Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
SMA Negeri 3 Yogyakarta Menggelar Festival Bregada di Sepanjang Jalan Malioboro
Puluhan Bregada memeriahkan ajang Festival Bregada Nusantara (FBN) 2018. Tidak kurang dari 1000 peserta, terdiri dari 32 Bregada pelajar, 8 Bregada dari alumni SMA 3 Yogyakarta mengikuti kegiatan ini. Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, ikut menyaksikan jalannya acara yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 3 Yogyakarta yang bertempat di sepanjang jalan Malioboro pada Minggu (23/9). Festival Bregada Nusantara ini mengambil rute perjalanan mulai dari Kompleks Parkir Abu Bakar Ali, menyusuri Jalan Malioboro hingga finish di Benteng Vredeburg. Sepanjang rute pawai wisatawan dan warga Jogja tampak antusias menyaksikan secara langsung Festival yang diselenggarakan setahun sekali ini. Selain bregada khas jawa, peserta Festival juga membawakan kesenian khas dari berbagai daerah, seperti Ponorogo Jawa Timur hingga Papua dan Palembang Sumatera Utara. Tak hanya kesenian Tradisional, Festival Bregada Nusantara ini juga menggelar Bregada Drone untuk pertama kali di Dunia. Even Festival Bregada Nusantara (FBN) yang diinisiasi Keluarga Besar Alumni (KBA) SMN Negeri 3 Yogyakarta (Padmanaba) mengambil tema "Nyawiji Nguri-Uri Makmuring Negeri". Ketua Umum FBN 2018, Ema Widiastuti mengatakan , kami berusaha mengkolaborasikan antara budaya dengan teknologi agar anak-anak muda milenial kami semakin peduli akan budayanya. "Total 30 sekolah ikut serta dalam FBN 2018, kami berusaha mengkolaborasikan antara budaya dengan teknologi agar anak-anak muda milenial kami semakin peduli budaya, semoga setelah ini anak-anak milenial merasakan betul untuk menyukai budaya," katanya. Ketua umum keluarga besar alumni Yogyakarta SMAN 3 Yogyakarta Padmanaba, Hendri Saparini, mengatakan, digelarnya Festival Bregada Nusantara 2018 merupakan rangkaian dari peringatan hari ulang tahun Yogyakarta SMAN 3 Yogyakarta Padmanaba yang ke-76 tahun. "Kita sebenarnya tidak hanya melihat ini dari SMA N 3 Padmanabanya saja. Tetapi bersinergi dengan yang lain. Melalui Festival Bregada ini kita berharap bersama-sama untuk kepentingan ibu pertiwi. Bukan hanya dalam budaya tetapi dalam teknologi," katanya. Acara Festival Bregada Nusantara diharapkan dapat diselenggarakan setiap tahunnya. Selain untuk menjaga kelestarian, Festival Bregada Nusantara ini juga dapat memeriahkan agenda wisata sebagai pertunjukkan yang menarik bagi wisatawan-wisatawan domestik ataupun internasional saat berkunjung di Yogyakarta. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Dan FKWA Bersinergi Menata Sungai Winongo
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengaku selalu siap bersinergi dengan Forum Komunitas Winongo Asri (FKWA) dalam menata koridor sungai untuk kesejahteraan masyarakat. Menurutnya Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan selalu ikut membantu permasalahan sungai. "Pada dasarnya saya sangat mendukung kegiatan FKWA yang bertujuan untuk menjaga sungai agar bisa lebih baik, semoga kedepannya kita semuanya bisa bersinergi menciptakan Sungai Winongo yang bersih sehat dan indah." Ujarnya di sela-sela sarasehan yang di gelar oleh FKWA di Kelurahan Wirobrajan, Sabtu (24/9). Ia pun menuturkan upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian sungai salah satunya adalah melalui 4K yaitu komitmen, komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antara seluruh pihak termasuk masyarakat, pemerintah, dan unsur legislatif. "Salah satu langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah membangun budaya tidak membuang sampah ke sungai. Harapannya, Sungai Winongo bisa menjadi kawasan alternatif untuk wisata bagi masyarakat," katanya. Sementara memunculkan dinamika ekonomi baru di pinggiran sungai. Wawali ingin tepi sungai di Kota Yogyakarta memiliki jalan. Menurutnya jalan di tepi sungai sangat penting, khususnya mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat. "Akses jalan itu merupakan bagian dari dinamika ekonomi muncul. Terjadi banyak transaksi karena ada akses jalan. Dengan pembuatan jalan baru, maka kita ingin memunculkan dinamika ekonomi baru di pinggiran sungai" katanya. Ketua FKWA, Endang Rohjiani, mengatakan FKWA sendiri memiliki program-program khusus yang berbeda di tiap daerah, di Sleman misalnya mereka menggalakkan penyelamatan mata air. "Sementara di Kota Yogya yang sudah padat dengan perumahan digalakkan program M3K (Mundur Munggah Madep Kali) sementara di Bantul mereka menggalakkan program Swaka Ikan" ungkanya. Salah satu langkah yang bisa dilakukan FKWA untuk terus menjalankan program M3K tersebut, lanjut Endang, adalah menjaga agar tidak ada bangunan baru di kawasan sempadan sungai. "Bangunan yang sudah telanjur ada masuk dalam `status quo`. Jika ada bangunan baru yang muncul, maka akan kami ingatkan," katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Cegah Kekerasan Anak, Brontokusuman Launching PATBM
