Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta Menuju Kota Inklusi
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakart berkomitmen untuk terus mendorong Yogyakarta sebagai Kota Inklusi. Sejumlah program telah disiapkan untuk terwujudnya Yogyakarta sebagai Kota Inklusi. p"Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki komitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dengan pendekatan berbasis komunitas pada lima kelompok masyarakat rentan, yaitu, Perempuan, Anak, Lansia, Penduduk Miskin, dan Penyandang Disabilitas," Kata Wakil Walikota Yogyakart Heroe Poerwadi dalam Dialog Tata Kelola Pembangunan Kabupaten/Kota Inklusif di Hotel Horison Ultima Riss Yogyakarta, Selasa (23/10/2018). pMenurutnya hal itu sejalan dengan Visi Pembangunan Kota Yogyakarta, yaitu Meneguhkan Kota Yogyakarta Sebagai Kota Nyaman Huni dan Pusat Pelayanan Jasa Yang Berdaya Saing Kuat Untuk Keberdayaan Masyarakat Dengan Berpijak Pada Nilai Keistimewaan./p pKelima kelompok masyarakat rentan tersebut, sambungya, senantiasa kita dorong untuk berpartisipasi terlibat dan terwakili dalam setiap proses pembangunan, mendapatkan akses kesetaraan kesempatan terhadap pemanfaatan sumber daya baik fisik maupun non fisik, serta mendapat manfaat dan ikut menikmati hasil pembangunan./p pHeroe menjelaskan, sebagai Kota Inklusi, Yogyakarta setidaknya memiliki sembilan Indikator inklusivitas yang harus dicapai dimana mencakup sektor layanan publik, yaitu Pendidikan, Kesehatan, Hukum dan Keadilan, Ekonomi, Ketenagakerjaan, Transportasi, Informasi, Kependudukan, serta Perumahan./p pBeberapa kebijakan telah digulirkan Pemerintah Kota Yogyakarta berkaitan pemenuhan hak kelompok rentan./p p"Dengan predikat Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan, maka Pelaksanaan Education For All atau pendidikan untuk semua perlu diperjuangkan oleh semua elemen masyarakat karena pendidikan dan aksesbilitas tidak hanya untuk mereka yang memiliki kesempurnaan fisik dan mental, namun juga anak-anak lainnya yang luput dari perhatian," ucap Heroe./p pDari aspek kewilayahan, pada 2017 Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan terobosan mendorong Kota Inklusi dengan membentuk Kampung Peduli Sehat Jiwa di Kecamatan Danurejan./p p"Kampung Sehat Jiwa ini sangat mampu mendorong motivasi para penyandang Disabilitas. Pelayanannya tidak hanya seputar medis saja, namun ada program edukasi baik kepada penyandang maupun kepada masyarakat," ucapnya./p pDalam dialog tersebut, Yakkum mengundang beberapa daerah yang telah menerapkan pembangunan kota inklusif secara baik untuk berbincang dan berdialog bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK)./p pProject Manajer Program Peduli Pilar Disabilitas Pusat Rehabilitas Yakkum Rani Ayu Hapsari mengatakan, Kita undang mereka datang kesini dan kita pertemukan dengan Kementerian agar masing-masing daerah dapat menjelaskan mengenai prakteknya dan tantangan yang dialami oleh daerah tersebut untuk mengembangkan pembangunan inklusi./p p10 kota yang menjadi piloting atau percontohan untuk pengembangan pembangunan inklusi ialah dari Kabupaten Bone, Kabupaten Gowa, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sukoharjo, Sumba, Sumba Barat dan Kota Yogyakarta./p pDi akhir acara tersebut, perwakilan masing-masing daerah juga melakukan deklarasi dengan manandatangani komitmen untuk pembangunan inklusi di daerah masing-masing. (Fina/Dwi)/p
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta Kembangkan Stasiun Tugu Sebagai Transit Oriented Development
Pemerintah Provinsi DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Kraton Yogyakarta, PT KAI (Persero) dan PT HK (Persero) sepakat untuk mengembangkan Stasiun Tugu menjadi Transit Oriented Development (TOD) p"Kesepakatan bersama ini merupakan keberlanjutan kesepakatan antara Pemda DIY - PT KAI saat di Bandung pada 28 Juni 2007 lalu. Yakni 11 tahun yang lalu," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwana X saat membacakan sambutan di Gedhong Pracimosono, Kepatihan, Yogyakarta, Senin (29/10). pSri Sultan menjelaskan, kesepakatan ini harus menjadi landasan untuk melakukan sinergi dalam pengembangan stasiun tugu sebagai TOD di mana pembangunannya harus diselaraskan dalam kerangka besar pembangunan kawasan Malioboro./p p"Dalam pelaksanaannya, para pihak sepakat akan menindaklanjuti dalam perjanjian kerja sama teknis oleh perangkat daerah. Sehingga tugas dan fungsinya berdasarkan prosedur dan ketentuan perundangan yang berlaku," urainya./p pKonsep TOD berfokus pada layanan transportasi publik yang mudah diakses ke berbagai moda transportasi publik untuk berpindah jalur dan berganti pada moda transportasi yang disukai sesuai kebutuhan warga TOD./p p"Untuk itu, perlu untuk mengatur sistem transportasi agar warga mudah menjangkau kawasan perkantoran, industri, dan pusat-pusat aktivitas perkotaan dari tempat mereka tinggal," jelasnya./p pDalam kesempatan yang sama Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menerangkan, Terkait dengan rencana revitalisasi Stasiun Tugu tidak ada pembebasan lahan. Hal itu dikarenakan, lahan di kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta mayoritas adalah tanah kekancingan milik Kraton, yang hak pengelolaannya diserahkan kepada PT KAI./p pAdapun untuk revitalisasi Stasiun Tugu Yogyakarta diharapkan bisa dimulai tahun depan. Namun untuk kepastiannya masih menunggu pembahasan lebih lanjut. Untuk sistem yang akan diterapkan di stasiun adalah transit oriented development dengan konsep lokasi parkir di bawah tanah./p p"Semoga stasiun tugu dan lempuyangan bisa berperan dalam pengembangan pembangunan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pusat transportasi yang berbasis OTD," imbuhnya. (Tam)/p
