Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wayang Jogja Night Carnival, Malam Puncak HUT 262 Kota Yogya
Puluhan ribu warga Yogyakarta berkumpul di Tugu Pal Putih Yogyakarta untuk menyaksikan Wayang Jogja Night Carnival yang digelar oleh Pemerintah Kota Yogya. Gelaran Wayang Jogja Night Carnival ini merupakan puncak peringatan HUT Kota Yogyakarta ke 262. Ditemui sebelum acara berlangsung, Show Director Wayang Jogja Carnival,Yetti Martanti menjelaskan tahun ini peserta pawai mencapai 1.400 peserta yang berasal dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Ia menyebutkan beberapa wayang yang hadir dalam gelaran tahunan tersebut, mulai dari Kecamatan Kotagede yang membawakan Rama Shinta, Kecamatan Keraton dengan Larasati, Kecamatan Umbulharjo dengan Anoman, Kecamatan Tegalrejo dengan Semar, dan masih banyak lagi. "Seluruh kecamatan menampilkan kostum, koreografi, dan properti sesuai dengan wayang yang mereka perankan. Tiap kecamatan berbeda tema" ungkapnya. Pada gelaran Wayang Jogja Night Carnival kali ini juga disajikan dengan adanya flashmob. "Flashmob ini diikuti oleh seluruh peserta dengan menggunakan gerakan goyang wayang Jape Methe." katanya Dalam flasmob tersebut, lanjutnya, terdapat 3 jenis musik, pada tiap transisi musik dilakukan flashmob. Dengan gerakan yang mudah ditirukan sehingga seluruh pengunjungpun menirukan gerakan tersebut dari tempat mereka masing-masing. Kegiatan ini berlangsung sejak pukul 18.00 hingga pukul 21.00 WIB, rute yang ditempuh yakni Jalan Jenderal Sudirman, Tugu Pal Putih, dan berakhir di Jalan Margoutomo. Dalam acara tersebut terdapat tiga panggung di sepanjang rute. Tiga panggung tersebut menjadi titik "display" peserta. Panggung pertama berada di depan gedung bekas Indosat di Jalan Jenderal Sudirman, pangung kedua berada di depan Tugu Pal Putih dan pangung ke tiga berada di depan kantor KR di Jalan Margo Utomo. "Tugu Pal Putih yang merupakan ikon kota ini, di panggung tersebut menjadi titik pusat perhelatan Wayang Jogja Night Carnival," katanya. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti yang didampingi Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang pada kesempatan tersebut larut dalam acara tersebut mengungkapkan kegembiraan dan apreasinya atas bertambahnya usia Kota Yogyakarta. "Maka tidak berlebihan kiranya jika mulai saat ini dan seterusnya Pemerintah Kota Yogyakarta menetapkan Bulan Oktober sebagai Bulan Perayaan HUT Kota Yogyakarta dan Bulan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta" katanya Iapun berpesan kepada seluruh warga Kota Yogya Terus meningkatkan rasa kebersamaan untuk menghantarkan Kota Yogyakarta menjadi kota yang aman, nyaman, tenteram, berbudaya dan berkarater serta mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh warganya dan pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wayang Jogja Night Carnival 2018, Ajang Membangun Kebersamaan
Pagelaran Wayang Jogja Night Carnival 2018 berhasil menyita perhatian ribuan orang di seputaran tugu pal putih Yogyakarta, Ahad (7/10/2018) malam. Wayang Jogja Night Carnival ketiga itu seklaigus menjadi puncak acara hari jadi Kota Yogyakarta yang ke-262. Menampilkan pertunjukkan kolaborasi seni modern dan tradisional dari 14 kecamatan. Mengangkat tema "Bersama Membangun Jogja" Wayang Jogja Night Carnival tahun ini dimeriahkan dengan Flash Mob, Video Mapping hingga Goyang Wayang Japemete. Wayang Jogja Night Carnival 2018 pun mendapat perhatian khusus sekaligus apresiasi mendalam dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwana X. Pihaknya berharap Wayang Jogja Night Carnival 2018 semakin mengokohkan Yogyakarta sebagai kota budaya. "Di Yogyakarta, wayang yang merupakan budaya tradisi dapat berpadu dengan baik dalam bentuk karnaval," ucap Sri Sultan HB X saat membuka Wayang Jogja Night Carnival 2018. Ia pun mengingatkan, pembangunan Kota Yogyakarta harus tetap berpijak pada filosofi kelahiran kota tersebut. Bahkan menurutnya, pendiri Kota Yogyakarta pun tidak akan menyangka bahwa Kota Yogyakarta akan tumbuh dinamis dan memiliki kreativitas seperti ini. "Karakater Yogyakarta harus dijaga, sehingga Yogyakarta bisa tumbuh tanpa kehilangan jati diri dan tetap bisa menjadi tujuan wisata," tandasnya. Sementara itu Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, Pemerintah Kota Yogyakarta telah menetapkan Bulan Oktober sebagai Bulan Perayaan HUT Kota Yogyakarta dan Bulan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta. "Oktober