Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
502 Calon jema’ah Haji Yogyakarta Pamitan di Balai Kota Yogyakarta
Sekretaris Daerah Kota Yogya, Titik Sulastri melepas 502 jema"ah Haji asal Kota Yogyakarta, dalam kesempatan tersebut Sekda mengingatkan para jema"ah agar selama di tanah suci para jema-ah senantiasa menjaga kondisi tubuh dan menjaga barang bawaan serta selalu berpamitan pada ketua rombongan jika akan bepergian "Jaga pola makan agar kesehatan tetap terjaga, jaga barang bawaan terutama paspor. Saat di tanah suci usahakan tidak pergi sendirian dan jika akan bepergian selalu pamit pada ketua rombongan, walaupun itu hanya untuk pergi shalat di Masjid" Pesanya di Graha Pandawa (3/6/2019). Lebih lanjut, Ia juga berpesan agar Jama"ah selalu menjalankan segala rukun ibadah haji dengan ikhlas agar bisa menjadi haji yang mabrur dan nantinya membawa kebaikan bagi Kota Yogyakarta "Selama menjalankan ibadah haji, pasrahkan segalanya pada Allah. Tunaikan ibadah haji dengan penuh penghayatan setiap tahapan haji dilandasi hati yang ikhlas agar bisa membawa derajat haji yang mabrur dan sepulangnya dari Tanah Suci mampu membawa kebaikan untuk bersama-sama dengan pemerintah dan seluruh komponen masyarakat dalam membangun Kota Yogyakarta menjadi lebih baik." Tuturnya. Sementara itu, terkait dengan Jama"ah Haji Kota Yogyakarta tahun ini, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Yogyakarta, Nur Abadi, menjelaskan bahwa total calon jema"ah haji asal Kota Yogyakarta berjumlah 499 orang, ditambah dengan petugas daerah 3 orang, sehingga total adalah 502 orang. jema"ah terbagi menjadi 4 kloter yakni kloter 21 sebanyak 352 orang yang seluruhnya calon jemaah haji asal kota Yogya dan petugas daerah 3 orang, kloter 22 sebanyak 92 orang yang bergabung dengan Gunungkidul, kloter 96 sebanyak 6 orang yang bergabung dengan Jawa Tengah, dan kloter 97 sebanyak 49 orang asal kota Yogyakarta yang juga merupakan tambahan kuota 10.000 orang se-Indonesia, ujarnya. Kloter pertama yakni kloter 21 akan diberangkatkan pada 12 Juli 2019 pukul 05.00 dari Balai Kota Yogyakarta sementara kloter selanjutnya yakni kloter 22 diberangkatkan hari yang sama pada pukul 14.00. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Penerimaan Kunjungan Studi Strategis Dalam Negeri, Program Pendidikan Reguler, Angkatan Lembaga Ketahanan Nasional di Pemkot Yogyakarta
Rombongan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI melakukan kunjungan ke Pemerintah Kota Yogyakarta. Rombongan diterima Wakil Walikota Yogyakarta, Pimpinan Fraksi DPRD Yogyakarta bersama dengan sejumlah Kepala OPD Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, di RuangYudhistira, Balaikota Yogyakarta, Rabu (3/7). SSDN dan PPRA Ke-59 kali, terdiri dari Kementrian atau Lembaga meliputi TNI atau Polri dan lembaga pemasyarakatan dari Nusa Tenggara Barat, Medan, Papua serta Bangka Belitung. Lemhanas RI merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden, tugas fungsinya menyelenggarakan, penyiapan kader dan pemantapan pendidikan pimpinan tingkat nasional, dan menyelenggarakan pengkajian yang bersifat konseptual dan strategis, dan berfungsi menyelenggarakan pemantapan nilai-nilai kebangsaan. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, selamat menikmati suasana kota yang indah dengan wisata, beragambudaya, keramah-tamahan warganya dan lezatnya kuliner di Kota Yogya. Dalam kesempatan tersebut, Heroe Poerwadi menggambarkan kondisi pertumbuhan penduduk, potensi yang perlu digali, seperti di bidang ekonomi dalam pembangunan masyarakat Kota Yogyakarta. "Keberagaman dosmetik wisata, budaya, karya serta kuliner yang ada menambah keindahan kota Yogyakarta. Selamat menikmati suasana kota ini," ujar Heroe. Heroe juga memaparkan mengenai perencanaan dan keberhasilanPemerintahan Kota Yogyakarta. Yakni dibawah kepemimpinan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyati dalam upaya mengurangi ketimpangan perekonomian dengan strategi usaha yang diwujudkan dalam, program "GandengGendong". "Program "Gandeng Gendong" yang menjadikan kampung memiliki nilai jual dan potensi serta menjadi destinasi belajar bagi masyarakat maupun mahasiswa-mahasiswa dalam dan luar Yogyakarta dalam upaya ketimpangan perekonomian", ungkapnya. Sementara itu, Pimpinan Lemhanas RI, Mayjend TNI Sanhadji mengatakan, kunjungan rombongan yang mereka lakukan adalah untuk mengetahui secara detail tentang potensi pembangunan yakni lima gatra, meliputi Ideologi, Sosial, Ekonomi, Politik serta Budaya yang ada di Kota Yogyakarta, "Kunjungan ke Pemerintah Kota Yogyakarta menjadi bahan kajian, galian, serta laporan bagi rombongan untuk menjadikan wilayah masing-masing berkembang lebih baik lagi seperti Kota Yogyakarta", ungkapnya. (Hes/Vin)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Selaraskan Struktur OPD dengan RPJMD