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Sebagai Tolak Ukur Kota Blitar dalam Lomba, Pola Asuh Anak dan Remaja Tingkat Nasional
Wakil Walikota Blitar, Santoso beserta jajaran Pemerintah Kota Blitar, serta segenap pengurus PKK Kota Blitar, berkunjung ke Pemerintah Kota Yogyakarta, Selasa (30/10). Kegiatan ini di hadiri oleh puluhan peserta kunjungan kerja Kota Blitar yang sangat antusias saat bertukar pikiran seputar program Pola Asuh Anak dan Remaja dalam Keluarga dengan Penuh Kasih Sayang (PAAR DK DPC KS), di mana Kelurahan Wirobrajan, Kecamatan Wirobrajan mewakili Kota Yogyakarta dalam lomba di tingkat Nasional. Selain itu, acara ini merupakan program Pola Asuh Anak dan Remaja dalam Keluarga dengan Penuh Kasih Sayang, Pemerintah Kota Yogyakarta yang memiliki inovasi IMKK, yaitu Indahnya Membangun Kebersamaan Keluarga. Dengan misi "Menjadikan Keluarga sebagai Pendidikan Pertama dan Utama dalam Membangun Karakter Bangsa", serta "Membangun Kerjasama seluruh Pihak Terkait dalam Menciptakan Iklim yang Kondusif untuk Proses Tumbuh Kembang Anak". Wakil Walikota Blitar, Santoso mengatakan, senang dan ingin seperti Kota Yogyakarta yang memiliki banyak prestasi yang telah di raih. "kami sangat antusias datang ke kota Yogya, karena kami bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dan harapannya kedepan bisa seperti Yogya yang sudah mendapatkan juara Pola Asuh Anak dan Remaja dalam Keluarga dengan Penuh Kasih Sayang di Tingkat Nasional" ujarnya. Santoso menambahkan pihaknya ingin mempelajari ilmu yang ada di Kota Yogyakarta. "kami ingin bisa mempelajari bagaimana trik-trik dari Yogya yang bisa kami contoh untuk Kota Blitar" ujarnya. Pemerintah Kota Yogyakarta saat mengikuti Lomba Pola Asuh Anak dan Remaja, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Tim Penggerak PKK bersama masyarakat Kelurahan Wirobrajan melaksanakan berbagai program unggulan Selain itu berkaitan dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila, seiring dengan paradigma baru sebagai pembina karakter keluarga, Pemerintah melaksanakan program Pencegahan Kejahatan Seksual Terhadap Anak (PKSTA), Pencegahan Penyalahgunaan Napza (P4GN), Tertib Administrasi Kependudukan dan PBBP GN-AKSA (Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual terhadap Anak), dan lain sebagainya. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak hanya diukur dari keberhasilan pembangunan fisiknya saja, tetapi juga ditentukan oleh keberhasilan pembangunan manusia. "Aktivitas pembangunan yang berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan baik juga sangat ditentukan oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat jasmani-rohani dan berkualitas"ujarnya. Diharapkan dengan diadakannya kunjungan ini sebagai dasar bagi kita untuk mempersiapkan generasi muda melalui pola asuh anak dan remaja yang benar, dalam keluarga dengan penuh cinta dan kasih sayang. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Beri Penghargaan Pada Pemilik Bangunan Heritage
Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan penghargaan terhadap 10 pemilik bangunan heritage di Kawasan Cagar Budaya (KCB) Pakualaman. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Walikota Yogyakarta,Haryadi Suyuti di Hotel Phoenix, Selasa (30/10). Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogya, Eko Suryo Maharso mengatakan sistem penilaian penghargaan tersebut berdasarkan pada kepedulian pemilik bangunan heritage yang tetap mempertahankan ciri khas bangunannya dan tidak mengubahnya menjadi bangunan baru. "Penghargaan yang berupa piagam serta uang sebesar Rp 10 juta ini merupakan apresiasi terhadap berbagai aktivitas dan komitmen yang dilakukan oleh masyarakat/pemilik bangunan yang senantiasa meluangkan waktu dalam pelestarian bangunan heritage di Kota Yogyakarta." Katanya dilokasi. Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menjelaskan melalui momentum penghargaan tersebut, Ia menghimbau kepada segenap pemilik, pengusaha dan pelestari bangunan heritage, agar tetap memelihara, merawat, serta memperindah dan mempercantik keaslian bangunan heritage. "Marilah kita bersama-sama meningkatkan kesadaran akan keberadaan bangunan heritage ini, sehingga bukan hanya tokoh-tokoh ini saja yang kemudian melestarikan bangunan-bangunan heritage, namun seluruh masyarakat dapat turut berperan aktif dalam menjaga bangunan-bangunan tua dan antik di sekitarnya" ujarnya Karena dengan masih kokohnya bangunan heritage tersebut, lanjutnya, juga turut memberikan andil yang besar dalam memperkuat atmosfer Kota Yogya sebagai Kota Budaya, Seni dan Kota Pariwisata. "Keberadaan bangunan heritage di Kota Yogya merupakan potensi besar sebagai modal dalam menggerakkan dan meningkatkan roda perekonomian daerah dari sektor pariwisata. Dalam hal ini bangunan heritage menjadi salah satu bentuk promosi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta" ujarnya. Salah satu peraih penghargaan tersebut adalah adalah Nisa Andriyani, pemilik bangunan heritage di Jalan Bausasran mengaku menjadi generasi keenam yang menempati rumah tersebut. Ia mengaku selain perawatan yang susah, rumahnya juga butuh biaya yang besar dalam menjaga warisan leluhurnya tersebut. Perawatannya memang tinggi. Tapi kami sayang untuk melepasnya karena di sana banyak kenangan, ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Touring Baksos Lombok Komunitas Fortuner Start di Balai Kota Yogyakarta
Bantuan sosial terus mengalir untuk korban gempa lombok. Kali ini bantuan datang dari Komunitas Toyota Fortuner Club of Indonesia Chapter Jogja - Jawa Tengah yang melangsungkan pelepasan rombongan touring menuju Lombok di halaman Balai Kota Pemerintahan Kota Yogyakarta kemarin (27/10). Pelepasan bakti sosial ini dihadiri oleh Kasadpolpp, Kepala Dinas Pariwisata, dan Kepala Dinas Kominfosan. Ketua Toyota Fortuner Club of Indonesia chapter Jogja - Jawa Tengah, Tri Wibowo menjelaskan bahwa kegiatan ini akan difokuskan di 2 wilayah, yaitu wilayah Semulur dan Pesugihan. Bila tidak ada hambatan selama perjalanan, rombongan akan tiba sampai Lombok pada tanggal 27 Oktober sore hari. "Untuk kegiatan ini kita membawa beberapa barang yang dikumpulkan oleh rekan-rekan id42ner (Komunitas Toyota Fortuner Club of Indonesia) yakni berbagai macam barang meliputi buku, meja belajar, dan alat perlengkapan sholat. Disana kita juga melakukan kegiatan sebagai relawan dan memberikan material bangunan.", jelas Tri Wibowo. Salahsatu peserta , Ari Yunanto mengungkapkan bahwa kegiatan bantuan sosial di Lombok ini adalah kegiatan yang kedua. Dari klub pernah memberikan bantuan yang pertama pada bulan September berupa bahan pokok makanan. Kemudian bantuan ini ditindak lanjuti oleh teman-teman wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah berupa bantuan fisik. Touring baksos ini didukung dan disambut baik oleh Pemerintahan Kota Yogyakarta. Mewakili Walikota Yogyakarta, Kepala SatPol PP Kota Yogya Nurwidi Hartana menyampaikan bahwa kegiatan tersebut memiliki berbagai makna positif, antara lain sebagai ajang penyaluran minat bakat dan kreativitas para otomania, sekaligus berolahraga dan berwisata maupun menumbukan jiwa sosial. "Kegemaran dalam hal otomotif tentu saja tidak hanya untuk kepuasan diri pribadi atau kelompok, namun hendaknya kegemaran ini perlu kita aktualisasikan secara positif, salah satunya dengan kegiatan Bakti Sosial guna meringankan beban penderitaan masyarakat Lombok akibat gempa beberapa waktu silam.", terangnya. Ia berharap dengan adanya baksos ini dapat melatih sikap disiplin, sportif, dan kebersamaan yang dapat menumbuhkan sikap saling menghargai. Menumbuh semangat saling membutuhkan dan semangat kebersamaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. "Hal tersebut sangat penting untuk dimiliki setiap komunitas otomotif sebagi ajang pembuktian bahwa komunitas otomotif senantiasa dipenuhi dengan kegiatan positif, aktifitas sosial yang membangun, serta jalinan keakraban dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.", tambahnya. Kegiatan baksos nantinya akan ini diikuti kurang lebih 15 kendaraan yang juga berasal dari daerah lain, yakni Solo, Surabaya, Bali, dan juga Lombok. (Han/Ica)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
130 Peserta Disabilitas ikut Jamkesus Terpadu
Ratusan warga Disabilitas antusias mengikuti pelayanan Jaminan Keshatan Khusus (Jamkesus) terpadu di Balai Pamungkas, Jalan Yos Sudarso, Yogyakarta, Rabu (31/10). Acara diselenggarakan oleh Dinas Sosial serta Dinas Kesehatan yang ada di Provinsi dan Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Bapel Jamkesos dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan Jamkesus Terpadu. Dalam pelayanan ini sekitar 130 penyandang disabilitas mengikuti Jamkesos Terpadu 2018. Kegiatan ini sudah dilaksanakan ke tiga kalinya yang merupakan kegiatan yang berkelanjutan. Kepala Rumah Sakit Dr. Sutarto 0403, Letkol Sagita Ismayayati mengatakan Pelayanann jamkesus terpadu ini merupakan kali ke tiga diselenggarakan. Acara ini sekaligus sebagai HUT Angkatan Darat Ke-73 Tahun. "Pelayanan Jamkesus Terpadu ini merupakan kali ke tiga yang diberikan untuk masyarakat Kota Yogya Khususnya untuk Pelayanan terhadap disabilitas"ujarnya. Dalam pelayanan Jamkesus Terpadu bagi