Yogyakarta serta untuk melestarikan kebudayaan yang ada di kampung Purwodiningratan, warga kampung Purwodiningratan menggelar Pasar Rakyat Telo Tempe Purwodiningratan tahap dua. Ketua Panitia Acara, Primahesta, mengatakan dahulu warga kampung Purwodiningratan gemar mengolah makanan yang berahan dasar dari telo dan tempe. Sehingga, lanjutnya, melalui pasar rakyat ini warga Purwodiningratan diharapakan dapat bersatu untuk mengembalikan makanan telo tempe sebagai makanan khas mereka. "Masyarakat Purwodiningratan menyukai makanan telo tempe yang merupakan makanan sehari hari, akhirnya kita punya inisiatif untuk dibuat yang lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar melalui pasar rakyat ini" katanya di lokasi, Sabtu (22/9). Apa yang di lakukan Warga Purwodiningratan disambut baik oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menurutnya Ini merupakan kegiatan istimewa yang senantiasa ditunggu berbagai kalangan untuk menikmati secara langsung kekayaan kuliner Kota Yogya ini. "Tempe dan telo tidak dapat dilepaskan dari gaya hidup masyarakat Yogyakarta, baik sebagai lauk pauk maupun camilan bersama minuman panas. "Dan itulah kenapa usia harapan hidup masyarakat Yogyakarta adalah yang paling tinggi karena tidak terlepas dari pola konsumsi makanan sehat dan bergizi, yaitu tempe dan telo" ungkapnya Ia menambahkan dengan citarasa telo, tempe dan bermacam makanan tradisional lainnya dengan eksotisme khas Yogyakarta menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi tujuan wisatawan dari berbagai negara untuk bisa menikmatinya. "Selain karena harganya yang murah, tempe dan telo adalah makanan yang kaya zat gizi, selain itu dua makanan ini sangat mudah ditemui di Yogyakarta" ungkapnya Menurutnya dengan digelarnya Pasar Rakyat Telo Tempe yang kedua ini, diharapkan dapat menjadi salah satu media untuk lebih mempopulerkan kekayaan kuliner Yogyakarta. Selain itu, lanjutnya dengan digelarnya kegiatan tersebut diharapkan keberadaan UKM sektor makanan tradisional semakin bergairah dan menjadi pendukung pariwisata Kota Yogya dari kekuatan kulinernya. "Saya berharap dengan terselenggaranya bursa makanan tradisional ini, cita rasa masakan-masakan Yogyakarta dapat lebih memasyarakat dan akrab bagi semua kalangan" harap Wawali Ada sebanyak 85 stan yang turut meramaikan gelaran pasar rakyat yang berlangsung dua hari ini (22 hingga 23 September 2018). (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pembukaan Pekan Olahraga Dan Seni Madrasah Diniyah 2018 Kota Yogyakarta
Pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Madrasah Diniyah 2018 Kota Yogyakarta telah berlangsung sejak pagi, Minggu (23/9). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah Kota Yogyakarta. Dalam kegiatan ini sebanyak 300 peserta turut hadir untuk memeriahkan lomba yang diselenggarakan oleh pihak Madrasah Diniyah. Berbagai macam lomba meliputi Lomba Mewarnai, Lomba Kaligrafi, Lomba Futsal, Lomba Sepak Bola, dll. Masyarakat menyambut hangat Porsadin yang diselenggarakan di kampong Gambiran, Kelurahan Pandean, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kementrian Agama, Sigit Warsita dan Wakil Walikota Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memberikan sambutan serta membuka jalannya acara Pekan Olahraga dan Seni Madrasah Diniyah 2018 Kota Yogyakarta. Dalam sambutannya Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, melalui pecan olahraga ini di harapkan melahirkan bibit-bibit unggul dari Kota Yogyakarta. "Harapan kami nantinya kegiatan ini melahirkan bibit-bibit unggul yang mengharumkan nama Indonesia di masa mendatang" ungkapnya. Seperti yang kita ketahui Olahraga dan Seni Manusia merupakan peningkatkan kualitas dan aktualisasi kehidupan sebagai mahkluk sosial. Ikatan antara olahraga dengan seni dapat meningkatkan minat masyarakat untuk bergaya hidup sehat melalui beragam aktifitas positif. Heroe Poerwadi menambahkan semoga acara ini mampu meningkatkan generasi muda untuk beraktifitas positif dengan prestasi olahraga dan seni. "Mudah-mudahan mampu mengajak generasi muda untuk beraktifitas positif, dan tidak hanya memiliki kemampuan bidang akademik dan agama, namun disempurnakan dengan prestasi olahraga dan seni" ungkapnya. Selain itu kegiatan Porsadin merupakan wahana pembuktian untuk para santri Madin Takmiliyah kepada masyarakat dengan adanya ajang ini, diharapkan santri akan bisa menunjukkan beragam prestasinya di bidang seni dan olah raga. Porsadin juga diharapkan sebagai peneguhan sikap dan komitmen Madrasah Diniyah Takmiliyah akan kecintaannya pada bangsa dan negara. Heroe Poerwadi menambahkan kepada FKDT agar terus menyadarkan masyarakat akan peran dan fungsi Madrasah Diniyah Takmiliyah. "Kami berpesan kepada FKDT agar terus menyadarkan masyarakat akan peran dan fungsi Madrasah Diniyah Takmiliyah, terutama dalam membangun kesadaran keagamaan yang moderat dan pemenuhan terhadap kebutuhan pembelajaran pendidikan agama Islam" ujarnya. Dalam hal ini Pemerintah Kota Yogyakarta turut mendorong agar FKDT mampu menggerakkan para penyelenggara pendidikan, termasuk penentu kebijakan pendidikan, untuk menempatkan Madrasah Diniyah Takmiliyah pada tempat yang semestinya. Sebab kontribusi Madin atas Islam moderat di Indonesia sangat besar. Karena itu, Porsadin dianggap penting dan strategis dalam membangun semangat kebersamaan merawat Islam Indonesia. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jalin Kekompakan Antara RT, RW dan LPMK Kelurahan Pakuncen Lewat Outbound