Dalam rangka melakukan aksi pencegahan kekerasan terhadap anak, Kelurahan Brontokusman, Mergangsan melaunching gerakan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PABM) di Pendopo Kecamatan Mergangsan, Ahad (23/9/2018). Launching pun dilakukan dengan pembacaan deklarasi oleh salah satu perwakilan PATBM Brontokusuman dengan disaksikan langsung oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi. Dalam sambutannya Heroe menegaskan, keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar memiliki peran yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. "Sebagai sebuah komunitas sosial, keluarga dan masyarakat berperan dan bertanggungjawab dalam mendidik dan membentuk anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang unggul, memiliki intelijensia dan kecerdasan, serta berkepribadian berakhlak yang mulia," kata Heroe. Selanjutnya, kata Heroe, keluarga dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam memberikan pelindungan kepada anak. "agar setiap anak dapat berkembang, belajar, bermain, bersosialisasi, bebas dari ancaman kekerasan verbal maupun non-verbal, diskriminasi, bully, penelantaran, pengaruh pergaulan yang salah, maupun kelalaian dalam pemenuhan hak dasar anak," urainya. Berkenaan dengan hal itu, masih kata Heroe, perlindungan anak juga dapat diupayakan dalam bentuk lain, seperti misalnya agar anak memiliki ruang, waktu dan kesempatan untuk belajar dengan tenang dengan kondisi lingkungan yang mendukung. Heroe pun menyinggung maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi belakangan. kekerasan mungkin dapat terjadi di mana saja. Bisa di lingkungan rumah, di masyarakat, di sekolah ataupun di tempat-tempat lain yang kadang tidak diperkirakan bisa terjadi. "Dalam hal ini keluarga merupakan titik awal mula pembentukan kematangan individu dan kepribadian anak," imbuhnya. Lurah Brontokusuman Pargiat, berharap Launching PATBM Kelurahan Brontokusuman diharapkan dapat menjadi inspirasi, momentum dan motivasi untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan dan perlindungan terhadap anak. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pilahan Kotagede Menjadi KTB ke-98
Pembentukan Kampung Tanggap Bencana (KTB) di Kota Yogyakarta terus dilakukan. Kali ini Kampung Pilahan yang mendeklarasikan sebagai Kampung Tanggap Bencana pada hari Ahad (23/9/2018) dan dihadiri Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Hari Wahyudi. Dengan ini, Kampung Pilahan menjadi kampung ke-98 yang sudah mendeklarasikan sebagai Kampung Tanggap Bencana di Kota Yogyakarta. Berlangsung di Kelurahan Rejowinangun, acara pengukuhan ini dilengkapi dengan simulasi tanggap bencana yang diikuti oleh seluruh warga Pilahan. Simulasi ini dilakukan agar warga semakin memahami cara merespon sebuah peristiwa dengan baik, benar dan aman agar terhindar dari kesalahan yang dapat berakibat memperburuk bencana. Menurut Heroe, dengan dibentuknya Kampung Tanggap Bencana di Pilahan ini nantinya pelatihan yang sudah diberikan tersebut dapat terus berlanjut sehingga tidak hanya sekedar deklarasi saja. "Jangan hanya deklarasi saja namun benar " benar menyiapkan masyarakat untuk siap merespon terjadinya bencana," ungkapnya. Pihaknya mengungkapkan tujuan diadakannya simulasi ini untuk melatih kepekaan masyarakat ketika menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa mengancam. Simulasi yang dilakukan di KTB Pilahan, lanjutnya, dimaksudkan agar masyarakat bisa siap dan sudah ada persiapan ketika menghadapi bencana. "KTB sebagai upaya membiasakan kalau ada bencana sewaktu-waktu. Semisal nanti ada gempa, itu harus bagaimana masyarakat juga harus tahu. Sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," imbuhnya. Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Hari Wahyudi mengaku mengapresiasi Kampung Pilahan yang siap menjadi Kampung Tanggap Bencana. "Semoga kedepan akan ada simulasi lanjutan untuk bencana-bencana lainnya." cetusnya. Kampung Pilahan merupakan salah satu lokasi tambahan yang ditunjuk BPBD untuk menjadi bagian dari Kampung Tanggap Bencana. Daerah yang telah diberikan pelatihan di antaranya di Sagan, Malangan, Purwodiningratan, Jatimulyo, Sosrokusuman, dan Pajeksan. "Saat ini setidaknya sudah 98 KTB dan akan terus ditingkatkan," imbuh Hari. (Annisa)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
337 PNS Pemkot Yogya Naik Pangkat