juga menjadi bulan promosi produk- produk kreatif warga Kota Jogja, sehingga setiap Oktober senantiasa dimeriahkan dengan event kalender tetap yaitu Wayang Jogja Night Carnival, Malioboro Night Coffee, dan Festival Jogja Kota," urainya. Dan kedepan, sambung Haryadi, akan ada Expo produk kreatif yang pada akhirnya dapat menjadi kalender tahunan Kementerian Pariwisata. "Selain itu, bulan oktober adalah bulan menampilkan potensi sumber daya ekonomi warga Kota Jogja dalam tajuk Jogja Great Sale, Festival Distro, Jogja Creatif, Festival Burung Berkicau dan pameran-pameran produk lokal," urainya. Dengan begitu menurutnya, potensi ekonomi dapat terangkat dan memberikan kesempatan wisatawan menikmati harga-harga yang kompetitif pada pusat pertokoan, Hotel, Mall serta pusat bisnis lainnya. " Oktober juga sarat akan promosi industri jasa yang berkembang di Jogja melalui kegiatan Malioboro Night Coffee "Ngopi Bareng" untuk menunjukkan bahwa Kopi-kopi terbaik disajikan di Kota Istimewa ini," kata Haryadi. Selain itu, melalui Festival Jogja Kota Haryadi mengajak seluruh warga Yogyakarta menyatukan tekad membangun kebersamaan. "Sekaligus memaknai kegiatan ini sebagai ekspresi dan kesadaran seluruh warga Kota Jogja menyajikan yang terbaik dan memberi pelayanan istimewa kepada seluruh warga yang datang ke Yogyakarta," paparnya. Melalui momentum itu, Ia pun juga mengajak seluruh warga Yogyakarta untuk menghantarkan Kota Yogyakarta menjadi kota yang aman, nyaman, tenteram, berbudaya dan berkarater. "Serta mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh warganya dan pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," pungkasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Ajak Masyarakat Ciptakan Pemilu Damai
Wakil Walikota Yogyakarta Heeroe Poerwadi mengajak seluruh masyarakat Yogyakarta untuk menciptakan Pemilu damai pada pesta demokrasi 2019 mendatang. "Pada tahun 2014 kita masyarakat Yogyakarta telah mengukir prestasi karena mampu melaksanakan Pemilu Legislatif dan Presiden secara damai," kata Heroe Poerwadi saat deklarasi kampanye damai Pemilu 2019 di Balaikota, Sabtu (6/10/2018). Ia pun mengajak masayrakat untuk mengulang kembali prestasi tersebut pada Pemilu 2019 mendatang. "Kita wajib mengulanginya kembali suasana kondusif tersebut pada Pemilu 2019," katanya. Keberhasilan tersebut, kata Heroe, membuktikan bahwa masyarakat Yogyakarta memiliki kesadaran berdemokrasi yang tinggi serta komitmen kuat untuk menjaga Yogyakarta tetap dalam situasi kondusif. "Kami mengajak masyarakat, seluruh simpatisan agar dapat bekerjasama dengan aparat kemanan Plori, TNI, Linmas maupun organisasi kemasyarakatan lainnya untuk mensukseskan Pemili Legislatif dan Presiden 2019," tandsanya. Heroe menilai Pemilu 2019 sangat penting sebagai moment yang menentukan arah perjalanan pembangunan bangsa ke depan. Untuk itulah pihkanya mengajak seluruh Warga Yogyakarta untuk menggunakan hak pilihnya dan menghindari golput. "Jangan menjadi golput karena apabila menjadi golput, maka tidak memiliki tanggungjawab yang baik dalam menentukan arah pembangunan," tegas Heroe. Pihaknya berharap agar pemilu tidak hanya dijadikan sebagai ajang kompetisi, tetapi juga dapat mengedukasi masyarakat. "Semoga perhelatan pemilu 2019 bukan hanya menjadi ajang kompetisi saja untuk meraih jabatan ataupun kursi yang disediakan, tetapi merupakan ajang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana masyarakat melakukan pilihan-pilihan yang rasional, elegan, dan sesuai dengan hati nurani masyarakat," ucapnya. Dalam kesempatan yang sama Pelaksana Tugas Ketua KPU Kota Yogyakarta, Sri Suriani mengimbau seluruh peserta pemilu untuk memberikan edukasi yang benar dan melawan hoaks kepada seluruh pemilih di Kota Yogyakarta agar bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik. "Jangan kampanye ini digunakan untuk menjelekkan satu dengan yang lainnya, memberikan sesuatu yang tidak ada sumbernya yang jelas, mempertentangkan sesuatu yang tidak ada untungnya, menyebarkan berita-berita yang disebut hoaks," kata Sri Suriani. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Memimpin Upacara Peringatan Serbuan Kotabaru 2018
Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menggelar upacara memperingati Serbuan Kotabaru 7 Oktober 1945, upacara tersebut berlangsung di lapangan asrama Korem 072 Pamungkas Jalan Atmosukarto, Kotabaru Yogyakarta, Minggu (7/10). Acara ini mengambil tema "Dengan Peringatan Serbuan Kotabaru 7 Oktober 1945 Kita Lestarikan Semangat Kejuangan 45, Demi Keutuhan NKRI Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945". Ketua Panitia Kobar 2018 Dewan Harian Cabang Badan Penerus Pembudayaan Kejuangan 45 Kota Yogyakarta, Bagus Sumbaja mengatakan, peringatan Serbuan Kota Baru perlu untuk menghargai nilai-nilai juang para pejuang. "Selain SO 1 Maret, Serbuan Kotabaru juga perlu diperingati. Untuk menghargai nilai-nilai juga yang telah dilakukan para perjuangan saat itu. Selain itu juga supaya masyarakat lebih mengenal pahlawan Serbuan Kotabaru," katanya. Ikut hadir dalam upacara tersebut, Muspida Propinsi DIY, Muspida Kota Yogyakarta, Paguyuban purnawirawan TNI/Polri, Anggota Veteran, kesatuan TNI Polri, karyawan, pelajar dan organisasi kemasyarakatan. Selain itu, Sekretaris panitia Kobar 2018, Sujono menambahkan peringatan serbuan kotabaru ini perlu dilakukan agar Kota yogyakarta tidak kehilangan sejarah. "Kita sudah peringati Serbuan Kotabaru itu setiap tahun. Tetapi belum banyak yang bisa ikut memperingati, harapannya semakin banyak yang memperingati, dan lebih meriah," ujarnya. Upacara peringatan Serbuan Kotabaru tersebut, dipimpin oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dan diikuti oleh peserta upacara diantaranya pelajar, mahasiswa, paguyuban dan organisasi, serta TNI dan Polri. Dalam sambutannya Heroe Poerwadi mengatakan serbuan 7 Oktober 1945 di Kotabaru merupakan wujud semangat kejuangan, kebersamaan untuk suatu cita-cita mulia dari seluruh komponen masyarakat Yogyakarta dalam mendukung dan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan RI. Dengan penyelenggaraan upacara tersebut, diharapkan semakin menumbuhkan semangat dan nilai-nilai kejuangan-45 bagi generasi muda bisa menggugah rasa nasionalisme semua pihak. "Marilah kita manfaatkan momentum peringatan Serbuan Kotabaru ini sebagai bagian untuk terus mengembangkan rasa nasionalisme, terutama untuk generasi muda agar dapat menyumbangkan yang terbaik bagi negara. Melestarikan jiwa semangat, motivasi yang berjuang dari tahun 45 hingga sekarang harus ada esensi penting yaitu persatuan dan kesatuan dan titipan nilai 45 diberikan sampai mengalir pada anak cucu hingga generasi yang akan datang." (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
TPA Praba Dharma Peringati HUT ke 262 Kota Yogyakarta
Puluhan anak-anak TPA Praba Dharma turut memperingati HUT Kota Yogyakarta ke-262 dengan melakukan kirab tumpang mengeliling Balikota Yogyakarta, Senin (8/10/2018). Kirab dilepas langsung oleh Plt Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMP2A) Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat di depan kantor DPMP2A. anak-anak TPA Praba Dharma sangat antusias mengikuti acara pawai ini, mengenakan baju adat dari berbagai daerah, tidak kurang 20 siswa lengkap dengan baju adatnya mengikuti pawai. Aksi menggemaskan para bocah pun mengundang perhatian sejumlah pegawai Balai Kota. Kepala Sekolah TK Praba Dharma, Wiwik Kurniawati mengatakan pawai karnaval tersebut bertujuan untuk menumbuhkan rasa cintanya terhadap Kota Yogya. "Seyogyanya acara ini untuk menyongsong HUT Kota Yogya yang ke 262, untuk itu perlu kiranya tahu bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada tanah kelahiran mereka" ungkapnya. Sehingga generasi mereka, lanjutnya, tidak hanya tau teknologi saja, tetapi benar-benar memahami tentang belanegara, agama dan memiliki akhlak, moral yang baik sejak dini. "diera globalisasi saat ini, anak-anak sudah paham menggunakan ponsel dan internet. Untuk itu, anak-anak harus diawasi dan menanamkan pendidikan agama, akhlak, dan moral sejak dini." Ucapnya. Sementara itu Octo Noor Arafat menilai acara tersebut akan menumbuhkan kecintaan mereka terhadap Kota Yogyakarta. "Semoga anak-anak kita ini menjadi generasi terbaik, dan menjadi pemimpin untuk bangsa Indonesia kedepan," ucapnya. Pada HUT ke-262 Kota Yogyakarta ini Ia berharap Yogyakarta semakin ramah bagi anak-anak dan layak untuk ditinggali anak-anak. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
200 Meter tembok di Gondomanan Dipenuhi Gatotkaca dan Srikandi