Bagian Organisasi SetDa Kota Yogyakarta menyelenggarakan Fokus Grup Diskusi tentang "Strategi Kebijakan Evaluasi Kelembagaan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta Melalui Pemetaan Bisnis", pada hari Rabu, 3 Juli 2019 di Balaikota,Yogyakarta.FGD yang diikuti oleh semua OPD di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta berlangsung dari pagi hingga sore hari. Menurut Sarwanto, Kepala Bagian Organisasi Setda Kota Yogyakarta, proses penyusunan peta bisnis merupakan acuan bagi instansi pemerintah dalam melaksanakan penataan dan pembentukan kelembagaan, karena proses bisnis menggambarkan hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi untuk menghasilkan kinerja sesuai dengan tujuan pendirian organisasi agar menghasilkan keluaran yang bernilai tambah bagi pemangku kepentingan yang mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah). Hal tersebut selaras dengan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor : 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 19 tahun 2018 tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis Instansi Pemerintah. Harapan kami akan terbentuk kelembagaan yang efektif dan efisien serta mendukung pencapaian RPJMD. Dalam Fokus Grup Diskusi tersebut Asisten Umum Setda Kota Yogyakarta, Aman Yuriajaya, memberikan sambutan bahwa fokus Grup Diskusi ini merupakan strategi Pemerintah Kota Yogyakarta untuk membentuk kelembagaan sesuai dengan kebutuhan RPJMD dimana untuk mencapai hal tersebut mensyaratkan proses bisnis sebagai dasar pembentukannya. Sementara dalam arahannya, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan bahwa, Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta berdasarkan PP Nomor 18 tahun 2016 yang belum mengacu pada RPJMD sehingga belum mencerminkan pencapaian RPJMD. Dengan demikian struktur organisasi yang ada sekarang akan disesuikan dengan Program (Ide) didalam RPJMD, apabila ada program dalam RPJMD yang tidak ada wadah atau struktur organisasinya maka akan dibentuk struktur organisasinya, dan apabila ada struktur organisasinya namun tidak ada programnya dalam RPJMD maka struktur organisasi tersebut bisa ditiadakan, dengan demikian antara program dalam RPJMD dengan struktur organisasinya selaras, efektif, efisien dan tidak saling tidak tumpang tindih. Dalam sebuah organisasi Ketua atau kepala adalah What atau kebijakan sedangkan Sekretaris Organisasi adalah how to atau motor organisasi yang menterjemahkan kebijakan (what) dalam teknis tata kelola dengan mengoptimalkan Sumber Daya dan Potensi yang ada. Oleh karena itu kerjasama dan keterpaduan kepala dan sekeretaris akan menjadi kunci keberhasilan organisasi. Di era web 4.0 struktur dan OPD harus beradaptasi menjawab tantangan zaman melalui digitalisasi pelayanan. Konsep JSS/Jogja Smart Service, dengan 2 jam respons dan 2 hari selesai masalah. 2 jam respon adalah waktu yang dibutuhkan masyarakat untuk memperoleh respon dari OPD atas keluhan atau masukan yang disampaikannya, sedangkan 2 hari selesai adalah dalam jangka waktu dua hari OPD sudah mampu menyelesaikan keluhan/masukan warga. Dengan JSS yang terintegrasi ke semua OPD maka sistem layanan akan semakin mudah diakses oleh masyarakat dan menguatkan komitmen Pemkot dalam membangun Smart City. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jika ada KDRT, Segera Laporkan Melalui Aplikasi SIKAP
Pemerintah Kota Yogyakarta kembali meluncurkan inovasi layanan berbasis online. Aplikasi bernama SIKAP (Sistem Informasi Aduan Kekerasan dan Perempuan) ini akan mempercepat proses pelaporan terjadinya kekerasan yang dialami warga Kota Yogyakarta. Layanan aduan ini bisa diakses dengan sangat mudah melalui Aplikasi Jogja Smart Service (JSS) yang bisa diinstall melalui Google Play Store. "Ini adalah terobosan baru yang harus kita dorong dan kita gunakan secara maksimal untuk membangun kota Yogyakarta agar lebih baik lagi dengan tanpa adanya kasus kekerasan," ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi usai peluncuran SIKAP di Balaikota Yogyakarta, Minggu (30/6/2019). Pemerintah Kota Yogyakarta, kata Heroe, akan terus memaksimalkan kemajuan teknologi untuk menciptakan layanan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat akan lebih mudah mengakses fasilitas layanan dari Pemerintah. "Aplikasi ini tentu sangat memberikan kemudahan kepada warga Yogyakarta untuk melaporkan KDRT," ucap Heroe. Menurutnya aplikasi SIKAP menunjukkan kesatuan sikap dan gerak seluruh elemen masyarakat, anak-anak dan perempuan dan kelompok lanjut usia dengan program yang terpadu. "Marilah kita manfaatkan aplikasi SIKAP ini untuk menciptakan Yogyakarta yang bebas dari KDRT, semoga SIKAP ini bermanfaat bagi kita semua," pungkasnya. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perlindungan Perempuan dan Anak (DPMPPA) Edy Muhammad menuturkan, aplikasi SIKAP ini untuk melengkapi layanan aduan yang telah ada. "Aplikasi ini diharapkan bisa memberikan kemudahan dan kecepatan pelaporan kejadian KDRT," kata Edy. Terkait dengan alur aplikasi tersebut, Edy kembali menjelaskan, aduan yang telah masuk akan ditindaklanjuti oleh Satuan Tugas Siap Gerak atas Kekerasan (SIGRAK), setelah itu SIGRAK bermasa konselor akan melakukan assessment kepada korban. "Konselor tersebut bertugas untuk menggali bukti atas terjadinya tindak kekerasan, kalau berkaitan dengan trauma fiisk maka akan dibawa ke Puskesmas terdekat," urainya. Untuk memaksimalkan proses tersebut, Pihaknya mengaku telah menggandeng konselor dari psikolog dan hukum. Pihaknya mengaku kesulitan mengusut kasus kekerasan adalah kurangnya barang bukti. Konselor hukum akan bertugas mendampingi korban untuk melakukan pelaporan ke pihak kepolisian sekaligus menjamin keamanan korban dengan merujuknya di rumah aman. "Kami berharap dua jam setelah laporan masuk, aduan sudah segera bisa direspon oleh konselor dan SIGRAK, namun kami akan berusaha kalau bisa sebelum dua jam sudah mendapatkan respon," jelasnya. Untuk memberantas kekerasan tersebut, Edy mengaku telah mengandeng sejumlah pihak termasuk kader PKK dan anak yang tergabung dalam Forum Anak di Setiap Kelurahan. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota Ingin Yogyakarta Istimewa dengan Peran Lansia dalam Pembangunan