Sejumlah 337 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya menerima Surat Keputusan (SK) Kenaikan Pangkat per 1 Oktober 2018. 337 orang penerima SK tersebut terdiri dari 331 ASN penerima SK yang diusulkan melalui Kantor Regional I BKN Yogya terdiri dari 179 kenaikan pangkat reguler yang terdiri dari 177 Gol III/d kebawah dan 2 Gol Iv/a. 32 kenaikan pangkat struktural yang terdiri 16 Gol III/d kebawah, 12 Gol Iv/a dan 4 GolIV/b. 120 kenaikan pangkat fungsional terdiri dari 105 Gol III/d ke bawah, 6 Gol IV/a dan 9 Gol IV/b. Serta 6 orang diusulkan naik pangkat gol pembina muda IV/c melalui BKN Pusat Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Yogyakarta,Maryoto, mengatakan Kegiatan Penyerahan SK tersebuti merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil serta Perubahannya pada PP Nomor 12 Tahun 2002. "Ini adalah sebagai upaya pengembangan karier bagi Pejabat Pimpinan Tinggi, Administrator, Pengawas, Pelaksana dan pejabat fungsional yang telah memenuhi syarat untuk dinaikkan pangkatnya, serta merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja, disiplin dan pengabdian PNS kepada negara" ujarnya di ruang Bima, Senin (24/9). Sementara itu, Staf Ahli Walikota Bidang Umum, Tri Widayanto, menyampaikan bahwa para ASN telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pada jalur yang benar (on the track) dalam karirnya sebagai ASN dan patut diberi penghargaan. Menurutnya sebagai ASN dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas, kompetensi, serta skill, dalam melaksanakan peran dan fungsi sebagai pelayan bagi masyarakat, serta selalu memiliki etos kerja kerja yang tinggi dalam memajukan dan meningkatkan segala bidang pelayanan kita sesuai dengan fungsi dan jabatan masing-masing. "Saya berharap SK ini memberikan motivasi untuk memacu semangat pengabdian, bekerja penuh kesungguhan, jujur, berintegritas, serta menanamkan dedikasi yang tinggi terhadap keberhasilan tujuan organisasi," tambahnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wawali dan Ratusan Warga Gedongtengen Senam Sak Karepe
Libur akhir pekan biasanya digunakan oleh keluarga untuk bersantai dan menikmati libura. Tetapi ada yang beda yaitu di puskesmas Gedongtengen menyelenggarakan Senam Sak Krepe dan jalan sehat yang di selenggarakan pada Minggu (23/9). Menyambut Hari Olahraga Nasional yang ke 35 Tahun 2018 Paguyuban Olahraga Kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen mengadakan Senam Sehat Sak Karepe di area Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta. Selain jalan sehat dan senam acara ini juga dimeriahkan dengan adanya lomba-lomba yang sudah diselenggarakan dari jauh hari sebelumnya. Lomba yang diselenggarakan meliputi lomba bulutangkis, catur, dan tenis meja. Ratusan warga terlihat antusias mengikuti senam Sak Karepe ini. Dalam kegiatan ini Ketua LPMK Hibur bintono mengatakan, banyak bibit-bibit yang sudah juara bahkan di tingkat Nasional. "Saya berharap kegiatan ini diadakan secara rutin. Karena banyak bibit baru bahkan sudah ada di level nasional. Membangkitkan semangat menggairahkan untuk warga setempat" ujarnya. Selain itu Camat Gedongtengen, Tuhid mengatakan, Semangat dari masyarakat cukup tinggi dalam kegiatan senam, jalan sehat dan berharap masyarakat berjalan hidup sehat. "Semangat dari masyarakat cukup tinggi dalam kegiatan ini bisa berjalan secara rutin masyarakat mengolahraga, mengolahragakan masyarakat, saya juga berharap masyarakat berjalan hidup sehat" ungkapnya. Selain bisa menjaga kebugaran tubuh, panitia juga memberikan Doorprise untuk warga yang bersemangat dalam mengikuti senam sampai akhir rangkaian acara. Dalam kegiatan ini Wawali juga memberikan Doorprise kepada panitia yang nantinya akan diberikan oleh warga yang beruntung mendapatkan doorprise tersebut. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi berharap kegiatan ini berjalan dengan lancar. "saya berharap betul betul selesai sampai tuntas senam sak isane senam sak kuate tetapi jangan sampai pingsan"ujarnya.(Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Penyerahan Rapor Penilaian Adipura 14 Kecamatan Kota Yogyakarta
Dalam rangka menciptkan kualitas lingkungan perkotaan yang ideal menyambut peringatan HUT Kota Yogyakarta ke-262 pada 7 Oktober nanti, tentunya harus dibarengi pula semangat dalam menjaga kebersihan Kota Yogyakarta. Hal ini selaras dengan kegiatan Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu melalui Workshop Adipura Tahun 2018. Kegiatan ini diselenggarakan pada Selasa (25/9) di Ruang Arjuna Balaikota Yogyakarta. Sebanyak 120 undangan yang hadir dalam kegiatan ini seperti Lurah, Camat se Kota Yogyakarta. Disamping itu beragam upaya dilakukan dalam menjaga kebersihan Kota Yogyakarta, salah satunya melalui program Adipura yang dimaknai sebagai sebuah proses penciptaan lingkungan yang bersih, nyaman dan hijau yang dimulai dari lingkup yang paling kecil. Kegiatan ini sekaligus dilakukan penyampaian rapor penilaian Adipura Kecamatan dengan harapanan dapat ditindaklanjuti oleh penanggung jawab lokasi pantau, khususnya Camat dan Lurah untuk segera berkoordinasi dengan perangkat RT/RW dan fasilitator/jejaring sampah di wilayah masing-masing. Sekitar 14 Kecamatan yang mendapatkan Rapor Adipura meliputu Kecamatan Gondomanan, Kecamatan Danurejan, Kecamatan Jetis, Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Mantrijeron, Kecamatan Kota Gedhe, Kecamatan