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi meresmikan kawasan Gatotkaca dan Srikandi di Kecamatan Gondomanan. Penamaan Gatotkaca dan Srikandi ini sendiri dipilih karena di kawasan yang memiliki panjang kurang lebih 200 meter ini di hiasi berbagai mural yang bertemakan Gatotkaca dan Srikandi. Tiba di lokasi dengan pakaian dinasnya, Wawali langsung disambut meriah oleh warga sekitar beserta anak-anak dengan berpakian adat Jawa. Saat berjalan melintasi dan melihat berbagai mural yang ada di kawasan tersebut, Ia mengaku merasakan suasana yang berbeda. "Ini tidak hanya sekadar coretan saja, mural sepanjang 200 meter ini memberikan pesan penting. Selain memberikan energi positif dan menginspirasi, mural yang dianggap seni jalanan ini mampu memberikan kedamaian pada dunia" katanya di lokasi, Senin (8/10). Selain itu, lanjutnya, dengan adanya mural ini bisa dijadikan media untuk relaksasi agar pikiran segar kembali dan tidak mudah stres dan jenuh. Dengan adanya gambar mural pun bisa dijadikan sumber inspirasi, ide dan inovasi baru. "Kita harus menjadikan kesempatan ini untuk meneruskan niat kita, untuk menghadirkan kota Yogya sebagai ruang seni budaya dan Kota ramah anak. Kota Yogya harus dipandang sebagai kanvas, mengundang seniman hadir, munculkan seniman di kota ini," katanya Menurutnya seni mural juga meminimalisir vandalisme yang tidak terarah dari kalangan pemuda. Dengan bakat yang dimiliki, seniman bebas melukis ditembok yang sudah disiapkan dan hasil dari lukisannya akan kelihatan rapih. Wawali berharap lebih banyak mural menghiasi dinding-dinding di seluruh wilayah Kota Yogya agar wajah Kota Yogya tampil lebih artistik. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kelurahan Gedongkiwo Menjadi Kampung Tangguh Bencana (KTB) ke - 100
Penanggulangan bencana alam di Kota Yogkarta perlu dilaksanakan secara rutin dengan di selenggarakannya Kampung Tangguh Bencana (KTB). Pada kesempatan ini Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus melakukan upaya mempersiapkan wargannya dalam mengantisipasi terjadinya bencana. Salah satunya adalah dengan membentuk KTB. Kegiatan ini dilakukan dukuh KTB Gedongkiwo di Kelurahan Gedongkiwo RW 18, sabtu (6/10). Dalam kegiatan ini Wakil Walikota, Heroe Poerwadi ikut hadir mengikuti rangkaian pelaksanaan Simulasi Kampung Tangguh Bencana. Kelurahan Gedongkiwo menjadi pelatihan terakhir BPBD yang ke 100 dalam penanggulangan Bencana Alam. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Hari Wahyudi mengungkapkan tujuan diadakannya simulasi ini untuk melatih kepekaan masyarakat ketika menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa mengancam. "Inti dari simulasi bencana untuk membiasakan warga bagaimana yang dilakukan ketika terjadi bencana. Untuk membiasakannya perlu diadakan rutin, skala kecil-kecil saja," ujarnya. Ia menegaskan bahwa Fungsi KTB cukup penting untuk mempersiapkan masyarakat di wilayah. Mengingat mereka yang tahu dan dekat dalam menangani awal jiak terjadi bencana sehingga lebih cepat. "Jika tidak bisa ditangani KTB, maka akan dikoordinasikan dengan Pusdalop BPBD Kota Yogyakarta untuk penanganan lebih lanjut," imbuhnya Menurut Heroe Poerwadi, kerentanan warga terhadap bencana terutama faktor keterbatasan pemahaman tentang resiko bencana alam di Yogyakarta ini perlu di pelajari dalam antisipasi masyarakat terhadap bencana alam. Pihaknya mengingatkan, wilayah Kota Yogyakarta termasuk area dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan berada di bantaran sungai sehingga dapat menjadi salah satu faktor sulitnya evakuasi saat terjadi bencana. "Oleh karena itu, kami berharap, semoga melalui upaya ini dapat mengurangi resiko yang mungkin terjadi dan yang diakibatkan oleh bencana dan dapat menjadi contoh bagi kelurahan-kelurahan lain," ujarnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pasar Demangan Mulai Terapkan E-Retribusi
Pembayaran retribusi pasar tradisional secara nontunai dengan teknologi uang elektronik atau e-retribusi mulai diterapkan di Pasar Demangan. Hal tersebut menyusul dilakukannya penandatanganan kerjasama Bank Tabaungan Negara (BTN) dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Selasa (9/10/2018).al Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyambut baik terobosan tersebut, menurutnya seluruh pedagang pasar Demangan harus menyambut baik e-retribusi tersebut. "E-retribusi ini tujuannya untuk mempermudah proses pembayaran secara non tunai, semoga para pedagang turut mendorong program ini," kata Haryadi Suyuti saat penandatanganan kerjasama dengan BTN di Ruang Yudistira, Balaikota Yogyakarta. Menurutnya sekarang waktunya pedagang yang aktif datangi mesin e-retribusi untuk bayar retribusi. Dari yang tadinya pasif sekarang