Kota Yogyakarta memperingati Hari Lansia 2019 di Halaman Balaikota Yogyakarta, Minggu (30/6/2019) pagi. Pada momentum itu Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi ingin lansia memiliki peran penting dalam proses pembangunan. Heroe menyebut, Kota Yogyakarta termasuk kota istimewa karena derap langkah pembangunan banyak diwarnai oleh partisipasi yang luar biasa dari kaum lansia. Ia berharap agar kaum lansia diberikan akses yang besar untuk turut dalam pembangunan. "Angka lanjut usia di Kota Yogyakarta semakin besar, bahkan hampir seimbang dengan angka usia produktif dan anak anak. Untuk itu pemerintah kota harus siap memberikan fasilitas kepada lansia," jelasnya. Setiap program pembangunan harus memberikan perhatian kepada anak-anak perempuan lansia, kelaurga miskin dan kelompok lanjut usia, ini fokus perhatian seluruh program Pemerintah Kota Yogyakarta. Lebih lanjut Heroe mengungkapkan, Nilai dan budaya bangsa Indonesia yang menempatkan orang tua sebagai kelompok yang harus dihormati dalam kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegar." "Karena itu merupakan kearifan lokal yang patut kita lestarikan dan diejawantahkan dengan sebaik-baiknya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari," imbuhnya. Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, jelasnya, telah meningkatkan haparan hidup masyarakat sehingga jumlah penduduk lanjut usia pun meningkat. Bertambahnya jumlah lansia berarti kabar baik, karena kepedulian masyarakat akan kesehatan menunjukkan peningkatan. "Dan menjadi tua bukanlah hambatan untuk terus berpartisipasi dalam setiap proses pembangunan. Hanya saja pelaksanaannya perlu menyesuaikan dengan kondisi fisik lansia," ucapnya. Aktifitas produktif para lansia tetap harus dikembangkan, kegiatan yang mengarah pada sisi spiritual keagamaan, seperti pengajian hendaknya tetap diimbangi dengan kegiatan lain yang bersifat ketrampilan fisik dan sosial yang bersifat produktif sekaligus menghibur para lansia tersebut. "Marilah kita mengembangkan "karier kedua" dalam usia lanjut, berperan mengisi berbagai kegiatan pembangunan, sosial kemasyarakatan dengan segala kearifan, pengetahuan, keahlian, ketrampilan, pengalaman, usia dan kondisi fisiknya. Menjadi lansia yang sanggup memberdayakan dirinya sendiri, menolong dirinya sendiri, dan tetap produktif," jelasnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Pemkot Tambah Lima Armada Baru Si Thole
Yogyakarta menjadi daerah yang menarik dikunjungi wisatawan. Kementerian Pariwisata sudah menetapkan Yogyakarta sebagai 10 besar destinasi pariwisata nasional. Menyikapi hal tersebut Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meresponsnya dengan memberikan layanan terbaik bagi wisatawan. Salah satunya memberikan layanan maksimal bagi para wisatawan seperti menambah jumlah shuttle mini bus Si Thole. Kini Jumlah shuttle yang identik dengan warna hijau tersebut bertambah dengan adanya hibah dari Pemkot Yogya dan diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan. Shutle bus yang mampu menampung duabelas penumpang tersebut akan digunakan untuk membawa wisatawan keliling dalam beteng (jeron beteng) dan sekitar Keraton Yogyakarta. Mobil berjenis minibus ini bisa ditemukan di beberapa halte khusus seperti Parkir Ngabean, Keraton, Taman Sari, Taman pintar, taman parkir Senopati, dan Titik nol kilometer di daerah Malioboro. "Penumpang dapat mengakses shuttle wisata tersebut dari Taman Parkir Ngabean dan ada tiga halte pemberhentian yaitu, di Keraton, Taman Sari, dan Taman Parkir Senopati atau di depan Gedung Bank Indonesia" ungkapnya. Ketua Koperasi Forum Komunikasi Komunitas Alun-Alun Utara (FKKAU), Fuad Andreago mengungkapkan rasa syukurnya atas bertambahnya armada Si Thole. Stakeholder seharusnya bisa duduk satu meja, satukan visi untuk kemajuan wisata Yogya, shuttle Si Thole hanya sebagai salah satu altetnatif kendaraan wisata selain andong, becak, katanya usai peresmian armada baru tersebut di Lapangan Kridosono, Minggu pagi (30/6/2019). Ia mencritakan jika Koperasi FKKAU secara mandiri mengoperasionalkan Si Thole atau layanan shuttle wisata Jeron Beteng Keraton Yogyakarta sejak 2014 dengan memanfaatkan kendaraan minibus. Pada awal operasional, koperasi tersebut menjalankan 20 minibus, namun jumlahnya berkurang menjadi 11 armada. kelima Si Thole yang diberikan oleh Pemkot Yogya ini akan menunjang 11 armada yang sudah dimiliki sebelumnya katanya. Fuad mengatakan, armada yang tidak terlalu banyak tersebut menyebabkan layanan kepada wisatawan sedikit terhambat karena banyak wisatawan yang harus mengantre kendaraan. "Sekarang, ada tambahan lima armada baru dengan tampilan yang juga menarik. Mobilnya unik. Harapannya, wisata di Jeron Beteng Keraton Yogyakarta semakin gayeng", meriah," katanya Sementara, lanjutnya, untuk armada yang lama tetap dijalankan. "Armada yang lama kondisinya cukup bagus karena kami juga melakukan perawatan secara rutin," Ungkapnya. Meskipun memperoleh tambahan armada baru dengan tampilan yang unik, namun Fuad menegaskan tidak ada kenaikan tarif Si Thole yaitu tetap Rp5.000 per penumpang. Ada dua jenis tarif yang dikenakan. Pertama, untuk sekali jalan atau tujuan dibanderol tarif Rp 5.000. Ke dua, tarif Rp 10.000 untuk melintasi tiga titik pemberhentian. Untuk operasionalnya mulai pukul 08.00 sampai 22.00 WIB ujarnya. Saat ditanya jumlah wisatawan yang menggunakan shuttle tersebut, Ia mengungkapkan jika rata-rata penumpang yang memanfaatkan shuttle wisata Jeron Beteng mencapai 2.000 orang per hari. "Jumlah tersebut merupakan rata-rata dalam satu tahun. Harapannya, shuttle ini tidak hanya melayani wisata Jeron Beteng saja tetapi bisa masuk ke Malioboro dari Taman Parkir Abu Bakar Ali. Kami sudah mengajukan usulan itu," ujarnya. Sebagai salah satu pilihan bagi wisatawan, Si Thole diharapkan dapat mengambil peran dalam kemajuan industri wisata di Yogyakarta. Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan armada tersebut berasal dari hibah Pemerintah DIY yang kemudian oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dihibahkan ke Koperasi FKKAU untuk mendukung layanan Si Thole. "Harapannya, shuttle wisata tersebut bisa memberikan pelayanan terbaik ke wisatawan dan mendukung perkembangan pariwisata Yogyakarta, apalagi armada yang baru ini kapasitasnya pun cukup banyak sehingga dapat memberikan pelayanan ke wisatawan semakin baik.," katanya. Sedangkan untuk usulan rute baru, Walikota menyebut akan melakukan kajian dan mempertimbangkannya bersama pihak terkait. Kendaraan ini menjadi angkutan yang bersahabat bagi wisatawan karena Si Thole ini juga merupakan bagian dari pendukung pariwisata di Yogyakarta," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Ribuan Warga Ikuti Jalan Sehat Bank Jogja
Lebih dari sepuluh ribu nasabah PD BPR Bank Jogja dan Warga dari berbagai daerah di DIY mengikuti jalan sehat di stadion Kridosono Yogyakarta, Minggu, (30/6/2019). Kegiatan ini untuk memperingati hari ulang tahun PD BPR Bank Jogja ke-58. Dalam acara tersebut dilakukan pengundian hadiah utama yakni berupa dua unit mobil daihatsu ayla. Pada kesempatan tersebut Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti di daulat memutar undian berisi pin angka untuk menentukan pemenang dua mobil tersebut. Dalam penarikan undian tersebut Wahyu Karto Laksono warga Perum Nogotirta RT 09 RW 35 mendapatkan hadiah utama berupa satu unit mobil dari Bank Jogja. Direktur Utama Bank Jogja, Kosim Junaedi mengatakan, kegiatan tersebut menjadi ajang apresiasi bagi nasabah dan masyarakat melalui undian berhadiah. Pada kesempatan tersebut, pihaknya mengajak masyarakat yang belum menjadi nasabah agar segera menjadi nasabah Bank Jogja dan bersama Bank Jogja ikut membangun Kota Yogyakarta. Saat ini alhamdulillah berkat dukungan doa restu dari masyarakat dan Pemerintah Kota Yogya, Bank Jogja berhasil mengembangkan modal dari Pemerintah 100M menjadi asetnya saat ini 781M katanya. Ia berharap masyarakat menaruh kepercayaan besar dan setia kepada Bank Jogja untuk mengelolah keuangan mereka. "Mohon kiranya para nasabah tetap setia dengan bank Jogja dan bagi masyarakat luas yang belum menjadi nasabah kami berharap diberikan kepercayaan untuk bersama bank Jogja maju membangun Kota Yogyakarta ujarnya. Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan HUT Bank Jogja merupakan wujud syukur berupa apresiasi kepada seluruh nasabah yang tidak hanya dari Kota Yogya tapi juga dari wilayah DIY. "Dusia 58 ini diharapkan Bank Jogja tampil lebih fresh untuk melayani masyarakat. saya harap agar Bank Jogja terus tumbuh untuk menjadi Bank yang sehat, bukan hanya dari sisi capaian targetnya tetapi juga pelayanannya kepada masyarakat" ungkapnya. Ia mengungkapkan, jika pihaknya akan terus mendorong keberadaan Bank Jogja dalam mengembangkan sektor UMKM. Penambahan modal dari pemerintah harus diteruskan untuk kredit produktif dalam menumbuhkan usaha masyarakat. "Dari sisi kualitas kinerja yang terindikasi dari rasio-rasio keuangan, Bank Jogja dinyatakan pada posisi sangat sehat. Sektor UMKM juga harus ikut tumbuh," jelasnya Bagi warga yang memiliki masalah keuangan, lanjutnya, agar jangan ragu untuk datang ke Bank Jogja. "Pasti akan dibantu Bank Jogja khususnya bagi UMKM yang ingin mengembangkan usahanya bersama Bank Jogja" katanya. Walikota berharap agar Bank Jogja terus berinovasi meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai perusahaan daerah di bidang perbankan, Bank Jogja juga diminta untuk terus meningkatkan pelayanan. "Inovasi layanan yang dilakukan Bank Jogja turut berkontribusi kepada program pembangunan yang dilakukan oleh Pemkot, ujarnya Sementara untuk para pemenenang, Ia berpesan agar hadiah hadiah yang di berikan Bank Jogja semakin membawa berkah dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk aktifitas keluarga. "Kalau bisa jangan dijual karena ini merupakan satu kenangan dan berharap juga nantinya menggunakan bahan bakar non subsidi yaitu pertamax." katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Tekan Kasus Penyakit Tidak Menular, Kelurahan Cokrodiningratan Bentuk Posbindu
Bahaya kasus penyakit tidak menular akibat gaya hidup yang tidak sehat menjadi keprihatinan Pemerintah Kota Yogyakarta yang kemudian mendorong setiap wilayah membentuk Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) untuk meningkatkan kualitas kesehatan warganya, salah satunya adalah di Kelurahan Cokrodiningratan. Lurah Kelurahan Cokrodiningratan, Narotama mengatakan Posbindu tersebut dibentuk untuk memastikan warganya selalu sehat. Penyakit tidak menular sering dianggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya, padahal penyakit ini menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia, katanya disela-sela acara, Sabtu (29/6/2019) Ia menjelaskan sasaran utama dari layanan posbindu di wilayah Cokrodiningratan adalah memantau kondisi kesehatan warga usia 15 hingga 50 tahun, khususnya dari penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif. Pemeriksaan kesehatan rutin yang akan dilakukan meliputi penghitungan indeks massa tubuh untuk mengetahui apakah warga obesitas atau tidak, pengukuran tekanan darah, kolesterol, dan gula darah, dan berbagai pemeriksaan lain. Kami pun sudah memiliki kader kesehatan di tiap organisai perangkat daerah untuk memaksimalkan peran posbindu, katanya dilokasi. Kemudian, lanjutnya, warga yang dinyatakan kondisi kesehatannya kurang baik atau memiliki faktor risiko terkena penyakit seperti