Gondokusuman, Kecamatan Ngampilan, Kecamatan Mergangsan, Kecamatan Pakualaman, Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan Kraton, Kecamatan Gedongtengen, Kecamatan Wirobrajan Pengertian Penghargaan Adipura merupakan hasil jerih payah, kerja keras, kebersamaan dan kegotongroyongan dari unsur pemerintah, tokoh agama serta masyarakat sendiri. Oleh karenanya Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya yang hadir pada siang hari ini, Sekda Kota Yogyakarta, Titik Sulastri memberikan penghargaan dan terimakasih kepada seluruh elemen masyarakat, yang selama ini sudah melaksanakan fungsi peran untuk bina lingkungan bersih dan hijau. "dan kami juga menyampaikan terimakasih pula kepada semua pihak yang selama ini menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk mendorong Yogyakarta sebagai Kota Adipura" ujarnya. Selain itu melalui workshop Adipura ini Sekda Kota Yogyakarta, Titik Sulastri mengajak seluruh hadirin untuk menggali informasi sedalam-dalamnya untuk memetahkan potensi dan kendala yang menjadi perhatian. "Melalui workshop Adipura pada kesempatan ini saya mengajak seluruh hadirin untuk menggali informasi sedalam-dalamnya, sehingga dapat memetakan potensi dan kendala yang perlu menjadi perhatian" ujarnya. Pada kesempatan sekaligus sebagai momentum persipan menghadapi Pantau Adipura periode 2018-2019 dan menyesuaikan pola, bobot, maupun indikator penilaian sesuai dengan arahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Kerjasama Antar Daerah, Kunci Transmigrasi Berkualitas
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Sleman, Bantul, dan Gunungkidul menandatangani Momerandom of Understanding (MoU) bersama dengan Pemprov Sumatra Barat dan Pemprov Kalimantan Utara terkait program pembangunan kawasan transmigrasi di kawasan Tanjung, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara. Kerjasama tersebut bertujuan untuk mendorong percepatan transmigrasi. Dijumpai usai penandatangan Mou, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan jika Pemerintah daerah kini kian mempunyai peran penting dalam kesuksesan penyelenggaraan program Transmigrasi. Kerjasama antardaerah baik pengirim maupun penerima akan menjadi kunci upaya peningkatan kesejahteraan para transmigran. Ia mengungkapkan sasaran dari Mou pelaksanaan transmigrasi dengan sharing dana APBD ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Serta menciptakan pemerataan penduduk secara nasional. "Untuk Pembiayaannya telah disepakati dalam bentuk sharing dana APBD masing-masing pemerintah daerah" katanya di bangsal kepatihan, Selasa (25/9) Sementara itu Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X, mengatakan jika Pemda mempunyai peran penting dalam proses penyediaan lahan, menata wilayah, mengalokasikan anggaran dari APBD, hingga mengawal pelaksanaan program transmigrasi di lapangan. "Penyelenggaraan transmigrasi merupakan upaya percepatan pembangunan antar daerah untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah sekaligus peningkatan kesejahteraan rakyat menjadi kepentingan bersama," katanya. Sementara untuk Kabupaten Bulungan sebagai daerah tujuan, lanjutnya, telah memberikan legalitas lahan transmigrasi, serta menyiapkan sarana pendukung. Seperti akses jalan, sekolah dan pusat kesehatan masyarakat. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Dinkes Kota Yogya Berikan Penyuluhan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan di Kota Yogya
Dinas Kesehatan melalui Pemerintah Kota Yogyakarta menyelenggarakan penyuluhan peningkatan mutu dan keamanan pangan , Selasa (25/9). Puluhan pelaku usaha baru atau Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) mengikuti penyuluhan keamanan pangan dalam rangka sertifikai produk pangan industri rumah tangga di Ruang Arjuna Balaikota Yogyakarta. Penyuluh tentang keamanan pangan produk olahan pangan merupakan program rutin yang dilakukan oleh Dinkes Kota Yogya. Setiap kali penyuluhan diikuti oleh 60 sampai 70 perserta yang terdiri dari IRTP baru yang mulai atau merintis usahanya. Melalui Pasal 43 Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan Gizi Pangan mengamati bahwa pangan olahan yang di produksi pangan industri rumah tangga wajib memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT). Penyuluhan tersebut merupakan tahapan dari pengajuan sertifikasi produk pangan industri rumah tangga (PIRT) yang harus dimiliki oleh setiap industri kecil rumah tangga. Setelah mengikuti penyuluhan, maka peserta akan mendapatkan kode dan sertifikat PIRT yang berlaku selama lima tahun. Kegiatan tersebut dihadiri oleh orang pemilik atau penanggung jawab PP-IRT yang belum pernah dan sudah pernah mengikuti penyuluhan Keamanan pangan (PKP). Menurut undang-undang Nomor 36 Tahun 2019 tentang Kesehatan dalam pasal 111 ayat (1) menyatakan bahwa makan dan minuman yang digunakan masyarakat harus berdasarkan pada standart dan persyaratan kesehatan. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi berharap dengan dilakukan penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan produsen pangan industri rumah tangga. "saya berharap dengan dilakukan penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan produsen pangan industri rumah tangga agar semakin maju" ujarnya. Heroe Poerwadi menambahkan, sehingga mampu menghasilkan produk pangan bermutu dan aman bagi masyarakat. Mengingat hal tersebut maka setiap perusahaan mengetahui dan mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang pangan. Heroe Poerwadi, menyatakan terima kasih kepada para pelaku UMKM/Industri Rumah yang telah mempunyai kesadaran dengan mengikuti pelatihan tersebut. Ia berharap fasilitas PIRT bisa mensupport usaha masyarakat dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. "Sebab bisnis sektor makanan akan mendapatkan profit yang maksimal jika kita pintar dalam mengelola serta tidak berhenti berinovasi" ujarnya. Kegiatan ini diharapkan menjadi upaya masyarakat dan perusahaan senantiasa menjaga pangan dan mutu kualitas pangan. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Manfaatkan Program Padat Karya, Warga Bener Bangun Jalan Sepanjang 540 Meter
Kelurahan Bener, Tegalrejo Yogyakarta merealisasikan pembangunan jalan sepanjang 540 meter melalui program padat karya (PKT). Hasil pembangunan infrastruktur tersebut sangat diapresiasi oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi. "Kelurahan Bener memang sedang fokus melakukan pembangunan infrastruktur untuk mendorong kemajuan wilayah," kata Heroe Poerwadi saat meresmikan hasil padat karya di RW 7 Kelurahan Bener, Tegalrejo Yogyakarta, Rabu (26/9/2018). Pihaknya berharap pembangunan infrastruktur berupa pembangunan jalan tembus cor blok di Kelurahan Bener mampu mendorong kesejahteraan masyarakat. "Keberadaan jalan tersebut membuat warga lebih mudah melakukan aktifitas di sana, bagi yang memiliki usaha juga akan lebih berkembang, serta harga tanah di Bener juga bisa lebih tinggi," jelasnya. Heroe pun menilai Kelurahan Bener memiliki potensi untuk bisa lebih maju lagi karena memiliki potensi yang cukup besar. "Untuk itulah Pemerintah pun harus bisa mendukung kesiapan infrastruktur yang memadai," imbuhnya. Heroe pun mengapresiasi terobosan yang dilakukan Warga Bener yakni membuat biopori jumbo untuk bisa menangkap air hujan. Warga juga mengusulkan tanah lapang agar dibeli Pemkot untuk bisa dijadikan embung. Dan yang paling penting dari program ini adalah kekompakan warga untuk bersama-sama membangun wilayahnya. Heroe pun mengapresiasi sejumlah warga yang telah merelakan tanahnya untuk pembangunan jalan. "Karena jika dinominalkan, maka nilainya bisa mencapai sekitar Rp.7 miliar dan warga tidak meminta ganti rugi," ungkapnya. Program Padat karya ini, sambung Heroe, merupakan perwujudan Program Gandeng Gendong dalam penataan lingkungan. Tujuan padat karya ini agar uang dapat kembali ke masyarakat, "Jangan sampai malah membuat proyek tapi orang lain yang didatangkan ke Yogya karena padat karya ini untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat, jadi yang mengerjakan pun seharusnya warga sini," tandasnya. Ketua RW 7 Kelurahan Bener, Bambang Yuniarto menambahkan, pembangunan jalan cor blok di Bener merupakan hasil kerja keras dan gotong royong warga Bener. "Sehingga kami berhasil membangun jalan tembus cor blok dengan lebar 3 meter dengan panjang 450 meter dan dikerjakan sekitar 50 warga," urainya. Pihaknya mengaku masih akan terus melakukan pembangunan infrastruktur di Bener, diantaranya adalah pembangunan jalan tembus menuju jalan-jalan besar seperti Godean dan jalan Kyai Mojo. "Warga sangat mendukung pembangunan jalan ini bahkan mereka tidak meminta ganti rugi untuk lahan mereka yang digunakan untuk jalan," imbuhnya. Pihaknya pun mengaku telah melakukan sosialiasi terkait rencana pembangunan dan pelebaran jalan tersebut. Mereka pun bahkan merelakan mundur karena ada pelebaran jalan 6 meter. Meski begitu, Ia juga mengaku maish ada beberapa warga yang belum mundur, namun pihaknya akan terus melakukan pendekatan agar mereka merelakan tanahanya untuk mundur. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Yogya Terus Lakukan Pengentasan Kemiskinan