aktif. Haryadi menegaskan, e-retribusi sejatinya adalah terobosan yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menciptakan efisiensi. "Selain itu juga untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi pasar," imbuhnya. Pihkanya menyebut, saat ini retribusi pasar menyumbang 2,8 persen atau setara Rp.15,6 miliar dari total Rp.551,5 miliar pendapatan asli daerah Kota Yogyakarta. Pihaknya berharap kedepan seluruh pasar di Yogyakarta bisa menerapkan e-retibusi. Dengan pembayaran non tunai seperti itu Ia optimis akan memberikan kemudahan bagi para pelaku pasar. "Perkembangan teknologi berjalan sangat cepat, dan daerah pun dituntut untuk bisa mengikuri perkembangan tersebut," ucapnya. Kedepan, Pihaknya berharap pembayaran non tunai tidak hanya untuk tertibusi pasar saja namun juga bisa digunakan untuk transaksi jual beli. "Di luar negeri transaksi jual beli di pasar sudah menggunakan non tunai dengan e-money," tandasanya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang menambahkan, proses pembayaran secara e-retribusi tersebut membutuhkan waktu karena harus dilakukan secara bertahap. "Inovasi tersebut harus diikuti dengan perubahan perilaku perdagang pasar, mereka sebelumnya di datangi petugas namun setelah berlaku e-retribusi mereka dituntut untuk aktif dengan melakukan pembayaran secara mandiri," jelasnya. Untuk prosesnya sangat mudah, sebelum melakukan pembayaran e-retribusi pedagang Pasar Demangan sebelumnya harus menjadi nasabah BTN terlebih dahulu. "Nanti di Pasar Demangan akan ada semacam mesin ATM, Pedagang tinggal tempel kartu pada mesin tersebut dan retibusi sudah terbayarkan sekaligus tercatat," urainya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali Ajak Karyawan Pra Purna Untuk Berwirausaha
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Badan Kepegawaian Pendidikan Pelatihan (BKPP) Kota Yogya menggelar pembekalan terhadap para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungannya yang hendak memasuki masa purna tugas. Pembekalan tersebut bertujuan agar calon purna tugas menjadi lebih siap. Ada Sebanyak 200 PNS pra purna yang mengikuti pembekalan tersebut. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan jika pembekalan tersebut sangat diperlukan, karena dengan pembekalan tersebut para karyawan pra purna mendapatkan informasi tentang bagaimana menyesuaikan diri setelah purna nantinya. "Melalui informasi tersebut, diharapkan PNS pra purna akan mendapatkan kejelasan mengenai apa yang masih diterima dan difasilitasi institusi serta apa yang tidak diterima lagi setelah pensiun. Kejelasan hak dan kewajiban ini akan membantu rencana pegawai dalam masa pensiunnya," ujarnya di Griya Persada, Sleman, Selasa (10/10). Ia juga mengajak para calon pensiunan untuk mulai memikirkan dan menjalankan dunia wirausaha. "Ketika kita pensiun bukan berarti kita tidak produktif lagi, dunia wirausaha merupakan pilihan yang tepat untuk para pensiunan, Kuncinya kita harus sungguh-sungguh dan memulai dari hal yang kecil, InsyaAllah akan banyak manfaatnya jika kita berwirausaha" ujarnya. Menurutnya masa pensiun adalah masa dimana para angkatan kerja mulai mengurangi aktivitasnya dalam melakukan pekerjaan. Mulai mendelegasikan beberapa pekerjaan guna memupuk kader-kader baru yang dapat menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat. "Pensiun bukan berarti tidak dapat berkarya nyata, dan bukan berarti terbuang dari sistem. Malah seharusnya karena tidak berada di dalam sebuah sistem lagi, para pensiun dapat bebas berekspresi memberikan sumbangan kepada pembangunan Kota Yogya nantinya," katanya. Oleh karena itulah menurut Wawali perlu diberikannya pembekalan kepada ASN yang akan memasuki masa pensiun, tujuannya ialah untuk memberikan wawasan kepada ASN sehingga ASN tersebut siap menghadapi dan mempersiapkan kegiatan disaat pensiun nanti sehingga dimasa pensiun tetap semangat dan menjadi lebih bermanfaat. "Dengan pembekalan ini bapak/ibu dapat saling bertukar informasi, yang akan sangat bermanfaat menambah wawasan, relasi dan juga persaudaraan baru, serta memberikan alternatif pemecahan masalah yang ASN hadapi pada masa purna tugas."ungkapnya. Ia berpesan kepada para peserta untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan baik dan seksama. "Semoga apa yang disampaikan pada kegiatan ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan panjenengan sehingga tujuan kegiatan ini dapat tercapai,"pungkasnya. (Han).