tekanan darah tidak normal, mengalami kegemukan atau status gizi buruk akan memperoleh konsultasi kesehatan. Penyakit-penyakit tidak menular sebenarnya bisa dihindari dengan pola hidup yang seimbang, menjaga pola makan dan kesehatan lingkungan. Jika ada salah satu indikator kesehatan yang dinyatakan kurang baik, maka warga tersebut bisa langsung melakukan tindakan pencegahan sejak dini, katanya. Sementara itu Wakil Walikta Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengapresiasi pembentukan layanan Posbindu di Kelurahan Cokrodiningratan. Menurutnya penyakit tidak menular dikhawatirkan akan menurunkan produktivitas sumber daya manusia dan generasi muda karena saat ini berbagai penyakit tersebut tidak hanya diderita penduduk usia tua, tetapi penduduk usia produktif. Perlu ada gerakan pola hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit tidak menular. Melalui posbindu ini, kami ingin memberikan contoh kepada masyarakat untuk terus menjalankan perilaku hidup sehat dan memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin, katanya. Ia menjelaskan jika kegiatan yang dilakukan di posbindu sejalan dengan paradigma kesehatan yang kini dikembangkan pemerintah yaitu meningkatkan upaya promotif dan preventif dibanding melakukan upaya kuratif atau rehabilitatif. Saat ini pun, penanganan penyakit tidak menular sudah memiliki standar pelayanan minimal (SPM). Kegiatan di posbindu adalah bentuk riil dari upaya preventif, katanya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota : Kampung Panca Tertib bisa akses Duit Kelurahan
Syawalan Keluarga Besar Gerakan Kampung Panca Tertib digelar Jumat, 28 Juni 2019 di Aula SMAN 11 Yogyakarta, Syawalan yang diprakasai oleh Forum Komunikasi Kampung Panca Tertib dan Satpol-PP Kota Yogyakarta, yang dihadiri oleh Wakil Walikota Yogyakarta, OPD, Muspika Jetis, lurah dan pengurus Kampung Panca Tertib se-Kota Yogyakarta. Syawalan sebagai wahana silaturahmi antar pengurus Kampung Panca Tertib sekaligus tukar menukar informasi kegiatan di masing-masing kampung. Gerakan Kampung Panca Tertib merupakan upaya untuk membangun kesadaran dan perilaku masyarakat menjadi sebuah budaya tertib dalam tata kehidupan di kampung-kampung. Dalam Sambutannya Kepala Satpol PP Kota Yogyakarta, Agus W. Menyampaikan Gerakan Kampung Panca Tertib yang digulirkan sejak tahun 2015 telah berhasil membangun kesadaran masyarakat di kampung dalam berperilaku tertib baik itu tertib daerah marka jalan, tertib bangunan, tertib usaha, tertib lingkungan dan tertib sosial. Perilaku tertib yang dibangun di kampung menyesuaikan dengan kebutuhan kampung, seperti kampung tertib lingkungan yang digerakkan melalui pemilahan dan pengolahan sampah di salah satu kampung. Guna mengukur dan menilai gerakan kampung Panca Tertib maka diadakan penilaian setiap tahun dalam bentuk Kampung Panca Tertib Award. Dengan demikian pergerakan dan kondisi setiap kampung Panca Tertib dapat kita pantau dan setiap permasalahan yang muncul di kampung dapat kita carikan solusi bersama. Dalam mengatasi permasalahan tersebut kami melakukan kerjasama lintas OPD, seperti dalam penguatan Kampung Tertib Administrasi kependudukan, yang bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Tertib Bangunan dengan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan. Harapannya melalui berbagai program dan strategi yang dilakukan maka pertumbuhan, perkembangan dan penguatan Kampoung Panca Tertib dapat dilakukan dengan terukur dan terarah sehingga perilaku tertib menjadi sebuah budaya di satu kampung. Hadir dalam Syawalan tersebut Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi yang membaur dengan warga masyarakat bersalam-salaman, maaf memaafkan. Menurut Heroe Poerwadi, Kampung Panca tertib akan dapat membuat Jogja menjadi Aman dan Nyaman di tiap-tiap kampung. Rasa aman akan membuat warga merasa nyaman, dan rasa nyaman akan berdampak pada peningkatan produktifitas warga, misal dalam melakukan aktifitas berwira usaha dengan kondisi lingkungan yang kondusif (aman-nyaman) maka usaha akan menjadi lancar dan semangat dalam bekerja pun meningkat. Lebih lanjut disampaikan bahwa Forum Komunikasi Kampung Panca Tertib dapat mengakses dana yang ada di kelurahan melalui rembug kampung atau Musrenbang di setiap Kelurahan. Di Kelurahan ada dana Kelurahan yang bisa mencapai lebih dari 1 miliar yang digunakan untuk mengatasi permasalahan dan mengembangkan pembangunan kelurahan. Semisal permasalahan yang muncul adalah sampah maka Forum Kampung Panca Tertib yang bergerak dalam tertib lingkungan melalui pengelolaan sampah dapat mengakses dana tersebut untuk pengadaan teknologi tepat guna dalam pengolahan sampah. Misal yang muncul adalah tertib bangunan maka selain tertib secara administrasi bangunan juga bisa didesain menjadi sebuah kawasan yang unik dan menarik, misal kawasan lorong hijau. Berbagai konsep dan gagasan yang dibahas dalam musrenbang akan menghasilkan sebuah perencanaan pembangunan jangka panjang dalam sebuah Rencana Strategis di setiap kampung yang disusun berdasarkan kebutuhan bukan asal rata. Rencana strategis di kampung-kampung dalam setiap kelurahan akan menguatkan kampung baik dari sisi ketertiban, budaya bahkan ekonomi akan terdongkrak yang berujung pada peningkatan pendapatan dan pengurangan angka kemiskinan. Dengan demikian dana Kelurahan akan menjadi TEMOTO, TEMONJO, ISO DIRASAKKE (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Wakil Walikota : KTA Pramuka bisa untuk menabung di Bank