Dalam rangka peningkatan kelembagaan dan penguatan RT, RW, dan Pengurus LPMK Kelurahan Pakuncen Kota Yogya, LPMK Kelurahan Pakuncen menggelar kegiatan Outbound. Mengambil lokasi di Jaka Garong Turi Sleman, mereka nampak semangat mengikuti seluruh rangkaian acara. Kegiatan berlangsung sangat meriah dan akrab dalam naungan alam pegunungan Merapi yang sejuk dan asri. Semangat para peserta sangat terlihat pada setiap materi kegiatan yang disampaikan oleh para instruktur profesional. Ketua panitia kegiatan tersebut, Waluyo mengatakan terlaksananya kegiatan penguatan kelembagaan tersebut sebagai sarana untuk mempererat rasa kebersamaan dan kekompakan dalam rangka penguatan organisasi RT, RW dan LPMK. "Selain itu ini momen yang sangat strategis guna melakukan evaluasi terhadap berbagai usaha yang telah dilakukan selama ini, dalam rangka meningkatkan keberdayaan serta peran dari organisasi, terutama dalam menunjang percepatan pembangunan di Kota Yogya" ungkapnya di lokasi, Minggu (23/9). Sementera itu secara terpisah, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyambut baik kegiatan tersebut, karena kegiatan tersebut sejalan dengan komitmen Pemkot Yogya untuk terus mengembangkan kapasitas kelembagaan RT dan RW, dan pengurus LPMK. "Salah satunya adalah dengan memberikan perhatian dalam bentuk pelatihan penguatan kelembagaan untuk pengurus RT dan RW, dan LPMK sehingga diharapkan mereka mampu memaksimalkan dalam memberikan pelayanan kepada warganya" katanya. Menurut Walikota kegiatan peningkatan kelembagaan tersebut peting di lakukan, karena RT, RW, dan LPMK adalah sebuah lembaga kemasyarakatan yang secara langsung mengurusi berbagai kegiatan warga masyarakat dan menjadi mitra kerja Pemkot Yogya dalam menjalankan berbagai program Pemkot Yogya "Jadi kekompakan mereka harus terus dijaga Agar mereka dapat terus bersinergi untuk menjaga stabilitas dan kondusifitas dan norma-norma di masyarakat "(Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pesatnya Jumlah TPA di Yogyakarta Harus Diimbangi Kualitas
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mendorong perkembangan dan kemajuan TPA di Yogyakarta melalui kualitas, bukan kuantitas. "TPA memiliki peran yang sangat strategis untuk mencari terobosan baru dalam rangka mempersiapkan generasi penerus bangsa yang intelek dan bermoral Al-Qur-an," kata Hereo saat menghadiri penilaian Lomba Akreditasi Unit TPA Yasmin 2 Kotagede, ahad (23/9/2018). Menurutnya, Pendidikan anak melalui TPA di luar jam pelajaran sekolah merupakan alternatif yang sangat strategis untuk mengimbangi materi pelajaran umum yang didapat anak dari sekolah umum. "Pesatnya jumlah TPA yang ada di Kota Yogyakarta, harus diimbangi dengan kualitas yang semakin baik," ucapnya. Heroe menjelaskan, indikator kualitas tersebut di antaranya kurikulum, kualitas SDM, administrasi dan manajerial, serta sarana dan prasarana. Dan yang tidak kalah penting menurutnya adalah kualitas ustadz dan ustadzah dalam membina santri-santrinya. Dengan beitu, Pihaknya menegaskan bahwa Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. "Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa ta"alla," imbuhnya. Ilmu yang dilandasi dengan keimanan inilah, Heroe melanjutkan, yang akan menjadi modal pembangunan menuju negeri baldatun thoyyibatun wa robbun ghafur. "Untuk mempersiapkan modal pembangunan inilah diperlukan generasi yang cerdas secara akademik dan moralitas," cetus Heroe. Hal itu penting sebagai generasi penerus bangsa yang akan memegang kendali dan tanggung jawab untuk meneruskan dan mengembangkan pembangunan di masa depan. Selain itu, Heroe juga mengajak untuk membentengi anak-anak terhadap budaya-budaya baru yang semakin jauh dari nilai-nilai islam. "Oleh karena itu pendidikan moral berbasis Al-Qur"an memiliki peran mengawal pendidikan anak Indonesia yang hanya sedikit mendapatkan pendidikan agama di sekolah umum," tegasnya. Ia berharap kegiatan akreditasi ini dapat menjadi sarana evaluasi, kontrol dan penilaian terhadap kegiatan yang selama ini telah dilakukan pengelola TPA. Ketua Badko TPA/TKA DIY Arifin Hafidz berharap TKA/TPA di wilayah DIY bisa semakin berkembang dengan kegiatan akreditasi tersebut. "Ada 30 poin yang menjadi acuan dalam menilai unit TKA TPA, diantaranya adalah penilaian tentang keadaan santri, jumlah pengajar, pelatihan yang pernah diikuti pengajarnya, sumber dana beserta laporannya, kelengkapan administrasi dan lain sebagainya," kata Arifin. Pihaknya menegaskan Semua itu akan dinilai, diperiksa, diberi saran, masukan sehingga harapannya unit TPA kedepannya menjadi unti TPA yang berkualitas. (Tam)