penyandang disabilitas, peserta diberikan fasilitas antar jemput yang setelahnya sudah didata oleh TKSK tiap kecamatan. Kepala Bidang Advokasi dan Rehabilitasi Sosial, Dinsos Kota Yogyakarta, Ch Tri Maryatun mengatakan, semua para peserta difabel akan ditangani dengan baik sesuai kebutuhan masing-masing. "Peserta difabel diperiksa kesehatan secara umum, lalu mereka butuhnya apa, semisal butuh alat bantu gerak maka nantinya akan diberikan alat bantu gerak" ujarnya. Ch Tri Maryatun menjelaskan, kegiatan ini kami tujukan kepada masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan alat bantu yang dibutuhkan. "Pelayanan Jamkesus Terpadu ini memang kami tujukan kepada masyarakat yang memiliki perekonomian rendah, karena nantinya jika memang pasien tersebut membutuhkan bantuan alat bantu, maka akan kami rekomendasikan"ujarnya. Tak hanya itu peserta yang sudah melakukan pendaftaran kemudian menunggu untuk mendapat penanganan serta pengecekan dari dokter dan spesialis untuk mendiagnosis penyakit. Dalam pelayanan jamkesus terpadu, sekiranya perlu dirujuk ke Rumah Sakit kemudian dirujuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Tujuan utamanya lebih kepada bagaimana kita mendekatkan akses dan mempermudah pelayanan kesehatan bagi disabilitas"ungkapnya. Kegiatan ini juga dibantu oleh beberapa pihak terkait seperti relawan dari LSM, TAGANA, Puskesmas, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, serta PMI. Ch Tri Maryatun menambahkan, peseta penyandang disabilitas akan diberikan alat sesuai kebutuhan mereka yang di rancang khusus menurut bentuk tubuh agar nyaman dipergunakan. "Alat yang diberikan akan diukur dan di buat sekitar 1 bulan, ukuran peralatan secara spesifik, seperti kursi roda disesuaikan bentuk tubuhnya atau yang memerlukan kacamata kita bekerjasama dengan optik dan Rumah Sakit Dr. Yap" ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Membangun Spiritualitas Damai dalam HUT GPIB Ke-70
Gerakan Pemuda (GP) Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) merayakan HUT GP GPIB ke-70 di Pendopo Ndalem Suryowijayan, Jalan Wahid Hasyim MJ I/ 340, Kota Yogyakarta, Rabu (31/10). Lebih dari ratusan warga dan Pemuda Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) ikut dalam rangkaian acara HUT GP GPIB ke-70 . Acara ini meliputi Teater Rakyat, Potong Tumpeng, dan undian doorprice untuk warga Suryowijayan. Kegiatan ini mengusung Tema "Membangun Spiritualitas Damai Yang Menciptakan Pendamaian". Ketua Penyelenggara GPIB, Yosep mengatakan, perayaan GPIB ini merupakan salah satu momen yang sangat penting untuk mengingatkan kembali kepada sejarah berdirinya GPIB. "Oleh karena itu, tentunya tepatlah pada saat ini kita mengingat kembali kepada sejarah keberadaan dan peran serta GPIB dalam pembinaan jemaat baik dalam bidang keagamaan, sosial kemasyarakatan" ujarnya.. Rangkaian kegiatan HUT GPIB Ke-70 sudah dimulai pada tanggal 19 Oktober hingga 20 Oktober 2018 yaitu melakukan ibadah dan pengobatan gratis di daerah Kulonprogo. Kemudian pada tanggal 26 Oktober hingga 28 Oktober 2018 diadakan pertemuan pemuda, srawung persaudaraan pemuda lintas agama yg dilakukan di Kota Semarang. Dan yang terakhir pada tanggal 31 Oktober 2018 telah terselenggara pembagian sembako sebagai cinta kasih pada masyarakat di sekitar gereja. Disamping itu, Wakil Walikota, Heroe Poerwadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa, usia GPIB Ke-70 merupakan usia yang sangat matang. "HUT GPIB ke-70 ini merupakan usia yang sangat cukup matang dan sama dengan usia Republik Indonesia, usia ini sudah jadi masanya semakin bisa mengayomi keseluruhnya warganya" ungkapnya. Heroe Poerwadi menjelaskan pihaknya berharap dalam kegiatan ini agar jamaat saling menjaga dan menjalin persaudaraan yang telah lama dibangun. "Saya berharap jemaat bisa bersama merawat, menjaga, nilai persatuan, serta kesatuan persaudaraan, apalagi di jogja semangatnya selalu muncul, semangat gotongroyong nyawiji greget bersama" ungkapnya. Heroe Poerwadi menambahkan GPIB membawa kebaikan bagi masyarakat khususnya di Kota Yogyakarta. "GPIB ini bisa membawa kebaikan bagi seluruhnya, untuk saling berkontribusi melalui pandangan, pendapat seluruh jemaat, untuk menjadikan Kota Yogya nyaman, memiliki toleransi dan mampu merangkul semua kehidupan agar selalu nyaman berada di kota Yogyakarta" katanya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Mergangsan Juara Pertama Wayang Jogja Night Karnival