Berbagai upaya dan strategi Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta untuk entaskan kemiskinan di Kota Yogya terus dilakukan, salah satunya adalah dengan Program Gandeng Gendong yang di luncurkan 10 April 2018 lalu. Program ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling bergotong-royong membantu warga lain yang masih mengalami kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama warga miskin agar lebih sejahtera. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menerangkan Program Gandeng Gendong sendiri dilaksanakan melalui sejumlah program seperti Simsnack yang mengarahkan pembelian makanan OPD-OPD ke daerah masing-masing. Ada pula Sim Pemberdayaan yang akan menerapkan NIK kepada tempat-tempat usaha. "OPD-OPD sudah sepakat membeli harus di lingkungan masing-masing, jika setahun dana makanan Rp 38 miliar, per kelurahan bisa mendapatkan Rp 70 juta setahun, dan kalau digunakan benar-benar setiap tahun minimal bisa mengurangi 35 warga miskin," ujar Wawali saat berdialog bersama warga Karangwaru dalam acara Jogja Gumregah di Karangwaru riverside, Rabu (26/9). Program Gandeng Gendong tersebut, lanjutnya melibatkan seluruh elemen pembangunan yang ada. Perwujudannya dilakukan melalui pengembangan semua pemangku kebijakan sesuai kewenangan masing-masing. "Bersama dengan berbagai elemen komunitas, kampus dan kampung saling mengisi, berkolaborasi serta menggunakan potensi terbaik yang dimiliki untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan program pembangunan guna mengangkat warga masyarakat kota Yogyakarta ke derajat hidup yang lebih tinggi" ungkapnya Oleh karena itu, lanjutnya, kerjasama yang baik antara berbagai elemen masyarakat Kota Yogya menjadi sangat penting karena hanya dengan bersatu bahu-membahu, kita bisa meraih tujuan dan cita-cita yang kita impikan. "Visinya bersama, bersatu, memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat, misinya tiga menanamkan nilai etika budaya gotong royong, mewujudkan gandeng gendong dan meningkatkan partisipasi stakeholder," katanya. Selain itu, Pemkot Yogya juga memiliki Forum Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (CSR) Kota Yogyakarta yang beranggotakan para pemangku kepentingan, yakni Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat. Forum ini bertugas untuk membangun kesepahaman antara Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat bahwa pembangunan di Kota Yogyakarta adalah tanggung jawab bersama. Semua pelaku dunia usaha yang memiliki lokasi bisnis di Kota Yogyakarta, lanjutnya, untuk dapat membantu memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat serta mengentaskan kemiskinan. "Apabila telah memilih Kota Yogyakarta sebagai lokasi berbisnis untuk mengembangkan usahanya, maka wajib membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Yogyakarta" ujarnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Rejowinangun Disiapkan Menjadi Kampung Agro
Geliat Kelurahan Rejowinangun membangun agrowisata semakin nampak dengan berkembangnya kampung holtikultura buah dan sayur serta kampung florist. Menyusul hal itu, Rejowiangun pun disiapkan menjadi kampung agro. "Kita berharap masyarakat sebagai subyek dari perubahan membentuk Rejowinangun sebagai pusat atau kampung agro yang ada di Kota Yogyakarta," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto saat menghadiri workshop kampung agro di Rejowinangun, Kotagede, Rabu (27/9/2018). Pihaknya memastikan Kecamatan Kotagede masih menyisakan lahan produktif sekitar 4,5 hektar, di Rejowinanguns sekitar 3 hektar. "Untuk itulah harus ada pemanfaatan lahan sempit untuk bisa dimanfaatkan dalam bentuk tanaman pola perkotaan. Bisa sawi bisa selada yg usianya pendek namun punya nilai jual yg cukup," lanjutnya. Dengan kampung agro ini, pihaknya akan mendorong masyarakat untuk melakukan budidaya, penanaman, bercocok tanam kaitannya dengan aspek pemanfaatan secara lokal. "Untuk meningkatkan daya tahan pangan dalam masyarakat," imbuhnya. Selain itu, keberadaan kampung agro di Rejowinangun diharapkan bisa meningkatkan nilai ekonomi dalam masyarakat dan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana budidaya pertanian. Sebelumnya Rejowinangun memang telah memiliki pusat agro. Kampung yang terkenal dengan kampung sayur ini centralnya berada di wilayah Kampung Pilahan RW 12 sedangkan kampung flori berada di RW 13. "Kampung Agro Rejowinangun ini akan kami sipkan lima cluster, yakni agro, herbal, budaya, kuliner dan kerajinan," jelas Sugeng. (Annisa)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
PPID Kota Yogya Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Badan Publik 2018
Kerja keras yang dilakukan Pejabat Pengelola Informasi Daerah (PPID) Kota Yogya dalam meningkatkan kualitas pelayanan informasi publik akhirnya membuahkan prestasi. Malam ini PPID Kota Yogya meraih juara terbaik pertama kategori PPID Utama dalam ajang pemberian penghargaan Keterbukaan Informasi Badan Publik tahun 2018 yang diberikan oleh Komisi Informasi Daerah (KID) Provinsi DIY. Ketua Komisi Informasi Daerah (KID) DIY, Hazwan Iskandar Jaya mengatakan penghargaan yang diberikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keterbukaan informasi publik kepada masyarakat. Ia menjelaskan untuk penilaiannya, dilakukan dengan cara monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam beberapa proses dan telah melalui pengkajian Badan Pengkajian Pengembangan Komunikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi RI. "Tahapan yang dilakukan yaitu self assessment (SAQ) berupa pengisian kuesioner oleh seluruh badan publik, verifikasi