Pramuka Kwartir Cabang Kota Yogyakarta menyelenggarakan Halal bil halal pada hari Sabtu, 29 Juni 2019 jam 10 di Ruang Truntum Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Halal bil halal yang dihadari oleh Pengurus Kwarcab, Saka, UKM Pramuka Perguruan Tinggi, Pembina dan andalan cabang berlangsung meriah. Dalam kesempatan tersebut Kakwarcab yang juga Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan sambutannya, bahwa Pramuka sebagai salah satu pilar pemberdayaan generasi muda merupakan agen perubahan. Sebagai agen perubahan Pramuka dituntut tanggap dan tangguh dalam menghadapi perubahan tantangan jaman, terlebih di era Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang ditandai dengan kehadiran web 4.0. Sikap tanggap berupa kemampuan beradaptasi terhadap setiap perubahan, sedangkan tangguh merupakan kemampuan kita dalam mengantisipasi perubahan dan menjadikan Pramuka mampu bersaing sebagai pilihan utama pemberdayaan pemuda. Oleh karena itu melalui kerjasama dengan bank kita buat program Kartu Tanda Anggota/KTA Pramuka yang dapat dipergunakan untuk menyimpan uang di Bank (menabung). Selain untuk menabung KTA tersebut juga bisa digunakan untuk meminjam buku di Perpustakaan. Harapan kami melalui program tersebut akan mampu menarik minat generasi muda untuk aktif di pramuka dan membangun budaya menabung serta literasi. Dalam kesempatan halal bil halal atau syawalan tersebut Ustadz Ikhsan memberikan siraman rohani, bahwa syawalan ini merupakan budaya islam yang berkembang di Indonesia. Melalui syawalan kita dapat saling bersilaturahmi dan maaf memaafkan serta mendapatkan pencerahan dalam tausiyah didalamnya. Perkembangan Islan di Indonesia bersinergi dengan budaya yang ada pada saat itu. Sebagaimana kita ketahui bahwa Masjid yang dibangun para wali, didesain dengan atap susun tiga, yang dapat dimaknai sebagai Aqidah, Syariah dan Akhlakul Karimah. Seseorang yang telah mengamalkan akidah dengan meletakkan iman di hati dan melakukan ibadah dalam kesehariannya, akan tercermin dalam perilaku mulia, selaras dengan Hablu Minalloh dan Habblu Minnas yang menjadikan Islam sebagai Rahmatanm lil alamin. Dalam Konteks tersebut maka yang dipasang diatas atap Masjid bukan kubah melainkan bentuk daun kluweh yang melambangkan orang yang linuweh. Orang linuweh adalah orang yang mampu menempatkan dirinya sebagai abdi Alloh SWT yang telah beribadah secara vertical dan horizontal sehingga keberadaannya bermanfaat untuk masyarakat di sekitarnya. (ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Jadi Tuan Rumah, Kota Yogya Targetkan Juara Umum Porda 2019
Kota Yogyakarta akan menjadi tuan rumah dalam Porda (Pekan Olahraga Daerah ) di tahun 2019. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menargetkan kontingen Kota Yogya jadi juara umum pada gelaran dua tahun ini. Menurut Walikota, Kota Yogyakarta sudah melakukan persiapan yang matang, sinergi antara Pemkot dan KONI serta pengurus cabang olahraga juga semakin ditingkatkan. "Termasuk terus menggalang kekuatan, konsistensi dan stabilitas atlet. Dengan langkah ini dapat menjadi bekal atlet Kota Yogyakarta saat mengikuti Porda yang akan dilaksanakan pada 10 Oktober 2019 mendatang. Sehingga target juara umum dapat tercapai" ungkap Walikota saat membuka Gathering Porda, Kamis (27/6/2019) malam di hotel Aston. Dalam event tersebut Kota Yogyakarta akan menurunkan 700 atlet. "Para Atletpun sudah di bina sejak jauh hari, seperti mengadakan pemusatan latihan di tahun 2018 silam, sehingga saat tanggal penetapan datang, para atlet telah siap di masing-masing nomor"ungkapnya Selain fokus pada raihan juara umum, lanjut Walikota, kini Pemkot Yogyakarta tengah fokus mempersiapkan acara pembukaan megah Porda 2019. Pihaknya ingin pembukaan megah tersebut menjadi event yang dapat memberikan hiburan untuk masyarakat, atlet maupun pelatih. "Ini yang menjadi perbedaan antara Porda tahun 2017 dan 2019, kalau 2017 hanya ada olahraga. Tahun 2019 ada hiburannya, ini juga menjadi rangkaian ulang tahun Kota Yogyakarta, bisa meningkatkan sisi ekonomi,"tuturnya. Dengan diadakannya Porda 2019, Walikota berharap masyarakat di DIY dapat menyaksikan dan mendukung para atlet. Ia pun menghimbau kepada para suporter agar tidak melakukan aksi tawuran sesama suporter lain. "Justru dengan adanya Porda 2019 ini harapanya bisa merekatkan para atlet dan suporter," katanya. Mendukung target Walikota, Ketua umum Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia (Perbasi ) Kota Yogya, Andreas Candra Wibowo, mengatakan jika Tim basket Kota Yogyakarta siap menyapu bersih 4 medali emas. Perbasi Kota Yogya sudah menyiapkan 12 pebasket putra dan 12 pebasket putri serta 4 pemain putra dan 4 pemain putri" katanya. Untuk mengamankan target 4 medali emas tersebut, lanjutnya, para pebasket Kota Yogyakarta harus bisa tampil maksimal dan bisa mengatasi saingan terberat mereka dari Sleman dan Bantul. "Saingan terberat tim basket Kota Yogya dalam Porda DIY nanti adalah Sleman dan Bantul," pungkasnya. (Han)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Yogyakarta : Jukir Nuthuk ditindak