Kecamatan Mergangsan berhasil meraih juara terbaik pertama pada gelaran Wayang Jogja Night Carnival yang juga merupakan pergelaran puncak peringatan Hari Ulang Tahun Ke-262 Kota Yogyakarta yang jatuh pada tanggal 7 Oktober lalu. Sedangkan untuk juara terbaik kedua dan ketiga jatuh pada Kecamatan Gondokusuman dan Kecamatan Wirobrajan. Sementara untuk juara Favorit jatuh pada Kecamatan Umbulharjo. Penyerahan hadiah tersebut diserahkan langsung oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dan didampingi Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Pada kesempatan tersebut Walikota mengatakan jika dengan adanya 4 pemenang tersebut agar dapat memberikan motivasi pada Kecamatan lain untuk bisa lebih meningkatkan kreasinya pada gelaran Wayang Jogja Night Carnival tahun depan. Akan ada banyak kreasi yang bisa diangkat dari tema wayang ini. Saya pun yakin jika pada penyelenggaraan selanjutnya akan semakin baik. Tanggapan masyarakat selama tiga kali penyelenggaraan pun selalu baik, katanya saat acara Malam Pungkasan Festival Jogja Kota di Galeria Mall, Rabu (31/10) Bahkan Ia pun optimis jika Wayang Jogja Night Carnival mampu menembus agenda wisata nasional karena kegiatan karnaval tersebut memiliki keunikan dari tema yang diangkat, yaitu cerita di balik tokoh-tokoh pewayangan. Dalam kesempatan tersebut, Ia menyampaikan pihaknya berterimakasih terhadap kontribusi yang diberikan oleh berbagai pihak sehingga perayaan Festival Jogja Kota dapat berlangsung dengan lancar. Karena bagaimanapun juga perayaan ini tidak akan berlangsung baik tanpa bantuan dari para instansi pemerintahan, pihak swasta, maupun masyarakat umum secara keseluruhan, ucapnya. Ia juga menyatakan akan berusaha untuk mengevaluasi hal-hal yang dirasa masih kurang berkenan dalam perayaan HUT kali ini, agar dapat memberikan suguhan yang lebih menarik pada perayaan-perayaan mendatang. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan pengundian pemenang Jogja Great Sale 2018, dalam pengundian tersebut diundi Grand Prize satu unit mobil Daihatsu Sigra dan lima unit sepeda motor Honda Beat, pengundian tersebut dilakukan melalui layar screen disaksikan oleh pihak kepolisian, serta jajaran Pemkot Yogyakarta lainnya. Walikota menambahkan, program yang pertama kalinya diadakan ini merupakan upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah Kota Yogya. Sehingga kami harapkan bisa memberikan pengalaman menarik bagi wisatawan serta menunjang pariwisata Yogya demi memberikan kontribusi yang baik kepada masyarakat, imbuhnya. Seluruh peserta undian sebelumnya juga telah mengikuti rangkaian proses yakni dengan menukarkan struk belanja di seluruh merchant Jogja Great Sale 2018 dengan mendaftarkan nomor undian melalui pesan pendek ke customer service. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Ajak Ibu – Ibu Manfaatkan Smart Phone dengan Bijak
Dalam rangka memperingati hari ibu, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bekerjasama dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) menggelar seminar Mencerdaskan Perempuan Melalui Teknologi Informasi di Kompleks Balaikota, Kamis (1/11/2018). "Seminar ini tentunya bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para ibu agar bisa memanfaatkan smart phone dengan cerdas," ucap Plt Kepala Dinas DPMP2A Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat. Selain memudahkan segala aktivitas, sambung Octo, mereka juga bisa memaksimalkan fungsinya untuk membuat hidup jauh lebih produktif. "Salah satunya yakni dengan memanfaatkan smart phone untuk sarana bisnis," imbuhnya. Octo mencontohkan, smart phone bisa digunakan untuk berdagang, yakni untuk media promosi produk yang mereka miliki. "Dengan begitu, pemanfaatan smart phone akan lebih maksimal dan lebih berguna bagi dirinya dan keluarga," ucapnya. Octo pun berharap perempuan bisa menjadi bagian penting yang mendukung pembangunan Kota Yogyakarta. Meski begitu, Octo mengingatkan agar para ibu memperhatikan sekaligus bisa menggunakan smart phone sesuai waktu yang dibutuhkan. "Kecanggihan smart phone sering membuat kita menjadi terlalu lekat dan fokus dengan ponsel sehingga melupakan orang-orang yang ada di sekitar kita," tandasnya. Pihaknya pun meminta agar para orang tua bisa menghindari terlalu asik dengan ponsel sehingga mengabaikan momen kebersamaan dengan orang-orang di sekitarnya terutama anak. Senada dangan hal tersebut, Kepala Bidang Kabid Teknologi Informatika Dinas Komunikasi dan Persandian Kota Yogyakarta, Suciati mengaku telah menyiapkan aplikasi berbasis smart phone yang bisa digunakan untuk membantu para UMKM memasarkan produknya. Layanan tersebut yakni, Dodolan di aplikasi Jogja Smart Service (JSS) di telepon genggam. Aplikasi milik Pemerintah Kota Yogyakarta ini menawarkan berbagai solusi guna mengangkat perekonomian warga. Selain Dodolan, juga akan ada layanan Nglarisi dalam aplikasi yang sama. "Tambahan dua layanan itu akan diluncurkan tahun ini," jelas Suciati. Melalui layanan tersebut para ibu-ibu dapat menawarkan berbagai barang hasil produksi mereka. Pelaku UKM yang dibuktikan dengan nomor induk kependudukan (NIK) bisa mendaftar sebagai pedagang. "Layanan ini mirip dengan layanan jual beli online yang ada saat ini. Pembayaran pun bisa dilakukan secara tunai melalui cara bayar di tempat atau cash on delivery (COD) atau melalui transfer," jelas Suciati. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Sekaten Yogyakarta 2018 Resmi Dibuka, Wawali : Sekaten Diharapkan Jadi Penggerak Ekonomi Kerakyatan
Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tahun 2018 resmi dibuka oleh Wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X, Jumat (2/11). Pembukaan ditandai dengan pemukulan kenong sebanyak tiga kali. PMPS tahun akan berlangsung sampai 18 November mendatang. Sebanyak 514 stan sudah terisi penuh. Sebagian besar diisi jualan pakaian, selebihnya kuliner, dan berbagai permainan. Pada PMPS kali ini zonasi stand dibagi menjadi dua, yakni zona perdagangan umum dan zona pemerintah. Sedangkan untuk Zona Pemerintah diisi oleh stand pameran dari Pemda DIY, Kementerian Agama DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Stand UMKM 14 Kecamatan se-Kota Yogyakarta, Dekranas Kota Yogyakarta, serta instansi pemerintah lainnya. Selain itu, guna lebih memeriahkan pelaksanaan Sekaten terdapat Panggung Pariwisata yang menampilkan potensi seni dan budaya dari seluruh elemen masyarakat Yogyakarta. Paku Alam X mengatakan perayaan Sekaten yang merupakan rangkaian dari peringatan Maulud Nabi bisa menjadi sarana interaksi warga bisa mengharmonisasikan antara budaya, religi, dan ekonomi. Bahkan Sekaten yang sudah menjadi event tahunan juga menjadi daya tarik wisatawan. Dia juga berharap PMPS dengan tema harmoni religi, budaya dan ekonomi dapat menjadi pembelajaran masyarakat. Termasuk menepis isu-isu terkait intoleransi agama yang bekalangan muncul di masyarakat. "Semangat harmoni, religi, budaya dan ekonomi harapannya pada peringatan tahun ini nilai-nilai itu dapat diangkat kembali, karena sekarang musim intoleransi," ujarnya Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan akan terus melakukan evaluasi agar PMPS semakin relevan dan tumbuh agar tidak kehilangan daya tariknya. Namun PMPS tetap tidak meninggalkan nilai ruh Sekaten yakni mengedepankan harmoni religi dan budaya. Ia menyampaikan bahwa Sekaten tahun ini menampilkan potensi yang ada di wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya dengan tetap berusaha menjaga relevansi dinamika masyarakat masa kini. Menurutnya perayaan Sekaten telah menyatu dengan budaya dan tradisi masyarakat Jogja. Dalam pelaksanaannya senantiasa mengupayakan sinergi unsur religi, budaya, hiburan, dan ekonomi. "Namun tetap mengedepankan misi utamanya syiar Islam dalam bentuk keramaian. PMPS akan menjadi ruang ekspresi seni bagi Jogja dan sekolah di panggung seni yang dapat disaksikan setiap hari" katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Yogyakarta Luncurkan 14 Kampung KB
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana meluncurkan 14 Kampung Keluarga Berencana (KB) di Kompleks Balaikota, Sabtu (3/10/2018). "Kami berharap kampung KB mampu mendorong program pengendalian pertumbuhan penduduk," ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat meresmikan Kampung KB di Balikota. Menurutnya yang harus diatasi adalah bagaimana menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk, mengatur jarak kelahiran, dan mengurangi bahkan meniadakan perkawinan dini. "Masih menjadi masalah yakni mengapa masih ada pertumbuhan penduduk yang belum sesuai rencana," ujarnya. Menurutnya, kenapa masih banyak terjadi perkawinan dini, masih banyak jarak kelahiran yang pendek. Hal tersebut merupakan pengaruh problem sosial di sekitarnya. Paling banyak menyangkut pemahaman tentang membangun keluarga sejahtera. "Perkawinan dini dipicu orang tua yang ingin anaknya segera berumah tangga. Seolah-olah kalau anak menikah problem kemiskinan berkurang, tenaga pekerjanya bertambah. Namun juga banyak perkawinan dini bukan disebabkan masalah ekonomi tapi karena tata pergaulan, ungkap Heroe. Di kampung KB, tambahnya, selain ukurannya dilihat dari jumlah peserta KB aktif, juga membuat keluarga mampu dan berdaya untuk melindungi anggota keluarga yang lain sehingga mencegah dari perbuatan yang ingin dihindarkan. Heroe menegaskan Kampung KB dalam membantu menaikan kesejahteraan tidak berjalan sendirian. Hal tersebut harus dilakukan lintas sektor. "Misalkan untuk urusan kependudukan dan KB dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Yogyakarta dan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB," tandasnya. Lalu untuk pemberdayaan ekonomi bisa bersinergi dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Disperindag, Dinas Koperasi UKM Nakertrans, Dinas Pariwisata, DPMP2A, Dinas Pertanian, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan 14 Kecamatan," urainya. Selanjutnya untuk infrastruktur kampung dilakukan oleh Dinas PUPKP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, Dinas Kebakaran, dan BPBD. Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Jogja Eny Retnowati mengatakan jika sebelumnya Kampung KB berbasis RW, kini mulai dikembangkan dengan cakupan yang lebih luas, yakni berbasis kampung. "Dengan perluasan cakupan ini, kami berharap program kerja yang dilakukan dapat dirasakan lebih nyata oleh masyarakat," katanya. Jumlah Kampung KB yang ditetapkan masih sama, yaitu 14 kampung yang tersebar di 14 kecamatan. Pembentukan Kampung KB tersebut merupakan realisasi dari program yang dicanangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan tujuan untuk menyukseskan program Nawacita pemerintah, khususnya peningkatan kualitas hidup masyarakat. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