website badan publik, serta tahap visitasi berupa wawancara, verifikasi dokumen dan pembuktian sejauh mana informasi dikuasai oleh badan publik" ujarnya usai acara, di Bangsal Kepatihan, Kamis malam (27/9). Menurutnya penilaian tersebut merupakan hasil monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi pada badan publik negara dan non negara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2018. Ia pun memberikan apresiasi kepada PPID Utama Kota Yogya yang telah berupaya mengimplementasikan keterbukaan informasi kepada badan publik yang berada di bawah koordinasinya sehingga mempermudah akses informasi publik pada masyarakat luas. Dijumpai usai menerima penghaargaan, Ketua PPID Utama Kota Yogya, Tri Hastono mengatakan, penghargaan tersebut sangat penting sebagai pendorong tumbuhnya semangat transparansi di daerah. "Sehingga hak masyarakat untuk mengetahui, mendapatkan informasi dan mendapatkan pelayanan publik berjalan dengan baik" ungkapnya. Menurutnya di era reformasi sekarang ini dibutuhkan adanya keterbukaan informasi publik yang transparan, akuntabel dan melibatkan masyarakat di dalam pengambilan keputusannya. Pemerintah dituntut untuk terbuka dan tidak menutupi apa yang dilakukan. "Jadi semua yang dilakukan pemerintah bisa dilihat oleh masyarakat. Ini adalah satu kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang harus direalisasikan," tegasnya. Sementara itu Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyatakan bahwa penghargaan tersebut merupakan suatu prestasi yang membanggakan dan patut mendapatkan apresiasi. Prestasi ini juga diharapkan dapat memotivasi PPID Utama dan PPID pembantu untuk terus bisa memberikan yang terbaik bagi publik sesuai ketugasannya. Iapun menghimbau kepada semua OPD maupun BUMD yang ada di Kota Yogya untuk terus mengingat pentingnya informasi bagi masyarakat sehingga hak tahu masyarakat dapat dipenuhi sebab ada beberapa kategori-kategori informasi yang wajib diberikan pemerintah kepada masyarakat. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jogjakarta International Batik Bienalle (JIBB) 2018 Kembali Digelar
Tanamkan cerita sejarah lewat Batik melalui Ajang Gebyar Batik Kota Yogyakarta yang sedang berlangsung mulai 28 September hingga 29 September 2018 di Plaza Ngasem, Kota Yogyakarta. Kesenian Batik secara umum meluas di Indonesia dan secara khusus Lestari di Pulau Jawa setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Bahkan sampai sekarang masih melekat di masyarakat. Hal ini yang membuat Batik merupakan salah satu kebanggaan yang dimiliki Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Dalam rangka Perayaan Besar Budaya untuk Batik diadakan kembali di Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta menjadi predikat Kota Batik Dunia maka diadakan kembali Jogjakarta International Batik Bienalle (JIBB) 2018 yang memang direncanaka diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Sekitar 75 stand batik memenuhi Plaza Ngasem Yogyakarta, 50 diantaranya merupakan pengrajin batik yang berasal dari Yogyakarta, sementara 25 lainnya merupakan pengrajin dari kabupaten lain seperti Gunung kidul, Sleman dan Bantul. Pada acara ini Kota Yogyakarta menjadi sentra Batik Nusantara diharapkan ada beberapa eksibisi Batik dari internasional. Konsekuensi predikat Internasional inilah yang akan semakin memperkuat Batik sebagai suatu Identitas Indonesia kepada Dunia melalui Kota Yogyakarta. Acara JIBB 2018 terbagi menjadi dua bagian yaitu Diskusi Batik dan Pameran. Selain dengan kegiatan symposium dan pameran, JIBB 2018 juga mengadakan tour yang bertajuk heritage tour. Tour ini merupakan tur dalam menyelami Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia. Situs-situs menarik dan bersejarah akan disajikan dalam tur tersebut. Kegiatan ini juga didukung para pengrajin batik, pecinta batik, pengguna batik, pengamat batik dan seniman-seniman Batik pun dapat larut dalam kemeriahan Gebyar Batik Kota Yogyakarta sebagai salah satu rangkaian acara Jogja International Batik Biennale 2018. Kepala Dinas Perindusterian dan Perdagangan DIY, Tri Saktiyana mengungkapkan Batik Kota Yogyakarta merupakan nilainya tertinggi di banding kota-kota lainnya. "Dari sisi komersialisasi batik mulai dari Budaya, velue, sejarah, komitmen terhadap lingkungan menyebut jogjakarta nilainya tertinggi di banding kota-kota lainnya" Tri Saktiyana menambahkan kekuatan batik yaitu merupaakan Warisan budaya tak benda."Unesco mengatakan Warisan budaya tak benda, jadi Cerita di balik kain batik itulah yang bernilai di bawah kain batiknya"ujarnya Hingga kini Batik telah menjadi seni milik dunia Internasional yang memperoleh popularitas lingkup global. Realitas seperti ini sepantasnya menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia guna menjaga kelestarian batik tradisional di tanah air agar tetap dapat eksis. Wakil Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mendorong lahirnya seniman batik yang mampu menciptakan karya bermutu tinggi. "disamping itu kami senantiasa mendorong lahirnya seniman batik yang mampu menciptakan karya bermutu tinggi, penuh inspirasi dan inovasi" ujarnya. Ajang Gebyar Batik Kota Yogyakarta merupakan sarana mengetengahkan keunggulan budaya batik Indonesia sebagai warisan budaya nasional. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata dari upaya melestarikan keberadaan Batik Jogja sekaligus merupakan kegiatan yang dapat menjadi daya tarik wisatawan. Haryadi Suyuti juga mengatakan Pemerintah Kota Yogyakarta sangat menyambut baik gelaran menarik ini karena acara yang dihadirkan sangat strategis bagi pengembangan batik di Indonesia. "kami sangat menyambut baik gelaran menarik ini sebab merupakan momentum yang sangat strategis bagi pengembangan batik di Indonesia, dan juga sebuah kesempatan emas untuk mengangkat tradisi batik di tingkat dunia."ujarnya. Haryadi Suyuti menambahkan melalui momentum ini dijadikan penyemangat untuk senantiasa memiliki rasa handarbeni terhadap Batik. "marilah momentum ini kita jadikan penyemangat untuk senantiasa memiliki rasa handarbeni terhadap Batik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Jogjakarta, sehingga predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia senantiasa melekat" ungkapnya. (Hes)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Enam Tokoh Seni dan Budaya Mendapatkan Penganugrahan Budaya
Penganugrahan Budaya merupakan bentuk apresiasi dari Pemerintah Kota Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan, atas komitmen para pelestari budaya dalam melakukan pemberdayaan dan merawat aset Budaya. Penghargaan ini digelar di Bale Raos Yogyakarta, Sabtu (28/9). Sekitar enam masyarakat yang melestarikan Budaya terpilih sebagai penerima penghargaan ini. Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Eko Suryo Maharsono mengatakan acara ini diadakan setiap tahun sekali guna memberikan penghargaan bagi para Pelestari Budaya yang ada di Kota Yogyakarta. "Kegiatan ini dilaksankan setiap tahun sekali untuk memberikan penghargaan bagi seniman pada jamannya yaitu tokoh-tokoh pelindung kebudayaan, yang diharapankan lebih memberikan suatu suasana yang semangat untuk para seniman yang ada di Yogyakarta" ujarya. Eko Suryo Maharsono menambahkan, semoga ini menjadi sebagaian kecil dari kita untuk Seni dan Budaya yang ada di Kota Yogyakart. "Pada malam hari ini semoga ini menjadi sbgaian kecil dri kita untuk memberikan yang kecil kecil itulah menjadi yang berarti"ujarnya. Selain itu dalam kegiatan ini ada beberapa faktor dan kategori dalam pemberian penilaian penerimaan penghargaan Budaya. Diantaranya sebagai kategori pelestari dan penggiat adat dan tradisi sudah bertahun-tahun melestariakan dan merawat aset Budaya. Untuk kategori Tokoh Penggiat Budaya Jamu Tradisional diberikan kepada Jamu Tradisional Indonesia Jamu "Ginggang" yang berada di jalan Masjid 32, Pakualaman, Yogyakarta yang pada saat ini keberadaannya sudah dikelola oleh generasi ke-5 yaitu P.Rudi sebagai penanggungjawabnya. Eksistensi jamu jawa Ginggang ini sampai sekarang dipercaya masih mempertahankan kwalitas profuknya. Selain itu pemberian penghargaan Kategori Tokoh Penggiat Budaya Radio Berbahasa Jawa yaitu Radio "Swara Kenanga Jogja", Siswanto.BE Direktur sekaligus Owner dan Marta Kisworo di Radio Swara Kenanga merupakan pelestarian nila-nilai Budaya Tradisi yang sampai saat ini meneguhkan tradisinya sebagai media penyiaran yang melestarikan nilai budaya tradisi, khususnya Jawa. Komitmen ini diwujudkan dalam program siaran yang diberikan berisi tentang produk-produk budaya tradisi Jawa. Untuk kategori Pengiat Seni diberikan kepada Pimpinan Komunitas "Gayam 16" Ishari Shida sebagai Komunitas Terminal Kreatif Gamelan Jawa. Komunitas Gayam 16 ini merupakan masyarakat lintas generasi dan etnik untuk mempertahankan gamelan jawa khususnya di Yogyakarta. Selain itu dalam Kategori Pengiat Seni (Seni Film) diberikan kepada Partogi Senoaji Julius Simongakir menjadi Sutradara terbaik dalam pengiat seni yaitu seni film. Dengan Gigihnya melewati lika-liku di dunia perfilman membuat Senoaji mampu melewatinya dan menjadi perhatian Pemerinah dalam memberikan penghargaan pada kategori Pengiat Seni (Seni Film). Wakil Walikota Heroe Poerwadi mengatakan Yogyakarta tidak mempunyai kekayaan kekayaan alam namun Yogyakarta mempunyai kekayaan Jiwa, Budaya dan Seni. "Saya berharap yang pd malam hari ini kita menemukan situs" jogja, yang memberikan kehidupan. Bagian dari bagamaana jogja yang tdk punya kekayaan jiwa budaya dan seni yang tidak pernah habis" ungkapnya. Hal ini yang membuat kecintaan dan rasa memiliki terhadap hasil karsa dan cinta masyarakat Yogyakarta yang pada gilirannya menumbuhkan dan mengembangkan patriotisme, nasionalisme, jati diri bangsa dan martabat manusia kiranya harus dipertahankan, dikembangkan, dan ditingkatkan(Hes)