Satgas Sapu bersih Pungutan liar (SABER PUNGLI) OPP DIY menggelar Sosialisasi dan Supervisi Saber Pungli UPP DIY di Kota Yogyakarta, dengan topik "Penanganan Permasalahan Parkir Dan Retribusi Pariwisata di Kota Yogyakarta" di Hotel jambu luwuk, pada Kamis, 27 Juni 2019. Sosialisasi ini dimaksudkan untuk membangun kesamaan pandang tentang adanya potensi pungli dalam parkir dan retribusi pariwisata. Dengan diketahuinya potensi dan peta kerawanan pungli maka akan diperoleh solusi untuk antisipasinya. Sosialisasi dengan nara sumber : Wakapolresta Yogyakarta/Ketua Saber Pungli Kota Yogyakarta dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan dihadiri oleh, Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, Polresta, inspektorat, OPD dan tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, AKBP Abdul Wahid, SPd. MM, yang mewakili Irwasda Polda DIY/Ketua Saber Pungli UPP DIY menyampaikan bahwa, Pungli atau Pungutan liar adalah Pungutan di tempat yang seharusnya tidak ada biaya dikenakan atau di pungut di lokasi atau pada kegiatan tersebut tidak sesuai ketentuan. Pungli bisa berupa : Suap, Pemerasan, Menerima hadiah atau janji, Memberikan hadiah atau janji; dan Gratifikasi. Dalam lingkungan pemerintah Daerah pungli bisa terjadi pada kegiatan : Perijinan, hibah dan bantuan sosial, kepegawaian, pendidikan, dana desa, pelayan public dan pengadaan barang dan jasa. Di Kota Yogyakarta salah satu yang rawan terjadinya pungli dalam pelayanan publik adalah Parkir (parkir di tempat hiburan, perbelanjaan, dan kegiatan masyarakat) dan Pariwisata (retribusi masuk dan parkir di obyek wisata). Guna mengantisipasi Pungli, Saber Pungli UPP DIY melakukan strategi Pre emtif, Preventif dan Represif. Pre emtif berupa pembinaan berupa sosialisasi membangun gerakan masyarakat anti pungli, pemda bebas pungli, membangun budaya anti pungli. Untuk Preventif atau pencegahan dengan melakukan pemetaan daerah rawan pungli, Mengoptimalkan fungsi satuan pengawasan internal dan Mengoptimalkan sistem pelayanan publik yang prima berbasis teknologi informasi. Sedangkan Representif atau penegakan hukum berupa pemberian sanksi atau hukuman yang selaras dengan undang-undang. Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta telah menindaklanjuti Peraturan Presiden dan Peraturan Gubernur dengan membentuk Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Kota Yogyakarta melalui Keputusan Walikota Yogyakarta, nomor : 511 tahun 2016 tentang pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar Kota Yogyakarta. Sebagai destinasi wisata, yang memiliki kesenjangan antara luas lahan parkir dan jumlah kendaraan wisatawan yang masuk ke Kota Yogyakarta, dibangunlah kantong parkir dan dilakukan rekayasa lalu lintas. Meski demikian parkir menjadi kendala dan memunculkan adanya lahan parkir swasta. Di lahan parkir swasta inilah yang memungkinkan terjadinya pungli, dimana tarif yang dikutip tidak sesuai dengan tarif yang ada dalam PERDA. Seperti halnya ketika ada libur panjang dan lokasi parkir di obyek wisata tidak mampu menampung kendaraan yang parkir. Akibatnya banyak kendaraan yang di parkir di tepi jalan umum atau halaman warga, dan disinilah terjadi pungli (tarif parkir nuthuk). Mensikapi masalah itu Pemkot telah membuat program aduan wisatawan/warga melalui SMS/WA agar setiap orang yang berkunjung ke Yogya merasa aman dan nyaman. Bagi Wisatawan/masyarakat yang dikutip biaya parkir tidak sesuai Perda atau belanja kuliner dithuthuk bakul juga bisa lapor melalui SMS/WA aduan. Setiap laporan kami respon cepat dan bagi pelaku kami kenai sanksi tegas. Selain aduan kami juga melakukam pendampingan pada pelaku pariwisata dan juru parkir, agar ada kesamaan pandang dalam menjaga pariwisata di Kota Yogyakarta yang aman dan nyaman. (Ant)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Aplikasi Nglarisi Resmi Diluncurkan, Pesan Snack Tinggal Klik
Kabar manis datang untuk para penyedia jasa kuliner di Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta secara resmi telah meluncurkan aplikasi Nglarisi di Balaikota Yogyakarta, Kamis (27/6/2019). Dengan diluncurkannya aplikasi ini sangat memudahkan para penyedia jasa kuliner di Kota Yogyakarta untuk lebih gencar memasarkan produknya. Tidak dipungut biaya alias gratis, warga Yogyakarta bisa memanfaatkan aplikasi ini melalui layanan Jogja Smart Service (JSS) yang bisa didownload di Google Play Store. Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menerangkan, aplikasi Nglarisi ini merupakan bagian dari program Gandeng " Gendong yang bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan di Kota Yogyakarta. "Melalui progam ini kami mengajak masyarakat untuk ikut terlibat dalam kegiatan pemerintah yakni dengan menyediakan layanan snack untuk kegiatan rapat, total ada anggaran 42 miliar," jelasnya. Meski begitu, Pihkanya berharap para Penyedia jasa kuliner yang merupakan UMKM bisa memenuhi standart dan kriteria yang telah ditentukan. "Kami menggandeng BPD DIY untuk menjembatani, jadi setelah kita klik memesan snack, dengan aplikasi pembayaran yang disediakan BPD DIY maka pembayarannya bisa realtime, langsung diterima para pelaku UMKM," ungkap Haryadi. Pihkanya berpesan agar para pelaku UMKM kuliner Kota Yogyakarta melibatkan dirinya untuk menjaga kualitas barang yang disediakan untuk menjadi pilihan para Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dalam kesempatan yang sama Wakil Wlaikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menambahkan, hingga saat ini sudah ada 104 kelompok yang sudah terdaftar dengan total 1.403 anggota. Dari jumlah tersebut, yang masuk KMS sebanyak 400 orang. Heroe menjelaskan, dengan begitu sebenarnya 104 kelompok ini telah menjual produknya keluar secara umum, tidak hanya terpusat untuk memenuhi kebutuhan snack Pemerintah Kota Yogyakarta dalam hal ini OPD. "Ini bukti tahapan maju setelah satu tahun program gandeng gendong diluncurkan, sehingga ini sudah berada pada tahapan kedua yakni melayani masyarakat," imbuhnya. Terkait dengan realisasinya, Heroe mengaku belum mencapai angka yang terlalu besar karena bersamaan dengan bulan Ramadhan dan libuaran jadi masih kecil sampai pertengahan tahun ini. "Sampai bulan Juni ini belum sampai pada angka Rp.1 miliar, ami berharap bisa lebih Rp.2 miliar," tandasnya. Dengan aplikasi Ngalirisi ini, sambungnya, Pihkanya juga bisa melakukan monitoring OPD mana saja yang tidak melakukan pemesanan snack melalui aplikasi ini. "Jadi sangat lebih mudah untuk melakukan monitoring," imbuhnya. Direktur Umum BPD DIY Santoso Rohmad, menjanjikan bahwa melalui aplikasi Nglarisi, tidak ada lagi penundaan pembayaran pesanan. Selama ini, sistem yang berlaku adalah penyedia jasa boga mengirim pesanan terlebih dulu baru mendapatkan uang pembayaran yang diterima sekitar 3-5 hari setelah transaksi. "Kita tindaklanjuti cara pembayaran. Nanti akan menggunakan mobile banking BPD DIY maupun ATM. Ini realisasi transaksi nontunai. Beli snack, langsung bayar saat itu juga. Tidak ada penundaan pembayaran, paparnya. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Walikota Tegaskan Wilayah Balaikota Tanpa Narkoba dan Miras