32 Kelompok Tani Adu Kreatif Tanam Sayuran
Sebanyak 32 Kelompok Tani Kota Yogyakarta beradu kreatifitas menanam sayuran dalam ajang lomba Taman Mini Sayur di Gedung Sasana Hinggil Kota Yogyakarta, Sabtu (3/11/2018). Para peserta yang terdiri dari kelompok tani tersebut menampilkan sejumlah tanaman sayuran yang berhasil mereka budidayakan, seperti tanaman cabe, tomat, selada, kol, bayam merah dan sederet tanaman sayuran lain yang biasa dikonsumsi. "Ini bukan sekadar lomba, tapi ajang ini juga memberikan edukasi kepada warga bahwa kampung sayur ataupun menanam sayur di rumah bisa dikemas indah dan menyenangkan seperti ini," ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi. Pihaknya mengajak kelompok tani sekaligus warga Yogyakarta untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam sayur. Hal tersebut selain untuk mendorong ketahanan pangan juga akan membuat lingkungan terlihat hijau dan menyegarkan. "Kami berharap nanti seluruh Kota ini menjadi kampung sayur, menanam bunga boleh tapi menanam sayur harus," imbuhya. Heroe optimis, kampung sayur di Yogyakarta bisa menjadi daya tarik lain untuk menarik wisatawan. "Sehingga tidak hanya Malioboro saja, tapi Yogyakarta juga akan terkenal dengan kampung sayurnya," tandasnya. Kedepan, pihaknya akan menggabungkan antara kampung sayur, kampung hijau dan kampung ketahanan pangan. Hal tersebut dilakukan agar Pemerintah bisa semakin fokus dalam mengembangkannya. Berkembangnya kampung kampung sayur di Kota Yogyakarta, lanjut Heroe, pada dasarnya untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-sehari. Di samping itu lingkungan kampung menjadi hijau, asri dan lestari. Dia menyebut bahwa saat ini terdapat 55 kampung sayur dan 175 kelompok pembudidaya sayur yang ada di Kota Yogyakarta. Sedangkan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto menilai antusiasme warga dalam mengelola kampung sayur atau pangan lestari perlu didukung secara terintegrasi. Dari sisi dukungan sarana seperti rak tanaman dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Sedangkan dari sisi kualitas udara maupun kampung proklim dari dari Dinas Lingkungan Hidup. "Kegiatan ini merupakan upaya kita termasuk petani sayur di kota dalam rangka menjadikan gerakan menanam sayur. Kali ini kita buat taman mini yang indah sehingga kampung sayur menarik dan cantik," jelasnya. Salah satu pembudidaya sayur dari Kampung Pilahan Yogyakarta, Dwi Darma mengaku tertarik dengan konsep kampung sayur di perkotaan. Saat ini pihaknya tengah gencar membudidayakan sejumlah tanaman sayuraran. Ia menilai bahwa lahan sebenarnya tidak menjadi alasan utama untuk tidak menanam sayuran. Karena diera sekarang sudah banyak cara maupun metode menanam sayur. "Saya sudah mempraktekkan menanam dengan media ban bekas, jadi ban mobil bekas tersebut daya gunakan sebagai pengganti pot tanaman," ucapnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
DMI Diharapkan Bisa Membantu Mengatasi Keterbatasan Dana Pembangunan Masjid
Wakil Walikota Yogyakarta mendorong Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Yogyakarta untuk membantu masjid-masjid yang masih kekurangan dana untuk pembangunan maupun renovasi bangunan. "Masih ada beberapa Masjid yang tidak memiliki dana cukup, sehingga fasilitas di masjid tersebut kalah jauh dan bisa masuk kategori kurang," ucap Heroe Poerwadi saat pelantikan DMI Kota Yogyakarta periode 2018-2023 di Masjid Diponegoro Balaikota, Sabtu (3/10/2018). Pihaknya pun berharap DMI bisa mengatasi hal tersebut dengan memberikan bantuan kepada masjid-masjid yang masuk kategori priorotas untuk dibantu. "Saya melihat sendiri masih ada masjid yang selama tiga tahun kondisnya belum berubah, masih sangat minim fasilitasnya, ini karena masjid tersebut jauh dari perhatian sehingga proses pembangunan terhambat," ujarnya. Heroe pun berharap, dana infak bisa dimaksimalkan penggunaanya untuk mengatasi masalah tersebut. Yakni dengan mengintegrasikan dana infak seluruh masjid di Kota Yogyakarta. "Satu hari saja, hasil infak di seluruh masjid di Yogyakarta ini dikumpulkan untuk membantu masjid yang memang prioritas dibantu sudah sangat cukup. Caranya pun bisa bergiliran, " kata Heroe. Dengan cara itu, lanjut Heroe, justru bisa menjadi suatu gerakan untuk membantu masjid yang lain. Sehingga kedepan seluruh masjid yang ada di Kota Yogyakarta memiliki sarana dan prasarana yang baik. "Ini adalah salah satu usaha agar umat bisa merasakan kenyamanan dalam menjalankan ibadahanya," imbuh Heroe. Dalam kesempatan yang sama Ketua DMI Kota Yogyakarta Fathoni Shiraj mengaku akan berupaya untuk terus mengajak umat islam memanfaatkan masjid sebagaimana mestinya. Pihaknya juga akan berusaha untuk melayani jamaah dengan lebih baik lagi yakni dengan menyedikan sarana dan prasarana pendukung agar umat bisa nyaman dan senang ke masjid. "Kedepan kami juga berharap bisa membangun klinik kesehatan di masjid-masjid yang bisa dimanfaatkan jamaah," imbuhnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