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pertama di Indonesia, Kartu Gerakan Pramuka Sekaligus ATM
Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) meluncurkan kartu anggota pramuka sekaligus bisa digunakan sebagai Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyembut kartu tersebut merupakan yang paling pertama di Indonesia. "Kalau tidak salah, ini baru ada di Yogyakarta, sekaligus pertama di Indonesia," kata Haryadi saat penandatanganan perjanjian kerjasama dengan BTN di Balaikota, (9/10/2018). Ia pun berharap ke depan Yogyakarta hanya memiliki satu kartu dengan banyak manfaat. "Nnati harus begitu, cukup satu kartu saja sudah bisa dipakai untuk apapun," imbuhnya. Hal yang sama diungkapkan Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, pihaknya mengapresiasi inovasi tersebut sekaligus akan mendorong agar semua anggota pramuka segera memeliki kartu yang baru. "Dari 15 ribu anggota pramuka yang aktif sudah ada 417 anggota yang telah memiliki kartu baru tersebut," jelasnya. Ia pun meminta agar anggota pramuka segera mengganti kartu anggota lama dengan kartu anggota baru yang telah dilengkapi dengan fungsi ATM. "Kartu ini fungsinya sangat banyak, bisa untuk ATM dan pinjam buku di perspustakaan sehingga jangan sampai hilang," tandasnya. Pihaknya mengaku akan terus medorong agar seluruh siswa tidak hanya anggota pramuka aktif saja untuk memiliki kartu tersebut. "Kita kan punya 35 ribu siswa, semoga semua bisa memiliki kartu ini," imbuhnya. Heroe berharap kartu anggota pramuka yang baru tersebut menjadi kebanggaan para siswa sehingga semakin memperkuat motivasi mereka dalam gerakan pramuka. Sementara itu Deputi Regional Manager Bisnis BTN Jateng-DIY Chrisdy B Epsa mengaku lega telah berhasil meluncurukan kartu tersebut. "Ini adalah sebuah kebanggan bagi kita semua, tidak hanya untuk BTN saja namun juga untuk Kota Yogyakarta," katanya. "Kartu anggota pramuka sekaligus kartu anggota perpustakaan yang dikemas dalam kartu ATM ini merupakan pilot project yang akan terus kami kembangkan," ucap Chrisdy. Ia menilai satu karu dengan banyak manfaat tersebut akan mempermudah penggunanya untuk mengakses beragama kebutuhan, dan lebih efisen karena tidak perlu kartu banyak lagi. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Heroe Poerwadi Lantik Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi selaku Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta, melantik Dewan Kerja Cabang (DKC) Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta untuk Masa Bakti 2015-2020, Selasa (9/10/2018). "Semoga Dewan Kerja Cabang yang baru saja dilantik ini bisa menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab," kata Heroe Poerwadi. Pihaknya pun percaya seluruh anggota Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta memiliki motivasi tinggi, disiplin dan mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Ia pun meminta agar Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta segera merumuskan program kerja. "Semoga bisa segera merumuskan program kerja agar bisa dilakukan penyesuaian sehingga dengan begitu akan mencapai hasil yang baik," jelasnya. Dia berharap penanaman nilai atau karakter yang diwujudkan dalam kegiatan kepramukaan dapat lebih optimal. "Pramuka memiliki peran besar dalam membangun karakter generasi penerus," kata Heroe. Selain itu Gerakan Pramuka juga dapat mengeratkan kebhinekaan. Melalui pembinaan yang positif, Pramuka diharapkan mampu untuk menangkal generasi muda dari paham-paham negatif. "Keberagaman bangsa ini membutuhkan kebersamaan dan keeratan dalam naungan Pancasila," tandasnya. Untuk itulah, Heroe pun meminta seluruh pengurus membuat kreasi gerakan baru yang mengedepankan life skill. Apalagi gerakan Pramuka memiliki peran dalam pembangunan karakter terhadap generasi penerus bangsa. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Donor Darah Peringati HUT Pemkot Yogyakarta
Rangkaian acara dalam menyemarakkan Ulang Tahun Kota Yogyakarta yang ke 262, Bank Jogja bekerja sama dengan PMI (Palang Merah Indonesia) dan Pemerintah Kota Yogyakarta mengadakan aksi Donor Darah untuk masyarakat Kota Yogyakarta. Aksi donor darah ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2018, pukul 08.00-14.00 WIB yang bertempat di Gedung Graha Pandawa Balaikota Yogyakarta. Kegiatan ini di hadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang juga ikut mendonorkan darahnya. Disamping itu acara ini diikuti mulai dari mahasiswa, PNS yang berada dilingkup Balai Kota hingga masyarakat umum. Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 WIB, terlihat antrian panjang para masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai pendonor. Banyaknya antrian para calon pendonor ini menunjukan antusias yang positif dan kepedulian masyarakat jogja dalam bidang sosial. Kegiatan donor darah ini dilakukan sebagai bentuk bakti sosial untuk masyarakat yang mana darah hasil aksi donor akan di salurkan bagi masyarakat yang membutuhkan. Donor darah ini difasilitasi dengan menyediakan dua gerobak soto, snack ringan seperti gorengan dan disediakan minuman bagi para calon pendonor. Acara ini diharapkan bagi para calon pendonor mengkonsumsi makanan yang sudah disediakan sebelum melakukan pengecekan tensi darah dan Hemoglobin agar mereka dapat mendonorkan darah mereka. Setelah pendonor berhasil menyumbangkan darah, pihak Bank Jogja yang bekerjasama dengan PMI Yogyakarta memberikan bingkisan sebagai tanda terimakasih serta menyediakan undian bagi masyarakat yang sudah merndonorkan darahnya, jika beruntung undian tersebut dapat ditukarkan dengan doorprize menarik yang sudah di sediakan oleh pihak panitia. Sampai saat ini jumlah relawan donor darah dibatasi sejumlah 600 orang. Dari 600 relawan yang melakukan pendaftaran hingga berakhir pada pukul 12.30 WIB. Ada sebanyak 400 orang yang darahnya berhasil lolos untuk di ambil darahnya oleh PMI, jumlah tersebut akan terus bertambah sampai akhir acara pada pukul 14.00 WIB. PMI menyediakan 13 tenaga medis dengan 26 kasur lipat untuk melancarkan kegiatan aksi donor darah ini. Calon peserta golongan darah didominasi oleh para PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan Pamong Praja Balai Kota Yogyakarta. (Hes/Vin/Dwi)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tahun 2019, Pemkot Yogya Targetkan Seluruh Transaksi Belanja Dengan Non Tunai
Dalam rangka meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menargetkan tahun 2019 seluruh transaksi belanja akan dilakukan dengan menggunakan transaksi nontunai (tnt). Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Yogya, Kadri Renggono, mengatakan jika Pemkot Yogyakarta sudah melakukan transaksi non tunai sejak tahun 2017, pihaknya menargetkan jika tahun 2019 seluruh transaksi belanja sudah bisa dilakukan dengan cara nontunai. "Pemkot Yogya responsif bertindak cepat untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, salah satunya dengan mengeluarkan Instruksi Walikota Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2017, berlaku per tanggal 1 September 2017. Sampai saat ini progressnya ada 20 OPD yang sudah menerapkan tnt dan mendatang akan bertambah 9 OPD lain" ungkapnya di ruang Bima Balaikota Yogya dalam acara Workshop Evaluasi Pelaksanaan tnt, Rabu (11/10). Ia menjelaskan bahwa dalam mewujudkan tnt selama ini masih mendapati beberapa kendala di lapangan. Misalkan, masyarakat terbiasa melakukan pembayaran secara tunai, proses tnt yang lama sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat, proses tnt manual memerlukan waktu dan SDM untuk antre di Teller Bank, dan sebagainya. Saat ini, lanjutnya, transaksi penerimaan daerah yang sudah menggunakan sistem nontunai di antaranya adalah retribusi pasar, dan akan terus dikembangkan untuk retribusi lain seperti retribusi rusunawa, pelayanan sampah, pelayanan kesehatan, pelayanan pengujian kendaraan bermotor dan retribusi parkir tepi jalan umum, hingga pemotongan hewan. Namun demikian, tambahnya, ada beberapa pembayaran yang sebelumnya sudah dilakukan secara nontunai namun diusulkan agar dikembalikan dengan sistem tunai, di antaranya pembayaran santunan kematian, pemberian bantuan musibah kebakaran, uang saku untuk transmigran, pengadaan dalam masa tanggap darurat bencana, perjalanan dinas atau akomodasi peserta dari luar negeri dan pajak kendaraan bermotor. "Tidak semua pembayaran kegiatan juga bisa dengan tnt. Misalkan kegiatan di Satpol PP berupa honorarium dan tim operasi lapangan, Dinas UMKM Nakertrans tentang honorarium panitia pameran di luar kota," ungkapnya. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, ada beberapa kelebihan transaksi nontunai di antaranya efisiensi pembayaran dan penerimaan serta meminimalisasi potensi korupsi. "Masyarakat memang banyak yang belum terbiasa dengan transaksi nontunai, namun perlu sedikit ada paksaan karena transaksi nontunai memiliki lebih banyak kelebihan," katanya saat membuka workshop tersebut. Dalam kesemparan tersebut Ia memberikan apresiasi kepada BPD DIY yang telah menyediakan aplikasi Cash Management System (CMS), untuk mendukung percepatan pelaksanaan digitalisasi transaksi non tunai. "Diharapkan pada tahun 2019 mendatang, semua transaksi pada OPD Unit Kerja Pemkot Yogya sudah menggunakan mekanisme non tunai" ujarnya Ia berharap melalui workshop tersebut akan diperoleh informasi yang mendalam dan detail mengenai progress pelaksanaan transaksi non tunai. "Mari kita lakukan inventarisasi permasalahan yang ada, sehingga nantinya dapat kita cari dan temukan solusinya bersama untuk kelancaran tugas kita masing-masing" katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sebelum Sekaten, Pemkot Ziarah Ke Makam Raja Imogiri dan Makam Kotagede