Bersamaan dengan peringatan Hari Anti Narkotika Internasional, Kota Yogyakarta mempertegas komitmen memberantas peredaran dan penggunaan narkoba dengan meluncurkan gerakan "Kompleks Balaikota Yogyakarta Tanpa Narkoba dan Miras", Rabu (26/6/2019). Diresmikan langsung oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, gerakan ini diharapkan mampu memberantas sekaligus membebaskan Kota Yoyakarta dari ancaman bahaya narkoba. "Komitemen kita ini jelas, bahwa gerakan ini dimulai dari lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta dulu, kita mulai dari tempat kita bekerja dulu agar bersih narkoba," ucap Haryadi usai menghadiri upacara Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional di Balaikota. Untuk itu, pihaknya berencana akan memasang papan peringatan di setiap batas kota dan setiap gedung Pemerintah Kota Yogyakarta. Selain untuk mempertegas, hal itu juga sebagai peringatan keras. "Termasuk juga gedung - gedung sekolah dan Perguruan Tinggi di wilayah hukum Kota Yogyakarta agar dibuatkan surat edaran untuk ikut mencanangkan wilayah untuk menjadi wilayah tapa narkoba," jelas Haryadi. Haryadi menegaskan, bahwa gerakan tersebut bukan hanya sebatas slogan saja. Haryadi berkomitmen untuk menindak tegas semua pihak yang terjerat narkoba di wilayah hukum Kota Yogyakarta. " Ini bukan hanya slogan, kalau memasuki wilayah yang sudah jelas tanpa narkoba dan miras, tapi diketahui membawa barang haram tresebut maka jelas pelakunya akan terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT)," tandasnya. Menindak lanjuti gerakan tersebut, direncanakan akan digiatkan lagi operasi dadakan di wilayah Pemerintah Kota Yogyakarta. "Operasi dadakan saja, bukan rutin agar hasilnya lebih maksimal," imbuhnya. Dengan gerakan ini, Ia optimis akan mampu mempersempit peredaran ruang gerak bandar dan pengguna khususnya di wilayah Kota Yogyakarta. Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY Triwarno Atmojo menyambut baik hal itu. Menurutnya peredaran narkoba di Indonesia masih sangat masif. "Untuk itulah kami terus memperkuat pencegahannya, dengan melalui membentuk gerakan seperti yang dicanangkan Kota Yogyakarta, lingkungan Kantor Walikota ini bersih dari narkotika," ucapnya. Pihaknya akan terus memperkuat gerakan anti narkoba untuk memutus bertemunya pengedar dan pengguna. Sehingga, yang sedang Ia kuatkan saat ini adalah penggunannya dicegah, supaya barang dagangan tidak laku dijual. Pihaknya juga mengajak daerah lain untuk melakukan gerakan yang sama, hal itu sesuai dengan Intruksi Presiden Nomor 6, bahwa semua kementerian dan lembaga sampai dengan tingkat Gubernur, Kota dan Kabupaten harus merencanakan program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional di Wilayah DIY dipusatkan di Kota Yogyakarta dengan tema Milenial Sehat Tanpa Narkotika, Menuju Indonesia Emas. Upacara digelar di Halaman Balikota dengan di ikuti sejumlah Kepala Daerah dan Pejabat Forkopimnda. Turut hadir Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta, Kepala BNNP DIY. (Tam)
Senin 00/00/0000 00:00 WIB | oleh Warta
Lomba Macapat Semarakkan HALUN
Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HALUN) yang ke-23, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Sosial menggelar lomba macapat yang diikuti oleh lansia Kota Yogyakarta. Kepala Dinas Sosial, Agus Sudrajat berharap kegiatan ini dapat turut serta melestarikan kebudayaan Jawa. "Selain memeriahkan Hari Lanjut Usia, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk nguri-uri kabudayan Jawa" Tutur Agus ketika membuka pelaksanaan lomba, Rabu (26/6) pagi di Ruang Rapat Dinas Kominfosandi. Lebih lanjut, Agus mengungkapkan, Yogyakarta merupakan kota dengan harapan hidup paling tinggi se-Indonesia, menurut Agus, hal tersebut tak lepas dari kebiasaan macapatan yang sering dilakukan lansia di Yogyakarta. "Macapat bisa diartikan sebagai maca papat atau membaca empat keselarasan bababgan jiwo, roso, rogo, pranoto. Macapat juga dapat melatih diri supaya tidak pikun," Tambah Agus. Lomba ini sendiri diikuti oleh 14 lansia dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Setiap peserta membawakan satu sekar wajib, yakni dhandanggula pasowanan laras slendro sanga serta sekar pilihan yaitu pangkur dhudhakasmaran pelog bem dan asamradana slobog pelog barang. Dewan juri terdiri dari paguyuban macapat Sleman dan Kota Yogyakarta, serta Pamulangan Macapat Kraton "Penilaian dilakukan terhadap dasar suara, teknik nyekar, dan unggah-ungguh" Terang salah satu juri, KMT Gunawan Dwiyowijoyo. Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial, Irianto Edi Purnomo mengatakan, pemenang lomba ini nantinya akan tampil di puncak acara Hari Lanjut Usia Nasional ke-23, Minggu (30/6) mendatang. "Pemenang nantinya akan tampil di peringatan HALUN supaya bisa dipirsani oleh 1.300 peserta" Imbuhnya. (ams)