KONI Yogyakarta Antisipasi Penyimpangan Dana Hibah
KONI Kota Yogyakarta menggelar workshop bidang hukum bertajuk -Antisipasi Terjadinya Penyimpangan Dana Hibah- di Kantor KONI Kota Yogyakarta, Sabtu (3/11/2018). "Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya masalah pengelolaan dana hibah, sehingga akan lebih aman apabila sejak dini dilakukan langkah antisipasi dengan workshop ini," ucap Heroe Poerwadi saat membuka workshop tersebut. Heroe pun mengapresiasi langkah yang dilakukan KONI tersebut, menurutnya hal itu adalah sebuah bukti niat baik KONI yang begitu berhati-hati dalam menggunakan dana hibah sehingga tidak terpeleset dalam penggunaannya. "Hal pertama yang harus dilakukan adalah melihat apakah perbuatan kita melawan hukum ataukah tidak, namun apabila Peraturan Perundang-undangan tidak mengatur jelas maka wajib berhati-hati dalam menggunakan deskresi nanti bisa dianggap salah menggunakan kewenangan," tandasnya. Pihaknya pun mengingatkan agar tidak melakukan perbuatan yang merugikan negara, seperti memperkaya diri sendiri maupun kelompok. "Kalau perlu KONI membentuk klinik hukum, hal tersebut relevan dilakukan sebagai media untuk konsultasi penggunaan anggaran agar nantinya tidak terpeleset," kata Heroe. Heroe pun berharap di ajang Porda DIY nanti, Yogyakarta tidak hanya sukses prestasi namun juga namun juga sukses administrasi. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum KONI Kota Yogyakarta, Tri Djoko Susanto berharap diselenggarakan kegiatan tersebut turut menyukseskan Porda DIY mendatang. "Ini merupakan rangkaian panjang persiapan organisasinya meraih sukses di ajang Porda DIY, diharapkan penyelenggaraan tersebut tanpa ada permasalahan hukum di kemudian harinya," kata Tri Djoko. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Cegah Kekerasan Terhadap Anak Melalui Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMP2A) Kota Yogyakarta menyelenggarakan Pelatihan Tematik bagi Aktivis Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di Ruang Bima Kompleks Balaikota, Senin (5/11/2018). "Keberadaan PATBM menjadi sangat penting sebagai ujung tombak pelindung anak-anak dan masyarakat, sekaligus menjadi mitra Pemerintah Kota Yogyakarta dalam melaksanakan berbagai kebijakan pemerintah," ucapa Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat memberikan pengarahan kepada para aktivis PATBM. Heroe menegaskan perlindungan terhadap anak menjadi perhatian bersama, dari keluarga, masyarakat, Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, termasuk berbagai lembaga dan institusi perlindungan anak. "Keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar memiliki peran yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak, sebagai sebuah komunitas sosial, keluarga, dan masyarakat berperan dan bertanggungjawab dalam mendidik dan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang unggul," jelas Heroe. Keluarga dan masyarakat, lanjut Heroe, memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan kepada anak, agar setiap anak dapat berkembang, belajar, bermain, bersosialisasi, bebas dari ancaman kekerasan verbal dan nonverbal, bully, penelantaran, pergaulan salah maupun kelalaian dalam pemenuhan hak dasar anak. "Kekerasan terhadap anak sejatinya seperti fenomena gunung es, yanga nampak hanya beberapa saja padahal sebagain besar justru tidak terlihat," imbuhnya Ia memperkirakan lebih banyak kasus yang tidak atau belum terungkap daripada yang dilaporkan kepada yang berwajib atau telah diselesaikan. Kekerasan terhadap anak, menurut Heroe, kini semakin lama semakin beragam bentuknya dan bertambah secara kuantitas, sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk dan semakin kompleksnya permasalahan sosial masyarakat terutama di perkotaan. "Kekerasan fisik, psikologis, seksual maupun penelantaran adalah beberapa conoth kasus yang memerlukan penanganan segera secara komprehensif, simultan, tepat sasaran dan memberikan perlindungan penuh," kata Heroe. Dalam kesempatan yang sama Plt Kepala Dinas DPMP2A Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat menerangkan, pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada calon aktivis PATBM kelurahan mengenai konsep PATBM dan bagaimana mengembangkannya. "Selain itu juga untuk mempertajam aspek tata kelola pergerakan PATBM dan memberikan bekal kepada para aktivis untuk melatih kemampuan dalam melakukan intervensi pencegahan dan penanganan kasus perlindungan anak," jelasnya. Pelatihan yang digelar selama dua hari 5 hingga 7 November 2018 tersebut melibatkan calon aktivis PATBM dari 19 kelurahan yang telah menjadi Kelurahan layak anak, masing-masing kelurahan 9 orang yang terdiri unsur satgas Sigrak, PKK, Babinsa, Babinkamtibnas, LPMK, IPSM, Karang taruna dan aparat kelurahan. (Tam)