Sebagai sebuah kegiatan, keberadaan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tentunya tidak dapat lepas dari Budaya Jawa (Kraton) yang melingkupinya dan ziarah kemakam para raja menjadi salah satu tradisi yang wajib untuk dilaksanakan Seperti halnya tahun tahun sebelumnya, pada rangkaian kegiatan Sekaten, Pemerintah Kota Yogyakarta selalu melakukan Ziarah ke Makam Kotagede dan Makam Raja Raja di Imogiri. Tahun inipun Pemerintah Kota Yogyakarta juga menyelenggarakan acara tersebut yang di adakan pada kamis. (11/10). Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dan seluruh karyawan Pemkot Yogya melaksanakan Ziarah ke Makam Panembahan Senopati di Kotagede dan Makam raja-raja Mataram di Imogiri. Kegiatan ini rutin diselenggarakan menjelang pelaksanaan PMPS digelar dan setelah PMPS selesai dilaksanakan. Para rombongan terlebih dahulu menuju makam Panembahan Senopati lalu menuju Makam raja-raja Mataram di Imogiri. Berangkat dari komplek Balaikota Yogyakarta pada pukul 14.00 WIB dengan memakai pakaian tradisional model pranakan. Untuk masuk ke dua makam tersebut harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Beberapa peraturan itu antara lain, tidak boleh mengambil gambar dalam bentuk apapun ketika berada di dalam makam, untuk wanita diwajibkan menggunakan pakaian tertentu (jarik, kemben, dan lepas jilbab), dan bagi pria juga harus menggunakan baju tertentu (peranakan, kain jarik, dan blangkon). Di kompleks makam raja-raja ini para rombongan berziarah ke cluster Kaswargan (makam Sri Sultan Hamengku Buwono I dan III), cluster Besiyaran (makam Sri Sultan Hamengku Buwono IV, V dan VI) serta ke Cluster Saptorenggo (makam Sri Sultan Hamengku Buwono VII, VIII dan IX). Wawali menjelaskan bahwa pada ziarah tersebut selain berkaitan dengan rangkaian sekaten juga merupakan wujud rasa syukur kepada Allah, Ia juga meminta kepada seluruh peziarah untuk mendoakan dan tidak untuk meminta kepada yang telah meninggal dunia. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Pertahankan Luas Lahan Persawahan
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berkomitmen untuk terus mempertahankan luasan lawahn persawahan. Hal tersebut ditekankan, menyusul semakin menyusutnya lahan persawahan. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto menjelaskan, Pemerintah Kota Yogyakarta telah mengeluarkan Peraturan Walikota Nomor 112 tahun 2017 Tentang Pengendalian Lahan Sawah Beririgasi Teknis. "Dengan landasan hukum itulah, Pemkot memberlakukan penundaan pemberian izin perubahan penggunaan lahan sawah menjadi fungsi lain sejak 1 januari 2018," ujarnya saat panen raya padi di Sorosutan, Kamis (11/10/2018). Saat ini, lanjutnya, luas lahan persawahan di Yogyakarta tinggal 53 hektare. "Arah pertanian di kota memang bukan mengejar produktivitas panen. Tapi untuk edukasi dan potensi wisata," kata Sugeng. Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Rukun Sorosutan Sunarjo mengungkapkan, saat ini luas lahan pertanian di Sorosutan tersisa sekitar 8 hektare. "Pada akhir 2016 luas lahan pertanian di wilayah ini masih mencapai 12,9 hektare," jelasnya. Sunarjo menjelaskan alasan berkurangnya lahan tersebut, Sebagian besar lahan pertanian itu dijual pemiliknya karena hasil pertanian dinilai tidak sebanding dengan biaya mengelola lahan pertanian dan beban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). "Berkurang karena sebagian sawah dibangun jadi kos-kosan karena wilayah Sorosutan dekat kampus. Hasilnya lebih dirasakan dibandingkan mengelola sawah," imbuhnya. Namun sisa lahan pertanian yang ada tetap diupayakan produktif dengan ditanami padi. Dalam panen raya tersebut, 1 hektare lahan pertanian berhasil menghasilkan 11,96 ton gabah basah. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 9,2 ton gabah basah. "Padi yang dihasilkan jenis IR 64, proses menanamnya kerja sama dengan Kodim Yogyakarta," jelasnya. Dalam kesempatan yang sama Komandan Kodim 0734/Yogyakarta Letkol Inf Bram Pramudia menuturkan, panen padi di Wirosaban RT 55 RW 13 Sorosutan adalah lahan demplot ketahanan pangan Kodim 0734/Yogyakarta. Pihaknya mengaku puas karena hasil panen saat ini sangat bagus dibanding sebelumnya karena menanam bibit unggul. (Annisa/Tam)